cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education
ISSN : 25986759     EISSN : 25986759     DOI : -
Core Subject : Education,
JOHME is an online scientific journal designated as a medium for communication among redeemed Christian scholars who practice the integration of faith and learning based on a broader and holistic understanding of the Bible's Grand Narrative as the ultimate telos of all education curriculum, including mathematics education. It is committed to publishing high quality articles about research, teaching, philosophy, and curriculum development which show holistic approaches in mathematics education.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2018): DECEMBER" : 6 Documents clear
PENGGUNAAN APLIKASI CLASS123 SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN PERILAKU SISWA KELAS XII IPA DI SUATU SMA DI KOTA TANGERANG [THE USE OF THE CLASS123 APPLICATION AS AN ATTEMPT TO IMPROVE GRADE 12 SCIENCE STUDENTS’ BEHAVIORAL ENGAGEMENT IN A HIGH SCHOOL IN TANGERANG] Kaensige, Aprilia Loisita; Yohansa, Meicheil
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 2 No. 1 (2018): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v2i1.940

Abstract

Student behavioral engagement is one of the determinants of a lesson succeeding. The development of sophisticated technology affects students nowadays. Teachers should see these facts as opportunities to create interesting lessons in order to increase students’ engagement in class. Based on observations made in a class of grade 12 science track students in a high school in Tangerang, it was found that students were passively engaged and uninvolved in learning. Therefore, as an effort to improve students’ behavioral engangement, the researcher used an instructional media-based classroom management application with a variety of interesting features called Class123. The purpose of this research was to investigate when and how to use the Class123 application to improve students’ behavioral engagement. The research methodology was the Class Action Research (CAR) model from Kemmis and McTaggart which took place within two cycles involving 20 students. The instruments used were an observation checklist sheet, an interview sheet, and a questionnaire. The research showed that the Class123 can improve students’ behavioral engagement.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Keterlibatan perilaku siswa adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu pembelajaran. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan eratnya dengan pelajar masa kini, seharusnya menjadi suatu kesempatan yang besar bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa di dalam kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas XII IPA di suatu SMA di Kota Tangerang, ditemukan bahwa siswa-siswa cenderung pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai upaya meningkatkan keterlibatan perilaku siswa, maka peneliti menggunakan media pembelajaran yang berbasis aplikasi manajemen kelas dengan berbagai fitur yang menarik yaitu aplikasi Class123. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa dan bagaimana menggunakan aplikasi Class123 dapat meningkatkan keterlibatan perilaku siswa kelas XII IPA di suatu SMA Kota Tangerang. Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan McTaggart yang berlangsung dalam dua siklus dengan melibatkan 20 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi checklist, lembar wawancara, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi Class123 dapat meningkatkan keterlibatan perilaku siswa. 
THE ACTS OF ACADEMIC DISHONESTY IN A CHRISTIAN SCHOOL Anditya, Novia Hoki; Panggabean, Meicky S; Hidayat, Dylmoon
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 2 No. 1 (2018): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v2i1.952

Abstract

The problem of academic dishonesty is a common problem in academia, but it is a serious problem that needs to be solved. Academic dishonesty, as the opposite of academic integrity, is the condition where students carryout their academic work (i.e., assignments and tests) dishonestly. From a Christian perspective, when students truly know Christ and have integrity in their lives, problems like academic dishonesty should not exist because students are supposed to live out their Christian values. In the brokenness of this world, these problems still happen even in Christian academic institutions. The purpose of this paper is to examine the factors causing academic dishonesty and other problems resulting from academic dishonesty, determine how to deal with acts of academic dishonesty, and suggest some ways to prevent academic dishonesty. To deal with academic dishonesty, the authors suggest some ways that are adapted from the PDCA (Plan-Do-Check-Action) theory, also known as The Deming Cycle. Ultimately, helping students act with academic integrity, instead of with academic dishonesty, requires the involvement of everyone in the school, including students and parents.  BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Masalah ketidakjujuran akademik adalah masalah umum yang terjadi dalam bidang akademik, tapi masalah ini adalah masalah serius yang harus diselesaikan. Ketidakjujuran akademik adalah lawan dari integritas akademik yaitu kondisi ketika siswa mengerjakan berbagai aktivitas mereka di bidang akademik (seperti tugas dan ujian) secara tidak jujur. Dari perspektif Kristen, ketika siswa mengenal Kristus dan memiliki integritas dalam hidup mereka, masalah ketidakjujuran akademik seharusnya tidak pernah ada lagi dalam sekolah Kristen, karena siswa seharusnya hidup berdasarkan nilai tersebut. Kenyataannya dalam kejatuhan dunia ini, masalah ketidakjujuran akademik masih terjadi bahkan di institusi pendidikan Kristen. Kajian literatur ini memiliki tujuan untuk menguji berbagai faktor pernyebab masalah ketidakjujuran akademik, masalah lain akibat perbuatan ketidakjujuran akademik, bagaimana menangani masalah ketidakjujuran akademik, dan beberapa saran untuk mencegah masalah ketidakjujuran akademik. Untuk menangani masalah ketidakjujuran akademik, penulis menyarankan beberapa langkah yang diambil dari teori PDCA (Plan-Do-Check-Action) yang juga dikenal sebagai siklus Deming. Dari semuanya itu, mencegah kemungkinan yang membuat siswa melakukan tindakan ketidakjujuran akademik perlu dilakukan oleh guru, sekolah, dan semua orang yang terlibat dalam dunia akademik termasuk orang tua.
PENERAPAN MODEL INTEGRASI BIBLIKA BRYAN SMITH TAHAP 2 PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN WAWASAN KRISTEN ALKITABIAH (WAK) SISWA KELAS XI IPA-2 DI SUATU SMA DI TORAJA [THE IMPLEMENTATION OF THE BRYAN SMITH STAGE 2 BIBLICAL INTEGRATION MODEL IN LEARNING MATHEMATICS TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF A BIBLICAL CHRISTIAN WORLDVIEW (BCW) OF GRADE 11 SCIENCE-2 STUDENTS IN A HIGH SCHOOL IN TORAJA] Adhi, Yoel; Winardi, Yonathan; Listiani, Tanti
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 2 No. 1 (2018): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v2i1.979

Abstract

This article discusses the problem of students’ poor understanding of a Biblical Christian Worldview (BCW) as related to their learning mathematics. The problem was discovered through tests and observations that the researcher conducted in a class of grade 11 Science-2 students at a high school in Toraja. The pre-cycle result showed that 23 students had a poor BCW understanding of mathematics. To improve students’ BCW understanding of mathematics, the researcher implemented the Bryan Smith Stage 2 Biblical Integration Model. The instruments that were used were teacher-mentor and peer-teacher observation sheets, student questionnaires, and simple understanding tests. Results showed improvements on the indicator of Creation from 96,2% in the first cycle to 100% in the second cycle, the indicator of Fall 100% in the first and the second cycles, and the indicator of Redemption from 88.8% in the first cycle to 92.5% in the second cycle. Over all, it could be concluded that the implementation of the Bryan Smith Stage 2 Biblical integration model could improve students’ BCW understanding in learning mathematics.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Artikel ini membahas permasalahan mengenai pemahaman Wawasan Kristen Alkitabiah (WAK) siswa yang rendah pada pembelajaran Matematika. Permasalahan tersebut ditemukan berdasarkan observasi dan tes yang dilakukan oleh peneliti di Kelas XI IPA-2 di suatu SMA di Toraja. Hasil prasiklus menunjukkan bahwa 23 siswa memiliki pemahaman BCW yang rendah pada pembelajaran Matematika. Untuk meningkatkan pemahaman BCW siswa pada pembelajaran Matematika, maka penelitian ini menerapkan integrasi Alkitab model Bryan Smith tahap 2. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi guru mentor dan teman sejawat, lembar angket siswa, serta lembar tes pemahaman sederhana. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat dilihat peningkatkan pada indikator Creation dari 96,2 % di siklus I menjadi 100% di siklus II, indikator Fall 100% di siklus I dan siklus II, serta indikator Redemption dari 88,8% di siklus I menjadi 92,5% di siklus II. Secara keseluruhan penelitian menyimpulkan bahwa penerapan model integrasi Bryan Smith tahap 2 dapat meningkatkan pemahaman BCW siswa pada pembelajaran Matematika.
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL (SI) DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VIII SMPK KALAM KUDUS YOGYAKARTA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA [THE RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE (SI) AND COGNITIVE LEARNING OUTCOMES OF GRADE 8 STUDENTS SMPK KALAM KUDUS YOGYAKARTA IN LEARNING MATHEMATICS] Sagala, Prima V; Wibawanta, Budi; Appulembang, Oce Datu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 2 No. 1 (2018): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v2i1.1021

Abstract

Spiritual intelligence is intelligence that motivates human beings to discover the meaning and purpose of life and encourages growth in creativity, morals and character. One factor that affects learning outcomes is spiritual intelligence. This research aims to see the correlation between spiritual intelligence (SI) and students’ cognitive learning outcomes. The research method used was a quantitative causal correlational with a saturated sampling technique (sample member is the same as population member). The data was collected by using a questionnaire to measure students’ spiritual intelligence and a test to measure students’ cognitive learning outcomes. Product Moment Correlation was used to test the instrument’s validity while Alpha Cronbach and Guttman Split Half was used to test the instrument’s reliability. Rank Spearman was used to calculate the coefficient correlation. All the data was analyzed using SPSS 20. The research showed that there is positive correlation between students’ spiritual intelligence and their cognitive learning outcomes (r = 0.2317).BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Kecerdasan spiritual (SI) merupakan kecerdasan yang mendorong manusia menemukan makna dan tujuan hidup serta mendorong bertumbuh dalam kreativitas, moral, maupun karakter. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah kecerdasan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kecerdasan spiritual dengan hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran Matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif kausal korelasional.Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan angket untuk mengukur variabel kecerdasan spiritual dan tes untuk mengukur variabel hasil belajar kognitif siswa. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi product moment dan reliabilitas instrumen menggunakan alpha cronbach’s serta guttman split half. Uji koefisien korelasi menggunakan rumus rank spearman dan menggunakan SPSS 20 untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan spiritual dengan hasil belajar kognitif siswa (r = 0.2317)
LEARNING TRAJECTORY OF QUADRATIC INEQUALITY Tamba, Kimura Patar; Saragih, Melda Jaya; Listiani, Tanti
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 2 No. 1 (2018): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v2i1.1202

Abstract

A learning trajectory offers a description of key aspects in planning mathematics learning. It also helps teachers follow and interpret students’ mathematical thinking, so that learning can be developed in accordance with the characteristics of students, and even become a tool for teachers to develop curriculum. There are three main components of learning trajectory: learning goals, learning activities, and hypothetical learning processes. In this article, we constructed a learning trajectory of the quadratic inequality. This qualitative study used didactical design research with 105 grade 10 students as the participants. In the prospective analysis step, didactic design, learning obstacle, and quadratic inequality system were analyzed. Based on the results of this analysis, we constructed hypothetical learning trajectories in the form of didactical design. Then, hyphothetical learning trajectories were implemented in the learning process. Student’s responses were analyzed qualitatively. Results of this analysis were used to revise the learning trajectory in order to obtain alternative trajectory learning outcomes of theoretical and empirical analysis. Finally, this article offers an alternative learning trajectory of quadratic inequalities that are different from the existing learning trajectories presented in the current textbook. The learning trajectory that is offered is the learning quadratic inequality which starts from the function approach. BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Learning trajectory (LT) menawarkan sebuah deskripsi akan aspek kunci dalam perencanaan pembelajaran matematika. LT juga membantu guru belajar dalam mengikuti dan menginterpretasi cara berpikir matematisnya siswa, sehingga pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan karateristik siswa, bahkan menjadi alat bagi guru untuk mengembangkan kurikulum.  Ada tiga komponen utama dari learning trajectory, yaitu: tujuan pembelajaran (learning goals), kegiatan pembelajaran (learning activities) dan hipotesis proses belajar siswa (hypothetical learning process). Dalam artikel ini akan dikonstruksi sebuah LT pertidaksamaan kuadrat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan didactical design research. Adapun partisipan sebanyak 105 siswa kelas X. Pada awal penelitian ini, dilakukan analisis propektif yaitu analisis atas materi pertidaksamaan kuadrat, hambatan belajar dan tingkat berpikir siswa. Kemudian dari hasil analisis ini disusunlah Hipotetical Learning Trajectories yang berupa desain didaktis. Desain didaktis berdasarkan Hypotetical Learning Trajectories ini diimplementasikan dalam pembelajaran. Respon siswa dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis ini digunakan untuk merevisi Learning Trajectory, sehingga diperoleh Learning Trajectory alternatif hasil analisis teoritik dan empirik. Akhirnya, artikel ini menawarkan sebuah alternatif learning trajectory pertidaksamaan kuadrat yang berbeda dengan learning trajectories yang ada pada buku pelajaran sekarang. Learning trajectory yang ditawarkan adalah pembelajaran pertidaksamaan yang dimulai dengan pendekatan fungsi. 
HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS X IPA BASIC SMA ABC PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA [ON THE RELATIONSHIP BETWEEN CREATIVITY AND COGNITIVE LEARNING OUTCOMES OF GRADE 10 BASIC SCIENCE HIGH SCHOOL STUDENTS IN MATHEMATICS LEARNING] Banjarnahor, Evander; Winardi, Yonathan; Dirgantoro, Kurnia Putri Sepdikasari
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 2 No. 1 (2018): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v2i1.1268

Abstract

Creativity is a very important aspect of learning, including learning mathematics, because creativity helps students in problem solving. This article is an associative quantitative correlational research to determine the relationship between creativity and cognitive learning outcomes of students in grade 10 (basic science track) at a high school in Tangerang. Data collection techniques were carried out by questionnaires and tests. The questionnaire obtained data on the students' creativity and the tests gathered data on the students' cognitive learning outcomes. The results of the study showed that the creativity of the students were categorized as (1) high (14.29%) , (2) quite high at 55.10%, (3) fair (26.53%) and (4) low (4.08 %). For the cognitive learning outcomes, students were categorized as (1) high (44.90%), (2) quite high (28.57%), (3) average (22.45%) and (4) low (4.08%). This study shows that there is a positive and significant association (r = 0.372, p = 0.004) between creativity and cognitive learning outcomes of these grade 10 students presented by the regression equation Y = 9.908 + 0.638 X.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Kreativitas merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran matematika, karena kreativitas membantu siswa dalam pemecahan masalah.  Artikel ini merupakan suatu penelitian kuantitatif asosiatif korelasional untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kreativitas dengan hasil belajar kognitif siswa kelas X IPA Basic SMA ABC Tangerang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket dan tes. Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai kreativitas siswa dan tes untuk memperoleh data mengenai hasil belajar kognitif siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kreatifitas siswa kelas X IPA Basic SMA ABC Tangerang dapat dikategorikan sebagai (1) tinggi (14,29%), (2) cukup tinggi (55,10%), (3) rata-rata (26,53%) dan (4) rendah (4,08%). Sedangkan hasil belajar kognitif siswa kelas X IPA Basic SMA ABC  Tangerang dapat dikategorikan sebagai (1) tinggi (44,90%), cukup tinggi (28,57%), rata-rata (22,45%) (4) rendah (4,08%). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat asosiasi positif dan signifikan ( r = 0.372, p = 0.004) antara kreativitas dengan hasil belajar kognitif siswa kelas X IPA Basic SMA ABC, yang dinyatakan dengan persamaan regresi.

Page 1 of 1 | Total Record : 6