cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics)
ISSN : 23033045     EISSN : 2503183X     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) abbreviated IJND (p-ISSN 2303-3045 and e-ISSN 2503-183X) is a peer-reviewed scientific journal publishing updated research and non-research articles in the area of nutrition and dietetics. This journal is published three times annually (January, May, and September) by Alma Ata University Press in collaboration with Indonesian Nutrition Association (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014" : 5 Documents clear
Status gondok berhubungan dengan pola menstruasi dan kejadian anemia pada wanita usia subur di daerah endemik GAKY Ori Pertami Enardi; Untung S. Widodo; Detty Siti Nurdiati
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.003 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).23-31

Abstract

ABSTRACTBackground: Iodine deficiency disorder (IDD) is one of health problems in Indonesia that has major impact on survival and quality of human resources. Iodine is an essential component of thyroid hormone, meanwhile thyroid hormone has an important role in reproductive function. Nutritional anemia is also a nutrition problem in Indonesia. Thyroid hormone deficiency may cause disorder in hemoglobin synthesis due to lack of thyroxine hormone and the incidence of intestine failure to absorb Fe. In hypothyroid condition, the amount of gastric acid secretion will decrease that disrupts absorption of nutrients, including Fe.Objectives: To identify association between goitre status and menstruation pattern and the incidence of anemia in legible women at IDD endemic area of Kenagarian Siguntur Subdistrict of Sitiung District of Dharmasraya Province of Sumatera Barat.Methods: The study was observational with cross sectional design that was carried out at Kenagarian Siguntur Subdistrict of Sitiung District of Tanah Datar. Subject of the study were 154 legible women with inclusion criteria 20-40 years old and willing to become respondent and have blood examination. Samples were taken using simple random sampling method. Data analysis used chi-square and logistic regression.Results: The result of data analysis showed that some respondents had goitre (29.9%), menstruation problem (35.1%), and were anemic (37.0%). The result of statistical analysis showed that there was association between goitre status and menstruation pattern (OR: 6.562, 95% CI: 3.076-13.99, p<0.005) and anemia (OR: 3.229, 95% CI: 1.577-6.612, p<0.005).Conclusions: Goitre status had significant association with menstruation pattern and the incidence of anemia.KEYWORDS: iodine deficiency disorder (IDD), menstruation pattern, anemiaABSTRAKLatar belakang: Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan. Hal ini disebabkan yodium merupakan komponen penting hormon tiroid, yang juga berperan penting dalam fungsi reproduksi. Defisiensi hormon tiroid dapat mengakibatkan gangguan sintesis hemoglobin dan absorbs besi di usus.Tujuan: Mengetahui hubungan status gondok dengan pola menstruasi dan kejadian anemia pada wanita usia subur daerah endemik GAKY di Kenagarian Siguntur Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya Propinsi Sumatera Barat.Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional, yang dilakukan di Kenegarian Siguntur Kecamatan Sitiung Kabupaten Tanah Datar. Subjek penelitian ini adalah 154 orang wanita usia subur yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistik.Hasil: Wanita usia subur yang menderita gondok, mengalami gangguan menstruasi, dan kejadian anemia berturut-turut sebesar 29,9%, 35,1%, dan 37,0%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara status gondok dengan pola menstruasi (x2=26,191, OR: 6,563, 95% CI: 3,076-13,99, p<0,001) dan anemia (x2=10,708, OR: 3,229,95% CI: 1,577-6,612, p<0,005).Kesimpulan: Status gondok mempunyai hubungan yang signifikan dengan pola menstruasi dan kejadian anemia.KATA KUNCI: gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), pola menstruasi, anemia
Studi kasus kualitas ahli gizi dengan standar pelayanan minimal gizi di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat La Supu; Yeni Prawiningdyah; Susetyowati Susetyowati
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.357 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).32-40

Abstract

ABSTRACTBackground: The major challenge of a nation is developing the quality of human resources that are healthy, intelligent, and productive. The result of a research of National Health Service (NHS) showed that NHS staffs with more work experience could give more satisfying service and it also suggested that the quality of food was an important factor for patient satisfaction in hospital.Objectives: To identify accuracy in the provision of diet, distribution time and left over of patients inpatient room for the achievement of minimum standard of nutrition care at Fakfak District Hospital.Methods: The study used observational design with descriptive approach. Population of the study were all staff at nutrition installation and all adult patients that received diet and hospitalized for a minimum two days. Subject consisted of 97 patients. Research instruments of the study were questionnaire and in-depth interview. Data of diet accuracy were obtained through observation on type of diet given and data of leftover were obtained by using Comstock method assisted by 4 enumerators. Analysis was done by statistic descriptive and data processing with computer program.Results: The result of observation and direct assessment supported by questionnaire showed appropiate diet provision reached 93.5%, inapprorpiate distribution 88.6%.Conclusion: Accuracy in the provision of diet, food distribution to patients and leftover at inpatient room of Fakfak District Hospital did not achieve minimum standard of nutrition care based on the standard of the Ministry of Health.KEYWORDS: minimum standard of nutrition care, nutrition installation, leftover, food distribution, diet provisionABSTRAKLatar belakang: Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang sehat ,cerdas, dan produktif. Menurut penelitian National Health Service (NHS) mengemukakan bahwa staf NHS yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak dapat memberikan pelayanan yang lebih memuaskan, dan dapat dikatakan bahwa kualitas makanan menjadi faktor yang penting terhadap kepuasan pasien di rumah sakit.Tujuan: Mengetahui kualitas ahli gizi, ketepatan pemberian diet, jam distribusi dan sisa makanan pasien di ruangan rawat inap dalam pencapaian SPM gizi.Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian adalah seluruh petugas instalasi gizi dan seluruh pasien dewasa yang mendapat diet telah dirawat minimal 2 hari subjek penelitian berjumlah 97 pasien, instrumen menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara mendalam, kesesuaian diet peneliti melakukan observasi pada jenis diet yang diberikan dan sisa makanan menggunakan metode Comstock yang dibantu oleh enumerator berjumlah 4 orang, data dianalisis secara deskriptif pengolahan data menggunakan program komputer.Hasil: Hasil observasi dan pengamatan langsung dengan bantuan instrumen kuesioner oleh enumerator menunjukkan bahwa tidak tepat diet sebanyak 93,5%, tidak tepat distribusi sebanyak 88,6% dan sisa makanan 17,5%.Kesimpulan: Kualitas ahli gizi sudah baik, ketetepatan pemberian diet, ketepatan distribusi makanan pasien di ruangan rawat inap RSUD Fakfak belum memenuhi pencapaian SPM gizi rumah sakit berdasarkan standar Depkes RI dan sisa makanan pasien sudah baik khususnya pada makan sore.KATA KUNCI: standard pelayanan gizi minimal, SPM, instalasi gizi, sisa makanan, distribusi makanan, pemberian diet
Riwayat pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini sebagai prediktor terjadinya stunting pada baduta di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur Asweros Umbu Zogara; Hamam Hadi; Tony Arjuna
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.68 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).41-50

Abstract

ABSTRACTBackground: Stunting is a chronic nutrition problem that reflects failure in growth accumulated before and after birth. Many factors affect the incidence of stunting, among others are exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food. The result of a survey carried out by FAO, WFP, and UNICEF in 2010 showed the prevalence of stunting in children under five years old at Timor Tengah Selatan District was 61%.Objectives: To find out whether history of exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were predictors of stunting in children under two years old at Timor Tengah Selatan District.Methods: This was observational study by cross sectional design used quantitative and qualitative methods. Qualitative data obtained from focus group discussion. Subject of the study consisted of 408 children 6 to 24 months from 14 villages at Amanuban Barat and Kie Subdistrict selected through simple random sampling technique. Retrieval of data used a structured questionnaire. Stunting in children under two years old measured by indicators of body length by age. Data were analysed by chi square and logistic regression tests with 95% confident interval.Results: The proportion of stunting in children under two years old at Amanuban Barat and Kie Subdistrict was 49%. The proportion of exclusive breastfeeding was 61%, and early introduction of complementary food was 36,8%. Exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were not factors affecting the incidence of stunting in children under two years old. Factors more strongly affecting the incidence of stunting in children under two years old were energy intake and characteristics of parents that comprised education and occupation.Conclusions: Exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were not predictors of stunting in children under two years old at Amanuban Barat and Kie Subdistrict.KEYWORDS: stunting, exlusive breastfeeding, early introduction of complementary food, children under two years oldABSTRAKLatar belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dapat memberikan gambaran kegagalan pertumbuhan yang terakumulasi sejak sebelum dan sesudah kelahiran. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kejadian stunting diantaranya pemberian ASI eksklusif dan pengenalan MPASI dini. Hasil survei yang dilakukan FAO, WFP, dan UNICEF tahun 2010 menunjukkan prevalensi stunting pada balita di Kabupaten Timor Tengah Selatan mencapai 61%.Tujuan: Untuk mengetahui apakah riwayat pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini merupakan prediktor terjadinya stunting pada anak di bawah dua tahun (baduta) di Kabupaten Timor Tengah Selatan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional yang menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif yang diperoleh melalui focus group discussion. Sampel penelitian sebanyak 408 anak berusia 6-24 bulan yang berasal dari 14 desa di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner terstruktur. Stunting pada baduta diukur menggunakan indikator panjang badan menurut umur (WHO 2005). Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik dengan 95% confident interval.Hasil: Proporsi baduta yang mengalami stunting sebesar 49%. Proporsi pemberian ASI eksklusif pada baduta sebesar 61% dan proporsi pemberian MPASI dini sebesar 36,8%. Pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini bukan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada baduta. Faktor-faktor yang lebih kuat pengaruhnya terhadap terjadinya stunting pada baduta adalah asupan energi dan karakteristik orang tua yang meliputi pendidikan dan pekerjaan orang tua.Kesimpulan: Pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini bukan merupakan prediktor terjadinya stunting pada baduta di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie.KATA KUNCI: stunting, ASI eksklusif, MPASI dini, baduta
Pemberian paket gizi masyarakat proyek NICE berpengaruh terhadap kinerja posyandu, tetapi tidak meningkatkan status gizi balita di Provinsi NTB Solikin Solikin; Kristiani Kristiani; I Made Alit Gunawan
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.205 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).1-13

Abstract

ABSTRACTBackground: The province of NTB had the prevalence of underweight 30.5% in 2010 for children under five, this figure is above the national prevalence. A nutrition improvement through community empowerment (NICE) has been developed aimed to supporting community nutrition service to overcome nutrition and health problem independently. One of the programs is CNP (community nutrition package) which got the highest fund allocation compared to other NICE program.Objectives: To evaluate the effect of CNP supplementation in NTB Province to the increase of nutritional status of children under five through index of weight by age and performance of posyandu.Methods: The study was evaluative with quantitative and qualitative method and one group pre and post test design, from January to April 2012 at 4 districts/ municipalities area of NICE Project, comprising 72 villages/cities that received CNP in 533 posyandu with 7,975 of children under fives. Posyandu’s performance was measured by baseline data collection for NICE project questionairre, weight measured by scale, and indepth interview was made to individuals administering CNP before and after receiving the package. Samples were randomly selected. Data analysis used paired t-test.Results: There was significant difference in performance of posyandu (p< 0.001, 95% CI: 9.88-11.05) and nutritional status of children under five based on index of weight/age (p<0.001, 95% CI: -1.23 to -1.32) before and after CNP supplementation. CNP supplementation increased performance of posyandu, but did not increase the nutritional status of children under five (index of weight/age). There were supporting factors of community nutrition supplementation such as human resources, participation across sectors, villages and community/religious leaders and integration with other programs (PNPM-Mandiri, GSC, local budget).Conclusions: CNP supplementation affected performance of posyandu but did not increase nutritional status of children under five at Province of NTB in 2011.KEYWORDS: NICE project, nutritional status, performance of posyandu, children under fiveABSTRAKLatar belakang: Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki prevalensi balita underweight di atas prevalensi nasional, yaitu sebesar 30,5 persen tahun 2010. Proyek perbaikan gizi NICE (nutrition improvement through community empowerment) dikembangkan melalui pemberdayaan masyarakat untuk mendukung pelayanan gizi masyarakat. Salah satu programnya adalah paket gizi masyarakat (PGM) yang mendapat alokasi dana paling tinggi dibanding proyek NICE yang lain.Tujuan: Mengevaluasi pengaruh pemberian PGM di Provinsi NTB terhadap peningkatan status gizi balita indeks berat badan menurut umur dan kinerja posyandu.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif pada bulan Januari sampai dengan April 2012. Penelitian menggunakan rancangan one group pre and post test design. Penelitian dilaksanakan di 4 kabupaten/kota wilayah NICE mencakup 72 desa/kota yang mendapat PGM dengan jumlah posyandu sebanyak 533 dan 7.975 balita. Pengukuran kinerja posyandu menggunakan kuesioner yang diadopsi dari baseline data collection for NICE project, pengukuran berat badan menggunakan dacin dan indepth interview dilakukan pada pengelola PGM sebelum dan sesudah PGM. Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara simple random sampling. Analisis data menggunakan paired t-test.Hasil: Terdapat perbedaan bermakna kinerja posyandu (nilai p<0,001, 95% CI: 9,885763-11,05232) dan status gizi balita menurut indeks BB/U (nilai p< 0,001, 95% CI: -1,233254-1,321063) antara sebelum dan sesudah pemberian PGM. Kinerja posyandu meningkat setelah pemberian PGM, namun belum mampu meningkatkan status gizi balita (indeks BB/U) di Provinsi NTB tahun 2011. Terdapat faktor pendukung pemberian PGM di antaranya kualitas sumber daya manusia (SDM) kelompok gizi masyarakat (KGM), keterlibatan lintas sektor, desa/ kelurahan, dan tokoh masyarakat/agama serta keterpaduan program lainnya (PNPM-Mandiri, GSC, dana daerah).Kesimpulan: Pemberian paket gizi masyarakat berpengaruh terhadap kinerja posyandu tetapi belum mampu meningkatkan status gizi balita di Provinsi NTB tahun 2011.KATA KUNCI: proyek NICE, status gizi, kinerja posyandu, balita
Perubahan asupan zat gizi tidak berpengaruh terhadap lama rawat inap pada pasien dewasa di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Nurmala Nurmala; Susetyowati Susetyowati; R. Dwi Budiningsari
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.115 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).14-22

Abstract

ABSTRACTBackground: Adequate nutrient intake for in patients is much required in efforts to prevent declining nutrition status during hospitalization. Malnutrition may occur before hospitalization due to the disease or inadequate nutrient intake; however malnutrition may also occur during hospitalization. The result of a preliminary study shows that 75% of patients undergo declining nutrition status during hospitalization. Nutrition is an integral part of medication or recovery process and shortens length of stay.Objectives: To identify effect of changes in nutrient intake to nutrition status and length of stay of adult in patients.Methods: The study was observational with prospective cohort approach using subject that got inadequate intake (<80%) in the beginning of hospitalization as exposed group and those that got adequate intake (≥80%) in the beginning of hospitalization as non exposed group. Assessment of inpatients was made after three days in hospital and then comparison was made to average intake prior to discharge.Results: Changes in intake and nutritional status did not significantly (p>0.05) affect length of stay of adult inpatients at internal medicine and neurology wards of Dr.Sardjito Hospital Yogyakarta. Nutrition therapy significantly (p=0.04) affected change in nutritional status of in patients with RR=2.24.Conclusions: Changes in intake and nutritional status did not affect length of stay. Nutrition therapy affected as much as 2.24 times to changes in nutritional status of adult inpatients at internal medicine and neurology wards of Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta.KEYWORDS: length of stay, nutritional status, nutrient intake, nutrition therapyABSTRAKLatar belakang: Asupan zat gizi yang cukup bagi pasien sangat diperlukan untuk mencegah penurunan status gizi selama dirawat di rumah sakit. Malnutrisi juga dapat terjadi sejak sebelum masuk rumah sakit karena penyakit yang diderita maupun asupan zat gizi yang tidak adekuat, namun malnutrisi juga dapat terjadi setelah dirawat di rumah sakit. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa 75% pasien mengalami penurunan status gizi selama dirawat di rumah sakit. Terapi gizi merupakan bagian penting dari proses pengobatan dan pemulihan serta dapat mempersingkat lama rawat inap.Tujuan: Untuk mengidentifikasi efek perubahan asupan zat gizi terhadap status gizi dan lama rawat inap pada pasien dewasa.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kohort prospektif. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang memiliki asupan zat gizi tidak adekuat (<80%) pada awal masa rawat inap di rumah sakit sebagai kelompok terpapar dan kelompok yang memiliki asupan zat gizi adekuat (≥80%) pada awal masa rawat inap di rumah sakit sebagai kelompok tidak terpapar. Pengukuran asupan makan dilakukan setelah pasien tiga hari dirawat di rumah sakit untuk selanjutnya dibandingkan dengan rata–rata pengukuran asupan pasien sebelum pulang.Hasil: Perubahan pada asupan dan status gizi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lama rawat inap pasien dewasa di bangsal penyakit dalam dan saraf RSUP Dr.Sardjito. Terapi gizi secara signifikan mempengaruhi perubahan status gizi pasien dengan RR = 2,24.Kesimpulan: Perubahan pada asupan dan status gizi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lama rawat inap. Terapi gizi yang diberikan dapat memiliki pengaruh sebesar 2,24 kali untuk mengubah status gizi pasien.KATA KUNCI: lama rawat inap, status gizi, asupan zat gizi, terapi gizi

Page 1 of 1 | Total Record : 5