Claim Missing Document
Check
Articles

THE EFFECTS OF ROOM SERVICE TO IMPROVE PATIENTS’ FOOD SATISFACTION AND FOOD ACCEPTANCE Iqbal, Muhammad; Susetyowati, Susetyowati; Purba, Martalena Br
GIZI INDONESIA Vol 39, No 2 (2016): September 2016
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v39i2.213

Abstract

The improvement of patients’ food satisfaction and acceptance in the hospitals is primarily needed in the food service  system.  Room service is a new concept in the food service area. This study aims to compare the effects of two different types of food service systems; room service and conventional service system. The study with quasi-experimental design is conducted to the subject of 66 inpatients who were taken using a quota sampling method. Subjects were divided into different groups, the treatment groups (room service) and control groups (conventional). Leftover food between groups was compared for 9 large meals to determine acceptability. Food satisfaction is measured on the last day with using questionnaire. The study was conducted in April-June 2014. Chi-Square test and logistic regression were used for analysis of research data. There were significant differences food satisfaction (RR=4.6; p=0.0001) and food acceptance (RR=1.94; p=0.0488) between control and treatment group. The logistic regression test showed that room service group had higher food satisfaction and food acceptance level than control group after controlling confounding factors, which were 12,11 times (95% CI 3,593 – 37,219) and 2,38 times (95% CI 0,68-8,31), respectively. The room service increases food satisfaction and food acceptance of patients compared with conventional systems.
UJI VALIDITAS SKRINING STATUS GIZI NRS 2002 DENGAN ASESMEN BIOKIMIA UNTUK MENDETEKSI RISIKO MALNUTRITION DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Ansari, M Ridwan; Susetyowati, nFN; Pramantara, IDP
GIZI INDONESIA Vol 37, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.121 KB)

Abstract

Saat ini alat skrining gizi yang dapat digunakan di rumah sakit jumlahnya cukup banyak, namun belum banyak penelitian yang bertujuan untuk mengetahui validasi alat-alat tersebut ketika digunakan pada masing-masing institusi. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi minimal sebanyak 101 orang. Skrining gizi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pasien, sedangkan asesmen gizi dilakukan dengan melihat data albumin dan TLC pada buku rekam medik pasien. Untuk melihat hubungan antar variabel dianalisis dengan uji chi square dan regresi logistik sedangkan untuk melihat nilai validitas NRS digunakan uji kontingensi tabel 2x2 dan uji korelasi melalui uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang berisiko malnutrition berdasarkan NRS 2002 sebanyak 33,7 persen (34 orang) dan yang mengalami malnutrition berdasarkan albumin adalah 71,3 persen (72 orang) dan TLC 47,5 persen (48 orang). Nilai sensitivitas dan spesivisitas NRS 2002 berdasarkan albumin berturut-turut adalah 82,4 persen dan 65,7 persen, sedangkan nilai sensitivitas dan spesifisitas NRS 2002 berdasarkan TLC berturut-turut adalah 55,9 persen dan 50,7 persen. Terdapat korelasi yang signifikan antara skor NRS 2002 dengan kadar albumin (r: -0.238) namun tidak dengan TLC. Tidak ada hubungan yang signifikan antara skrining gizi NRS 2002 dengan TLC dan albumin (p value > 0,05 untuk kedua analisis). Namun didapatkan kecenderungan pada pasien dengan skor NRS > 3 (OR: 3.078, 95%CI: 0.9-9.76), dan yang berada di bangsal penyakit dalam (OR: 5.330, 95%CI: 1.48-19.09), serta pasien yang tergolong lansia (OR:4.057, 95%CI: 1.08-15.14) mengalami kurang gizi berdasarkan albumin. Metode skrining status gizi NRS 2002 valid untuk mendeteksi risiko malnutrition di rumah sakit setelah dibandingkan dengan kadar albumin sebagai referensi.ABSTRACT VALIDITY TEST OF NRS 2002 NUTRITIONAL SCREENING USING BIOCHEMICAL ASSESSMENT TO DETECT THE RISK OF MALNUTRITION IN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Currently various nutritional screening tools have been used in hospitals, but only a few researches have been directed to determine the validation of the tools. This research was carried out using cross sectional observational study design. Purposive sampling method used to withdraw 101 subjects which met the minimum criteria for inclusion and exclusion. Nutritional screening was performed through observation and direct interview, whereas nutritional assessment carried out by evaluating albumin data and TLC from medical record. Chi square and logistic regression tests were applied to determine the relationship between variables. The validity of the NRS was analyzed using 2x2 contingency tables and Spearman correlation coefficient. This study found out that subjects who were at risk of malnutrition according to NRS 2002  were 33.7 per cent (34 subjects) and the malnourished based on albumin level was 71.3 per cent (72 subjects) and  based on TLC 47.5 per cent (48 subjects). Sensitivity and specificity values of NRS based on albumin level were 82.4 per cent and 65.7 per cent, while their values based on TLC were 55.9 per cent and 50.7 per cent, respectively. There was a significant correlation between NRS 2002 and albumin (r=-0.238; p <0.05) but not with TLC. There was no relationship between nutritional screening NRS 2002 with TLC and albumin (p >0.05). However, there was a trend obtained from patients with a NRS score > 3 (OR: 3.078, 95%CI:0.9-9.76), from the internal medicine patients (OR: 5.330, 95%CI: 1.48-19.09), and from elderly patients (OR:4.057, 95%CI: 1.08-15.14) that  they became malnutrition based on albumin level. NRS 2002 screening tool was valid method to detect risk of malnutrion in hospital after compared to albumin as a reference. Keywords: malnutrition, NRS 2002, albumin, TLC, nutritional status
THE EFFECTS OF ROOM SERVICE TO IMPROVE PATIENTS’ FOOD SATISFACTION AND FOOD ACCEPTANCE Iqbal, Muhammad; Susetyowati, Susetyowati; Purba, Martalena Br
GIZI INDONESIA Vol 39, No 2 (2016): September 2016
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.357 KB)

Abstract

The improvement of patients’ food satisfaction and acceptance in the hospitals is primarily needed in the food service  system.  Room service is a new concept in the food service area. This study aims to compare the effects of two different types of food service systems; room service and conventional service system. The study with quasi-experimental design is conducted to the subject of 66 inpatients who were taken using a quota sampling method. Subjects were divided into different groups, the treatment groups (room service) and control groups (conventional). Leftover food between groups was compared for 9 large meals to determine acceptability. Food satisfaction is measured on the last day with using questionnaire. The study was conducted in April-June 2014. Chi-Square test and logistic regression were used for analysis of research data. There were significant differences food satisfaction (RR=4.6; p=0.0001) and food acceptance (RR=1.94; p=0.0488) between control and treatment group. The logistic regression test showed that room service group had higher food satisfaction and food acceptance level than control group after controlling confounding factors, which were 12,11 times (95% CI 3,593 – 37,219) and 2,38 times (95% CI 0,68-8,31), respectively. The room service increases food satisfaction and food acceptance of patients compared with conventional systems.
Hubungan asupan energi dan protein dengan perubahan berat badan dan kekuatan genggam tangan pasien kanker rawat inap di rsup dr. Sardjito Farah Rizqi; Susetyowati Susetyowati; Aviria Ermamilia
Ilmu Gizi Indonesia Vol 4, No 1 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v4i1.152

Abstract

Latar Belakang:Pasien kanker lebih rentan mengalami malnutrisi yang disebabkan oleh kondisi penyakitnya dan efek samping pengobatan. Hal ini dapat mempengaruhi asupan makan dan status gizi pasien. Status gizi dapat diukur dengan indikator berat badan dan kekuatan genggam tangan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan energi dan protein dengan perubahan berat badan dan kekuatan genggam tangan pasien kanker rawat inap di RSUP Dr. Sardjito. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kohort prospektif. Penelitian melibatkan 26 pasien kanker yang dirawat inap di RSUP Dr. Sardjito selama minimal 3 hari. Subjek dibagi menjadi kelompok yang asupan energi 24 jam pertama <80% kebutuhan, dan kelompok yang asupan energinya ≥80% kebutuhan. Data berat badan dan kekuatan genggam tangan diukur di awal dan akhir perawatan. Data asupan energi dan protein diamati selama perawatan. Analisis data menggunakan uji Chi-Square, Fisher’s Exact dan risiko relatif. Hasil: Terdapat hubungan signifian antara asupan energi dengan perubahan berat badan (p<0,05). Subjek dengan asupan energi dan protein yang kurang berisiko empat kali dan 2,9 kali lebih besar mengalami penurunan berat badan (95% CI 0,95−16,83 dan 0,69−12,40). Subjek dengan asupan energi dan protein yang kurang berisiko 1,5 kali dan 1,8 kali lebih besar mengalami penurunan kekuatan genggam tangan (95% CI 0,48−4,65 dan 0,54−5,98). Kesimpulan: Asupan energi yang cukup dapat mencegah penurunan berat badan pada pasien kanker rawat inap di RSUP Dr. Sardjito.
Prevalensi dan Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Beban Gizi Ganda pada Keluarga di Indonesia Nur Fitri Widya Astuti; Emy Huriyati; Susetyowati Susetyowati
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 16 No. 1: MARET 2020
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.518 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v16i1.9064

Abstract

Urbanization and economic rapid developments in the developing countries cause a nutrition transition. They affect the household dual burden of malnutrition in which there is overnutrition and undernutrition occuring at the same time in a household. This study proposed to calculate the prevalence of household dual burden malnutrition and find its determinants. This cross-sectional study use the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2014 data with total of 6468 families were enrolled as the sample of the study. The household dual burden malnutrition indicator is represented by mother and children’s nutritional status. Descriptive analysis and chi-square test were used in this study. The study found that the prevalence of household dual burden malnutrition in Indonesia is 8.27% in which the Borneo and Eastern Indoesia region has the higest prevalence. Maternal age (p = 0.001), maternal education (p = 0.022), number of children (p = 0.001), and number of household members (p = 0.001) were having significant correlation (p<0.05) with the household dual burden malnutrition in Indonesia. Further study by using longitudinal design is needed to find the predictors of it so the government can formulate an effective and efficient intervenion to prevent adverse effects of household dual burden malnutrition to the community.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG IODIUM DENGAN KETERSEDIAAN GARAM BERIODIUM DI RUMAH TANGGA Yayuk Hartriyanti; Adi Utarini; Djoko Agus Purwanto; Budi Wikeko; Susetyowati Susetyowati; Toto Sudargo; A.Fahmy Arif Tsani
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 13 No 1 (2021): Media Gizi Mikro Indonesia Edisi Desember 2021
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mgmi.v13i1.4424

Abstract

Latar Belakang. Iodium merupakan mikronutrien penting terutama bagi perkembangan otak janin dan anak. Iodium berperan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan sebagian besar organ terutama otak. Konsumsi iodium yang rendah dalam jangka panjang merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Tingkat pengetahuan mengenai GAKI dan garam beriodium berpengaruh terhadap ketersediaan dan praktik penggunaan garam beriodium. Pemerintah telah mengupayakan penanggulangan GAKI melalui fortifikasi garam dengan iodium. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan ibu tentang iodium dengan ketersediaan garam beriodium di rumah tangga dan faktor yang memengaruhinya. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Data diambil dari 198 rumah tangga menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Penilaian pengetahuan ibu dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup. Sementara itu, penilaian ketersediaan garam diperoleh dengan pengujian kandungan iodium (KIO3). Uji statistik yang digunakan adalah chi-square test/fisher’s exact test dan Mann Whitney U/Kruskal Wallis untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil. Sebagian besar responden tinggal di daerah dataran tinggi (74,2%), berpendidikan SD (47,5%) dan bekerja sebagai petani (41,4%). Karakteristik lokasi geografi tempat tinggal responden berhubungan dengan pengetahuan responden mengenai GAKI serta dampak dan faktor risiko GAKI (p=0,023 dan p<0,001), sedangkan pekerjaan responden berhubungan dengan pengetahuan mengenai dampak dan faktor risiko GAKI (p=0,020). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemenuhan syarat mutu kandungan KIO3 pada garam yang digunakan di rumah tangga. Namun ada kecenderungan responden yang mempunyai garam dengan KIO3 sesuai, lebih banyak pada responden dengan pengetahuan yang baik. Kesimpulan. Responden dengan pengetahuan baik lebih banyak yang memiliki garam dengan kadar iodium sesuai standar. Perlu adanya program edukasi mengenai GAKI, penggunaan dan penyimpanan garam beriodium, serta faktor penyebab penurunan kualitas garam di rumah tangga.
UJI VALIDITAS SKRINING STATUS GIZI NRS 2002 DENGAN ASESMEN BIOKIMIA UNTUK MENDETEKSI RISIKO MALNUTRITION DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA M Ridwan Ansari; nFN Susetyowati; IDP Pramantara
GIZI INDONESIA Vol 37, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v37i1.145

Abstract

Saat ini alat skrining gizi yang dapat digunakan di rumah sakit jumlahnya cukup banyak, namun belum banyak penelitian yang bertujuan untuk mengetahui validasi alat-alat tersebut ketika digunakan pada masing-masing institusi. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi minimal sebanyak 101 orang. Skrining gizi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pasien, sedangkan asesmen gizi dilakukan dengan melihat data albumin dan TLC pada buku rekam medik pasien. Untuk melihat hubungan antar variabel dianalisis dengan uji chi square dan regresi logistik sedangkan untuk melihat nilai validitas NRS digunakan uji kontingensi tabel 2x2 dan uji korelasi melalui uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang berisiko malnutrition berdasarkan NRS 2002 sebanyak 33,7 persen (34 orang) dan yang mengalami malnutrition berdasarkan albumin adalah 71,3 persen (72 orang) dan TLC 47,5 persen (48 orang). Nilai sensitivitas dan spesivisitas NRS 2002 berdasarkan albumin berturut-turut adalah 82,4 persen dan 65,7 persen, sedangkan nilai sensitivitas dan spesifisitas NRS 2002 berdasarkan TLC berturut-turut adalah 55,9 persen dan 50,7 persen. Terdapat korelasi yang signifikan antara skor NRS 2002 dengan kadar albumin (r: -0.238) namun tidak dengan TLC. Tidak ada hubungan yang signifikan antara skrining gizi NRS 2002 dengan TLC dan albumin (p value 0,05 untuk kedua analisis). Namun didapatkan kecenderungan pada pasien dengan skor NRS 3 (OR: 3.078, 95%CI: 0.9-9.76), dan yang berada di bangsal penyakit dalam (OR: 5.330, 95%CI: 1.48-19.09), serta pasien yang tergolong lansia (OR:4.057, 95%CI: 1.08-15.14) mengalami kurang gizi berdasarkan albumin. Metode skrining status gizi NRS 2002 valid untuk mendeteksi risiko malnutrition di rumah sakit setelah dibandingkan dengan kadar albumin sebagai referensi.ABSTRACT VALIDITY TEST OF NRS 2002 NUTRITIONAL SCREENING USING BIOCHEMICAL ASSESSMENT TO DETECT THE RISK OF MALNUTRITION IN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Currently various nutritional screening tools have been used in hospitals, but only a few researches have been directed to determine the validation of the tools. This research was carried out using cross sectional observational study design. Purposive sampling method used to withdraw 101 subjects which met the minimum criteria for inclusion and exclusion. Nutritional screening was performed through observation and direct interview, whereas nutritional assessment carried out by evaluating albumin data and TLC from medical record. Chi square and logistic regression tests were applied to determine the relationship between variables. The validity of the NRS was analyzed using 2x2 contingency tables and Spearman correlation coefficient. This study found out that subjects who were at risk of malnutrition according to NRS 2002  were 33.7 per cent (34 subjects) and the malnourished based on albumin level was 71.3 per cent (72 subjects) and  based on TLC 47.5 per cent (48 subjects). Sensitivity and specificity values of NRS based on albumin level were 82.4 per cent and 65.7 per cent, while their values based on TLC were 55.9 per cent and 50.7 per cent, respectively. There was a significant correlation between NRS 2002 and albumin (r=-0.238; p 0.05) but not with TLC. There was no relationship between nutritional screening NRS 2002 with TLC and albumin (p 0.05). However, there was a trend obtained from patients with a NRS score 3 (OR: 3.078, 95%CI:0.9-9.76), from the internal medicine patients (OR: 5.330, 95%CI: 1.48-19.09), and from elderly patients (OR:4.057, 95%CI: 1.08-15.14) that  they became malnutrition based on albumin level. NRS 2002 screening tool was valid method to detect risk of malnutrion in hospital after compared to albumin as a reference. Keywords: malnutrition, NRS 2002, albumin, TLC, nutritional status
Effect of Guava Juicy (Psidium guajava L.) Addition on Organoleptic Properties of Tempeh Yoghurt Cita Eri Ayuningtyas; Waluyo Waluyo; Susetyowati Susetyowati
Jurnal Dunia Gizi Vol 1, No 2 (2018): Edisi Desember
Publisher : Study Program of Nutrition, Public Health Faculty, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v1i2.3420

Abstract

Tempeh yoghurt is one of functional food modified by tempeh. Yoghurt is recogniced as a healthy food. Tempeh yoghurt clinically proven reduce cholesterol, despite of its appearance still needs development. Therefore, tempeh yoghurt needs improvement to increase its appearance. Objectives; to prove the relationship of organoleptics of tempeh yoghrut and the additions of guava juicy. Material and Method; type of research used experimental, four variations of guava juicy added to tempeh yoghurt : 5%, 10%, 15% and 0% as a control. 20 panelis gave level of pleasure of organoleptics of tempeh yoghurt. Result of the research analyzed by Kendall’s and would be continue to Wilcoxon test. Results; Addition of guava juicy was’not related to panelis preferences of the color’s tempeh yoghurt (p=0,420), taste (p=0,156), flavor (p=0,297), viscosity (p=0,988) and all the properties (p=0,166). Conclusion; it was found that there wasn’t a correlation between addition of guava juicy and organoleptics properties of tempeh yoghurt.
Studi kasus kualitas ahli gizi dengan standar pelayanan minimal gizi di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat La Supu; Yeni Prawiningdyah; Susetyowati Susetyowati
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.357 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).32-40

Abstract

ABSTRACTBackground: The major challenge of a nation is developing the quality of human resources that are healthy, intelligent, and productive. The result of a research of National Health Service (NHS) showed that NHS staffs with more work experience could give more satisfying service and it also suggested that the quality of food was an important factor for patient satisfaction in hospital.Objectives: To identify accuracy in the provision of diet, distribution time and left over of patients inpatient room for the achievement of minimum standard of nutrition care at Fakfak District Hospital.Methods: The study used observational design with descriptive approach. Population of the study were all staff at nutrition installation and all adult patients that received diet and hospitalized for a minimum two days. Subject consisted of 97 patients. Research instruments of the study were questionnaire and in-depth interview. Data of diet accuracy were obtained through observation on type of diet given and data of leftover were obtained by using Comstock method assisted by 4 enumerators. Analysis was done by statistic descriptive and data processing with computer program.Results: The result of observation and direct assessment supported by questionnaire showed appropiate diet provision reached 93.5%, inapprorpiate distribution 88.6%.Conclusion: Accuracy in the provision of diet, food distribution to patients and leftover at inpatient room of Fakfak District Hospital did not achieve minimum standard of nutrition care based on the standard of the Ministry of Health.KEYWORDS: minimum standard of nutrition care, nutrition installation, leftover, food distribution, diet provisionABSTRAKLatar belakang: Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang sehat ,cerdas, dan produktif. Menurut penelitian National Health Service (NHS) mengemukakan bahwa staf NHS yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak dapat memberikan pelayanan yang lebih memuaskan, dan dapat dikatakan bahwa kualitas makanan menjadi faktor yang penting terhadap kepuasan pasien di rumah sakit.Tujuan: Mengetahui kualitas ahli gizi, ketepatan pemberian diet, jam distribusi dan sisa makanan pasien di ruangan rawat inap dalam pencapaian SPM gizi.Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian adalah seluruh petugas instalasi gizi dan seluruh pasien dewasa yang mendapat diet telah dirawat minimal 2 hari subjek penelitian berjumlah 97 pasien, instrumen menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara mendalam, kesesuaian diet peneliti melakukan observasi pada jenis diet yang diberikan dan sisa makanan menggunakan metode Comstock yang dibantu oleh enumerator berjumlah 4 orang, data dianalisis secara deskriptif pengolahan data menggunakan program komputer.Hasil: Hasil observasi dan pengamatan langsung dengan bantuan instrumen kuesioner oleh enumerator menunjukkan bahwa tidak tepat diet sebanyak 93,5%, tidak tepat distribusi sebanyak 88,6% dan sisa makanan 17,5%.Kesimpulan: Kualitas ahli gizi sudah baik, ketetepatan pemberian diet, ketepatan distribusi makanan pasien di ruangan rawat inap RSUD Fakfak belum memenuhi pencapaian SPM gizi rumah sakit berdasarkan standar Depkes RI dan sisa makanan pasien sudah baik khususnya pada makan sore.KATA KUNCI: standard pelayanan gizi minimal, SPM, instalasi gizi, sisa makanan, distribusi makanan, pemberian diet
The evaluation of formula 100 utilization program towards the nutrtitional status of malnourished children after treatment Riska Mayangsari; Madarina Julia; Susetyowati Susetyowati
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 6, ISSUE 2, 2018
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.654 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2018.6(2).51-57

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Persentase balita kurus di Kabupaten Muna sebesar 11,8% dan balita sangat kurus sebanyak 6,3%. Sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO), perbaikan status gizi balita gizi buruk dilakukan dengan memperbaiki asupan zat gizi dengan memberikan formula terapi berupa pemberian Formula 100 (F-100), dimana F-100 merupakan makanan yang berbahan dasar susu yang diberikan pada fase transisi dan fase rehabilitasi Tujuan:Mengetahui daya terima F-100 oleh balita gizi buruk dan mengetahui hubungan daya terima F-100 balita gizi buruk dengan perubahan status gizi.Metode:Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan rancangan kohort prospektif. Sampel penelitian adalah seluruh balita umur 12-24 bulan yang mengalami gizi buruk berjumlah 73 balita yang telah memenuhi criteria inklusi dan eksklusi.Sampel penelitian mendapatkan F-100 selama 5 minggu.Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil:Sebagian besar subjek (63,08%) termasuk dalam kategori daya terima baik dengan menghabiskan F-100 yang diberikan dan sisanya (36,92%) termasuk dalam kategori daya terima kurang dengan tidak menghabiskan F-100 yang diberikan. Hasil uji Chi Square menunjukan ada hubungan antara daya terima F-100 dengan perubahan status gizi (p=0,02) (RR=2,7, 95% CI=1,07-7,21). Kesimpulan :Terdapat hubungan yang signifikan antara daya terima F-100 denganperubahan status gizibalita (p<0,05). KATA KUNCI: evaluasi, status gizi, F-100ABSTRACTBackground: The total percentage of underweight children in Muna District was 11.8% and the percentage of severe wasted children was 6.3%. As recommended by World Health Organization (WHO),improvement in nutritional status of malnourished children is conductedby improving food supplementation. Giving therapeutic formula 100 (F-100), where F-100 is the food made from dairy products which given in transition and rehabilitation phase. Objectives:To figure out the admission of F-100 by malnourished children and to find out the correlation between F-100 admission from malnourished children and the changing of nutritional status. Methods: This research is an observational study using the design of prospective cohort study. The sample were the whole children aged 12-24 months who suffered malnutrition with the total number up to 73 children who have fulfilled the criteria of inclusion and exclusion. The study sample had received F-100 for 5 weeks. The data analysis used is univariate and bivariate.Results: Most of the subjects are included in the category of well admission (63.08%) by spending given F-100 and the rests are included in the category of less admission (36.92%) by not spending the given F-100. The result of Chi Square Test shows that there is correlation between the admission of F-100 andthe changing of nutritional status (p=0.02) (RR=2.7, 95% CI=1.07-2).Conclusions: There is significant correlation between the admission of F-100 and the changing of children’s nutritional status (p<0.05)KEYWORDS: evaluation, status, nutrition, F-100
Co-Authors A Fahmy Arif Tsani Adi Utarini Adisti Qamahadlina Larasati Agus Santosa Agus Sunaryo Agus Sunaryo Agustinus I Wayan Harimawan Ahmad Husain Asdie Ahmad Husain Asdie Ahmad Husein Asdie Ahmad Husein Asdie Ahmad Husein Asdie Ahmad Husein Asdie Ahmad Husein Asdie Ahmad Syauqy Ajeng Saskia Sekar Rachmadanty Akhmad Makhmudi Akhmad Makhmudi, Akhmad Amalia Sarah Sholikhati Amir, Chindy Amir, Safrullah Anak Agung Gede Sugianthara Anggraini, Lusia Arjuna, Tony Arta Farmawati Atma Gunawan Atma Gunawan Aviria Ermamilia Ayuningtyas, Cita Eri Azizah Isna Rachmawati Banudi, La Barida, Iram Benny, Yohanes Budi Wikeko Catur Saptaning Wilujeng Defriani Dwiyanti, Defriani Dewi Renaningtyas Dian Caturini Sulistyoningrum Djoko Agus Purwanto Dwijayanti, Hervina Emy Huriyati Emy Huriyati Emy Huriyati Endy Paryanto Prawirohartono Endy Paryanto Prawirohartono, Endy Paryanto Ernawati Hardani Etik Sulistyowati Eva Nurlindayanti Farah Faza Farah Faza Farah Rizqi Farida Fitriyanti Farida Fitriyanti Fatimah Zahra Burhan Fera Nofiartika Fery Lusviana Widiany Fithia Dyah Puspitasari Fithia Dyah Puspitasari, Fithia Dyah Hamam Hadi Hamam Hadi Hamam Hadi Hamam Hadi Hamam Hadi Hamam Hadi Hamam Hadi Handayani, Sri Hanifah Wulandari Hanifah Wulandari Hardani, Ernawati Herni Astuti Hervina Dwijayanti I Dewa Putu Pramantara I Dewa Putu Pramantara I Dewa Putu Pramantara I Gede Agung Kusumayanti IDP Pramantara IDP Pramantara, IDP Ija, Maya Iram Barida Ismail Setyopranoto Jaelani, M Johan Kurnianda Juffrie, Muhammad Juleka Juleka Juleka, Juleka Kartika Handayani Kartika Handayani Kusumayanti, I Gede Agung La Banudi La Supu Lientje Setyawati Maurits Lily Arsanti Lestari Lusia Anggraini M Jaelani M Ridwan Ansari M Ridwan Ansari, M Ridwan Madarina Julia Madarina Julia Mae Sri Hartati Wahyuningsih MAHDIAH Martalena Br Purba, Martalena Br Maya Ija Mayangsari, Riska Mei Neni Sitaresmi Mochammad Sja’bani Mohammad Hakimi Mohammad Hakimi Muhammad Hakimi Muhammad Hakimi Muhammad Juffrie Muhammad Rivai Nadira D&#039;mas Getare Sanubari Neneng Ratnasari Ninna Rohmawati Ninna Rohmawati Nofiartika, Fera Nur Fitri Widya Astuti Nurmala Nurmala Nurmala Nurmala Probosuseno Probosuseno Probosuseno Probosuseno PUJI LESTARI Puji Lestari R. Dwi Budiningsari Rahman, Listhia Hardiati Renaningtyas, Dewi Retno Pangastuti Retno Pangastuti Retno Pangastuti Retno Pangastuti Rizki Andini Rizki Andini Rochadi Rochadi Roselani, Ari Ruth R Wijaya Safrullah Amir Sanubari, Nadira D'mas Getare Sholikhati, Amalia Sarah Sopiyandi Sopiyandi Sopiyandi, Sopiyandi Sri Kadaryati Sri Mulatsih Sri Mulatsih Sri Retna Dwidanarti Sri Sudarminingsih Sudarminingsih, Sri Suhardi . Suhardi . Teguh Aryandono Toto Sudargo Toto Sudargo Untung Widodo Untung Widodo, Untung Vera Utami Waluyo Waluyo Wasilah Rochmah Wasilah Rochmah Weni Kurdanti Weni Kurdanti Wijaya, Ruth R Winarti, Hesti Wiryatun Lestariana Wiryatun Lestariana Wiryatun Lestariana Wiryatun Lestariana, Wiryatun Wulandari, Hanifah Yayi Suryo Prabandari Yayuk Hartriyanti Yeni Prawiningdyah Yenita . Yenita Yenita Yhona Paratmanitya Yhona Paratmanitya Yohanes Benny Yosephin Anandati Pranoto Yunita Yunita Yunita Yunita Zulfitri Azuan Mat Daud