Articles
21 Documents
TINJAUAN SYARAT KLAIM PASIEN BPJS DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
Midyawati, Mira
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2018): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.616 KB)
Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bertujuan untuk pembiayaan kesehatan. Untuk itu, dalam rangka memahami dengan jelas dan lengkap sistem kesehatan maka perlulah dipahami pula tentang subsistem pembiayaan kesehatan. Namun kenyataanya hal ini masih kurang dimengerti dan dipahami sepenuhnya dimana masih terdapat permasalahan antara pelayanan kesehatan yang diterima dengan tuntutan pengajuan klaim dan rumah sakit, yaitu pengajuan klaim yang sering terlambat dan disebabkan karena dokumen tidak lengkap dan waktu penyetoran yang lambat sehingga mempengaruhi pada proses koding dan entri data serta verifikasi. Dokumen klaim yang berhubungan dengan pengajuan klaim adalah laporan pertanggungjawaban, yaitu laporan klaim dari rumah sakit kepada BPJS. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ditetapkan untuk mengatasi persoalan dalam bidang kesehatan.Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kelengkapan syarat klaim pasien BPJS unit rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Metode yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dan data di analisis secara secara deskriptif yakmi memaparkan hasil penelitian apa adanya dan membandingkan sesuai dengan pengamatan kemudian mengambil kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa syarat klaim pasien BPJS di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram adalah Lengkap dengan lengkap atau 80,68% dan tidak lengkap 19,31%.Kesimpulan penelitian ini adalah Persyaratan klaim pasien BPJS di unit rawat inap Rumah Sakit Daerah Kota Mataram tediri dari SEP (Surat Eligibilitas Peserta) , SJP RUMAH SAKIT , SURAT RAWAT INAP , Foto Copy Kartu JKN, Resume medis yang di tanda tangan oleh DPJP, Laporan Operasi , Protocol terapi & Regimen (Untuk Obat Khusus) , Perincian Tagihan Manual RS, Laporan Individual Pasien, dan Lain-lain yakni tempat menuliskan keterangan berkas yang tidak lengkap. Persyaratan  yang belum Lengkap adalah Lain-lain yakni 17 pasien atau yang sudah lengkap baru 71 pasien.
TINJAUAN PERBEDAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN KLAIM BPJS ANTARA IRNA II DAN IRNA IIIA TERHADAP KECEPATAN PROSES KLAIM BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
rahmatiah, titin
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 1, No 2 (2017): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.612 KB)
Ketidaklengkapan persyaratan klaim menjadi salah satu masalah karena masih akan dilakukan identifikasi berkas yang tidak lengkap kemudian dikembalikan lagi ke pihak admin rawat inap untuk dilengkapi sehingga akan berpengaruh terhadap proses verifikasi klaim. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram bahwa pada bagian Instalasi Klaim Jaminan Kesehatan (IKJK) sering ditemukan berkas klaim yang tidak disertai dengan hasil penunjang medis serta catatan pada resume medis yang kurang lengkap dan belum ditandatangani oleh Dokter Pananggung Jawab Pasien (DPJP). Tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui perbedaan kelengkapan persyaratan klaim BPJS antara IRNA II dan IRNA IIIA terhadap kecepatan proses klaim BPJS di RSUD Kota Mataram.Metode penelitian ini yaitu observational descriptive (penelitian yang digunakan untuk menggambarkan besarnya masalah) dengan pendekatan cross sectional (cara pengambilan data variabel dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan). Sampel penelitian adalah berkas klaim rawat inap bulan Mei 2017 dengan perincian 44 berkas klaim rawat inap IRNA II dan 45 berkas klaim rawat inap pada IRNA IIIA. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan kelengkapan persyaratan klaim BPJS antara IRNA II dan IRNA IIIA. Dari 89 berkas klaim yang menjadi sampel penelitian, didapatkan hasil kelengkapan persyaratan klaim BPJS oleh IRNA II sebesar 75%, sedangkan IRNA IIIA sebesar 66,7% dikarenakan bukti pendukung (hasil PA) yang belum keluar, sehingga kelengkapan persyaratan klaim BPJS IRNA II lebih tinggi daripada kelengkapan persyaratan klaim BPJS IRNA IIIA.
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SENSUS HARIAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM 2017
hartika, fitrian
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 1, No 2 (2017): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.612 KB)
Kegiatan registrasi atau pendaftaran pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram saat ini sudah menggunakan sistem komputerisasi, namun tidak dengan kegiatan Sensus Harian Pasien Rawat Inap (SHPRI), kegiatan SHPRI tersebut masih mengunakan media kertas sehingga untuk membuat laporan rekapitulasi sensus harian memiliki beberapa kendala yang mengakibatkan pembuatan laporan menjadi terhambat karena data-data tersebut merupakan lembaran-lembaran yang terpisah dan sering kali masih terdapat kesalahan dalam penginputan data, karena sistem yang digunakan masih manual, akibatnya informasi yang dihasilkan tidak akurat dan tidak sistematis. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancangan sistem informasi SHRI di Rumah sakit Umum Daerah Kota Mataram, dengan menganalisis data yang diperlukan untuk pembuatan rancangan sistem informasi sensus harian rawat inap.Jenis penelitian ini mengadopsi model Waterfall Yaitu model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Terdapat lima tahapan dalam metode penelitian ini yakni Requirements Analisys and Definition, System Design, Implementation and Unit Testing, Integration and System Testing dan tahap terakhir yakni Operation and Maintenance. Dalam perancangan ini hanya sampai tahap system design yakni pembuatan tampilan antar muka sistem (interface system)Hasil penelitian diketahui bahwa pengelolaan sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram melibatkan beberapa unit kerja yang ada di Rumah Sakit antara lain, Unit Rekam Medis khusus di bagian Pendaftaran dan bagian Pelaporan Internal, dan Unit bangsal rawat inap khususnya di bagian Admisi dan Keperawatan. Terdapat beberapa alur dalam pembuatan SHPRI ini, yang pertama alur pendaftaran pasien rawat inap yang memasukkan data pribadi pasien kemudian dikirimkan keruang perawatan, dari ruang perawatan kemudian dibuat laporan sensus harian rawat inap kemudian setelah lembaran sensus terisi oleh perawat, selanjutnya dari bangsal masing-masing sensus tersebut dibawa ke Unit Rekam Medis khusus bagian pelaporan internal.Dengan adanya perancangan sistem informasi sensus harian rawat inap ini diharapkan penyelenggaraan sistem informasi rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram dikembangkan dalam bentuk aplikasi.
TINJAUAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN PENGGUNA KARTU BPJS TENTANG PROSEDUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
Widya Safitri1, Liliyana
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 1, No 2 (2017): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.612 KB)
BPJS (Badan PenyelenggaraanJaminan Sosial) adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, sebagai upaya memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. KetidaktahuanPasien penguna kartu BPJS terhadapprosedur pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram secara langsung menyebabkan proses pendaftaran dan pelayanan terhadap pasien terhambat dan lama.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien pengguna kartu BPJS tentang prosedur pelayanan pasien rawat jalan di Rumah SakitUmum Daerah Kota Mataram. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 83 pasien. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam untuk memperoleh data menggunakan penyeberan angket (kuesioner) kepada responden. Data yang diperoleh kemudian di analis menggunakan Rumus Arikunto. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pengetahuan pasien BPJS tentang prosedur pelayanan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram yang berkategori baik sebanyak 8 orang atau 9%, cukup 63 orang atau 76%, kurang 11 orang atau 13%, buruk 1 orang atau 2%. Pengetahuan Pasien BPJS tentang prosedur pelayanan pasien rawat jalan sangat penting terhadap kualitas pelayanan di unit rawat jalan maka dari itu peserta pengguna kartu BPJS harus tahu tentang prosedur yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
Gambaran Penggunaan Kartu BPJS Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Kota Mataram
Satria, Roni
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2018): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.616 KB)
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang didukung oleh suatu sistem kesehatan nasional ( UU RI No. 24 tahun 2009). Salah satu upaya kesehatan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang dilakukan pemerintah adalah dengan diadakanya program Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai diberlakukan di Indonesia sejak 1 Januari 2014. Setiap peserta anggota BPJS Kesehatan yang terdaftar memiliki kartu BPJS Kesehatan, namun masih dijumpai keluhan masyarakat mengenai manfaat dan tata cara penggunaan BPJS.           Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat penggunaan kartu BPJS pasien rawat inap.Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram pada bulan Agustus 2017.Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Kartu BPJS Pasien Rawat Inap dengan jumlah sampel sebanyak 88 kartu pasien pengguna BPJS.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan dengan menggunakan analisa data secara deskriptif.           Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran penggunaan kartu BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah kota Mataram menunjukan bahwa peserta pengguna kartu BPJS sudah mengetahui tata cara penggunaan kartu BPJS. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian gambaran penggunaan kartu BPJS Kesehatan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram sebagian peserta sudah mengetahui tata cara penggunaan kartu BPJS dengat tingkat penggunaan kartu BPJS sebanyak 93,41 %Â
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN DALAM DOKUMEN REKAM MEDIS DI RS. ST. ELISABETH LELA
anselmus, andreanus
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 1, No 2 (2017): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.612 KB)
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas yang memberikan pelayanan kepada pasien diwajibkan membuat rekam medis. Rekam medis di rumah sakit sangat berperan dalam pelaksanaan manajemen rumah sakit. Rekam medis harus mampu menyajikan informasi tentang pelayanan dan kesehatan di rumah sakit dan harus dibuat secara teratur, lengkap dan jelas.Perawat sebagai salah satu tenaga medis yang juga memberikan pelayanan kesehatan memiliki kewajiban untuk membuat dokumentasi dan tindakan asuhan keperawatan yang dilakukannya dalam catatan keperawatan. Catatan keperawatan merupakan alat komunikasi antara sesama perawat, antara perawat dan dokter dan juga sebagai salah satu kelengkapan dokumen rekam medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang pengisian catatan keperawatan dalam dokumen rekam medis. Metode penelitian ini adalah deskriptip kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit St. Elisabeth Lela pada bulan Mei 2017. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat yang berjumlah 31 orang. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan menggunakan analisa data univariat.Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang pengisian catatan keperawatan di Rumah Sakit St. Elisabeth Lela adalah cukup atau 66,93 % dan tingkat pengetahuan perawat mengenai rekam medis di Rumah Sakit St. Elisabeth Lela adalah cukup atau 75,91 %. Kesimpulan pada penelitian ini, tingkat pengetahuan perawat tentang pengisian catatan keperawatan dalam dokumen rekam medis di Rumah Sakit St. Elisabeth Lela adalah cukup atau 70,19 %.
KETEPATAN DAN KELENGKAPAN KODE DIAGNOSIS PADA KASUS TUBERKULOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA MATARAM PERIODE TAHUN 2016
rifaldin, agung
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 1, No 2 (2017): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.612 KB)
Kelengkapan pengisian informasi medis hasil pemeriksaan diagnosis Tuberkulosis sangat penting dan berpengaruh terhadap keakuratan kode. Keakuratan kode diagnosis Tuberkulosis mengacu pada penulisan kode diagnosis yang sesuai dengan klasifikasi dalam ICD-10, kode dianggap tepat dan lengkap bila sesuai kondisi pasien dengan segala tindakan yang terjadi, dan lengkap sesuai aturan klasifikasi ICD-10. Kode yang tidak tepat dan lengkap berdampak pada biaya pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana standar operasional prosedur (SOP) pengkodingan penyakit di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, mengetahui jumlah kasus Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Periode Tahun 2016 dan mengetahui persentase ketepatan dan kelengkapan jumlah pemberian kode diagnosis pada kasus Tuberkulosis berdasakan ICD-10 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram periode tahun 2016. Penelitian ilmiah ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini menggambarkan bagaimana tingkat ketepatan dan kelengkapan kode diagnosis pada kasus Tuberkulosis berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram periode tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah 159 berkas rekam medis pasien dengan diagnosis Tuberkulosis tahun 2016 dan jumlah sampel sebanyak 61 dengan tehnik pengambilan menggunakan simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram terhadap tingkat ketepatan kode diagnosa penyakit tuberkulosis dari 61 berka rekam medis yang diteliti diperoleh hasil dari kode penyakit Tuberkulosis yang tepat ialah sebanyak 45 berkas rekam medis atau 73,77% dan kode yang tidak tepat sebanyak 16 berkas rekam medis atau 26,22%. Kemudian berdasarkan penelitian terhadap tingkat kelengkapan kode penyakit Tuberkulosis diperoleh hasil kode yang lengkap sebanyak 61 atau 100% dan kode yang tidak lengkap sebanyak 0 berkas rekam medis atau 0%.
KETEPATAN DAN KELENGKAPAN KODE DIAGNOSIS PADA KASUS TUBERKULOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA MATARAM PERIODE TAHUN 2016
rifaldin, agung
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 1, No 2 (2017): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.612 KB)
Kelengkapan pengisian informasi medis hasil pemeriksaan diagnosis Tuberkulosis sangat penting dan berpengaruh terhadap keakuratan kode. Keakuratan kode diagnosis Tuberkulosis mengacu pada penulisan kode diagnosis yang sesuai dengan klasifikasi dalam ICD-10, kode dianggap tepat dan lengkap bila sesuai kondisi pasien dengan segala tindakan yang terjadi, dan lengkap sesuai aturan klasifikasi ICD-10. Kode yang tidak tepat dan lengkap berdampak pada biaya pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana standar operasional prosedur (SOP) pengkodingan penyakit di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, mengetahui jumlah kasus Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Periode Tahun 2016 dan mengetahui persentase ketepatan dan kelengkapan jumlah pemberian kode diagnosis pada kasus Tuberkulosis berdasakan ICD-10 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram periode tahun 2016. Penelitian ilmiah ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini menggambarkan bagaimana tingkat ketepatan dan kelengkapan kode diagnosis pada kasus Tuberkulosis berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram periode tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah 159 berkas rekam medis pasien dengan diagnosis Tuberkulosis tahun 2016 dan jumlah sampel sebanyak 61 dengan tehnik pengambilan menggunakan simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram terhadap tingkat ketepatan kode diagnosa penyakit tuberkulosis dari 61 berka rekam medis yang diteliti diperoleh hasil dari kode penyakit Tuberkulosis yang tepat ialah sebanyak 45 berkas rekam medis atau 73,77% dan kode yang tidak tepat sebanyak 16 berkas rekam medis atau 26,22%. Kemudian berdasarkan penelitian terhadap tingkat kelengkapan kode penyakit Tuberkulosis diperoleh hasil kode yang lengkap sebanyak 61 atau 100% dan kode yang tidak lengkap sebanyak 0 berkas rekam medis atau 0%.
TINJAUAN SEPULUH BESAR INDEKS PENYAKIT RAWAT JALAN PADA TRIWULAN 1 TAHUN 2017 DI PUSKESMAS DASAN TAPEN KECAMATAN GERUNG
Mulyanti, Sri
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2018): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.616 KB)
Judul dari karya tulis ilmiah ini adalah tinjauan sepuluh besar indeks penyakit rawat jalan pada triwulan 1 tahun 2017 di puskesmas dasan tapen kecamatan gerung, tujuan penelitian ini adalah mendapat gambaran sepuluh penyakit terbanyak pada triwulan 1 tahun 2017 di puskesmas dasan tapen kecamatan gerung dan Faktor-faktor penyebab penyakit terbanyak yang diderita di Puskesmas Dasan Tapen Kecamatan Gerung. Metode yang digunakan observasi, wawancara,dan data di analisis dengan deskriftip.Data sepuluh besar penyakit pada bulan januari, februari, maret tahun 2017 adalah dapat diperoleh melalui aplikasi E-Puskesmas yang di buat oleh PT-INFOKES. Hasil dari penelitian ini adalah data sepuluh penyakit terbanyak dari bulan januari jumlah 973, februari jumlah 1025, dan jumlah maret 709. Didalam data sepuluh besar penyakit yang terbanyak adalah Inpeksi Saluran Pernafasan (ISPA) dengan jumlah 2707.
TINJAUAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN PENGGUNA KARTU BPJS TENTANG PROSEDUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
Widya Safitri1, Liliyana
QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT Vol 1, No 2 (2017): QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Publisher : QUALITY ASSURANCE AND HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6.612 KB)
BPJS (Badan PenyelenggaraanJaminan Sosial) adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, sebagai upaya memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. KetidaktahuanPasien penguna kartu BPJS terhadapprosedur pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram secara langsung menyebabkan proses pendaftaran dan pelayanan terhadap pasien terhambat dan lama.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien pengguna kartu BPJS tentang prosedur pelayanan pasien rawat jalan di Rumah SakitUmum Daerah Kota Mataram. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 83 pasien. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam untuk memperoleh data menggunakan penyeberan angket (kuesioner) kepada responden. Data yang diperoleh kemudian di analis menggunakan Rumus Arikunto. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pengetahuan pasien BPJS tentang prosedur pelayanan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram yang berkategori baik sebanyak 8 orang atau 9%, cukup 63 orang atau 76%, kurang 11 orang atau 13%, buruk 1 orang atau 2%. Pengetahuan Pasien BPJS tentang prosedur pelayanan pasien rawat jalan sangat penting terhadap kualitas pelayanan di unit rawat jalan maka dari itu peserta pengguna kartu BPJS harus tahu tentang prosedur yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.