cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
ISSN : 25486357     EISSN : 25486357     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Arjuna Subject : -
Articles 22 Documents
UJI AKTIFITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG JAMBU AIR (Syzygium aqueum ) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli suhardin, suhardin
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 1, No 2 (2017): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit batang jambu air merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang memiliki zat berkhasiat antara lain flavonoid, fenolik, dan tanin. Tanaman ini digunakan sebagai antibakteri pengobatan demam, diare, anti jamur anti parasit, bisul, dan pengobatan kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan daya hambat ektrak kulit batang jambu air terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jenis Peneliti ini merupaka peneliti true eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran dengan perlakuan 4 konsentasi 25%, 50%, 75%, dan 100%, serta pengulangan 6 kali pada masing-masing perlakuan. Hasil peneliyian ini menunjukkan bahwa ektrak etil asetat kulit batang jambu air (S. aqueum) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar sumuran.  Penghambatan  pada bakteri  Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% di ketahui rata-rata zona hambat yang terbentuk secara berurut sebesar 14,6 mm, 18 mm, 21,8 mm dan 27,3 mm. Sedangkan Penghambatan  pada bakteri  Escherichia coli dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% di ketahui rata-rata zona hambat yang terbentuk secara berurut 12,3 mm, 15,2 mm, 19,5 mm dan 22 mm. Berdasarkan hasil uji kruskal-wallis baik pada bakteri S.aureus maupun E. coli dikethui memiliki nilai signifikan yang sama yaitu sebesar 0,00<0,05 yang berarti hasil ektrak etikl asetat kulit batanf jamu air (S. aqueum) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli dengan katergori sensitif.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum citriodorum) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella disentriae aini, aini; hardani, Hardani
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 1, No 1 (2017): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian Ocimum citriodorum daun kapsul pada pertumbuhan bakteri Shigella disentriae. Penelitian ini telah dilakukan di laboratorium mikrobiologi Politeknik Medika Farma Husada Mataram pada bulan Oktober 2016. Rancangan percobaan penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan lima konsentrasi: 2%, 4%, 6%, 8%, 10%. Parameter yang diamati bakteri Shigella disentriae dengan menghitung diameter zona yang diblokir dengan 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan 18,8 mm diameter zona terbesar yang dihasilkan dengan konsentrasi 10%. Diameter zona terkecil dengan diameter 12 mm yang dihasilkan sebesar 4%.
PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK BAWANG MERAHTERHADAP BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK GORENG CURAH Asri, Roushandy
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 2, No 1 (2018): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan minyak goreng curah secara berulang dengan suhu panas yang tinggi akan mengakibatkan adanya perubahan sifat fisikokimia (kerusakan minyak) seperti perubahan  warna, bau, meningkatnya bilangan peroksida. Selama ini untuk mengatasi hal tersebut masih menggunakan antioksidan sintetik seperti Butylated Hydroxytoluen (BHT ). Dimana penggunaan BHT bersifat karsinogenik. Melihat hal tersebut sehingga perlu dicari alternatif antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu tentang pengaruh penambahan antioksidan alami yaitu bubuk bawang merah (Allium Ascalonicum) terhadap bilangan peroksida yang ada pada minyak goreng curah dengan waktu penyimpanan 0,4,dan 8 hari  yang hasil analisisnya dibandingkan dengan minyak goreng curah yang ditambahkan dengan antioksidan sintetik yaitu BHT. Metode penentuan bilangan peroksida dilakukan dengan menggunakan titrasi iodometri. Hasil analisis menunjukkan bilangan peroksida dengan penambahan bubuk bawang merah lebih rendah dibandingkan dengan penambahan BHT. Hal tersebut menunjukkan bahwa bubuk bawang merah efektif sebagai antioksidan alami.
PENGARUH PERENDAMAN AIR PANAS DAN AIR GARAM TERHADAP KADAR FORMALIN PADA IKAN TERI (Stolephorus sp.) Gusti Ayu Kade Bintang Suciyatnanta Lia Ningrum, Gusti Ayu Kade Bintang Suciyatnanta Lia
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 1, No 1 (2017): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengawetan ikan secara alami di Indonesia umumnya menggunakan teknik penggaraman.Namun, apabila cuaca kurang mendukung, produsen biasanya melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mengurangi kerugian seperti menambahkan zat-zat kimia yang berbahaya, contohnya formalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman air panas dan air garam terhadap kadar formalin pada ikan teri (Stolephorus sp.) dengan variasi suhu air panas, konsentrasi air garam, dan waktu perendaman. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimendengan rancangan penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), besar unit eksperimen pada penelitian ini adalah 100 unit eksperimen. Berdasarkan hasil yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil kadar formalin dengan perendaman air panas pada suhu 600C selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,695%, 0,675%, 0,647%, 0,644%, 0,594%. Suhu 700C selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,675%, 0,654%, 0,635%, 0,615%, 0,575%. Suhu 800C selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,633%, 0,624%, 0,615%, 0,595%, 0,555%. Suhu 900C selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,613%, 0,603%, 0,553%, 0,532%, 0,524%. Suhu 1000C selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,583%, 0,564%, 0,524%, 0,482%, 0,454%. Sedangkan hasil kadar formalin dengan perendaman air garam pada konsentrasi 0,1 M selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,473%, 0,434%, 0,414%, 0,393%, 0,365%. Konsentrasi 0,5 M selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,413%, 0,404%, 0,344%, 0,323%, 0,305%. Konsentrasi 1,0 M selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,324%, 0,304%, 0,274%, 0,233%, 0,165%. Konsentrasi 1,5 M selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,235%, 0,203%, 0,094%, 0,064%, 0,022%. Konsentrasi 2,0 M selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit berturut-turut adalah 0,144%, 0,024%, tidak terdeteksi, tidak terdeteksi, tidak terdeteksi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Kruskall Wallis. Hasil uji statistik diperoleh p-value (sig) sebesar 0,046 pada perendaman air panas dan 0,047 pada perendaman air garam, yang berarti nilai signifikasi di bawah 0,05 dan menunjukkan adanya pengaruh perendaman dengan air panas dan air garam terhadap kadar formalin pada ikan teri (Stolephorus sp.).
GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH, GLUKOSURIA DAN KETONURIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS wahidah, nurul
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 1, No 2 (2017): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka, Glukosa urine adalah glukosa yang terdapat pada urine, normalnya glukosa tidak ditemukan dalam urine, Ketonuria adalah asam organik yang tertimbun dalam sirkulasi (ketosis) karena kecepatan reproduksinya melebihi penggunaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran kadar glukosa darah, glukosuria dan ketonuria pada penderita diabetes mellitus dengan jumlah sample 30 orang. Metode dalam penelitian ini adalah observasional deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan kadar glukosa darah, glukosuria dan ketonuria pada penderita diabetes mellitus, hasil dari penelitian ini adalah kadar gula darah tertinggi 485 dan terendah 180 mg/dl dengan glukosuria 26 yang positif dan 4 orang yang negatif sedangkan ketonuria 28 yang negatif dan 2 orang yang positif.
Studi Bahaya Bahan Timbal Terhadap Penurunan Kadar Hemoglobin Pada Petugas SPBU PT Kari Rindo Kekalik Kota Mataram 2016 Dian Hartarini, Ni Komang
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 1, No 1 (2017): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Timbal adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Senyawa timbal yang masuk dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan pernafasan ini merupakan logam yang dapat merusak sistem syaraf. Timbal yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu enzim oksidase dan akibatnya menghambat system metabolisme sel, salah satunya menghambat sintesis Hb dalam sumsum tulang dan juga timbal menghambat enzim sulfidril untuk mengikat delta-amnolevulinik acid (ALA) menjadi porprobilinogen yang mengakibatkan penurunan kadar Hb. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahaya bahan timbal terhadap penurunan kadar hemoglobin pada petugas SPBU PT Kari Rindo Kekalik Kota Mataram. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat observasional deskriptif dimana peneliti mengamati timbul atau tidaknya suatu masalah kesehatan pada individu atau kelompok menurut derajat pemaparanya terhadap faktor resiko yang diduga menjadi penyebab.Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Laboratorium Klinik Asy-shifa Panjitilar Mataram dengan menggunakan 20 sampel darah petugas SPBU diperoleh hasil rata-rata pemeriksaan kadar hemoglobin yaitu 13,9 g/dl, dengan 10 sampel (50%) diperoleh hasil normal dan 10 sampel (50%) diperoleh hasil tidak normal dari 20 sampel (100%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada penurunan kadar hemoglobin terhadap bahaya bahan timbal pada petugas SPBU di SPBU PT Kari Rindo Kekalik Kota Mataram.
GAMBARAN PROTEIN URINE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA 40 TAHUN KEATAS asmayawati, ida
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 2, No 1 (2018): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Protein urine adalah suatu kondisi dimana terlalu banyak protein dalam urin yang dihasilkan dari adanya kerusakan ginjal.  Ekskresi protein urine normal hingga 150 mg/hari. Jika jumlah protein dalam urin menjadi abnormal,  maka dianggap sebagai tanda awal penyakit ginjal atau penyakit sistemik yang signifikan. Hipertensi membuat protein urine menjadi positif karena hipertensi biasa menyebabkan kerusakan pembuluh darah halus dalam ginjal sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring darah dengan baik sehingga mengakibatkan peningkatkan progresivitas proteinuria.  Pemeriksaan protein urine sangat penting untuk menegakkan diagnose suatu penyakit.  Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui bagaimana protein urine pada penderita hipertensi usia 40 tahun keatas.  Metode penelitian ini adalah purposive sampling dengan pendekatan deskriptif,  pengambiln sampel dilakukan dengan wawancara sebanyak 26 sampel,  data protein urine dilakukan dengan pemeriksaan carik celup 3 parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 26 sampel terdapat 2 sampel yang positif dengan hasil +1 (100 mg/dl) dan +3 (300 mg/dl),  dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa protein urine pada penderita hipertensi menunjukkan hasil yang positif.
PENGARUH EKSTRAK TEMPE (Glycine max) TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli firdiansyah, adi
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 1, No 2 (2017): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe merupakan produk fermentasi kedelai oleh jamur Rhyzopus oryzae/ Rhyzopus oligosporus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak tempe (Glycine max) dengan perbedaan masa fermentasi  terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pengujian daya hambat antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Penelitian ekstrak tempe yang difermentasi 1x24 jam, 2x24 jam, 3x24 jam dan 4x24 jam pada kosentrasi 50% dengan tiga kali ulangan. Analisa dengan One Way Anova. Hasil penelitian menunjukan tempe yang 1x24 jam diketahui rata-rata zona hambat diameter 23,5 mm, tempe yang 2x24 jam diketahui rata-rata zona hambat diameter 21 mm, tempe yang 3x24 jam diketahui rata-rata zona hambat diameter 18 mm, tempe 4x24 jam diketahui rata-rata zona hambat diameter 17,9 mm dan kontrol positif (+) Ciprofloxacin diketahui rata-rata zona hambat diameter 33 mm. Berdasarkan uji Anova dengan tingkat kepercayaan = 95%, diperoleh hasil yang signifikan yaitu probabilitas (0,000) < α (0,05), yang berarti bahwa ekstrak tempe (Glycine max) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang ditunjukan dengan terbentuknya zona hambat berupa daerah jernih disekitar sumuran yang berisi ekstrak tempe (Glycine max).
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI MADU DAN PROPOLIS TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Mentari, Ika Nurfajri
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 2, No 1 (2018): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted based on several things, that is because it is one of the health problems, especially the problem of nosocomial infection that occurred in the hospital. The presence of chemical antibiotic resistance to Staphylococcus aureus bacteria and the use of natural antibiotics that are believed to prevent or kill a bacterium without side effects on the host. This research was conducted at Biomedical Research Unit Laboratory of West Nusa Tenggara Province General Hospital.The purpose of this study was to determine the difference of antibacterial effectiveness of honey and propolis against Staphylococcus aureus bacteria. Some concentrations ranging from 100%, 75%, 50% and 25% with ciprofloxacin antibiotics as positive controls.This research is true experimental research using diffusion method with amount of 12 MHA media (Mueller Hinton Agar) which is suspension of Staphylococcus aureus bacteria. In each medium made 5 holes 8 mm diameter wells. Then honey and propolis that have been made concentrations ranging from 100%, 75%, 50% and 25% dripped into the well as much as 50 μl and antibiotics ciprofloxacin affixed into the well. Subsequently incubated for 24 hours at 370C. The difference in antibacterial effectiveness of honey and propolis can be known by measuring the diameter of the inhibition zone formed on MHA media, using a ruler. Data obtained from the results of the study were analyzed by statistical test using Kruskal-Wallis Test and Mann-Whitney Test.The result of Kruskal-Wallis Test test shows that there is a significant difference of constraint zone from some concentration, either from honey or propolis (P ≤ 0,05). Mann-Whitney Test showed a significant difference in antibacterial effectiveness of honey and propolis against Staphylococcus aureus (P ≤0,05) bacteria. The conclusion of this study is that honey and propolis have different antibacterial power from 100%, 75%, 50% and 25% concentration, as well as from the antibacterial effectiveness of honey and propolis in the process of inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria.
DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans SECARA IN VITRO Rahmiati, Asri
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 1, No 1 (2017): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri Sreptococcus mutans merupakan mikroba patogen penyebab karies gigi. Banyak dari masyarakat yang mengobati penyakit karies gigi dengan tanaman tradisional seperti belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L). Tanaman ini memiliki berbagai macam kandungan berupa alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai antimikroba. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental dengan metode sumuran. Desain penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang menggunakan empat perlakuan dan enam kali pengulangan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan zona hambat pada masing-masing perlakuan yaitu konsentrasi 25% dengan rata-rata diameter zona hambat 10,1 mm, konsentrasi 50% dengan rata-rata diameter zona hambat 15,1 mm, konsentrasi 75% dengan rata-rata diameter zona hambat 18,1 mm, konsentrasi 100% dengan rata-rata diameter zona hambat 20,1 mm, dan kontrol (+) Ciprofloxacyn dengan rata-rata diameter zona hambat 29,9 mm. Berdasarkan uji Kruskal-wallis dengan tingkat kepercayaan = 95%, diperoleh hasil signifikan (0,000) < α (0,05), yang berarti bahwa ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat berupa daerah jernih di sekitar sumuran yang berisi ekstrak buah belimbing wuluh.

Page 1 of 3 | Total Record : 22