cover
Contact Name
Agus Hendra Al Rahmad, SKM, MPH
Contact Email
4605.ah@gmail.com
Phone
+6285260047644
Journal Mail Official
jurnal6121@gmail.com
Editorial Address
Jln. Soekarno-Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh, Lampeunerut, Aceh Besar. Kode Pos: 23352 Provinsi Aceh, Indonesia.
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
AcTion: Aceh Nutrition Journal
ISSN : 25273310     EISSN : 25485741     DOI : http://dx.doi.org/10.30867
Core Subject : Health, Science,
AcTion: Aceh Nutrition Journal merupakan jurnal gizi dan kesehatan dengan E-ISSN 2548-5741 dan ISSN 2527-3310. Jurnal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam penyampaian hasil penelitian sebagai media yang dapat digunakan untuk meregistrasi, mendiseminasi, dan mengarsipkan karya peneliti tenaga gizi dan kesehatan di Indonesia, Aceh pada khususnya.
Articles 437 Documents
Pemanfaatan kedelai dan apel malang untuk pembuatan snack bar: kajian kadar lemak dan kadar karbohidrat Nanik Hamidah; Baiq Retno Yolanda Haryuning; Yahmi Ira Setyaningrum
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.55 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i2.178

Abstract

Snack bars are light meals in a form of bar. This snack bar product needs development that can fulfill balanced nutrient, by utilizing the potential of local food namely soybeans and apples. This study was conducted to analyze the concentration effect of soy flour and the addition of apples to fat and carbohydrate levels in the snack bar. The study used a randomized block design with three treatments and nine replications. The treatments in this study were F1 (40 gr soy flour: 60 gr dried apples), F2 (50 gr soy flour: 50 gr dried apples) and F3 (60 gr soy flour: 40 gr dried apples). Fat level in this study was obtained by using the Weibull method, whereas for carbohydrate level using the By Difference method. Data obtained were statistically analyzed using two way ANOVA and DMRT at a 95% reliability level. The results showed that there was a significant effect (p <0,05) of soy flour concentration and the addition of apples to fat and carbohydrate levels in the snack bar. The higher the concentration of soy flour, the higher the fat level in the snack bar. The highest fat level was found in F3. The higher the addition of apples, the higher the carbohydrate level in the snack bar. The highest carbohydrate level was found  in F1.Snack bar merupakan makanan ringan berbentuk batangan. Produk snack bar ini perlu pengembangan yang dapat memenuhi gizi seimbang, dengan memanfaatkan potensi pangan lokal yaitu kacang kedelai dan apel. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi tepung kedelai dan penambahan apel terhadap kadar lemak dan  kadar  karbohidrat pada snack bar. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga perlakuan dan sembilan kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini yaitu F1 (tepung kedelai 40 gr : apel kering 60 gr), F2 (tepung kedelai 50 gr : apel kering 50 gr) dan F3 (tepung kedelai 60 gr : apel kering 40 gr). Kadar lemak pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode Weibull, sedangkan untuk kadar karbohidrat menggunakan metode By Difference. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan two way anova dan DMRT pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan (p < 0,05) konsentrasi tepung kedelai dan penambahan apel terhadap kadar lemak  dan kadar karbohidrat pada snack bar. Semakin tinggi konsentrasi tepung kedelai maka semakin tinggi kadar lemak pada snack bar. Kadar lemak tertinggi terdapat pada F3. Semakin tinggi penambahan apel maka semakin tinggi kadar karbohidrat pada snack bar. Kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada F1.
Karakteristik fisik dan kimia velva buah naga dan sayur wortel dengan penambahan labu kuning Saskiyanto Manggabarani; Wanda Lestari; Herlina Gea
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v4i2.181

Abstract

Velva is a type of frozen dessert made from fruit that contains nutrients that help the body's metabolic processes and as a source of energy. The addition of vegetables is done to replace fruits that are more expensive and as a source of antioxidants. The aim is to determine the acceptability and hedonic quality and nutritional content of the best formulas for Velva products. Experimental research using a completely randomized design (CRD) approach to the formulation of the basic material for making dragon fruit Velva with the addition of carrot and pumpkin vegetables that is five treatments and two replications to obtain 10 experimental units, the data were analyzed by One Way ANOVA with Duncan test. The results based on hedonic tests show that F3 (80% Carrot + Yellow Pumpkin 20%) averaged 3,51 best-selected formulas. Whereas the hedonic quality test showed that F1 (Carrot 100%) average value of 3,51 the best-selected formula. Organoleptically selected best Velva showed F5 as the best Velva formula ranging from 3.49 organoleptic average test results and nutrient analysis results with nutrient content values. Water content is 77,4%, fat content is 7,4%, protein content is 2,9%, carbohydrate content is 15.3164% ash content is 4,3%. Conclusion; the best dragon fruit Velva formula, carrot vegetable, and pumpkin are the best in hedonic and hedonic quality in formula F5 (60% carrot and 40% pumpkin) containing low-fat content based on SNI frozen dessert.Velva sejenis frozen dessert terbuat dari buah yang mengandung kandungan zat gizi yang membantu proses metabolisme tubuh dan sebagai sumber energi. Penambahan sayur dilakukan untuk mengganti buah yang harganya lebih mahal dan sebagai sumber antioksidan. Tujuan untuk mengetahui daya terima dan mutu hedonik serta kandungan gizi formula terbaik terhadap produk velva. Penelitian eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pendekatan formulasi dari bahan dasar pembuatan velva buah naga dengan penambahan sayur wortel dan labu kuning  yaitu lima perlakuan dan dua kali ulangan sehingga diperoleh 10 unit percobaan, data dianalisis dengan One Way Anova dengan uji Duncan. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa F3  (Wortel 80% + Labu Kuning 20%) rata-rata 3,51 formula terpilih terbaik. Uji mutu hedonik menunjukkan bahwa F1 (Wortel 100%)  nilai rata-rata  3,51 formula terpilih terbaik. Velva terpilih terbaik secara organoleptik menunjukkan F5 sebagai formula velva  terbaik berkisar 3,49 nilai rata-rata uji organoleptik dan hasil analisis zat gizi dengan nilai kandungan zat gizi. Kadar air 77,5%, kadar lemak 7,4%, kadar protein 2,9%, kadar karbohidrat 15,3% kadar abu 4,3%. Kesimpulan; formula velva buah naga, sayur wortel dan labu kuning yang terbaik secara hedonik dan mutu hedonik pada formula F5 (60% wortel dan 40% labu kuning) yang mengandung kadar lemak rendah berdasarkan SNI frozen dessert.
Front Matter AcTion Vol 4 No 2 2019 Agus Hendra Al Rahmad
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2135.235 KB)

Abstract

Dampak pola asuh dan usia penyapihan terhadap status gizi balita indeks BB/U Masyudi, Masyudi; Mulyana, Mulyana; Rafsanjani, T. M
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.701 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i2.174

Abstract

Nutritional status with WFA provides an description of acute nutritional problems, due to fluctuating changes in body weight. Breastfeeding is not until two years is a factor causing weight not to rise, so weaning toddlers very well even at 2 years. Mothers with poor parenting such as breastfeeding, complementary feeding and health services also affect the condition of the nutritional status of children under five acutely. The aim of study was to determine the impact of parenting and weaning age on the nutritional status of toddler. The research was cross-sectional study design, with 65 toddlers in Muara Batu District, North Aceh Regency. Samples are taken randomly. Parenting and weaning data were collected through interviews, while nutritional status data used a WFA z-score index. Analysis using Chi-square test. The results show the relationship between parenting (p= 0,021; OR= 3,6) and weaning age (p= 0,042; OR= 3,5) with the nutritional status of toddlers. In conclusion, poor parenting and the fast age of weaning have an impact on the high number of cases of malnutrition in children under five in Muara Batu District, North Aceh. Suggestions, it is necessary to support health promotion such as counseling related to parenting and weaning, and it is hoped that positive follow-up by relevant stakeholders in improving the nutritional status of toddlers.Status gizi BB/U memberikan gambaran masalah gizi akut, karena perubahan berat badan yang fluktuatif. Pemberian ASI tidak sampai dua tahun merupakan faktor penyebab berat badan tidak naik, sehingga menyapih balita sangat baik genap pada 2 tahun. Ibu dengan pola asuh tidak baik seperti pemberian ASI, MP-ASI dan pelayanan kesehatan berdampak juga terhadap kondisi status gizi balita secara akut. Tujuan penelitian untuk mengetahui dampak pola asuh dan usia penyapihan terhadap status gizi balita. Penelitian berdesain Cross-sectional study, pada balita sebanyak 65 balita di Kecamatan   Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara. Sampel diambil secara acak. Data pola asuh dan penyapihan dikumpulkan melalui wawancara, sedangkan data status gizi menggunakan z-score indeks BB/U. Analisis menggunakan uji Chi-square. Hasil menunjukkan hubungan antara pola asuh (p= 0,021; OR= 3,6) dan usia penyapihan (p= 0,042; OR= 3,5) dengan status gizi balita. Kesimpulan, pola asuh yang kurang baik serta cepatnya usia penyapihan berdampak terhadap tingginya kasus gizi kurang pada balita di Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Saran, perlu dukungan promosi kesehatan seperti penyuluhan terkait pola asuh pada balita dan penyapihan, serta diharapkan tindak lanjut positif oleh stakeholder terkait dalam meningkatkan status gizi balita.
Formulasi minuman fungsional teh meniran (Phyllanthus niruri) tinggi antioksidan Taufiq Firdaus Alghifari Atmadja; Andi Eka Yunianto
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.004 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i2.185

Abstract

Meniran tea is a functional beverage that contains a variety of active components. Meniran tea contains a variety of active components including flavonoids which act as antioxidants. The purpose of this study was to study the formulation of meniran leaf tea (Phyllanthus niruri) as a functional drink. The design used in this study is an experimental design with a Completely Randomized Design (CRD). Meniran leaf tea formulation is done by mixing dried meniran leaves with dry black tea leaves with formulations 25%, 50%, and 75%. Organoleptic test results (hedonic and hedonic quality) were analyzed by statistical tests using the Kruskal-Wallis test, while antioxidant capacity data would be analyzed by ANOVA statistical tests. Analysis of antioxidant capacity was carried out using the Spectrophotometry method. Organoleptic test results showed that the hedonic quality parameters typical aroma tea is in the range (2,45 – 2,93), the typical aroma of meniran (2,86 – 3,10), bitter taste (3,76 – 4,45), taste foreign (2,83 – 3,38), and steeping color (1,52 – 3,21). The hedonic organoleptic test showed that the beverage aroma parameters were in the range (3,31 – 3,34), taste (1,96 – 2,55) and steeping color (3,07 – 3,65). Antioxidant capacity test shows that F3 functional drinks have the highest antioxidant content of 87,3%. Overall F1 meniran tea (25% meniran leaves, 75% black tea leaves) is the best formula based on organoleptic test results and antioxidant capacity.Teh meniran merupakan minuman fungsional yang memiliki kandungan berbagai komponen aktif. Teh Meniran mengandung berbagai komponen aktif diantaranya golongan flavonoid berperan sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari formulasi teh daun Meniran (Phyllanthus niruri) sebagai minumal fungsional. Desain penelitian ini yaitu eksperimental melalui Rancangan Acak Lengkap (RAL). Formulasi teh daun meniran dilakukan dengan mencampurkan daun meniran kering dengan daun teh hitam kering dengan formulasi 25%, 50%, dan 75%. Data hasil uji organoleptik (hedonik dan mutu hedonik) dianalisis dengan uji statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis, sedangkan data kapasitas antioksidan akan dianalisis dengan uji statistik ANOVA. Analisis kapasitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri. Hasil uji organoleptik mutu hedonik menunjukkan bahwa parameter aroma khas teh berada pada kisaran (2,45 – 2,93),  aroma khas meniran (2,86 – 3,10), rasa pahit (3,76 – 4,45), rasa asing ( 2,83 – 3,38), dan warna seduhan (1,52 – 3,21). Uji organoleptik hedonik menunjukkan bahwa parameter aroma minuman berada pada kisaran (3,31 – 3,34), rasa (1,96 – 2,55) dan warna seduhan (3,07 – 3,65). Uji kapasitas antioksidan menunjukkan bahwa minuman fungsional F3 memiliki kandungan antioksidan paling tinggi sebesar 87,3%. Secara keseluruhan teh meniran F1(25% daun meniran, 75% daun teh hitam) merupakan formula yang terbaik berdasarkan hasil uji organoleptik dan uji kapasitas antioksidan.
Back Matter AcTion Vol 4 No 2 2019 Agus Hendra Al Rahmad
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.565 KB)

Abstract

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu tentang kandungan iodium dalam garam konsumsi rumah tangga pada daerah pesisir dan pegunungan Ampera Miko
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.801 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i2.176

Abstract

Aceh Province in 2013 had 45,7% use of iodized salt in households, and slightly increased in 2015 by 57,9%. The low use of iodized salt is a factor in the lack of knowledge and behavior that is not in accordance with nutritional guidelines. Increasing iodized salt consumption is possible through the role of housewives through providing basic training. The research aims to increased mothers' knowledge, attitudes and actions about iodine content in household consumption salt through training. The research design is quasi-experiment, was conducted in coastal areas and highlands areas in Lhoknga District, at 2018, and samples were housewives as many as 54 people. The training uses practical methods and discussion, and interviews to collect data. Statistical analysis using the Repeated Measerud Anova and T-Independent. Results, iodized salt training can improve knowledge, attitude and practice (p <0,01). Training examination of iodized salt has a better effectiveness (p <0,01) compared to a discussion. In conclusion, intervention through training and discussion on iodized salt in housewives can significantly improve knowledge, attitudes and actions. Suggestions, it is necessary to monitor and supervise by the government through the district health office related to claims on iodized salt packaging that include salt with iodine levels ≥ 30 ppmProvinsi Aceh tahun 2013 mempunyai cakupan penggunaan garam yodium dalam rumah tangga sebesar 45,7%, dan sedikit meningkat tahun 2015 sebesar 57,9%. Rendahnya penggunaan garam beryodium merupakan faktor rendahnya pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai menurut pedoman gizi. Pelatihan dapat meningkatkan peran ibu dalam perilaku konsumsi garam beryodium. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu tentang kandungan iodium dalam garam konsumsi rumah tangga melalui pelatihan. Desain penelitian yaitu quasi-eksperimen, dilakukan didaerah pesisir dan daerah pegunungan di Kecamatan Lhoknga, tahun 2018. Sampel yaitu ibu rumah tangga diambil secara random yaitu 54 orang. Pelatihan menggunakan metode praktik dan ceramah diskusi, serta wawancara untuk mengumpulkan data. Analisis statistik menggunakan Uji Repeated Measerud Anova dan Independent T-test. Hasil, pelatihan garam beryodium dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan (p< 0,01), pada kelompok ceramah, pengetahuan hanya dapat ditingkatkan sampai dengan minggu kedua (p< 0,01) dan pada minggu ketiga tidak menunjukan perbedaan (p> 0,05), tindakan ibu-ibu belum bisa ditingkatkan pada minggu pertama (p> 0,05), dan signifikan peningkatannya minggu kedua dan ketiga (p< 0,01). Pelatihan pemeriksaan garam beryodium mempunyai efektifitas yang lebih baik (p< 0,01) dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan. Kesimpulan, pelatihan garam beryodium sangat baik dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dibandingkan intervensi ceramah. Saran, perlu pemantauan dan pengawasan pemerintah melalui dinas kesehatan kabupaten terkait klaim pada kemasan garam beryodium yang mencantumkan garam dengan kadar yodium ≥ 30 ppm.
Pengaruh pemberian telur ayam broiler terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas Ratna Dewi
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.309 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i2.161

Abstract

Perineal injury is a predisposing factor for postpartum infections. This form of infection varies and is local until sepsis and postpartum death occur. One of the risk factors for perineal infection is healing of old perineal wounds. The study aims to measure the effect of broiler chicken eggs on healing of perineal wounds in puerperal mothers. The study was used a quasi experimental design method with a control group approach. Conducted for postpartum mothers in the district of Ingin Jaya from July to November 2018. The sample consisted of 15 intervention group mothers (receiving broiler eggs) and 15 control group mothers. Data collection by interview, 24 hour recall. Analysis using the Man Whitney test. The results showed that mothers who were given broiler eggs had a faster healing process in perineal wounds (p <0,05) with an average healing of 5-6 days. Mothers who were not given eggs had an average wound healing of 10-12 days in postpartum mothers. Conclusion, giving broiler chicken eggs significantly influence the healing of perineal wounds in puerperal mothers in district of Ingin Jaya. It is recommended, that the puerperal woman with perineal wounds to be able to consume 2 boiled eggs/day in an effort to accelerate wound healing and to avoid postpartum infections.Luka perineum merupakan faktor predisposisi terjadinya infeksi masa nifas. Bentuk infeksi ini bervariasi dan bersifat lokal sampai terjadi sepsis dan kematian masa nifas. Salah satu faktor resiko terjadinya infeksi perineum adalah penyembuhan luka perineum yang lama. Penelitian bertujuan untuk  mengukur pengaruh pemberian telur ayam broiler terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Penelitian menggunakan metode quasi experimental design dengan pendekatan  control group. Dilakukan pada ibu nifas di Kecamatan Ingin Jaya mulai Juli – Nopember 2018. Sampel terdiri 15 ibu kelompok intervensi (mendapat pemberian telur broiler) dan 15 ibu kelompok kontrol. Pengumpulan data secara wawancara, recall 24 jam. Analisis menggunakan uji Man Whitney. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang diberikan telur broiler lebih cepat proses penyembuhan pada luka perineum (p< 0,05) dengan rata-rata penyembuhan yaitu 5-6 hari. Ibu yang tidak diberikan telur mempunyai rata-rata penyembuhan luka yaitu 10-12 hari pada ibu nifas. Kesimpulan, pemberian telur ayam broiler berpengaruh signifikan terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu-ibu nifas di Kecamatan Ingin Jaya. Disarankan, supaya ibu nifas dengan luka  perineum untuk dapat mengkonsumsi telur rebus 2 butir per hari dalam upaya percepatan penyembuhan luka serta menghindari infeksi masa nifas.
Effectiveness of students mentoring in exclusive breastfeeding in the districts Aceh Besar and West Aceh Cut Sriyanti; Nizwar Siregar; Mudatsir Mudatsir; Azhari Gani
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.53 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i2.179

Abstract

Breast milk was a food source to meet all the baby's needs for nutrients. Early initiation of breastfeeding may improve survival of children, improve health status, and improve brain development and motoric.  Efforts to improve the health of infants with exclusive breastfeeding can be done by involving students with the mentoring process. This studied aims to find out the level of success of mentoring by students on the provision of breastfeeding exclusive in Aceh Province. The project design was cross-sectional study with a number of subjects were 86 infant under two years. The sampling technique uses cluster sampling. Data analyses using Chi-Square test. The results of the studied found that of 43 respondents who received a breastmilk income, 76,7% gave exclusive breastfeeding and 23,3% did not give exclusive breastfeeding.  Then of 43 respondents who did not get the assistance, as 53,5% gave exclusive breastfeeding, and 46,5% did not give exclusive breastfeeding. Results known to have a significant relationship between mentoring with exclusive breastfeeding (p= 0,020). Students mentoring is effective in increasing the provision of exclusive breastfeeding to infant under two years of age. ASI merupakan sumber makanan untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisi pada bayi. Inisiasi menyusui dini dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak-anak, meningkatkan status kesehatan, dan meningkatkan perkembangan otak dan motorik. Upaya meningkatkan kesehatan bayi dengan pemberian ASI eksklusif dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dengan proses pendampingan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendampingan oleh siswa tentang pemberian ASI eksklusif di Provinsi Aceh. Desain penelitian adalah studi cross-sectional dengan jumlah subjek 86 anak di bawah dua tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menujukkan bahwa dari hasil pendampingan oleh siswa terdapat 76,7% yang telah memberikan ASI eksklusif. Sedangkan tidak mendapatkan pendampingan hanya sebesar 53,5% yang memberikan ASI eksklusif. Terdapat hubungan signifikan antara pendampingan dengan pemberian ASI eksklusif (p= 0,020). Kesimpulan, pendampingan siswa efektif dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif untuk bayi di bawah usia dua tahun. Saran, perlu penguatan kepada dinas pendidikan bahwa lintas sektor ini sangat bagus dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Examining the nutrition levels and stunting problem in Indonesian children Fitri Yani Arbie; Rahma Labatjo
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2019): AcTion Vol 4 No 2 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.081 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i2.126

Abstract

Stunting is recognised as a critical issue in the developing countries like Indonesia that arises due to nutritional deficiencies. The present research paper is aimed at examining the problem of stunting among the Indonesian children of age group 0 to 5 years. Methods, qualitative study with interpretivism philosophy and descriptive research design. Data analysing is using meta-analysis method. Results, the level of nutrition among the children belonging to poor and rural families is lower as compared to the children belonging to urban and rich families in Indonesia. The key reasons behind increasing rate of stunting problem among the children are insufficient nutrition level, low paternal education and less hygienic living conditions. Conclusions, the major reason for stunting is found to be the low level of proper nutrition provision to the children of 0-5 years within Indonesia. It is proposed that proper nutrition should be provided to the Indonesian children and for this purpose, the rural and low-income families should be provided with proper education, employment and financial support. Stunting harus diakui sebagai masalah kritis pada negara berkembang seperti Indonesia yang muncul akibat kekurangan gizi. Penelitian bertujuan untuk meneliti masalah stunting pada anak-anak Indonesia dari kelompok umur 0 hingga 5 tahun. Metode, penelitian kualitatif dengan filosofi interpretivisme dan desain penelitian deskriptif. Analisis data menggunakan metode meta-analisis. Hasil penelitian menemukan, status gizi pada anak-anak dari keluarga miskin dan pedesaan lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga perkotaan dan kaya di Indonesia. Alasan utama dibalik meningkatnya masalah stunting di pada anak-anak adalah asupan gizi yang tidak memadai, rendahnya pendidikan orang tua dan lingkungan yang kurang higienis. Kesimpulan, alasan utama banyak stunting ditemukan karena rendahnya tingkat pemberian nutrisi yang tepat untuk anak-anak 0-5 tahun di Indonesia. Saran, nutrisi yang tepat harus diberikan kepada anak-anak Indonesia supaya permasalahan stunting teratasi, selain itu masyarakat di pedesaan dan berpenghasilan rendah harus diberikan pendidikan yang layak, pekerjaan dan dukungan ekonomi yang memadai.

Page 10 of 44 | Total Record : 437