cover
Contact Name
Agus Hendra Al Rahmad, SKM, MPH
Contact Email
4605.ah@gmail.com
Phone
+6285260047644
Journal Mail Official
jurnal6121@gmail.com
Editorial Address
Jln. Soekarno-Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh, Lampeunerut, Aceh Besar. Kode Pos: 23352 Provinsi Aceh, Indonesia.
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
AcTion: Aceh Nutrition Journal
ISSN : 25273310     EISSN : 25485741     DOI : http://dx.doi.org/10.30867
Core Subject : Health, Science,
AcTion: Aceh Nutrition Journal merupakan jurnal gizi dan kesehatan dengan E-ISSN 2548-5741 dan ISSN 2527-3310. Jurnal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam penyampaian hasil penelitian sebagai media yang dapat digunakan untuk meregistrasi, mendiseminasi, dan mengarsipkan karya peneliti tenaga gizi dan kesehatan di Indonesia, Aceh pada khususnya.
Articles 437 Documents
Hubungan konsumsi jenis pangan yang mengandung indeks glikemik tinggi dengan glukosa darah pasien DM tipe 2 di Uptd Diabetes Center Kota Ternate Nizmawaty Amra
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 3, No 2 (2018): AcTion Vol 3 No 2 Tahun 2018
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.508 KB) | DOI: 10.30867/action.v3i2.106

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder with multifactorial etiology. Nowadays, DM prevalence in Indonesia is ranked 5th in the world, compared to IDF data in 2013 which is ranked 7th in the world with 7.6 million people. The main key in the management of type 2 diabetes is the proper diet, it results in normal glucose tolerance. The scientists found that an increase in blood glucose levels can be estimated from foods containing several types of food portion with different glycemic indexes. This study aims to know at the relationship between high glycemic index foods consumption and blood glucose of type 2 diabetes patient. Studies using analytical research method with cross-sectional study design which is consist of 30 respondents. The result showed that high glycemic index foods consumption with high fasting blood sugar levels as many as 11 people (10.5%), the results of the chi-square analysis showed the value of p = 0.69 (> 0.05). Besides, high glycemic index with high postprandial glucose level as many as 13 people (11.0%), the results of the analysis showed p = 0.09 (> 0.05) and respectively, all subjects had high random glucose levels at 30 people ( 100%) and most of the people (15) with high and medium glycemic index (50%). There is no correlation between high glycemic index foods consumption with a blood glucose of type 2 diabetes patient in the Diabetes Centre, Ternate City.Diabetes Melitus merupakan kelainan metabolik dengan etiologi multifactorial. Prevalensi DM di Indonesia saat ini menempati peringkat ke-5 di dunia, dibandingkan data IDF tahun 2013 yang menempati peringkat ke-7 di dunia dengan 7,6 juta orang. Kunci pokok dalam penatalaksanaan diabetes tipe 2 adalah diet  yang benar maka toleransi glukosa dapat menjadi normal. Para ilmuwan menemukan bahwa terjadinya kenaikan kadar glukosa darah dapat diperkirakan dari makanan yang mengandung beberapa jenis pangan dengan indeks glikemik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan  untuk melihat hubungan konsumsi jenis pangan yang mengandung indeks glikemik tinggi dengan kadar gula darah pasien DM tipe2. Metode penelitian analitik dengan desain cross sectional study dengan 30 responden. Konsumsi jenis pangan yang mengandung indeks glikemik tinggi dengan kadar gula darah puasa tinggi sebanyak 11 orang (10,5%), hasil analisis chi-square menunjukkan nilai p=0,69 (>0,05). Indeks glikemik tinggi dengan kadar gula darah 2 Jam Post Prandial tinggi sebanyak 13 orang (11,0%), hasil analisis menunjukkan nilai p=0,09 (>0,05) dan seluruh subyek memiliki kadar gula darah sewaktu tinggi yaitu 30 orang (100%) dengan indeks glikemik tinggi dan sedang masing-masing 15 orang (50%). Tidak ada hubungan konsumsi jenis pangan yang mengandung indeks gliemik tinggi dengan kadar gula darah pasien DM tipe 2 di Diabetes Center Kota Ternate.
Konsumsi pangan dan skor pola pangan harapan (PPH) dengan prevalensi stunting di Provinsi Aceh (Data Susenas dan PSG tahun 2016) Suryana Suryana; Roudza Roudza; Alfridsyah Alfridsyah
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 3, No 2 (2018): AcTion Vol 3 No 2 Tahun 2018
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.067 KB) | DOI: 10.30867/action.v3i2.116

Abstract

Stunting in toddlers is one of the big problems that can threaten the development of the Quality of Human Resources, that can have an impact on national development. Quality human resources can be obtained by consuming adequate food, both in quantity, quality and balance. Associated with the problem of stunting food consumption in Aceh Province based on the Score Desirable Dietary Pattern as DDP is still less than DDP ideal is 70.0. This study aims to determine the association of food consumption and the Hope Food Pattern score with the prevalence of stunting in Aceh Province. This research is a descriptive analytic with the Cross-Sectional. Study design. The study used secondary data, National Census data analysis and Nutritional Status Monitoring 2016. The analysis used is a regression. The results showed that the average energy and protein consumption in households in Aceh Province was 2.276 kcal of energy and 65,21 grams of protein. The average energy and protein consumption are in the normal category of 105,8% (energy) and 114,0% (protein). The diversity of food consumption has not been varied enough based on the average score in Aceh Province is 77,8. Stunting is a public health problem with a mild problem category known from the average value of stunting prevalence of 26,3%. There was no relationship from AKE (p= 0,430), PPA (p= 0,274) and PPH score (p= 0,259) with stunting prevalence based on District / City in Aceh Province in 2016. The conclusion is There was no significant relationship between stunting and Energy Adequacy Rate (AKE), Protein Adequacy Rate (PPA), and Score DDP.Sumber daya manusia yang dapat berakibat pada pembangunan nasional. Terkait dengan masalah stunting konsumsi pangan di Provinsi Aceh berdasarkan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) masih kurang dari ideal yaitu 70,0. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan konsumsi pangan dan skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan prevalensi stunting di Provinsi Aceh . Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain Cross Secsional Study. Penelitian menggunakan data sekunder yaitu data konsumsi (Susenas) dan data stunting balita survei (PSG). Pengumpulan data dengan cara wawancara menggunakan kuesioner food list (data konsumsi pangan), sementara data status gizi dengan cara penimbangan berat badan pengukuran tinggi badan. Analisis  yang digunakan adalah  korelasi regresi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsumsi energi dan protein pada rumahtangga di Provinsi Aceh adalah sebesar 2.276 kkal energi dan 65.21 gram protein.  Rata-rata  konsumsi energi dan protein pada rumah tangga di Provinsi Aceh berada pada kategori normal 105,8% AKE dan 114,0% AKP. Keragaman pangan konsumsi pangan belum cukup beragam diketahui berdasarkan nilai rata-rata  skor PPH sebesar 77,8,  skor maksimum 92,5 dan skor minimum 64,2. Masalah stunting merupakah masalah kesehatan masyarakat dengan kategori masalah ringan diketahui dari nilai rata-rata prevalensi stunting sebesar 26,3%. Tidak terdapat hubungan AKE (P=0,430), AKP (p=0,274) dan skor PPH (p=0,259) dengan prevalensi stunting. Kesimpulan adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stunting dengan Angka kecukupan Energi (AKE), Angka Kecukupan Protein (AKP), dan Skor PPH.
Perbandingan efektivitas penggunaan database makanan berbasis website, dekstop dan buku pada mahasiswa gizi di Indonesia Darely, Putri Dwi Kurnianingsih; Iqbal, Muhammad
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.499 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.163

Abstract

Until now, technology is growing where humans always update technological developments to get things easier and more efficient. One of them is in the database of food nutrient content, currently from the beginning covered in books and computers, experts develop an information media, such as in the form of online media in the form of websites. The purpose of this study is to compare the effectiveness of a website, desktop and book based food database. Research with analytic-comparative design with cross sectional approach was carried out on 415 active nutrition students throughout Indonesia taken using the snowball sampling method. The study was conducted in August-November 2018. Dependent variables are website, desktop, books and independent variables effective use of the food database. data were analyzed by Anova test and LSD Post-Hoc test. There was a significant difference in the effectiveness of database use of food nutrition (p= 0,001) with the average Website results (8,00 ± 1,09) higher than desktops (7,77 ± 1,26) and books (6.95 ± 1.64). The use of a Website-based food database is more effective than the desktop base and book base. Hingga saat ini teknologi semakin berkembang dimana manusia selalu mengupdate perkembangan teknologi untuk mendapatkan suatu hal yang lebih mudah dan efisisen. Salah satunya pada database kandungan gizi makanan, saat ini dari yang awal mulanya tercakup dalam buku dan komputer, para tenaga ahli mengembangkan sebuah media informasi, seperti dalam bentuk media online berupa website. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas database makanan berbasis website, dekstop dan buku. Penelitian ini menggunakan desain analitik-komparatif dengan pendekatan cross sectional dilakukan pada 415 mahasiswa gizi aktif seluruh indonesia yang diambil menggunakan metode sampling snowball. Penelitian dilakukan pada bulan agustus-november 2018. Variabel dependen adalah website, dekstop, buku dan variabel independen efektiftas penggunaan database makanan. data dianalisis dengan uji Anova dan uji Post-Hoc LSD. Terdapat perbedaan yang signifikan pada efektivitas penggunaan database kandungan gizi makanan (p= 0,001) dengan hasil rata-rata website (8,00 ± 1,09) lebih tinggi dibandingkan dekstop (7,77 ± 1,26) dan buku (6,95 ± 1,64). Penggunaan database makanan berbasis website lebih efektif dibandingkan dengan basis dekstop dan basis buku.
Hubungan pengetahuan, sikap, perilaku dan karakteristik ibu tentang ASI eksklusif terhadap status gizi bayi Seni Rahayu; Henni Djuhaeni; Gaga Irawan Nugraha; Gurid Eko Mulyo
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.465 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.149

Abstract

Exclusive breastfeeding is very beneficial for babies. The impact is not given exclusive breastfeeding could be increased morbidity and mortality, nutritional problems, impaired child growth, loss generation, increase the burden of family and state expenditures for the expenditure of formula milk and much more. The purpose of this study was to analyze the relationship of knowledge, attitudes, behaviors and characteristics of mothers towards exclusive breastfeeding with infant nutritional status. This study used a quantitative method with analytic observational design with a case control.. The study was conducted by 110 mothers who had babies aged 6-12 months in the Cibangkong Bandung village. It was consisting of 55 mothers who had babies with nutritional problems and 55 mothers who had babies with normal nutritional status. Data retrieval used a questionnaire. Assessment of nutritional status used the standard WHO child growth standards. The sample was taken by simple random sampling technique. Data analysis using logistic regression test. The results of the analysis showed that there was a relationship between knowledge (p= 0,006), and exclusive breastfeeding behavior (p= 0,013) with the nutritional status of the baby. In addition, maternal characteristics had an effect  of 4,3 times to age and parity in the nutritional status of infants. By knowing the relationship between knowledge factors, attitudes, behaviors and characteristics of mothers with infant nutritional status, it is expected to have leverage to improve the nutritional status of infants. ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi, dampak yang dapat terjadi apabila bayi tidak diberikan ASI eksklusif adalah meningkatnya angka kesakitan dan kematian bayi, masalah gizi, gangguan tumbuh kembang anak, terjadinya loss generation, meningkatkan beban pengeluaran keluarga serta negara untuk  pengeluaran susu formula dan masih banyak lagi.  Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, perilaku dan karakteristik Ibu terhadap pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain observasional secara kasus kontrol. Penelitian dilakukan 110  ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di kelurahan Cibangkong Bandung yang terdiri dari 55 ibu yang memiliki bayi dengan masalah gizi dan 55 ibu yang memiliki bayi dengan status gizi normal.  Pengambilan data menggunakan kuesioner. Penilaian status gizi menggunakan standar WHO child growth standards. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan Uji Regresi logistik. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p= 0,006), dan  perilaku pemberian ASI eksklusif (p=0,013) dengan status gizi bayi.  Selain itu, karakteristik ibu yaitu umur dan paritas berpengaruh sebesar 4,3 kali dalam status gizi bayi. Dengan diketahuinya hubungan faktor pegetahuan, sikap, perilaku dan karakteristik ibu dengan status gizi bayi, diharapkan mempunyai daya ungkit terhadap peningkatan status gizi bayi.
Variasi pengolahan daya terima dan kandungan zat gizi keripik tempe rasa bawang Hesti Milia Sari; Betty Yosephin; Miratul Haya
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.914 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.108

Abstract

Soybeans (glycine max) are important food crops as vegetable protein sums in Indonesia. Tempe has a short shelf life and will immediately decompose during storage. P engolahan further in order to extend the shelf-life needs to be done. The research objective is to find out the acceptability, the nutrient content of onion flavored tempeh chips with a variety of processing. In this study using 3 treatment variations,namely A1 roasted, A2 steamed and A3 dioven. This research is an experimental research. Total Project ah panelists 30 people. Analysis of nutrient content using proximate tests. The data received was analyzed using the One Way Anova test. Research shows the protein quality obtained similar results for the three variations, namely 10,7%. The highest fat content is A2 variation, which is 30,9%. The highest carbohydrate content is on A3 in58,2% . In color, flavor, texture and aroma were no differences signif fish in each treatment, a third variation is done, the oven A3 variety most widely preferred by the panelists.Kacang kedelai (glycine max) merupakan tanaman pangan penting sebagai sumber protein nabati di Indonesia. Tempe sendiri mempunyai daya simpan yang singkat dan akan segara membusuk selama penyimpanan. Pengolahan lebih lanjut agar memperpanjang masa simpannya perlu dilakukan. Tujuan penelitian untuk mengetahui daya terima, kandungan zat gizi keripik tempe rasa bawang dengan berbagai variasi pengolahan. Pada penelitian ini menggunakan 3 perlakuan variasi pengolahan yaitu A1 disangrai, A2 dikukus dan A3 dioven. Jumlah panelis 30 orang. Analisis kandungan zat gizi menggunakan uji proksimat. Daya terima  data  dianalisis menggunakan uji One Way Anova. Penelitian menunjukkan pada mutu protein didapatkan hasil yang sama untuk ketiga variasi yaitu 10,7%. Kandungan lemak paling tinggi yaitu  variasi A2 yaitu 30,9%. Kandungan karbohidrat paling tinggi yaitu pada A3 dioven 58,2%. Pada warna, rasa, tesktur dan aroma tidak ada perbedaan signifikan pada setiap perlakuan, ketiga variasi yang dilakukan, variasi A3 dioven paling banyak disukai oleh panelis.
Front Matter AcTion Vol 4 No 1 2019 Agus Hendra Al Rahmad
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.879 KB)

Abstract

Penentuan β-karoten dalam buah wortel (Daucus Carota) secara kromatografi cair kinerja tinggi (U-HPLC) Sonlimar Mangunsong; Rifqi Assiddiqy; Eka Puspa Sari; Priscila Natalia Marpaung; Rahma Arum Sari
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.855 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.151

Abstract

The lifestyle of people who tend to be unhealthy causes a lot of free radicals in the body which can cause various diseases, especially degenerative diseases. To protect the body from attacks by free radicals, the body needs antioxidants such as β-carotene. One of the vegetables containing β-carotene is “wortel” Daucus carota, that  is very large in agriculture. The spread of beta carotene from carrots with chemical solvents has been done a lot, but without chemical solvents it has never been done. Based on the color, the content of β-carotene contained in carrots determines the content of beta carotene. The juice obtained by calcium salt was then centrifuged for 3000 rpm 15 minutes. The pellets are separated from the solution, evaporated to dryness, measured at a wavelength of 450-460. Pellets as beta-carotene calcium salts were analyzed by U-HPLC. The next pellet is measured at 460 wavelengths. The levels are determined by high performance liquid chromatography using C18 column and the mobile phase of chloroform-methanol (95:5) with a flow rate of 1 ml / minute at a wavelength of 460 nm. The content of β-carotene in the examination is up to 92,5%. The retention time obtained is 1,903 minutes. The results showed that this method can be used for the withdrawal and determination of β-carotene levels without organic chemical solvents.Pola  hidup masyarakat yang cenderung tidak sehat menyebabkan  banyak radikal bebas di dalam tubuh yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit terutama penyakit degeneratif. Perlindungan tubuh dari serangan radikal bebas, perlu antioksidan seperti β-karoten. Salah satu sayuran  yang mengandung β-karoten adalah wortel, jumlahnya sangat banyak dalam pertanian. Berdasarkan warnanya, maka kandungan β-karoten yang terdapat dalam wortel menjadi penentu  kandungan beta karoten Metode ektraksi yang aman dari bahan pelarut kimia mutlak diperlukan.  Untuk mengetahui kandungan β-karoten dalam wortel,  lebih  dahulu dilakukan penghalusan  dengan blender, kemudian sari difilter /dipisahkan dari ampasnya. Sari  yangdiperleh ditambahkan garam kalsium kemudian disentrifus 3000 rpm  15 menit. Pelet dipisahkan dari larutannya, diuapkan hingga kering, Diukur pada panjang gelombang 450-460. Pelet sebagai garam kalsium betakaroten dianalisa dengan U-HPLC.  Pelet selanjutkan diukur pada panjang gelombang 460. ditetapkan kadarnya secara kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan kolom C18 dan fase gerak kloroform–metanol (95:5) dengan laju alir 1 ml/menit pada panjang gelombang 460 nm. Kandungan β-karoten dalam pemeriksaan  sampai 92,5%. Waktu retensi yang diperoleh adalah 1,903 menit.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat digunakan untuk penarikan dan penetapan kadar β-karoten dalam   tanpa pelarut kimia organik.
Hubungan obesitas dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Kabupaten Bireuen Indra Gunawan; Fahmi Ichwansyah; Asnawi Abdullah
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.602 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.157

Abstract

Obesity is the accumulation of fat in adipose tissue that can interfere with health. The study aims to determine the prevalence and factors that influence the incidence of obesity and its relationship with performance in obese health workers. Research methods, was used cross-sectional design with a quantitative approach. Samples are 205 health workers who are obese as many as 205 people, conducted at 2018. Analysis of data using ligistic regression with stata program. The results showed that there was a significant relationship between obesity and the performance of puskesmas staff (p= 0,0001). The drug use variable was the most dominant variable towards obese health workers (OR= 1,8; 95% CI: 0,99-3,26), (p = 0.052), meaning that severe obesity in older respondents used the drug 1,8 times greater than not using drugs. In conclusion, some of the factors most related to obesity are the duration of drug use and the factor most related to performance is obesity in health workers is the sex factor. Suggestions, health promotion activities for health workers related specifically about healthy community movements include strengthening physical activity, regular health checks and consuming vegetables and fruit. Obesitas adalah kondisi ketidak normalan penimbunan atau akumulasi dari lemak dalam jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas dan hubungannya dengan kinerja pada petugas kesehatan yang obesitas. Metode penelitian, menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan kuantitatif. Sampel merupakan petugas kesehatan yang mengalami obesitas sebanyak 205 orang, dilakukan dari tanggal 08 Agustus s/d 31 Agustus 2018. Analsis data dengan menggunakan ligistic regresi dengan program stata. Hasil  analisis  bivariat  diketahui ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kinerja petugas puskesmas (p= 0,0001). Variabel penggunaan obat adalah variabel yang paling dominan terhadap obesitas petugas kesehatan (OR=  1,8; 95% CI: 0,99-3,26), (p= 0,052), artinya obesitas berat  pada responden lama menggunakan obat  1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan tidak menggunakan obat. Kesimpulan,   beberapa faktor yang paling berhubungan dengan obesitas adalah lama penggunaan obat dan faktor paling berhubungan dengan kinerja adalah obesitas pada petugas kesehatan adalah faktor jenis kelamin. Saran, kegiatan promosi kesehatan bagi tenaga kesehatan terkait khususnya tentang gerakan masyarakat sehat meliputi penguatan aktifitas fisik, pemeriksaan kesehatan secara berkala dan mengkonsumsi sayur dan buah.
Pemberian informasi dasar Posyandu melalui kegiatan penyegaran kader dalam meningkatkan pengetahuan kader di Puskesmas Pelabuhan Sambas Kota Sibolga Bibi Ahmad Chahyanto; Donna Pandiangan; Edwin Sovvan Aritonang; Mesa Laruska
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.441 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.119

Abstract

One posyandu constraint is the frequent change of posyandu cadres. This study aimed to determine the effect of posyandu basic information presentation through cadre refresher to cadre knowledge in Puskesmas Pelabuhan Sambas, Sibolga Sambas Sub-district, Sibolga City. This pre experimental study was used a one group pretest-postest design and the study was conducted from March 2017. The number of posyandu cadres who become respondents were 51 people in Puskesmas Pelabuhan Sambas. Method of this study was lecture and active discussion using slide show power point media. The presentation of posyandu basic information was 1 time performed  with 3 hours duration. Before and after presentation, respondents were given a pre and post test questions. The results showed the level of education (p=0,000) and long time as a cadre (p=-,002) was significantly to increased knowledfe of posyandu cadres related to basic information posyandu. The presentation of posyandu basic information was increased knowledge of posyandu cadres (p=0,000). Need to do re-research with a longer duration of intervention and with other variables. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Posyandu adalah sering terjadinya pergantian kader posyandu. Penelitian  bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian informasi dasar posyandu melalui kegiatan penyegaran kader terhadap pengetahuan kader di Puskesmas Pelabuhan Sambas, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga. Penelitian pra eksperimental ini menggunakan rancangan one group pretest-posttest dan dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Jumlah kader posyandu yang menjadi responden sebanyak 51 orang di Wilayah Kerja Puskesmas Pelabuhan Sambas. Pemberian informasi dasar posyandu dilakukan sebanyak 1 kali dengan durasi 3 jam dengan metode ceramah dan tanya jawab menggunakan media gambar pada slide show power point. Sebelum dan setelah pemberian informasi, responden diberi pertanyaan pretest dan posttest. Hasil penelitian membuktikan tingkat pendidikan (p=0,000) dan lama menjadi kader (p=0,002) secara signifikan berhubungan dengan peningkatan pengetahuan kader posyandu terkait informasi dasar posyandu. Pemberian informasi dasar posyandu secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan kader posyandu (p=0,000). Disarankan untuk melakukan penelitian dengan durasi intervensi lebih panjang dan dengan variabel lain.
Back Matter AcTion Vol 4 No 1 2019 Agus Hendra Al Rahmad
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.317 KB)

Abstract

Page 8 of 44 | Total Record : 437