cover
Contact Name
Yayan Hendrayana
Contact Email
yayan.hendrayana@uniku.ac.id
Phone
+6285221755222
Journal Mail Official
yayan.hendrayana@uniku.ac.id
Editorial Address
Jl. Cut Nyak Dhien No 36A Cijoho Kuningan
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Forestry and Environment
Published by Universitas Kuningan
ISSN : -     EISSN : 26222264     DOI : https://doi.org/10.25134/jfe.v6i2.9051
Core Subject : Agriculture, Social,
Journal of Forestry and Environment (e-ISSN 2622-2264) is a peer-reviewed journal published by the Department of Environmental Sciences, Kuningan University (Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan). This journal is published twice a year: June and December. The scope of this journal covers the following topic areas: - Forestry - Biodiversity - Environment This journal is published in the online version
Articles 41 Documents
PARTISIPASI MASYARAKAT DAN ANALISIS KELEMBAGAAN LMDH DALAM PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI RPH WANARAJA BKPH CIBATU KPH GARUT Diaz Aprilian Kosasih; Ilham Adhya; Nina Herlina
Journal of Forestry And Environment Vol 5, No 2 (2022): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v5i2.9065

Abstract

This study aims to determine how the level of participation of the Forest Village Community, LMDH Institutional Effectiveness and economic impact analysis in the PHBM system at RPH Wanaraja BKPH Cibatu KPH Garut the sample in this study is the cultivator at LMDH RPH Wanaraja. Data collection in this study used the interview method regarding CBFM program activities at RPH Wanaraja and literature study on CBFM management as well as organizational structure and allocation of profit sharing. The data obtained were analyzed by tabulation to determine the level of participation, as well as the effectiveness of LMDH institutions based on the principles of Good Forest Governance and the economic impact seen from the contribution of CBFM income. at the planning stage some of the cultivators were involved in the planning stage. In the implementation stage, the cultivators are involved in planting, maintaining and protecting the forest. the profit sharing allocation stage is involved in implementing the profit sharing allocation. LMDH institutions are not in accordance with the 4 principles of Good Forest Governance, there is no compatibility between accountability, transparency, democracy and participation. the economic impact of the PHBM program has not yet had an impact on the economy of the cultivators with a percentage of around 6.06% - 25.44% in Wanaraja RPH need further research on the implementation of policies in the PHBM program KPH Garut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi Masyarakat Desa Hutan, Efektifitas Kelembagaan LMDH dan analisis dampak ekonomi dalam sistem PHBM di RPH Wanaraja BKPH Cibatu KPH Garut sampel dalam penelitian ini adalah pembudidaya di LMDH RPH Wanaraja. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mengenai kegiatan program PHBM di RPH Wanaraja dan studi literatur tentang pengelolaan PHBM serta struktur organisasi dan alokasi bagi hasil. Data yang diperoleh dianalisis dengan tabulasi untuk mengetahui tingkat partisipasi, serta efektivitas kelembagaan LMDH berdasarkan prinsip Good Forest Governance dan dampak ekonomi dilihat dari kontribusi pendapatan PHBM. pada tahap perencanaan beberapa pembudidaya terlibat dalam tahap perencanaan. Pada tahap pelaksanaan, penggarap dilibatkan dalam penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan. tahap alokasi bagi hasil terlibat dalam pelaksanaan alokasi bagi hasil. Lembaga LMDH tidak sesuai dengan 4 prinsip Good Forest Governance, tidak ada kesesuaian antara akuntabilitas, transparansi, demokrasi dan partisipasi. dampak ekonomi program PHBM belum berdampak pada perekonomian para pembudidaya dengan persentase sekitar 6,06% - 25,44% di RPH Wanaraja perlu penelitian lebih lanjut mengenai implementasi kebijakan dalam program PHBM KPH Garut
POTENSI BIOMASSA DAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN HUTAN MANGROVE DESA KANCI KULON KECAMATAN ASTANAJAPURA KABUPATEN CIREBON Kartika Sari; Agus Yadi Ismail; Yayan Hendrayana
Journal of Forestry And Environment Vol 5, No 1 (2022): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v5i1.9048

Abstract

Mangrove forest ecosystems are located in the tidal zone of seawater, such as swamps, lagoons, river estuaries, and beaches in protected tropical and subtropical coastal areas. Mangrove forests are degraded due to human interests. The transfer of functions has an impact on reducing the ability to sequestrate carbon in the atmosphere and the decomposement of stored carbon through the process of decomposition into the atmosphere. This study aims to determine the potential of biomass and carbon stocks in the mangrove forest area of Kanci Kulon Village, Astanajapura District, Cirebon Regency. The method used is purposive sampling, where the location of the plot is adjusted to the accessibility of existing roads, rivers or canals. The Sampling Intensity used is 10%. Data collection was carried out by creating a plot of sample circles with a radius of 14 m for trees and a radius of 4 m for stakes There are 2 types of mangroves found, namely Avicennia marina (White Flames) and Avicennia alba (Black Flames), the dominating population is in the 1-10 cm diameter class with the Avicennia marina type. Biomass in all types of the largest value is in the diameter class of 11-20 cm with a value of 24,234.76 tons/ha, and the smallest biomass is in the diameter class of 31–40 cm with a value of 791.85 tons/ha, while for carbon in all types the highest value is in the diameter class of 11–20 cm with a value of 11,147.99 tons/ha and the smallest carbon is in the diameter class of 31–40 cm with a value of 364.25 tons/ha. The size of the diameter will affect the biomass of the stand, the larger the diameter of the tree, the larger the biomass produced, and vice versa the smaller the biomass produced is influenced by the small diameter. The greater the biomass, the greater the carbon contentEkosistem hutan mangrove terletak di zona pasang surut air laut, seperti rawa, laguna, muara sungai, dan pantai di kawasan pesisir tropis dan subtropis yang dilindungi. Hutan mangrove terdegradasi karena kepentingan manusia. Transfer fungsi berdampak pada pengurangan kemampuan untuk menyerap karbon di atmosfer dan penguraian karbon yang tersimpan melalui proses dekomposisi ke atmosfer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi stok biomassa dan karbon di kawasan hutan mangrove Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan adalah purposive sampling, dimana lokasi plot disesuaikan dengan aksesibilitas jalan, sungai atau kanal yang ada. Intensitas pengambilan sampel yang digunakan adalah 10%. Pengumpulan data dilakukan dengan membuat plot lingkaran dengan radius 14 m untuk pohon dan radius 4 m untuk pancang. Terdapat 2 jenis mangrove yang ditemukan, yaitu Avicennia marina (Api-api Putih) dan Avicennia alba (Api-api Hitam), populasi yang mendominasi berada di kelas berdiameter 1-10 cm dengan tipe Avicennia marina. Biomassa pada semua jenis nilai terbesar berada pada kelas diameter 11-20 cm dengan nilai 24.234,76 ton/ha, dan biomassa terkecil berada pada kelas diameter 31–40 cm dengan nilai 791,85 ton/ha, sedangkan untuk karbon pada semua jenis nilai tertinggi berada pada kelas diameter 11-20 cm dengan nilai 11.147,99 ton/ha dan karbon terkecil berada di dalam kelas diameter 31-40 cm dengan nilai 364,25 ton/ha. Ukuran diameter akan mempengaruhi biomassa tegakan, semakin besar diameter pohon, semakin besar biomassa yang dihasilkan, dan sebaliknya semakin kecil biomassa yang dihasilkan dipengaruhi oleh diameter yang kecil. Semakin besar biomassa, semakin besar kandungan
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KARAKTERISTIK HABITAT ANGGREK (Orchidaceae) DI KAWASAN BUKIT MAYANA KABUPATEN KUNINGAN Alfani, Alfani; Nurlaila, Ai; Herlina, Nina
Journal of Forestry And Environment Vol. 6 No. 2 (2023): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v6i2.9051

Abstract

Mayana Hill is in Kadugede District, Kuningan Regency, which is managed by village residents because it is part of two village areas, namely Kadugede Village and Sindangjawa Village. Mayana Hill is at an altitude of ±901 Mdpl with an area of ±43 Ha. Mayana Hill is divided into two areas, namely natural forest covering an area of 9 Ha and community forest at the bottom, and has 4 routes to the top. The aim of this research is to determine the diversity of species and habitat characteristics of orchids in the Mayana Hill Forest area. The method used in collecting Orchid data uses the cruising method on 4 research routes in the Mayana Hill Forest area. Exploration is carried out, environmental baselines are observed and documented. The orchids found were then marked using GPS and documented and abiotic data was collected. There are 17 types of orchids from 14 genera, 9 epiphytic orchids and 8 terstrial orchids, as well as 2 orchids of unknown type. H' value = 0.267 – 0.713. Dr value = 50.368%. C value = 0.6811. Air temperature = 250 - 300C, air humidity = 79 – 99%, soil pH = 5.5 and 6, light intensity = 185 – 8571 lux, and epiphytic orchids found attached to host trees in zones 2 and 3 on teak trees, Sengon , Mahogany, Coffee and Things. Keywords: Mayana Hill, Characteristics, Diversity, Research Methods.Bukit Mayana berada di Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan yang di kelola oleh warga desa karena masuk kedalam dua wilayah desa yaitu Desa Kadugede dan Desa Sindangjawa. Bukit Mayana berada pada ketinggian ±901Mdpl dengan luas wilayah ±43 Ha. Bukit Mayana dibagi dua kawasan yaitu hutan alam seluas 9 Ha dan hutan rakyat dibagian bawahnya, serta memiliki 4 jalur menuju puncak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan karakteritik habitat anggrek di kawasan Hutan Bukit Mayana. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data Anggrek menggunakan metode cruising/jelajah pada 4 jalur penelitian di kawasan Hutan Bukit Mayana. Eksplorasi dilakukan, rona lingkungan diamati dan didokumentasikan. Anggrek yang ditemukan kemudian ditandai menggunakan GPS dan didokumentasikan serta melakukan pengambilan data abiotiknya. Terdapat 17 jenis anggrek dari 14 genus, 9 anggrek epifit dan 8 anggrek terstrial, serta 2 anggrek yang belum diketahui jenisnya. Nilai H’ = 0,267 – 0,713. Nilai Dr = 50,368%. Nilai C = 0,6811. Suhu udara = 250 - 300C, kelmbaban udara = 79 – 99%, pH tanah = 5,5 dan 6, intensitas cahaya = 185 – 8571 lux, dan anggrek epifit yang ditemukan menempel pohon inang pada zona 2 dan 3 pada pohon Jati, Sengon, Mahoni, Kopi dan Benda
STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG ADAT KUTA SEBAGAI DESTINASI WISATA Anggi Setiadi; Agus Yadi Ismail; Deni Deni
Journal of Forestry And Environment Vol 6, No 1 (2023): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v6i1.9064

Abstract

Kuta Traditional Village development is faced with a lack of human resources who understand the importance of tourism awareness, lack of support to improve infrastructure and development budgets are still a major problem for rural communities to develop tourist objects and make their villages progress to become tourist villages. The objectives of this study are 1) Knowing the management strategy for the development of Kuta Traditional Village as a tourist destination; 2) Knowing the development strategy of the Kuta Traditional Village. The research method used was a questionnaire and FGD which were then analyzed using IFAS and EFAS as well as a SWOT analysis. From the research results it is known that 1) the authenticity of the Kuta traditional village; 2) Traditional social life; 3) Customs and customs that are still adhered to; 4) Traditional ceremonies are still being held; and 5) The sacredness of the Leuweung Gede forest is a potential that can make Kuta Traditional Village a tourist destination. The IFAS and EFAS analysis shows a score of 2.07 for strengths, 1.78 for weaknesses and 1.40 for opportunities and 1.53 for threats. In the SWOT diagram, the position of the Kuta Traditional Village is in quadrant II. Diversification (0.14 x-axis and -0.06 y-axis), which means that Kuta Traditional Village is in a position that has threats but still has strength, to minimize these threats the strategy that can be used is the ST strategy.Pengembangan Kampung Adat Kuta dihadapkan dengan kurangnya sumberdaya manusia yang mengerti akan pentingnya kesadaran pariwisata, kurangnya dukungan untuk mneingkatkan infrastuktur merupakan dan anggaran pengembangan masih menjadi permasalahan utama bagi masayarakat desa untuk mengembangkan objek wisata dan menjadikan desanya maju untuk menjadi desa wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui strategi pengelolaan pengembangan Kampung Adat Kuta sebagai destinasi wisata; 2) Mengetahui strategi pengembangan Kampung Adat Kuta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuesiner dan FGD yang kemudian dianalisis menggunakan IFAS dan EFAS serta analisis SWOT. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 1) Keaslian kampung adat kuta; 2) Kehidupan sosial masyarakat yang masih tradisional;  3) Adat dan istiadat yang masih dipegang teguh; 4) Masih sering dilaksanakannya upacara adat; dan 5) Kesakralan hutan leuweung gede merupakan potensi yang dapat menjadikan Kampung Adat Kuta sebagai destinasi wisata. Analisis IFAS dan EFAS menunjukan skor 2.07 untuk kekuatan, 1.78 untuk kelemahan dan 1.40 untuk peluang dan 1.53 untuk ancaman. Dalam diagram SWOT posisi Kampung Adat Kuta berada pada kuadran II. Diversifikasi (sumbu x 0.14 dan sumbu y -0.06) yang artinya Kampung Adat Kuta berada dalam posisi yang memiliki ancaman namun masih memiliki kekuatan, untuk meminimalkan ancaman tersebut strategi yang dapat digunakan adalah strategi ST
TINGKAT KENYAMANAN HUTAN KOTA BUNGKIRIT DI KABUPATEN KUNINGAN BERDASARKAN KERAPATAN VEGETASI, IKLIM MIKRO DAN PERSEPSI MASYARAKAT Silvi Sahidah; Iing Nasihin; Deni Deni
Journal of Forestry And Environment Vol 5, No 2 (2022): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v5i2.9028

Abstract

Green Open Space is part of the open space of an urban area filled with plant vegetation, one of which is the City Forest. Bungkirit City Forest is part of the green open space in Kuningan Regency which is maintained to overcome environmental problems. The existence of this urban forest is an important component in maintaining the comfort of the city for its residents through the function of forming the city's microclimate. This research aims to identify the types of trees that make up the City Forest, determine comfort based on the Temperature Humidity Index (THI) and community perception. Vegetation data is carried out by vegetation analysis to determine the type and number of trees, composition of vegetation types and tree density, determining data collection points is carried out based on the purposive method. Air temperature and humidity were collected by measuring within 5 weeks using a thermohygrometer, while perception data was collected by interview using a questionnaire. The results of identifying tree vegetation show that there is an influence of vegetation density on air temperature and humidity which influences the level of comfort with the composition of vegetation types dominated by the Gmelina (Gmelina arborea) type. The THI value inside the Bungkirit City Forest area can be categorized as comfortable, seen from the average for 5 weeks, the comfort index reaches 24.25, while outside the area it falls into the uncomfortable category with an average comfort index reaching 26.73, which means the value This exceeds the moderate category level, namely 26. The comfort level of Bungkirit City Forest based on perception is relatively high, with 87.5% stating that it is comfortable.Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan bagian ruang terbuka dari suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh vegetasi tumbuhan, salah satunya yaitu Hutan Kota. Hutan Kota Bungkirit merupakan bagian dari ruang terbuka hijau di Kabupaten Kuningan yang dipertahankan keberadaannya untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Keberadaan hutan kota ini merupakan komponen penting dalam mempertahankan kenyamanan kota bagi penduduknya melalui fungsi pembentuk iklim mikro kota. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis pohon penyusun Hutan Kota, mengetahui kenyamanan berdasarkan Temperature Humidity Index (THI) serta persepsi masyarakat. Data vegetasi dilakukan dengan analisis vegetasi untuk mengetahui jenis dan jumlah pohon, komposisi jenis vegetasi dan kerapatan pohon, penentuan titik pengambilan data dilakukan berdasarkan metode purposive. Suhu dan kelembaban udara dikumpulkan dengan cara pengukuran dalam waktu 5 minggu menggunakan alat termohigrometer, sedangkan untuk data persepsi dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil dari identifikasi vegetasi pohon menunjukkan adanya pengaruh kerapatan vegetasi terhadap suhu dan kelembaban udara yag mempengaruhi tingkat kenyamanan dengan komposisi jenis vegetasi didominasi oleh jenis Gmelina (Gmelina arborea). Nilai THI di dalam kawasan Hutan Kota Bungkirit dapat dikategorikan nyaman dilihat dari rata-rata pada 5 minggu, indeks kenyamanan mencapai 24,25, sedangkan di luar kawasan masuk ke dalam kategori tidak nyaman dengan rata-rata indeks kenyamanan mencapai 26,73 yang artinya nilai tersebut melebihi tingkat kategori sedang yaitu 26. Tingkat kenyamanan Hutan Kota Bungkirit berdasarkan persepsi tergolong tinggi sebesar 87,5% menyatakan nyaman.
KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WISATA ALAM HULU DAYEUH DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNING CIREMAI Armansyah, Ega; Nasihin, Iing; Herlina, Nina
Journal of Forestry And Environment Vol. 6 No. 2 (2023): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v6i2.9067

Abstract

Trijaya Village is one of the villages located in Mandirancan District, Kuningan Regency. This village has natural potential that has the potential to be developed as a tourist spot because it already has natural tourist destinations such as the Hulu Dayeuh Camping Ground. This study aims to determine the level of community involvement in the management of Hulu Dayeuh natural tourism. This study uses questionnaires and interviews with the community or samples that have been determined using the Slovin formula. The results of this study indicate that Community Involvement in the Management of the Hulu Dayeuh Nature Tourism is categorized as low, this can be seen from several responses from the community who gave answers to questionnaires starting from Planning, Organizing, Actuatting, and Controlling.Desa Trijaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Desa ini memiliki potensi alam yang berpontensial untuk dikembangkan sebagai tempat wisata karena sudah memiliki destinasi wisata alam seperti Bumi Perkemahan Hulu dayeuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Hulu Dayeuh. Penelitian ini menggunakan metode kuisioner dan wawancara terhadap masyarakat atau sampel yang telah ditentukan dengan menggunakan rumus slovin.  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa  Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Hulu Dayeuh dikategorikan rendah hal ini dilihat dari beberapa respon masyarakat yang memberikan jawaban kuisioner yang dimulai dari Planning, Organizing, Actuatting, dan Controlling.
IDENTIFIKASI POTENSI EKOWISATA DI KAWASAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI SITUS BUDAYA MAKAM KERAMAT EYANG DALEM CAGEUR Yesi Elia Widiawati; Iing Nasihin; Nina Herlina
Journal of Forestry And Environment Vol 5, No 1 (2022): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v5i1.9021

Abstract

The Cultural Site of Makam Eyang Dalem Cageur is a High Conservation Value Area which has a function as a local traditional cultural identity. This study aims to determine the potential of ecotourism in The Cultural Site of Makam Eyang Dalem Cageur. The primary data in this study is data related to ecotourism potential which includes attractions (types of flora, fauna, natural landscapes and socio-cultural). data collection in this study used flora (area species curves), fauna (transect lines), landscapes (observation), accessibility (observation, accommodation (interview) and infrastructure (observation). The data obtained were analyzed by qualitative descriptive to determine the potential for attractiveness, accessibility, accommodation and infrastructure. The results showed that there were 16 species of flora potential, 12 species of fauna, canopy which is a meeting place and as a life support and a source of water for the people of Darma District, social and cultural culture which has a pagelaran babarit, pilgrimage to Eyang Dalem Cageur, air kejayaan and 7 cultural values which include: cultural values of security, order, cleanliness, coolness, beauty, hospitality and memories, accessibility is very good because it is on the brass earring route and is a routes that are often passed, accommodation is good because the manager provides homestays for visitors and good infrastructure to support the cleanliness of the Eyang Daleum Cagur Cemetery Cultural Site.Situs Budaya Makam Eyang Dalem Cageur merupakan Kawasan Bernilai Konsevasi Tinggi yang memiliki fungsi sebagai identitas budaya tradisional lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Situs Budaya Makam Eyang Dalem Cageur. Data primer dalam penelitian ini data terkait potensi ekowisata yang mencakup daya tarik (jenis flora, fauna, bentang alam dan sosial budaya.pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan flora (kurva spesies area), fauna (garis transek), bentang alam (observasi),aksesibilitas (observasi, akomodasi (wawancara) dan sarana prasarana (observasi). Data yang diperoleh dianalisis dengan deskriptif kualitatif untuk mengetahui potensi daya tarik,aksesibilitas, akomodasi dan sarana prasarana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi flora terdapat 16 jenis, fauna terdapat 12 jenis, Tajuk yang rapat dan sebagai penyangga kehidupan dan sumber mata air untuk masyarakat Kecamatan Darma, sosial budaya yang memiliki budaya pagelaran babarit, ziarah makam eyang dalem cageur, air kejayaan dan 7 nilai kebudayaan yang meliputi: nilai budaya keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan, aksesibilitas sangat baik karena berada di jalur subang kuningan dan merupakan jalur yang sering dilewati,Akomodasi baik dikarenakan pengelola menyediakan homestay untuk pengunjung dan Sarana Prasarana yang baik dalam menunjang kebersihan Situs Budaya Makam Eyang Dalem Cageur
PENGARUH KOMPOSISI BAHAN ORGANIK TERHADAP KADAR AIR DAN DAYA SERAP AIR PADA PEMBUATAN KOMPOS BLOK Fajar Fahmi Romdoni; Nina Herlina; Iing Nasihin
Journal of Forestry And Environment Vol 6, No 1 (2023): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v6i1.9068

Abstract

In an effort to avoid the accumulation of polybag waste, it is necessary to look for other alternatives as a substitute for polybags that can fulfill the nutrients needed by plants and can reduce plastic waste from the use of polybags (Murdhiani Rosmaiti, 2017). One way to overcome the weaknesses of polybags is to use seedling containers made from environmentally friendly organic materials, namely Compost Blocks. The basic material for environmentally friendly Compost Blocks has the advantage of being easily decomposed and can contribute quite a lot of nutrients (END, 2018). The aim of this research is to determine the effect of the composition and type of organic material as well as the composition of organic adhesive on water content and water absorption capacity in making Compost Blocks. The research was structured based on a two-factor completely randomized design. The first factor is the composition and type of organic material (Kagot 100%, cashgot 50% + leaf litter 50%, cow dung 50% + leaf litter 50%) while the second factor is the composition of the organic adhesive (starch 5% and 10%). The composition and type of organic material as well as the composition of organic adhesive have a significant effect on the water content and water absorption capacity of making Compost Blocks.Dalam upaya menghindari penumpukan sampah polybag, maka perlu dicari alternatif lain sebagai pengganti polybag yang dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan dapat mengurangi sampah plastik dari penggunaan polybag. Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan polybag adalah dengan penggunaan wadah semai berbahan dasar organik yang ramah lingkungan yaitu Kompos Blok. Bahan dasar Kompos Blok yang ramah lingkungan memiliki keunggulan mudah terdekomposisi dan dapat menyumbangkan unsur hara yang cukup banyak. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk megetahui pengaruh komposisi dan jenis bahan organik serta komposisi perekat organik terhadap kadar air dan daya serap air pada pembuatan Kompos Blok. Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak lengkap dua faktor. Faktor pertama adalah komposisi dan jenis bahan organik (Kagot 100%, kasgot 50% + serasah daun 50%, kotoran sapi 50% + serasah daun 50%) sedangkan faktor kedua yaitu komposisi perekat organik (tepung kanji 5% dan 10%). Komposisi dan jenis bahan organik serta komposisi perekat organik berpengaruh nyata terhadap kadar air dan daya serap air pada pembuatan kompos blok
ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN TANAMAN AREN (Arenga pinnata Merr.) OLEH MASYARAKAT DI DESA TUNDAGAN KECAMATAN HANTARA KABUPATEN KUNINGAN Sylvana Sylvana; Ai Nurlaila; Deni Deni
Journal of Forestry And Environment Vol 5, No 2 (2022): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v5i2.9043

Abstract

Tundagan Village is an area known as a producer of productive and high-quality brown sugar or palm sugar. Palm sugar is increasingly popular and in demand by the public along with public awareness to consume low-calorie foods. That is, palm sugar is actually in demand because of changing consumption patterns and awareness of natural ingredients that are better for the body. The high demand for palm sugar like this has made the people of Tundagan Village able to increase their economy through non-timber forest products (HHBK) the aren plant type. The problem with the potential and utilization of sugar palm (Arenga pinnata Merr.) is the lack of information about the production of sugar palm and the limitations of the types of production from the sugar palm plant. The purpose of this study was to determine the potential and utilization of sugar palm (Arenga pinnata Merr.) in Tundagan Village, Hantara District, Kuningan Regency. The method used in this study is research with observation, interviews, and questionnaires. The results of the identification of potential sugar palm plants in Tundagan Village showed that 34.1% of the unproductive plants, 17.5% were almost productive, 29.5% productive plants and 18.8% were not productive. The use of sugar palm plants by the people of Tundagan Village is still limited to sap, kolang kaling and palm fiber water. The community uses the sap water for the manufacture of printed sugar which will be commercialized later. Meanwhile, by-products such as kolang kaling and palm fiber are generally used by the community themselves, but are sometimes sold at certain times or seasons to support the economy.Desa Tundagan merupakan suatu daerah yang dikenal sebagai penghasil gula merah atau gula aren yang produktif serta memiliki kualitas tinggi. Gula aren semakin popular dan diminati masyarakat seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan rendah kalori, Artinya, gula aren justru diminati karena pola konsumsi yang berubah dan kesadaran akan bahan-bahan alami yang lebih baik bagi tubuh. Tingginya permintaan gula aren seperti ini membuat masyarakat Desa Tundagan bisa meningkatkan perekonomiannya melalui Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) jenis tanaman aren. Permasalahan potensi dan pemanfaatan tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) adalah minimnya informasi mengenai hasil produksi tanaman aren serta keterbatasan jenis produksi dari tanaman aren tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi serta pemanfaatan tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) di Desa Tundagan Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan metode observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil identifikasi potensi tanaman aren di Desa Tundagan menunjukan bahwa tanaman yang belum produktif sejumlah 34,1%, hampir produktif 17,5%, tanaman yang produktif 29,5% dan yang tidak produktif itu di angka 18,8%. Pemanfaatan tanaman aren oleh masyarakat Desa Tundagan masih sebatas air nira, kolang kaling dan ijuk. Masyarakat memanfaatkan air nira untuk pembuatan gula cetak yang nantinya dikomersilkan. Sedangkan hasil ikutan seperti kolang kaling dan ijuk secara umum dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat, namun terkadang dijual pada waktu atau musim tertentu untuk menunjang perekonomian
POPULASI KALIANDRA (Calliandra sp.) DI STASIUN RISET BLOK PASIR BATANG TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Aditya, Aditya; Supartono, Toto; Nurdin, Nurdin
Journal of Forestry And Environment Vol. 6 No. 2 (2023): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v6i2.9072

Abstract

Invasive species are reported to have encroached on conservation areas including the Mount Ciremai National Park area. One of the invasive species identified in Mount Ciremai National Park is the Kaliandra plant (Calliandra sp.). The distribution of calliandra (Calliandra sp.) mainly occurs because the arable land within the area has actually become open land, not in accordance with the previous Community Forest Planting concept. This study aims to determine the density of calliandra and determine the pattern of distribution of populations of calliandra found. The research was carried out in the Pasir Batang Block Research Station Forest area of Mount Ciremai National Park covering an area of ± 90 Ha from March to June 2022. The data collection method used was the Gentry method and the analytical method used was vegetation density, frequency distribution, and population distribution patterns. The population of Calliandra at the Pasir Batang Block Research Station, Mount Ciremai National Park, found 2 types of Calliandra, namely White Calliandra (Calliandra tetragona) and Red Calliandra (Calliandra calothyrsus). The results showed that the vegetation density of white calliandra was 5,364 ind/ha and red calliandra 1,614 ind/ha. Then the scatter pattern obtained from white calliandra is grouped with a standardized Morisita Index value of 0.5070 and also for red calliandra is grouped with a standardized Morisita Index value of 0.5307.Spesies invasif dilaporkan telah merambah kawasan konservasi termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Salah satu spesies invasif yang teridentifikasi di Taman Nasional Gunung Ciremai adalah tumbuhan Kaliandra (Calliandra sp.). Sebaran kaliandra (Calliandra sp.) terutama terjadi karena lahan garapan di kawasan tersebut justru menjadi lahan terbuka, tidak sesuai dengan konsep Penanaman Hutan Kemasyarakatan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan kaliandra dan mengetahui pola sebaran populasi kaliandra yang ditemukan. Penelitian dilaksanakan di Hutan Stasiun Penelitian Blok Pasir Batang Taman Nasional Gunung Ciremai seluas ± 90 Ha pada bulan Maret sampai dengan Juni 2022. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode Gentry dan metode analisis yang digunakan adalah kerapatan vegetasi, distribusi frekuensi, dan pola distribusi populasi. Populasi Kaliandra di Stasiun Penelitian Blok Pasir Batang Taman Nasional Gunung Ciremai ditemukan 2 jenis Kaliandra yaitu Kaliandra Putih (Calliandra tetragona) dan Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus). Hasil penelitian menunjukkan kepadatan vegetasi kaliandra putih sebesar 5.364 ind/ha dan kaliandra merah 1.614 ind/ha. Kemudian pola sebaran yang didapat dari kaliandra putih dikelompokkan dengan nilai Indeks Morisita terstandar sebesar 0,5070 dan juga untuk kaliandra merah dikelompokkan dengan nilai Indeks Morisita terstandar sebesar 0,5307.