cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Farmaseutik
ISSN : 1410590x     EISSN : 26140063     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmaseutic accepts submission concerning in particular fields such as pharmaceutics, pharmaceutical biology, pharmaceutical chemistry, pharmacology, and social pharmacy.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 2 (2023)" : 19 Documents clear
Analysis of the Influence of Marketing MIX on Factors of Buying Behaviour of Acne Skincare in Yogyakarta Erza Ridha Kartika; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.80353

Abstract

The development of skin care in Indonesia is currently proliferating. Cosmetics for treating acne are one of the fastest growing markets in skincare. This study aims to identify acne skincare product brands in carrying out marketing strategies using the marketing mix method that influences consumer purchasing behaviour factors in Yogyakarta. This research is cross-sectional, with consumers interviewed using a structured questionnaire with a Likert scale system. Consumption patterns investigated in this survey include product brand, price, place and promotion. This survey involved 400 consumer respondents, the majority of whom were female (68.2%), on average aged 20-29 years (62.1%), were students (58%), with income <Rp. 500,000/month ( 41.8%). The average yield value for each marketing mix variable starts with the product variable with a score of (44.37, SD 7.99) followed by the price and promotion variables with an average score of each (34.82) and ( 25.89) which has the most influence on purchasing behaviour factors for acne skincare products. Meanwhile, the place variable obtained the lowest average score (16.8, SD 3.848). The results of the analysis of the influence of marketing mix variables on purchasing behaviour factors can be concluded that product and promotion variables influence purchasing behaviour factors with values of 10, 421 and 5.386, which have deals greater than the t-table values obtained at 2.24.
Stabilitas dan Sifat Fisik Sediaan Mikroemulgel Resveratrol Sebagai Tabir Surya dan Antiaging Secara In Vitro Aurellia Hawilla; Abdul Karim Zulkarnain; Raden Rara Endang Lukitaningsih
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.83497

Abstract

Resveratrol dapat menghambat aging karena sifatnya sebagai antioksidan sehingga dapat menangkal radikal bebas yang merupakan penyebab utama aging dan dapat melindungi kulit dari sinar UV sehingga berfungsi sebagai tabir surya. Resveratrol memiliki sifat sukar larut dalam air dan kemampuan bioavailabilitas rendah sehingga untuk meningkatkan transport perlu diformulasikan dalam bentuk mikroemulgel. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi sediaan tabir surya resveratrol dalam bentuk mikroemulgel yang dapat meningkatkan efektifitas sebagai tabir surya dan antiaging.Optimasi mikroemulsi resveratrol menggunakan software Design Expert 13 metode D-Optimal dengan respon ukuran partikel, drug loading, dan indeks polidispersi . Mikroemulsi kemudiaan diinkoporasi dalam gelling agent Carbopol 940 sehingga diperoleh sediaan mikroemulgel resveratrol yang optimal, kemudian dilakukan uji aktivitas tabir surya dan antiaging secara in vitro. Pengujian stabilitas dilakukan terhadap penyimpanan, suhu, perlakuan dengan sinar UV. Uji penentuan potensi tabir   surya secara in vitro yang dinyatakan dalam nilai SPF serta pengujian aktivitas antiaging secara in vitro ditunjukan dengan aktivitas penghambatan terhadap enzim elastase.Hasil penelitian diperoleh komponen formula mikroemulsi optimal yaitu Capryol sebesar 40 %, Cremophor RH sebesar 34,36 %, dan Transcutol P sebesar 25,64 %. Respon formula optimal didapatkan  drug loading 214,41 µg/mL; ukuran partikel 246,767 nm; dan indeks polidispersi 0,161. Nilai SPF mikrormulgel resveratrol pada konsentrasi 0,5 % sebesar 38,469 sedangkan untuk nilai antiaging sebesar 69,14 %.Kata Kunci: resveratrol, nanoemulgel, tabir surya, antiaging
Formulasi Dan Stabilitas Fisik Sediaan Cream Ekstrak Rimpang Temu Mangga (Curcuma manga Val.) Dan Uji Aktivitas Sebagai Tabir Surya Secara In Vitro Abdul Karim Zulkarnain; Kinuyo Matsumoto; Naemi Kajiwara
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.84915

Abstract

Rimpang temu mangga (Curcuma manga Val.) memiliki kandungan  kurkumin dan flavonoid yang dapat berfungsi sebagai fotoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik cream ekstrak temu mangga dan menilai  aktivitasnya sebagai tabir surya secara in vitro. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh sediaan yang optimal dari cream temu mangga yang memiliki sifat fisik yang baik dan stabil selama penyimpanan. Metode yang digunakan dalam pembuatan ekstrak temu mangga adalah maserasi dengan pelarut etanol 70%. Sediaan basis cream dibuat dengan software Design Expert®versi 10, sehingga diperoleh basis formula optimum. Sediaan  cream dibuat dengan cara penambahan ekstrak temu mangga 10% pada basis optimum yang telah dihasilkan. Sediaan yang diperoleh  diuji stabilitas fisik meliputi viskositas, daya sebar, daya lekat, dan rasio pemisahan. Aktivitas cream ditentukan secara in vitro dengan spektrofotometri dan hasilnya dinyatakan dengan nilai Sun Protecting Factor (SPF). Analisis data dilakukan secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan formula optimum untuk karbopol sebesar 0,67 dan gliseril monostearate sebesar 3,33. Sifat fisik yang diperoleh dari cream temu mangga adalah baik dan tidak mengalami perubahan yang signifikan selama masa penyimpanan, sehingga disimpulkan bahwa sedian cukup stabil dan baik serta nilai SPF sebesar   15,16.
Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Terhadap Keinginan Untuk Berobat Masyarakat di Kelurahan Muja-Muju Yogyakarta Tahun 2022 Yuni Nurhayati; Marchaban Marchaban; Muvita Rina Wati
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.77093

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit dengan tingkat angka kematian dan kesakitan yang cukup tinggi di dunia dan menduduki urutan pertama setiap tahunnya. Hipertensi dapat ditandai dengan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik >140/90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang hipertensi terhadap keinginan masyarakat untuk berobat di Kelurahan Muja-Muju Yogyakarta Tahun 2022. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional setelah mendapat ethical clearance tanggal 27 Mei 2022 dengan No. Skep/120/KEPK/V/2022.  Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 274 responden. Data diambil dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi tentang pengetahuan tentang hipertensi, tentang keinginan untuk berobat dan dianalisis menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan kategori “baik” sebanyak 191 responden (69,7%), memiliki keinginan untuk berobat dengan kategori “tinggi” sebanyak 158 responden (57,7%). Hasil uji Rank Spearman diperoleh nilai signifikan ρ-value = 0,000 atau ρ-value ≤ 0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang hipertensi dengan keinginan untuk berobat.
Gambaran Terapi Antibiotik Empirik dan Luaran Klinik pada Pasien Anak dengan Community Acquired Pneumonia dirawat inap RS Akademik UGM Nanang Munif Yasin; Samsul Alam; Tri Murti Andayani
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.77146

Abstract

Community acquired pneumonia (CAP) merupakan peneumonia yang berasal dari komunitas yang merupakan infeksi akut parenkim paru meliputi aveolus dan jaringan intestinal yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penggunaan antibiotik empirik di setiap negara dapat berbeda-beda sesuai dengan sensitifitas bakteri maupun pola kuman di negara tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan terapi antibiotik empirik serta hubungannya terhadap luaran klinik pada pasien anak dengan CAP dirawat inap RSA UGM Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cohort retrospektif. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien anak dengan CAP dirawat inap RSA UGM Yogyakarta pada periode Januari 2021 – Januari 2022. Data pada penelitian ini bersumber dari catatan medik RSA UGM, selanjutnya dilakukan analisis hubungan antara ketepatan penggunaan antibiotik empirik dengan luaran klinik menggunakan analisis chi-square. Jumlah pasien pada 1 Januari 2021 – 1 Januari 2022 didapatkan total 90 pasien kemudian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 69 pasien dengan 80 regimen terapi antibiotik empirik. Sebanyak 55 pasien dengan umur < 5 tahun, pasien pada penelitian ini lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 39 pasien. Pasien pada penelitian ini paling banyak menggunakan terapi tunggal dengan antibiotik sefalosporin generasi 3 yakni seftriakson sebanyak 38 pasien, terapi kombinasi yang paling banyak adalah ampisilin dan gentamicin sebanyak 8 pasien. Berdasarkan penilaian Gyssens sebanyak 30 pasien menerima terapi antibiotik empirik dengan tepat. Berdasarkan uji chi-square terdapat hubungan antara ketepatan antibiotik empirik dengan luaran klinik pasien dengan nilai p= 0,039 (p= <0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh ketepatan penggunaan antibiotik empirik terhadap luaran klinik pasien
Transport Test of Total Flavonoid Model of Strawberry Emulgel (Fragaria vesca L.) Through Shed Snakeskin Membrane Dian Eka Ermawati; Suwaldi Martodiharjo; T.N Saifullah Sulaiman
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.78129

Abstract

Strawberries contain antioxidants, including quercetin-3-β-D-glucoside, coenzyme Q10, anthocyanins pelargonidin-3-O-glucoside, and cyanidin-3-glucoside. The amount of anthocyanins and flavonoids in fruit tends to decrease by 40-50% after the formulation process, so it is necessary to develop a formula to be applied as a topical preparation. The combination of emulsifiers can stabilize the active substance and increase the permeation of the preparation. This study aims to determine the total flavonoid permeation profile of strawberry fruit emulgel preparations with a combination of emulsifiers. This study used a total flavonoid model from strawberry emulgel. Emulgel was prepared with a combination of emulsifier span 80: croduret 50: propylene glycol at a ratio of 2: 4: 2. The permeation test was carried out using a modified vertical Franz diffusion cell equipped with Shed Snakeskin membrane. The permeation test results showed that the cumulative amount of total flavonoids transported across the shed snakeskin membrane was 117.14 g/cm2 out of a total of 2.24 mg of strawberries in the emulgel formula for 5 hours. The permeability of the snakeskin shed membrane was 2.84x10-5 g/cm2, and the flux value was 6.6x10-5 g/sec. The release kinetics follow the Higuchi kinetic model with the diffusion mechanism.
PERBANDINGAN KEMOTERAPI CHOP DAN RCHOP TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA PASIEN KANKER LIMFOMA NON-HODGKIN Widya Leontin Susanti; Arief Nurrochmad; Retno Murwanti
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.78167

Abstract

Anemia merupakan kejadian efek samping obat akibat pemberian kemoterapi pada pasien kanker Limfoma Non-Hodgkin (LNH). CHOP dan RCHOP merupakan kemoterapi lini pertama yang diberikan pada pasien kanker LNH. Anemia dapat digunakan sebagai salah satu prediktor kematian pada pasien kanker LNH. Perbandingan efek kemoterapi lini pertama berupa anemia belum pernah dilakukan, sehingga tujuan penelitian ini membandingkan kemoterapi CHOP dan RCHOP terhadap kejadian anemia pada pasien. Desain penelitian adalah Kohort retrospektif pada pasien kanker LNH yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama periode Januari 2017-April 2022. Subjek penelitian adalah pasien kanker LNH yang memenuhi kriteria inklusi dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu CHOP dan RCHOP. Anemia didefinisikan sebagai penurunan nilai Hemoglobin <14 g/dL pada pria dan <12g/dL pada wanita. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian adalah analisis non parametrik berupa Chi-Square. Pasien CHOP mempunyai risiko 0,943 kali mengalami kejadian anemia dibandingkan dengan pasien RCHOP (p-value=0,132, RR 0,943, IK 95%=0,879-1,012). Kesimpulannya, tidak ada perbedaan kemoterapi CHOP dan RCHOP terhadap kejadian anemia pada pasien kanker LNH.
Skrining Jamur Tanah Penghasil L-asparaginase dan Aktivitas Antibakterinya Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Indah Kurniawati; Purwanto Purwanto; Indah Purwantini
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.82558

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki kelembaban tinggi sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai tanaman dan mikroorganisme yang baik. Salah satu mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia adalah jamur. Mikroorganisme ini merupakan produsen yang sangat baik dari enzim hidrolitik, biofuel, asam organik, polisakarida, dan metabolit sekunder yang dapat dikembangkan sebagai obat antibiotik, obat antikanker, agen hipokolesterolemia, imunosupresan, dan lain-lain. Sebanyak 12 jamur berhasil diisolasi dari tanah di Bantul, Merapi dan Gunung kidul. Hasil uji menunjukkan bahwa 7 isolat jamur menghasilkan enzim L-asparaginase yaitu PB1, PB2, PRB1, PB4, PB3, PRGK2 dan PGK1, sedangkan 4 isolat jamur menunjukkan aktivitas antibakteri dengan zona hambat terbesar adalah isolat jamur CM sebesar 4,649 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan sebesar 13,681 mm terhadap bakteri Escherichia coli.
patient awareness at the Umbulharjo I Health Center Yogyakarta towards handling unused drugs. Woro Supadmi, S.Si., Apt.; Faqihuddin Najib; Dwi Hastuti
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i2.85351

Abstract

 ABSTRACTUnused drugs have adverse economic, environmental and health impacts. Behavioral awareness of handling unused drugs can be influenced by the environment, information obtained and one's habits. The purpose of this study was to determine the relationship between the characteristics of respondents and patient awareness at the Umbulharjo I Health Center Yogyakarta towards handling unused drugs.The study design was observational cross sectional with data collection using questionnaires. The number of samples determined based on Lemeshow's formula was obtained 69 of purposive sampling technique. The study sample was patients who visited Puskesmas Umbulharjo 1 who met the inclusion criteria. Research instruments in the form of questionnaires on the characteristics and awareness of patients towards handling unused drugs, questionnaires have been tested for reliability and validity. Data analysis using chi-square test through SPSS v.16.0 for Windows.The results of the study based on patient characteristics were 71.0% aged 18-30 years, female 55.1%, high school education reached 50.7% and worked 69.6%. There were no significant associations between age (p = 0.491) and sex (p = 0.272) and occupation (p = 0.465) with awareness of unused drug handling. There was a significant relationship between education (p = 0.019) and awareness of handling unused drugs.The conclusion of this study is a relationship between patient education at Puskesmas Umbulharjo I and awareness of handling unused drugs.

Page 2 of 2 | Total Record : 19