cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Farmaseutik
ISSN : 1410590x     EISSN : 26140063     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmaseutic accepts submission concerning in particular fields such as pharmaceutics, pharmaceutical biology, pharmaceutical chemistry, pharmacology, and social pharmacy.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2010)" : 5 Documents clear
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ASMA PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2005 Satibi Satibi; Sikni Retno Karminingtyas
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.085 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24043

Abstract

Menurut Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001, penyakit saluran nafas merupakan penyakit penyebab kematian kedua di Indonesia setelah penyakit gangguan pembuluh darah. Di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, asma merupakan penyakit yang menduduki peringkat kelima setelah diabetes melitus, hipertensi, gagal jantung, dan tumor payudara. Asma merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan episode bronkokonstriksi akut yang menyebabkan pernapasan yang singkat, batuk, sesak napas, mengi dan pernapasan yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat, mengevaluasi penggunaan obat asma, serta mengevaluasi keberhasilan pengobatan. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif nonanalitik dengan pengambilan data secara retrospektif. Subyek Penelitian adalah pasien asma RS Dr Sarjito tahun 2005, sebanyak 67 subyek penelitian, kemudian dilakukan analisis untuk memperoleh gambaran pola penggunaan obat, evaluasi penggunaan obat, dan evaluasi keberhasilan pengobatan. Evaluasi penggunaan obat dilihat dari tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat dan tepat dosis, dibandingkan dengan standar pelayanan medis RSUP Dr.Sardjito tahun 2000 dan guidelines dari The National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP, 1997). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa obat antiasma yang paling banyak digunakan adalah golongan kortikosteroid. Evaluasi penggunaan obat asma menunjukkan 97,01% tepat indikasi, 56,72% tepat pasien, 91,43% tepat obat dan 90,77% tepat dosis. Evaluasi keberhasilan pengobatan menunjukkan sebagian besar pasien pulang dalam keadaan sembuh 29 pasien (43,28%) dan membaik 30 pasien (44,12%), sedangkan lama rawat inap sebagian besar pasien adalah 1-5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan asma dapat dikatakan berhasil.
PENINGKATAN EFEK BAKTERIOSTATIKA DISPERSI PADAT SULFAMETHOKSAZOLE – POLIETILEN GLIKOL – TWEEN 80 (PT) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Riswaka S; Y Purwaningsih
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.772 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24044

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang daya hambat dispersi padat Sulfame- thoksazole – polietilen glikol – tween 80 (PT) fraksi mol obat 0,5; 0,7; dan 0,9 me nurut methode difusi (kertas cakram) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dispersi padat Sulfamethoksazole – PT meningkatkan daya hambat mencapai antara 110,78% (dengan efektivitas hingga 1,20) sampai 239,68% (3,73) terhadap Staphylococcus aureus, sedangkan terhadap Escherichia coli antara 120,74% (1,34) sampai 157,29% (1,87), dibandingkan terhadap Sulfamethoksazole murni (fraksi mol dan efektivitas 1,0). Peningkatan daya hambat dan efektivitas dispersi padat sesuai dengan peningkatan jumlah PT yang digunakan, dan perbedaan hasil terhadap masing- masing bakteri uji dianalisis sebagai akibat perbedaan sifat membran/dinding sel mikro-organisme uji.
PERBANDINGAN PROFIL DISOLUSI TABLET METOKLOPRAMID HIDROKLORIDA GENERIK BERLOGO DAN BERMEREK Laila Syarie Rahmawatie; T.N. Saifullah Sulaiman; Okti Ratna M
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.352 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24045

Abstract

Metoklopramid HCl merupakan salah satu obat antiemetik. Bentuk sediaan yang beredar dipasaran dalam jenis obat generik berlogo dan generik bermerek, keduanya memiliki perbedaan dalam hal formulasi dan fabrikasi. Metoklopramid HCl memiliki kelarutan sangat tinggi dalam air dan memiliki permeabilitas rendah dalam usus sehingga dikategorikan dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas III. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji ekivalensi secara in vitro (uji disolusi terbanding) untuk memastikan kemiripan kualitas produk obat generik berlogo dan generik bermerek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tablet metoklopramid HCl generik berlogo dan bermerek memenuhi persyaratan uji disolusi serta mengetahui kemiripan profil disolusi(f2). Penelitian ini menggunakan 5 tablet metoklopramid HCl terdiri dari dua jenis produk generik bermerek (A,C) dan tiga jenis produk generik berlogo (B,D,E). Uji disolusi menggunakan alat disolusi, dengan alat tipe 2 (dayung), kecepatan rotasi 50 rpm dalam 900 ml buffer fosfat pH 6,8 , dengan suhu pada 37 ± 0,5 ° C. Parameter yang diamati adalah profil disolusi dan faktor kemiripan (f2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara produk inovator dan produk uji dapat memenuhi persyaratan uji disolusi, sedangkan untuk nilai faktor kemiripan (f2) untuk beberapa produk yang menunjukkan ekivalensi yaitu produk A - B yaitu 57,89; produk A - C yaitu 50,94; produk A - D yaitu 65,64; produk C – B yaitu 56,56; dan produk B – D yaitu 50,81.
BARIER DAN FASILITATOR PENERAPAN PHARMACEUTICAL CARE PADA FARMASI KOMUNITAS : SEBUAH TINJAUAN M Rifqi Rokhman
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.005 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24046

Abstract

Pharmaceutical care dianggap sebagai model untuk pelayanan apoteker di masa mendatang. Perkembangan pharmaceutical care pada farmasi komunitas ternyata lebih lambat dari yang diharapkan. Penelitan yang ada menunjukkan bahwa kecepatan penerapan pharmaceutical care dipengaruhi oleh faktor yang dapat dikelompokkan menjadi barier dan fasilitator. Barier akan menghambat penerapan pharmaceutical care sedangkan fasilitator akan mempercepat penerapan pharmaceutical care. Pendekatan penelitian sudah tidak lagi sebatas menggunakan pendekatan behavioural theory namun juga berkembang menggunakan pendekatan organisasi. Penelitian yang ada menunjukkan tidak ada satu barier dengan fasilitator tertentu yang menjadi penentu utama keberhasilan penerapan pharmaceutical care pada farmasi komunitas. Beberapa barier dan fasilitator dianggap mempunyai pengaruh yang kuat yang ditunjukkan dengan banyaknya penelitian yang mengarah kepada barier dan fasilitator tersebut. Barier tersebut berupa kurangnya sistem remunerasi untuk layanan baru, kesulitan pembagian waktu antara mengembangkan pharmaceutical care dan tugas untuk distribusi obat, kurangnya pengetahuan klinis dari apoteker, rendahnya hubungan dengan dokter, dan dukungan organisasi profesi. Fasilitator tersebut berupa perlunya pelatihan bagi apoteker, perlunya renumerasi untuk layanan, perbaikan hubungan dengan dokter, pemanfaatan SDM yang ada dengan lebih baik, dan perlunya asistensi atau dukungan dari luar.
PRODUKSI MATERIAL CO-PROCESSED DARI AMILUM MANIHOT DAN SUKROSA DENGAN METODE SPRAY DRYING T. N. Saifullah Sulaiman; Hertanti Trias Febriani
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.109 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24042

Abstract

Amilum manihot dalam formulasi tablet, dapat berfungsi sebagai pengikat, pengisi ataupun penghancur. Amilum manihot mempunyai sifat alir dan kompaktibilitas yang kurang baik. Sukrosa merupakan bahan pengikat dengan sifat alir dan kompaktibilitas yang lebih baik dibanding amilum manihot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi amilum manihot dan sukrosa dengan metode spray drying terhadap sifat alir dan kompaktibilitas material co-processed. Proporsi amilum manihot:sukrosa yang digunakan adalah 90%:10%; 80%:20%; 70%:30%; 60%:40%; dan 50%:50%. Campuran bahan disuspensikan pada aquadest dengan konsentrasi 40%(b/v). Produksi material co-processed menggunakan metode spray drying. Bentuk dan kondisi permukaan material co-processed dianalisa dengan SEM. Material co-processed dievaluasi sifat fisik granul dan tablet. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA satu jalan dan uji Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spray drying dapat memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas material co-processed. Proporsi dengan respon terbaik adalah pada rentang perbandingan amilum manihot:sukrosa 68,42%:31,58% sampai 50%:50%.

Page 1 of 1 | Total Record : 5