cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia
ISSN : 08548390     EISSN : 25498029     DOI : -
LIMNOTEK Tropical Inland Waters in Indonesia (Limnotek) is a periodical publication from the Research Center for Limnology, Indonesian Institute of Sciences in collaboration with Indonesian Society of Limnology (MLI). Published semiannually, the journal has a goal to be a means of communication and dissemination of research results in tropical limnology. The articles in this journal examines the interaction between factors: physics, chemistry, biology, hydrology, and geology on inland waters ecosystems. Definition of inland waters here are all forms puddles on the surface of the earth to the landward of the line of the lowest tides either fresh or brackish water such as rivers, swamps, lakes, water, wetlands, reservoirs, puddles, ponds, and dams.
Arjuna Subject : -
Articles 109 Documents
Kelimpahan dan Sebaran Bakteri Heterotrofik di Danau Rawa Banjiran Sebangau, Kalimantan Tengah Badjoeri, Muhammad
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 25, No 1 (2018)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Danau-danau di Kalimantan Tengah umumnya berupa danau rawa banjiran (oxbow lakes, floodplain lakes dan wetlands).Danau-danau tersebut merupakan sumber daya perikanan  potensial. Ekologi mikroba di danau rawa banjiran masih sedikit dipahami. Bakteri heterotrofik berperan penting dalam proses perombakan dan reminerasisasi unsur hara di danau. Penelitian bertujuan mengetahui profil kelimpahan bakteri heterotrofik di danau rawa banjiran, Kalimantan Tengah. Hasil analisis menunjukkan kelimpahan bakteri di danau  rawa banjiran di musim hujan lebih tinggi dibanding musim kemarau. Kelimpahan bakteri tertinggi di  D. Sebangau (340 x 103 sel upk.ml-1, musim hujan dan 321 x 103 upk.ml-1, musim kemarau) karena wilayah Sebangau merupakan daerah padat penduduk dan aktivitas manusia. Pada kondisi banjir S. Sebangau membentuk danau paparan banjir yang cukup luas mengakibatkan vegetasi riparian disekitarnya  terendam sehingga membusuk dan merupakan sumber bahan organik autochtonous. Kelimpahan terendah di D. Jalan Pangen (69 x103 sel upk.ml-1 dimusim hujan dan 45 x 103 sel upk.ml-1 dimusim kemarau), hal ini karena pH air D. Jalan Pangen sangat rendah (pH 3,4)  diduga jenis bakteri asam atau yang telah beradaptasi yang hidup di perairan tersebut. Kelimpahan bakteri di D. Hurung (142-181 x 103 sel upk.ml-1), D. Batu (169-183 x 103 sel upk.ml-1), D. Tehang (153-162x103 sel upk.ml-1) dan D. Purun (197-201 x 103 upk.ml-1) relatif sama. Konsentrasi total nitrogen (TN) di D. Sebangau cukup tinggi (0,50 - 0,82 mg.l-1) sedangkan amonia, nitrit dan nitrat relatif rendah menunjukkan aktivitas perombakan nitrogen organik oleh bakteri dan masih didukung konsentrasi oksigen terlarut (DO 3,1-7,0 mg.l-1) untuk berlangsungnya proses amonifikasi dan nitrifikasi di danau. Kata Kunci: Danau rawa banjiran, kelimpahan, bakteri heterotrofik
EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SITU CIKARET, KABUPATEN BOGOR Supriyadi, Andi; Syaufina, Lailan; Ichwandi, Iin
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 22, No 1 (2015)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Situ Cikaret termasuk kedalam DAS Sungai Ciliwung, yang berfungsi sebagai pengendalian banjir di Jakarta. Situ ini juga mendukung pemenuhan air baku di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Perubahan tutupan tanah, penurunan luas badan air, dan tidak adanya data mengenai fungsi kontrol untuk banjir dan ketersediaan air situ, serta ketidakjelasan dalam pengelolaan situ adalah salah satu faktor yang berkontribusi terhadap degradasi Situ Cikaret. Oleh karena itu, penelitianini bertujuan untuk: 1) menganalisis perubahan tutupan lahan, 2) menganalisis pengendalian banjir dan ketersediaan air, dan 3) mengidentifikasi pengaruh dan kepentingan stakeholders. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas penutupan badan air berkurang dari 21,67 ha pada tahun 2002 menjadi 16,90 ha pada tahun 2012, yang berarti ada penyusutan 22,01%, analisis pengendalian banjir debit outlet19.03 m3/dtk, sedangkan setelah penyusutan untuk 16,90 ha, debit outlet 21,60 m3/dtk dengan debit puncak inlet sebesar 36,93 m3/dtk, analisis neraca air menunjukkan bahwa ketersediaan air Situ Cikaret dapat memenuhi kebutuhan air pada tahun 2012 untuk pemanfaatan daerah irigasi 25 ha tanpa defisit air. Arahan evaluasi pengelolaan Situ Cikaret harus ada kebijakan pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Pusat kePemerintah Daerah dan perlu dibangun suatu badan pengelola Situ Cikaret untuk berbuat dari hari ke hari.
STRUKTUR KOMUNITAS BAKTERI PENGOKSIDASI AMONIA BERDASARKAN GEN amoA DI SITU SAWANGAN-BOJONGSARI, JAWA BARAT Novita, Lena; Rusmana, Iman; Widiyanto, Tri
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu permasalahan dalam pengelolaan perairan darat adalah penurunan kualitas air yang disebabkan oleh polusi senyawa nitrogen. Mekanisme transformasi senyawa nitrogen oleh bakteri indigenous menjadi langkah penting untuk mengatasi permasalahan tersebut. Aktivitas antropogenik di sekitar Situ Sawangan-Bojongsari memungkinkan terjadinya polusi senyawa nitrogen seperti amonia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas bakteri pengoksidasi amonia serta faktor fisika dan kimia yang mempengaruhinya di Situ Sawangan-Bojongsari. Kelimpahan dan keragaman bakteri pengoksidasi amonia dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia perairan. Kelimpahan tertinggi bakteri pengoksidasi amonia terdapat pada strata 0 cm (270 sel/mL) dan kelimpahan terendah terdapat pada strata 230 cm (73 sel/mL). Bakteri pengoksidasi amonia tidak ditemukan pada bagian sedimen. Gen amoA hanya teramplifikasi dari contoh air. Sebanyak 10 pita gen amoA dengan posisi yang berbeda dapat terdeteksi pada gel DGGE. Sebanyak enam isolat gen amoA memiliki kemiripan sekuen nukleotida dengan amo A dari uncultured bacterium (86-97%). Sekuen asam amino dari keenam isolat gen amo A menunjukkan kemiripan dengan protein ammonia monooxygenase (56-93%). Sebanyak lima isolat gen amo A teridentifikasi sebagai ammonia monooxygenase dari uncultured bacterium dan satu isolat sebagai ammonia monooxygenase dari Nitrosospira sp. III7. Berdasarkan analisis filogenetik, keenam isolat gen amoA termasuk ke dalam genus Nitrosospira.
KAJIAN PARAMETER KIMIA DAN MIKROBIOLOGI DANAU ANEUK LAOT SEBAGAI SUMBER AIR BAKU MASYARAKAT KOTA SABANG PROVINSI NANGGRO ACEH DARUSSALAM Widiyanto, Tri
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 24, No 2 (2017)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau Aneuk Laot secara administrasi berada di Pulau Weh Kabupaten Sabang, Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. Sumber air danau Aneuk Laot saat ini digunakan untuk kegiatan perikanan, bahan baku air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pariwisata, pertanian, area konservasi, dan juga sarana mandi dan cuci penduduk sekitar. Kajian ini bertujuan untuk melihat potensi pemanfaatan Danau Aneuk Laot sebagai sumber air baku, pertanian dan perikanan, di lihat dari parameter kimia dan mikrobiologis. Pengambilan sampel  air  dilakukan pada tanggal 2-10 Maret 2017, pada  5 titik pengambilan contoh air. Parameter kualitas air yang diamati meliputi: populasi bakteri E. coli, Coliform, bakteri heterotrofik dan parameter kimia air. Analisis bakteri E Coli dan Coliform menggunakan media Chromocult (Coliform Agar). Analisis bakteri heterotrofik  digunakan media Agar Tryptone Glucose Yeast, inkubasi pada suhu ruang selama 24 – 48 jam, dan kelimpahan bakteri dihitung menggunakan metoda total plate count (TPC), spread plate. Jumlah coloni E. Coli sebesar 0 sampai dengan 1.000 Coloni forming unit (CFU)/100 mL, Coliform sebanyak 1.800 – 29.600 CFU/100 mL. Populasi kelompok bakteri heterotrofik sekitar (6 – 169) x 106 CFU/mL. Kondisi parameter pH sekitar 8,41 – 9,19, kandungan oksigen terlarut sekitar 9,04 - 9,53 mg/L., material terlarut  sebesar 1 – 9 mg/L, kandungan total phospat sebesar 0,03 – 0,05 mg/L, kandungan total bahan organik sekitar 8,13 – 12,97 mg/L, kandungan senyawa nitrat sekitar 0,35 – 0,68 mg/L. Secara keseluruhan kondisi kualitas air danau Aneuk Laot bersifat mesotrofik dan masih berpotensial digunakan sebagai sumber air untuk perikanan, pariwisata dan pertanian. Sedangkan berdasarkan kandungan E coli dan Coliform layak digunakan sebagai sumber air baku golongan II, dengan pengolahan terlebih dahulu.
ANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN DANAU SENTANI UNTUK MENGETAHUI FUNGSI DETENSI DAN RETENSI TAMPUNGAN Sartimbul, Aida; Mujiadi, Mujiadi; Hartanto, Hartanto; Prabowo, Seto Sugianto; Suryono, Antonius
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 22, No 2 (2015)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau Sentani yang terletak di Kabupaten Jayapura, merupakan danau terbesar dan terindah di Provinsi Papua. Dibalik keindahan dan potensi yang tersimpan terdapat pula ancaman yang cukup serius yaitu pendangkalan yang disebabkan erosi lahan, serta  aktivitas timbunan daerah sempadan danau.Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran profil dasar dan kapasitas tampungan danau sehingga dapat menganalisis potensi dari Danau Sentani, khususnya pada fungsi detensi dan retensi. Beberapa metode digunakan pada penelitian ini, antara lain pengukuran kedalaman danau, analisis kapasitas tampungan danau dimana hasil tersebut dipergunakan dalam mengidentifikasikan fungsi detensi dan retensi Danau Sentani dan analisis debit andalan dan analisis debit banjir. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kapasitas tampungan Danau Sentani pada hasil pengukuran adalah sebesar 4.821,5 juta m3 . Fungsi detensi Danau Sentani khususnya dalam mereduksi puncak banjir rata-rata sebesar 88,82%. Fungsi retensi Danau Sentani khususnya dalam kemampuan menampung sementara volume air akibat hujan andalan 90% sebesar 2.376.000 m3 selama 24 jam, yang mempunyai potensi pemanfaatan untuk PLTA dengan desain tinggi terjun air 50 m dan debit desain 27,5 m3 /det sebesar 13,5 MW. Dengan curah hujan yang tinggi, bahaya erosi sangat berpengaruh terhadap fungsi tampungan dan perlu adanya studi lebih lanjut. Pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap erosi dan debit banjir perlu diperhatikan dan dikendalikan.  
REKONSTRUKSI DANAU PURBA BOROBUDUR DENGAN PENDEKATAN SPASIOTEMPORAL Murwanto, Helmy; Purwoarminta, Ananta
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 22, No 2 (2015)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candi Borobudur merupakan warisan dunia yang banyak menarik perhatian baik wisatawan maupun peneliti. Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pada masa lampau Bukit Borobudur dikelilingi oleh danau. Saat ini danau tersebut telah mengering dan sudah tidak terlihat keberadaannya. Pendangkalan dan pengeringan danau di sekitar Candi Borobudur menjadi dataran lakustrin kemungkinan tidak berlangsung dalam satu waktu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perkembangan danau melalui pendekatan spasiotemporal. Kondisi keruangan dapat diketahui dari survei lapangan dan analisis pollen, sedangkan umur endapan danau dapat diketahui dari analisis radiokarbon 14C. Perkembangan danau dapat dibagi menjadi tiga waktu yaitu pada kala Akhir Pleistosen dengan luas 73.712 km2, Awal Holosen dengan luas 21.273 km2 , dan Akhir Holosen (Resen) dengan luas 8.357 km2. 
KOMUNITAS DAN BIOMASSA FITOPLANKTON DI SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE PAPUA Rahman, Arip; Satria, Hendra
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Kumbe dengan kondisi yang masih alami menjadi tempat mata pencaharian bagi penduduk yang hidup disekitarnya. Penelitian untuk mengetahui kondisi perairan Sungai Kumbe berdasarkan komunitas dan biomassa fitoplankton dilakukan di bulan Februari, Agustus dan Oktober 2012. Metodologi yang dipakai adalah survey lapangan dengan menetapkan 6 lokasi penelitian berdasarkan posisi aliran sungai. Sampel air untuk analisis fitoplankton, klorofil-a dan kualitas air diambil pada lapisan permukaan air. Ditemukan 50 genera fitoplankton yang termasuk kedalam lima kelas, yaitu: Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Dinophyceae dan Euglenophyceae. Bacillariophyceae dan Chlorophyceae menunjukan kelimpahan yang tinggi setiap pengambilan sampel. Biomassa fitoplankton berdasarkan perhitungan langsung dari klorofil-a hasil analisa laboratorium berkisar antara 118,121- 429,537 mg/m3, sedangkan biomassa fitoplankton berdasarkan klorofil-a yang dihitung secara empiris berkisar antara 119432 mg/m3. Berdasarkan analisis regresi berganda antara biomassa fitoplankton dan unsur hara diperoleh persamaan regresi Y = 24,9 + 164,4 NO3 + 842,5 PO4+ 115,9 NH4 (r= 0.49), hal tersebut menyatakan bahwa hubungan antara kandungan unsur hara dengan biomassa fitoplankton di Sungai Kumbe relatif kecil.
PENGAMATAN POLA STRATIFIKASI DI DANAU MANINJAU SEBAGAI POTENSI TUBO BELERANG lukman, lukman; Sutrisno, Sutrisno; Hamdani, Agus
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 20, No 2 (2013)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau Maninjau diketahui memiliki aktivitas KJA yang intensif dan fenomena kematian massal ikan di perairan tersebut sering terjadi. Tubo Belerang", adalah istilah yang ditandai dengan adanya kematian massal ikan yang dipelihara pada karamba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau. Untuk mengenali indikasi "tubo Belerang" di Danau Maninjau, telah dilakukan pengamatan pola stratifikasi beberapa parameter kualitas air, meliputi suhu, oksigen terlarut (DO; Dissolved Oxygen) dan kadar bahan organik total (TOM; Total Organic Matter). Pengamatan dilakukan pada Agustus, Oktober, Desember 2011 dan Maret 2012 di lima stasiun yang berbeda, pada strata 0 , 25, 50, 75, 100, 125 dan 150 m, yang disesuaikan dengan kedalaman masing-masing stasiun. Pada Desember 2011 dan Maret 2012, parameter DO diukur pada kedalaman 5, 10, 15 dan 20 m. Sebagai paremeter pendukung, diukur kandungan klorofil pada kedalaman 0, 1,5, 3,0 dan 4,5 m, kedalaman Secchi, dan juga kadar total fosfor (TP) dan total nitrogen (TN) pada lapisan permukaan. Berdasarkan kadar klorofil, kedalaman Sechi, kadar TP dan TN, perairan Danau Maninjau menunjukkan kondisi eutrofik. Suhu air relatif stabil pada kedalaman di bawah 25 meter, kondisi anoksik ditemukan pada lapisan air hingga kedalaman 15 m.  Kadar TOM berkisar 5,9-24,9 mg/L, dan tidak ada pola khas pada distribusi vertikal TOM. Kondisi ini secara umum sering digambarkan sebagai upwelling tetapi sebenarnya merupakan proses turnover.
Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Benih Ikan Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) Pada Wadah Pemeliharaan yang Berbeda Kusmini, Irin Iriana; Radona, Deni; Putri, Fera Permata
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 25, No 1 (2018)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) merupakan alternatif ikan lokal yang memiliki potensi untuk dibudidayakan sebagai ikan konsumsi. Sebagai dasar pengetahuan tentang kiat sukses kegiatan budidaya yang dilakukan terhadap suatu komoditas maka perlu diketahui pola pertumbuhan dari komoditas tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pola pertumbuhan benih ikan tengadak pada pemeliharaan multisistem melalui pengamatan hubungan panjang bobot, faktorkondisi, pertumbuhan harian serta efisiensi pakan terhadap pertumbuhan. Sampel ikan yang digunakan berasal dari benih ikan tengadak Anjongan Kalimantan Barat yang kemudian dipelihara selama 120 hari pada jaring apung, kolam beton dan kolam tanah. Untuk analisis data hubungan panjang-bobot sampel ikan diambil 90 ekor pada setiap sistem pemeliharaan, sedangkan untuk analisis data pertumbuhan, sampel ikan yang digunakan sebanyak 30 perulangan setiap perlakuan dan kemudian dianalisis menggunakan Microsoft Exel dan program SPSS 16. Hasil perhitungan hubungan panjang-bobot ikan diperoleh nilai koefisien regrsi b=3 untuk pemeliharaan pada jaring apung, b=3,14 pada kolam beton dan b=2,54 pada kolam tanah, dengan faktor kondisi 1,51:0,15 untuk jaring apung 1,01 :0,10 kolam beton dan 1,02:0,10 pada kolam tanah. Hubungan panjang-bobot ikan memiliki nilai determinan (R²) berkisar 0,81-0,89. Nilai bobot mutlak dan Sgr terbesar terdapat pada pemeliharaan di kolam tanah, namun tidak terdapat perbedaan yang nyata antara ketiga sistem pemeliharaan tersebut (p<0,05) dengan nilai homogenitas bobot (p<0,031) dan nilai homogenitas panjang (<0,028).Kata kunci : Barbonimus schwanenfeldii, Kalimantan, pertumbuhan, pola pertumbuhan, faktor kondisi.
DISTRIBUSI KELIMPAHAN PENSI (CORBICULA MOLTKIANA, PRIME 1878) DI DANAU MANINJAU lukman, lukman; Setyobudiandi, I.; Muchsin, I.; Hariyadi, Sigid
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 22, No 1 (2015)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878) adalah spesies bivalvia (moluska)penghuni asli Danau Maninjau dan menjadi salah satu komoditas perikanan lokal.Karakteristik sedimen, kedalaman substrat, dan pola sebaran aktivitas budidaya ikanpada karamba jaring apung (KJA) merupakan faktor-faktor yang dapat berpengaruhterhadap kelimpahan pensi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuidistribusi kelimpahan pensi terkait karakteristik habitat dan keberadaan KJA.Penelitian dilakukan pada 14 stasiun di tepian Danau Maninjau, dengan melakukanpengambilan contoh pada substrat di kedalaman 1 m, 3 m, dan 5 m, yang dilaksanakan dari bulan Juni 2013 sampai Mei 2104. Faktor lingkungan yang didataadalah fraksi sedimen. Hasil memperlihatkan bahwa tipe substrat di wilayah tepianutara dan timur didominasi pasir, sementara di wilayah selatan dan barat berupakerikil dan batuan. Berdasarkan analisis data menggunakan uji non parametrikKruskal-Wallis bahwa kelimpahan pensi menunjukkan perbedaan secara statistik(Asymp.sig.0,000; P>0,05) antar variasi kedalaman substrat, tipe substrat dan antartingkat wilayah kerapatan KJA

Page 2 of 11 | Total Record : 109