cover
Contact Name
Maruatal Sitompul
Contact Email
m.sitompoel@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi.oldi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia)
ISSN : 01259830     EISSN : 2477328X     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia is a scientific journal that publishes original research articles and reviews about all aspects of oceanography and limnology. Manuscripts that can be submitted to Oseanologi dan Limnologi di Indonesia is the result of research in marine and inland waters in Indonesia. Submissions are judged on their originality and intellectual contribution to the fields of oceanography and limnology
Arjuna Subject : -
Articles 94 Documents
REKAMAN POSISI MUKA LAUT PADA AKHIR MASA DEGLASIAL DI PERAIRAN KEPULAUAN MATASIRI, LAUT JAWA Setyawan, Wahyu Budi; Nuryana, Suherman Dwi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada Masa Glasial, Paparan Sunda adalah suatu daratan yang kemudian secara bertahap digenangi oleh air laut pada masa deglasial. Makalah ini mengungkapkan posisi muka laut di Paparan Sunda pada masa akhir-deglasial. Bukti posisi muka laut diperoleh dari temuan endapan gambut di dalam empat core yang diambil dari dasar laut perairan Kepulauan Matasiri, Kalimantan Selatan dengan metode gravity core dalam survei yang dilaksanakan pada bulan Nopember 2010 dengan Kapal Penelitian Baruna Jaya VIII. Analisis posisi muka air laut dilakukan berdasarkan kedalaman muka laut sekarang dan kedalaman endapan gambut di dalam core. Hasil analisis posisi muka laut menunjukkan empat posisi muka laut, yaitu -27,0 m, -41,3 m, -53,6 m dan -58,6 m di bawah muka laut sekarang. Analisis umur berdasarkan kurva perubahan muka laut di Paparan Sunda menunjukkan umur secara berurutan sekitar 10, 11, 12 dan 12,8 ribu tahun. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa rekaman jejak perubahan muka laut relatif pada masa akhir-deglasial juga ditemukan di Laut Jawa.
Table of contents and Editorial board OLDI, Redaksi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesulitan Dalam Identifikasi Paska Larva Bintang Mengular Laut Dalam Dari Selat Makassar, Indonesia dan Implikasinya Terhadap Kajian Taksonomi Supono, Supono
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bintang mengular (Ophiuroidea) adalah salah satu kelompok fauna yang sulit untuk diidentifikasi dari lima kelompok Ekhinodermata. Hal ini disebabkan karena informasi yang terbatas tentang tahap pertumbuhan kelompok bintang mengular. Sebagian besar informasi tentang ekologi dan deskripsi morfologi jenis yang sudah teridentifikasi berasal dari jenis bintang mengular dewasa dari perairan dangkal. Sementara itu, informasi tentang jenis bintang mengular laut dalam, terutama tahap pascalarva sangat sedikit dikarenakan penelitian yang terbatas. Penelitian ini mengamati karakteristik morfologi pascalarva bintang mengular yang dikoleksi dari 21 stasiun laut dalam di Selat Makassar pada 8–15 Juni 2013. Enam pascalarva bintang mengular ditemukan selama penelitian. Seluruh pascalarva yang diamati pada penelitian ini menunjukkan struktur penting yang tidak lengkap untuk proses identifikasi. Penelitian genetika diperlukan untuk mengidentifikasi seluruh sampel hingga ke tingkat spesies.
Model of 2-Dimensional Layered Spatial Distribution of Suspended Load in Lake Tempe Harsono, Eko
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Accumulation of sediment in Lake Tempe deriving from Bila, Sidenreng, and Batu-batu Rivers in the region of Walannae River will be dredged during barrage operation, but until now the location of sediment accumulation in the lake is still unknown. This study developed a model of 2-dimensional layered spatial distribution of suspended materials in Lake Tempe to determine the extent of sedimentation in the lake from suspended material inputs, so the location of sediment dredging can be determined appropriately. Model was calibrated using the observation data of TSS concentrations at 15 points in Lake Tempe at water level of 5 m which took place in March 2014. The result showed that the model was in accordance with the observed data. Based on the simulation of range setting of effluent discharge, it is known that if the range setting of effluent discharge is narrowed, the deposition of suspended loads in the lake becomes higher, so the TSS that comes out of the lake will be less. Based on the model simulation and simulation of suspended load reduction of the influent for each zone, the accumulation of sediment in Lake Tempe happens around the deepest area between Zone I and Zone III, and the factor affecting the distribution of TSS in the lake is the suspended loads of the influent from Bila River and the effluent discharge.
Potensi Cadangan dan Serapan Karbon oleh Padang Lamun di bagian Utara dan Timur Pulau Bintan Irawan, Andri
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 2, No 3 (2017)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padang lamun adalah vegetasi tumbuhan laut yang memiliki potensi besar dalam mengurangi dampak emisi karbondioksida di lingkungan. Akan tetapi, informasi mengenai potensi ini masih terbatas sehingga padang lamun masih kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu, pada April 2016 telah dilakukan penelitian untuk memperkirakan potensi cadangan dan serapan karbon di dua lokasi di Pulau Bintan, yaitu di bagian utara (Desa Pengudang) dan bagian timur (Teluk Bakau). Perkiraan cadangan karbon pada kegiatan ini dilakukan dengan pengamatan kerapatan lamun, sedangkan serapan karbon diukur berdasarkan laju produksi/pertumbuhannya. Berdasarkan pengamatan, potensi cadangan karbon oleh padang lamun di kedua lokasi berada pada nilai yang hampir sama yaitu 133,24 gC/m2 (di utara) dan 133,71 gC/m2 (di timur). Walaupun demikian, serapan karbon (karbondioksida) yang digunakan oleh lamun untuk memproduksi daun lebih tinggi di bagian timur dengan nilai 0,50 gC/h/m2 dibandingkan di utara sebesar 0,10 gC/h/m2. Dari laju produksi tersebut, laju karbon yang tersimpan di padang lamun adalah 0,0630 gC/h/m2 di bagian utara dan 0,3375 gC/h/m2 di bagian timur. Dengan demikian, area padang lamun di bagian timur Pulau Bintan (Teluk Bakau) memiliki potensi cadangan dan tingkat serapan karbon yang lebih besar daripada di bagian utara (Pengudang).
Karang Lunak (Octocorallia: Alcyonacea) di Perairan Biak Timur Manuputty, Anna Eliseba Wildamina
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karang lunak merupakan invertebrata yang termasuk ke dalam filum Coelenterata. Anggota Octocorallia disebut karang lunak karena tidak memiliki kerangka keras untuk menyokong jaringan tubuh. Polip Octocorallia memiliki delapan tentakel yang bagian tepinya dikelilingi oleh pinnula yang tersusun dalam beberapa deret. Sampel karang lunak yang umum ditemukan di perairan dangkal tropis telah dikumpulkan dari perairan Biak Timur, Papua, pada tahun 2013. Pengambilan sampel dilakukan di 13 titik pengamatan, dengan penyelaman menggunakan peralatan selam SCUBA, dari perairan pesisir sampai kedalaman 20 m. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan komposisi taksa karang lunak di perairan Biak Timur.  Sebanyak 18 genus berhasil dikumpulkan, termasuk 3 genus baru untuk perairan ini, yaitu  Dampia, Paraminabea, dan Capnella, yang diuraikan secara rinci dalam tulisan ini, selain sebaran dan kelimpahan individu. Ketiga genus tersebut merupakan genus yang umum hidup di perairan dangkal dan pernah ditemukan di perairan Indonesia Timur yang lain, namun baru ditemukan di perairan Biak Timur pada saat penelitian ini. Keanekaragaman genus di lokasi ini termasuk sedang, berkisar 0,699–2,477, dengan nilai tertinggi dicatat di stasiun BIAL T1. Beberapa genus dari famili Nephtheidae mendominasi lokasi pengamatan dan membentuk koloni dari genus yang sama dengan sebaran yang cukup besar.
DINAMIKA DAN EVOLUSI PANTAI PROBOLINGGO, JAWA TIMUR Suyarso, Suyarso
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dataran pesisir Probolinggo membentang dari Kecamatan Tongas di bagian barat hingga Kecamatan Kraksaan di bagian timur.Sebelah selatan merupakan areal persawahan yang subur, sedangkan sebelah utara merupakan kawasan pertambakan. Fenomena perubahan pantai Probolinggo sangat dipengaruhi oleh material yang dipasok dari Gunung Bromo. Penelitian yang dilakukan pada April–Mei 2012, Februari 2013, dan Agustus 2014 bertujuan untuk mengetahui dinamika dan evolusi pantai serta perubahan dan alih fungsi lahan pesisir Probolinggo. Analisis perubahan pantai di pesisir Probolinggo dari tahun 1973 hingga 2013 dilakukan menggunakan citra landsat multitemporal, pengukuran dan penggambaran profil pantai di daerah penelitian menggunakan alat ukur sifat datar shokiza dan alat perekam pasang surut SeaBird Electronic. Hasil analisis menunjukkan bahwa di pesisir bagian barat, proses akresi masih terus berlangsung, sedangkan di bagian timur, kecepatan akresi terus menurun dan bahkan saat ini di beberapa tempat sedang terjadi erosi pantai. Dataran akresi yang terbentuk oleh proses marin dimanfaatkan oleh penduduk sebagai kawasan pertambakan, sedangkan akresi yang terbentuk oleh proses fluvial dimanfaatkan sebagai areal persawahan.
Table of contents and Editorial board OLDI, Redaksi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Validasi Potensi Tsunami Berdasarkan Estimasi Durasi Patahan dan Pemodelan Tsunami di Wilayah Barat Sumatra (Studi Kasus: Gempa Bumi Nias 2005 dan Mentawai 2010) Khoiridah, Sayyidatul; Ibad, Moh Ikhyatul; Setyonegoro, Wiko
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di wilayah barat Sumatra untuk mengetahui karakteristik gempa pembangkit tsunami melalui hasil estimasi durasi patahan dan pemodelan tsunami. Studi kasus dilakukan dari kejadian gempa bumi Nias 28 Maret 2005 dan Mentawai 25 Oktober 2010, yaitu dengan mengestimasi karakteristik potensi tsunami yang terjadi di wilayah barat Sumatra berdasarkan durasi patahan dan divalidasi dengan pemodelan tsunami. Metode untuk validasi potensi tsunami dilakukan dengan menganalisis sumber gempa bumi (source modeling), penjalaran gelombang tsunami (ocean modeling), dan ketinggian tsunami (run-up tsunami). Hasil estimasi penelitian menunjukkan durasi patahan gempa bumi Nias 2005 dan Mentawai 2010 lebih dari 50 detik. Hal ini menjelaskan kedua gempa bumi tersebut berpotensi tsunami. Hasil dari source model adalah propagasi tsunami pada menit ke 58 lebih 20 detik sudah menjalar ke beberapa daerah di dekat sumber gempa bumi Nias. Daerah terdampak tsunami di Nias meliputi Pulau Salaut, bagian barat laut Simeulue, bagian barat daya Simeulue, Pulau Babi, Pulau Bangkuru, Pulau Tuangku, Singkil, Sarangbaung, Pulau Asu, barat daya Lagundri Nias, dan barat laut Pulau Batu dengan kenaikan tertinggi berada di Pulau Babi, yaitu 13,80 m. Lebih lanjut, daerah terdampak tsunami di Mentawai meliputi Pantai Batimonga, Pantai Ghobi, Pantai Tumale, Pantai Pasangan, Pantai Sabeugunggung, Pantai Malacopa, dan Pantai Asahan dengan nilai run-up tertinggi berada di Pantai Malacopa, yaitu 8,17 m.
Dynamics of Sedimentation Process at Riko River Estuary, Balikpapan Bay Soeyanto, Endro; Arifiyana, Arifiyana
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Development of the marine facilities (i.e. port, workshops, laboratories, etc)  for Indonesian Research Vessels and National Center for Marine Research in the proposed National Science Technopark (NSTP) Maritime Region at District of Penajam Paser Utara, East Kalimantan Province, needs to understanding the dynamic of waters physical environment. Due to the NSTP-Maritime region located at Riko River as part of Balikpapan Bay waters, it needs an ocean interaction study between open sea (Balikpapan Bay) and Riko River waters. This study used a 2D-Hydrodynamic Model  for  Riko River and Balikpapan Bay waters and adjacent sea. The model simulated the hydrodynamic conditions on the waters and   furthermore predicted   the mud transport in  September - November 2016 using the river flow and total suspended sediment data collected in November 2016. The model results showed that the average of sediment load movement due to the dynamic of waters at the estuary is   ± 4,25 x10-3 kg per second or ± 367,7 kg per day. This preliminary study hopefully  can explain the shallowing  processes in mouth of Riko River.

Page 3 of 10 | Total Record : 94