cover
Contact Name
Rina Setiana
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.keperawatan@ui.ac.id
Editorial Address
Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 14104490     EISSN : 23549203     DOI : https://doi.org/10.7454/jki
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Keperawatan Indonesia (JKI, or Nursing Journal of Indonesia) contributes to the dissemination of information related to nursing research and evidence-based study on urban nursing issues in low-middle income countries. The scope of this journal is broadly multi-perspective in nursing areas such as Nursing Education, Clinical Practice, Community Health Care, Management and Health System, Health Informatics, and Transcultural Nursing, with a focus on urban nursing issues in low-middle income countries. JKI is committed to communicating and being open to the discussion of ideas, facts, and issues related to health across a wide range of disciplines. The journal accepts original research articles, synthesized literature, and best practice reports or case reports that use the quantitative, qualitative, or mixed-method approach. JKI adheres to journalistic standards that require transparency of real and potential conflicts of interest that authors and editors may have. It follows publishing standards set by the International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE), the World Association of Medical Editors (WAME), and the Committee on Publication Ethics (COPE). Letters and commentaries about our published articles are welcome. All submitted contributions will undergo a blind peer-review process according to appropriate criteria.
Articles 640 Documents
Spiritual Behavior and Stress in Adolescents: An Initial Study Sumiyati Tarniyah; Laili Nur Hidayati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 2 (2021): July
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.1165

Abstract

in spirituality rather than young people. This study aimed to identify the relationship between spiritual behavior and the stress levels of 152 high school students, using a descriptive correlation research design. The data collection techniques involved a spiritual dimension scale questionnaire and the Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). The data were analyzed using Spearman's rho correlation test. The results show that the spiritual behavior distribution was mostly in the moderate category (53.3%), and stress level distribution was primarily in the normal category (63.8%). The finding also revealed that there was no correlation between spiritual behavior and stress levels in high school students. These results may differ from the previous studies. Although stress in this group showed a normal category, their mental health needs to be considered given the amount of stressors adolescents may face.Abstrak Perilaku Spiritual dan Stres pada Remaja: Studi Awal. Spirituaitas seringkali dikaitkan dengan kesehatan mental, termasuk stres. Kelompok usia tua cenderung banyak terlibat dalam kegiatan spiritual dibanding kelompok usia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku spiritual dengan tingkat stres pada 152 siswa sekolah menengah atas, dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Teknik pengumpulan data meng-gunakan kuesioner skala dimensi spiritual dan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Analisis data meng-gunakan uji korelasi Spearman's rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  perilaku spiritual mereka sebagian besar dalam kategori sedang (53,3%), dan distribusi tingkat stres terutama dalam kategori normal (63,8%). Penelitian ini mengungkapkan tidak ada hubungan antara perilaku spiritual dengan tingkat stres pada remaja. Hasil ini mungkin berbeda dengan banyak penelitian sebelumnya. Meskipun stres pada kelompok ini menunjukkan kategori normal, tetapi kesehatan mental mereka perlu diperhatikan mengingat banyaknya stresor yang mungkin dihadapi remaja. Kata Kunci: perilaku spiritual, remaja, stres
Child-Rearing by Imprisoned Women: Sadness, Anxiety, and Feelings of Guilt Umi Hani; Agus Setiawan; Poppy Fitriyani
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 2 (2021): July
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.1061

Abstract

The number of imprisoned women continues to increase. Imprisonment of women affects them as perpetrators of crime and those who have relationships with and ties to them, such as children. This phenomenological study aims to explore the experience of imprisoned women in Jakarta in playing the role of mother. In-depth interviews were conducted to explore the experiences of seven imprisoned women. Through a thematic content analysis, we identified specific keywords, the results revealing the sadness, anxiety, and feelings of guilt experienced by imprisoned mothers in relation to their child-rearing. Imprisoned mothers also experience difficulties in meeting their children's needs, together with inadequate child-rearing facilities. The situation experienced by imprisoned women influences their family relationships, which can lead to family crises. The results of this study are expected to serve as a reference for professional collaboration between judicial institutions, community nurses, academics, and related parties, increasing the attention paid to imprisoned mothers and children affected by maternal incarceration.Abstrak  Pengasuhan Anak oleh Wanita di Penjara: Kesedihan, Kecemasan, dan Perasaan Bersalah. Jumlah wanita yang dipenjara terus mengalami peningkatan. Pemenjaraan bagi perempuan tidak hanya memengaruhi perempuan sebagai pelaku kejahatan, tetapi juga pada subyek yang memiliki hubungan dan ikatan dengan perempuan tersebut, salah satunya adalah anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman wanita yang dipenjara di Jakarta dalam mengasuh anak. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap tujuh wanita yang dipenjara. Melalui analisis konten tematis kata kunci yang ditemukan dalam transkrip wawancara disusun dalam kategori, sub tema, dan tema. Hasil penelitian menjelaskan kesedihan, kecemasan dan perasaan bersalah yang dialami oleh ibu yang dipenjara dalam pengasuhan anak. Para ibu yang dipenjara juga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak dan fasilitas pengasuhan anak yang tidak memadai. Situasi yang dialami oleh ibu yang dipenjara memengaruhi hubungan dalam keluarga sehingga menghadapi krisis keluarga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk kolaborasi profesional antara lembaga peradilan, perawat komunitas, akademisi, dan elemen terkait untuk meningkatkan perhatian bagi ibu dan anak yang dipenjara yang terkena dampak hukuman penjara ibu.  Kata Kunci: pemenjaraan, pengasuhan anak, perawat komunitas, perempuan narapidana
Life Satisfaction Among Filipino Older Adults Living in the Coastal Area Rhona Marie Caingles Noquiao
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 3 (2021): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i3.1619

Abstract

Perhaps an all-encompassing aspiration of everyone who has ever walked the earth is to have lived his/her life to the fullest. However, the life experiences of each individual are the products of the decisions they make. This study aimed to investigate the relationship of older adults in Cabulijan, Tubigon, Bohol, Philippines’ self-esteem, social provisions received from other people, and relationships with other people to the level of their life satisfaction. Specifically, it sought to address the following queries: Is there a significant relationship between self-esteem, social provisions received from other people, and relationships with other people, and relationships with other people and the level of life satisfaction of older adults? Which of the factors of self-esteem, social provisions received from other people, and relationships with other people significantly contribute to the level of life satisfactions of older adults? Fifty respondents 65 years and older comprised the participants of this research. The method used was cross-sectional explanatory design. Frequency, percentage, weighted mean, and Spearman’s rank correlation were the statistical tools applied in this study. The findings clearly indicates support for the research hypotheses advanced in this study that posited the existence of a significant relationship between social provisions received from other people and relationships with other people, respectively, tended to manifest higher life satisfaction. This implies that the research participants with higher ratings of each of the Social Provisions received from other people and Relationship to Other people tend to maintain higher Life Satisfaction whereas Self-esteem has been found out to be of no significant relationship with Life Satisfaction. Abstrak Kepuasan Hidup di Antara Lansia Filipina yang Tinggal di Wilayah Pesisir. Kehidupan yang berkualitas merupakan dambaan semua orang. Namun, kesempatan tersebut tidak dapat dirasakan oleh semua orang karena pada hakikatnya, kehidupan yang berkualitas sangat bergantung pada pilihan hidup tiap individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara self-esteem pada lansia di Cabuljan, Tubigol, Bohol, Filipina, dukungan, dan hubungan sosial terhadap tingkat kepuasan hidup pada lansia. Penelitian ini juga berfokus menjawab beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: apakah terdapat hubungan yang bermakna antara self-esteem, dukungan sosial, dan hubungan sosial serta tingkat kepuasan hidup pada lansia? Manakah di antara faktor-faktor, seperti self-esteem, dukungan, dan hubungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup pada lansia? Sebanyak 50 responden dengan rentang umur 65 tahun ke atas bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini. Metode yang digunakan ialah penelitian eksplanatori dengan desain cross-sectional. Kemudian, instrumen statistika penelitian yang digunakan ialah seperti frekuensi, persentase, rata-rata tertimbang, dan Spearman’s rank correlation. Pada penelitian ini ditemukan bahwa hasil penelitian mendukung hipotesa penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna pada dukungan dan hubungan sosial dengan kepuasan hidup yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa para responden dengan dukungan dan hubungan sosial yang tinggi memiliki kepuasan hidup yang tinggi juga, namun ditemukan juga bahwa self-esteem tidak memengaruhi tingkat kepuasan hidup pada lansia.Kata Kunci: dukungan sosial, hubungan sosial, kepuasan hidup, lansia, self-esteem 
20-Degree Elevation to Reduce Swelling and Pain After Lower Extremity Open Reduction and Internal Fixation Surgery Eni Purwanty; Riri Maria; Masfuri Masfuri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 3 (2021): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i3.1000

Abstract

Surgery for open reduction and internal fixation (ORIF) causes tissue swelling and pain in the surgical area. Swelling and pain can be reduced by performing distal elevation in the area of surgical ORIF. This study aimed to determine the effect of a 20° elevation on swelling and pain level of patients after surgery for ORIF of the lower extremities. A quasi-experimental design with one intervention group (pretest and posttest) and one control group was implemented. Thirty-four post-operative ORIF patients treated in one hospital in South Sumatera met the inclusion criteria and were divided into intervention and control groups. Swelling circumference was measured using tape meters, and pain level was assessed with a numeric rating scale. Dependent t-test, independent t-test, and Pearson correlation were applied for data analysis. Results showed that the average difference in swelling circumference and pain level between pre and post intervention was 1.93 ± 0.25 and 1.29 ± 0.35, respectively. Significant differences were found in the mean swelling circumference and pain level between the intervention and control groups (p = 0.000).  Therefore a 20° elevation of lower extremity on the second day after ORIF for two days can be an alternative for nursing intervention to reduce swelling and pain. AbstrakElevasi 20 Derajat untuk Menurunkan Pembengkakan dan Nyeri Pasca Bedah Open Reduction and Internal Fixation Ekstremitas Bawah. Pembedahan open reduction and internal fixation (ORIF) menyebabkan pembengkakan jaringan dan nyeri pada area pembedahan. Pembengkakan dan nyeri dapat dikurangi dengan melakukan elevasi distal pada area bedah ORIF. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh elevasi 20° terhadap tingkat pembengkakan dan nyeri pada pasien pasca operasi ORIF ekstremitas bawah. Desain kuasi-eksperimental dengan satu kelompok intervensi (pretest dan posttest) dan satu kelompok kontrol diterapkan pada penelitian ini. Tiga puluh empat pasien ORIF pasca operasi yang dirawat di salah satu rumah sakit di Sumatera Selatan memenuhi kriteria inklusi dan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Lingkar pembengkakan diukur menggunakan meteran pita, dan tingkat nyeri dinilai dengan skala numerik. Dependent t-test, independent t-test, dan korelasi Pearson digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata perbedaan lingkar bengkak dan tingkat nyeri antara sebelum dan sesudah intervensi masing-masing adalah 1,93 ± 0,25 dan 1,29 ± 0,35. Perbedaan bermakna ditemukan pada rerata lingkar pembengkakan dan tingkat nyeri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,000). Oleh karena itu, elevasi 20° ekstremitas bawah pada hari kedua setelah ORIF selama dua hari dapat menjadi alternatif intervensi keperawatan untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.Kata Kunci: bengkak, ekstremitas bawah, elevasi, nyeri, open reduction and internal fixation
Songs of A Caged Bird: A Glimpse into the Being of Youth Inside the Prison System John Emmanuel Mendoza; Edward Daniel Mortalla; Laurence Lascuna Garcia
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 3 (2021): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i3.1700

Abstract

Understanding young inmates’ experiences are essential since their lives have been shaped by the impact of social exclusion. This study aimed to explore the meaning of the lived experiences of young adults inside the prison system. The phenomenological inquiry was utilized, which is grounded in Martin Heidegger’s philosophy. Semi-structured interviews were conducted with 18 to 29-year-old inmates incarcerated for at least one year. Through interpretative phenomenological analysis, four themes emerged: An Unfamiliar Melody (with two subthemes: Humming with Frustrations and Tunes of Solitude); The Eyes Outside the Cage; Turning Over a New Feather; and If My Wings Unclipped. The “songs” of the caged bird tell about the “meanings” of restricted freedom--from being able to dip its wings in the orange sun rays down to being tied in chains. Being held inside a prison limits a person from experiencing life as they should. Opportunities to soar high were taken away. The consequences caused them the fragility of emotions: frustration, loneliness, and humiliation; yet, they still have a speck of hope. AbstrakNyanyian Burung dalam Sangkar: Sebuah Pandangan terhadap Kehidupan Remaja dalam Sistem Penjara. Memahami pengalaman narapidana berusia muda sangat penting karena kehidupan mereka yang terdampak oleh pengucilan sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi makna dari pengalaman hidup orang berusia dewasa muda di dalam sistem penjara. Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologis yang didasarkan pada filosofi Martin Heidegger. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara semi-berstruktur dengan narapidana berusia 18 hingga 29 tahun yang sudah dipenjara setidaknya selama satu tahun. Berdasarkan analisis fenomenologi interpretatif, muncul empat tema, yaitu: An Unfamiliar Melody (dengan dua subtema: Humming with Frustrations dan Tunes of Solitude); The Eyes Outside the Cage; Turning Over a New Feather; dan If My Wings Unclipped. “Nyanyian” burung dalam sangkar yang menceritakan tentang “makna” kebebasan yang terbatas—mulai dari mencelupkan sayapnya di bawah sinar matahari jingga hingga diikat dengan rantai. Kondisi dipenjara membatasi seseorang untuk menjalankan kehidupan sebagaimana mestinya. Peluang mereka untuk terbang melambung tinggi dirampas. Hal ini menyebabkan emosi mereka rapuh: frustrasi, kesepian, dan penghinaan; tetapi, mereka masih memiliki setitik harapan. Kata Kunci: fenomenologi, frustasi, narapidana dewasa muda, sistem penjara
School Students’ Perception on Risky Behavior and Their Utilization of Health Care Services Muhammad Kamil Che Hasan; Noor Faizah Tutasting@Rawi; Mohd Said Nurumal; Siti Hazariah Abdul Hamid
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 1 (2021): March
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i1.1093

Abstract

The Malaysia Ministry of Health reported adolescents’ low utilization of healthcare services, although they need this service as a consequence of their involvement in risky behavior. This cross-sectional study aimed to determine adolescents' perception on risk taking behavior and their utilization of health care services. A modified self-administered questionnaire was used to collect data from 250 secondary school students aged 13 and 14 years in one of the selected schools in Malacca, Malaysia. Data were analyzed using SPSS 20. Fast food consumption, loitering after school, physical fighting, smoking, and non-use of helmets were the most reported risky behaviors among adolescents in Malaysia. More than half of the adolescents who knew about health care services had a positive perception on their utilization of such services. Thus, the promotion of adolescents’ health services helps increase their use of these services and consequently achieve a healthy lifestyle. Abstrak Persepsi Siswa Sekolah terhadap Perilaku Risiko dan Pemanfaatan Layanan Perawatan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan oleh remaja, meskipun mereka membutuhkan layanan ini sebagai konsekuensi dari keterlibatan mereka dalam perilaku berisiko. Studi cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui persepsi remaja tentang perilaku pengambilan risiko dan pemanfaatannya terhadap layanan perawatan kesehatan. Kuesioner mandiri yang dimodifikasi digunakan untuk mengumpulkan data dari 250 siswa sekolah menengah berusia 13 dan 14 tahun di salah satu sekolah yang dipilih di Malaka, Malaysia. Data dianalisis menggunakan SPSS 20. Konsumsi makanan cepat saji, berkeliaran sepulang sekolah, perkelahian fisik, merokok, dan tidak menggunakan helm adalah perilaku berisiko yang paling banyak dilaporkan di kalangan remaja di Malaysia. Lebih dari setengah remaja yang tahu tentang layanan perawatan kesehatan memiliki persepsi positif tentang pemanfaatan layanan tersebut. Dengan demikian, promosi layanan kesehatan remaja membantu meningkatkan penggunaan layanan ini dan akibatnya mencapai gaya hidup sehat. Kata Kunci: layanan perawatan kesehatan remaja, perilaku berisiko, sekolah
Acknowledgement & Index Volume of 2021 Rina Setiana
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 3 (2021): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i3.2129

Abstract

Brain Gym Effectively Reduces Anxiety in School-and Preschool-Aged Children in Hospitals Arbianingsih Arbianingsih; Huriati Huriati; Nur Hidayah; Syarifah Musnayni; Nuravia Afiifah; A. Adriana Amal
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 3 (2021): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i3.1013

Abstract

Hospitalization-induced anxiety in children can impede healing and lengthen hospitalization. As such, appropriate interventions are needed to reduce their anxiety during hospitalization. For example, brain exercise has been shown to reduce anxiety in children in diverse settings and developmental stages. This study was performed to compare the effect of brain exercise on anxiety in hospitalized school-and preschool-aged children. A pre-experimental pre/ posttest design was used, and 32 children were selected by consecutive sampling. Brain gym was given twice a day for 2 consecutive days. Data were collected from school-aged children by using a modified Zung Sel-Rating Anxiety Scale and Tailor Manifest Anxiety Scale and from preschoolers by utilizing a modified Hamilton Anxiety Rating Scale observation sheet. Wilcoxon test results showed that brain gyms were effective in reducing anxiety in school-aged children (p = 0.016) and preschoolers (p = 0.006). Movements during brain exercises could activate the neocortex and parasympathetic nerves that can ease psychic and physical tension. Therefore, brain gym can be an effective intervention to decrease anxiety in preschoolers and school-aged children. Abstrak Brain Gym Efektif Menurunkan Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah dan Pra Sekolah di Rumah Sakit. Kecemasan akibat rawat inap pada anak dapat menghambat penyembuhan dan memperpanjang rawat inap. Dengan demikian, intervensi yang tepat diperlukan untuk mengurangi kecemasan mereka selama dirawat di rumah sakit. Misalnya, latihan otak telah terbukti mengurangi kecemasan pada anak-anak dalam berbagai pengaturan dan tahap perkembangan. Penelitian bertujuan untuk membandingkan pengaruh senam otak terhadap kecemasan pada anak usia sekolah dan prasekolah yang dirawat di rumah sakit. Penelitian menggunakan desain pre-eksperimen pre/posttest, dan 32 anak dipilih dengan sampel konsekutif. Senam otak diberikan dua kali sehari selama dua hari berturut-turut. Data yang dikumpulkan dari anak-anak usia sekolah menggunakan modifikasi Zung Sel-Rating Anxiety Scale dan Tailor Manifest Anxiety Scale, sedangkan data anak-anak prasekolah menggunakan lembar observasi modifikasi Hamilton Anxiety Rating Scale. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa senam otak efektif menurunkan kecemasan pada anak usia sekolah (p = 0,016) dan anak prasekolah (p = 0,006). Gerakan pada saat senam otak dapat mengaktifkan neokorteks dan saraf parasimpatis yang dapat meredakan ketegangan psikis dan fisik. Oleh karena itu, senam otak dapat menjadi intervensi yang efektif untuk menurunkan kecemasan pada anak prasekolah dan usia sekolah. Kata Kunci: kecemasan, prasekolah, senam otak, usia sekolah
Table of Content Volume 24 No.3 November 2021 Rina Setiana
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 3 (2021): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i3.2128

Abstract

Chronic Liver Disease Lowering Physical and Mental Health Dimensions Apriliani Siburian; Ching Fen Chang
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 3 (2021): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i3.1240

Abstract

The most prevalent diseases within the world related to major illness and mortality are chronic liver diseases. The developing pervasiveness of chronic liver disease has resulted in increased interest in health-related quality of life, which incorporates the physical well-being of a patient and his emotional and social well-being. This study aimed to define the quality of life of patients with chronic liver disease. This study used the Quality-of-Life Short Form 36 Indonesian version to examine 102 patients with chronic liver disease from two hospitals with a descriptive design. The quality of life of the patients was comparatively low (M ± SD: physical, 42.4 ± 18.33; mental, 48.44 ± 17.19). On both the physical and mental health dimensions of quality of life, the patients in this study scored less than 50 on a scale of 0 to 100, with low scores indicating the low quality of life both physically and mentally. Improving quality of life necessitates a multidisciplinary strategy that combines physical and mental health screening and management. Surrounding support will encourage adaptive coping mechanisms to manage the illness for improving quality of life. AbstrakPenyakit Hati Kronis Menurunkan Dimensi Kesehatan Fisik dan Mental. Penyakit yang paling umum di dunia yang berhubungan dengan penyakit utama dan kematian adalah penyakit hati kronis. Penyebaran penyakit hati kronis yang berkembang telah menghasilkan peningkatan minat pada kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan, yang mencakup kesejahteraan fisik pasien dan kesejahteraan emosional dan sosialnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjabarkan kualitas hidup pasien penyakit hati kronis. Penelitian ini menggunakan Quality-of-Life Short Form 36 versi Bahasa Indonesia untuk mengumpulkan data dari 102 pasien dari dua rumah sakit melalui desain deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien relatif rendah (M ± SD: fisik, 42,4 ± 18,33; mental, 48,44 ± 17,19). Pada kedua dimensi kualitas hidup yaitu kesehatan fisik dan mental, pasien dalam penelitian ini mendapat nilai kurang dari 50 pada skala 0 hingga 100, dengan nilai rendah menunjukkan kualitas hidup rendah baik fisik maupun mental. Peningkatkan kualitas hidup pasien memerlukan strategi multidisiplin yang menggabungkan skrining dan manajemen kesehatan fisik dan mental. Dukungan lingkungan akan mendorong mekanisme koping yang adaptif untuk mengelola penyakit dalam meningkatkan kualitas hidup.Kata Kunci: Indonesia, kualitas hidup, penyakit hati kronis, sirosis

Filter by Year

1997 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 3 (2025): November Vol 28 No 2 (2025): July Vol 28 No 1 (2025): March Vol 27 No 3 (2024): November Vol 27 No 2 (2024): July Vol 27 No 1 (2024): March Vol 26 No 3 (2023): November Vol 26 No 2 (2023): July Vol 26 No 1 (2023): March Vol 25 No 3 (2022): November Vol 25 No 2 (2022): July Vol 25, No 1 (2022): March Vol 25 No 1 (2022): March Vol 24, No 3 (2021): November Vol 24 No 3 (2021): November Vol 24 No 2 (2021): July Vol 24, No 2 (2021): July Vol 24, No 1 (2021): March Vol 24 No 1 (2021): March Vol 23 No 3 (2020): November Vol 23, No 3 (2020): November Vol 23 No 2 (2020): July Vol 23, No 2 (2020): July Vol 23, No 1 (2020): March Vol 23 No 1 (2020): March Vol 22, No 3 (2019): November Vol 22 No 3 (2019): November Vol 22 No 2 (2019): July Vol 22, No 2 (2019): July Vol 22, No 1 (2019): March Vol 22 No 1 (2019): March Vol 21 No 3 (2018): November 2018 Vol 21 No 2 (2018): Juli Vol 21 No 1 (2018): Maret Vol 20 No 3 (2017): November Vol 20 No 2 (2017): Juli Vol 20 No 1 (2017): Maret Vol 19 No 3 (2016): November Vol 19 No 2 (2016): Juli Vol 19 No 1 (2016): Maret Vol 18 No 3 (2015): November Vol 18 No 2 (2015): Juli Vol 18 No 1 (2015): Maret Vol 17 No 3 (2014): November Vol 17 No 2 (2014): Juli Vol 17 No 1 (2014): Maret Vol 16 No 3 (2013): November Vol 16 No 2 (2013): Juli Vol 16 No 1 (2013): Maret Vol 15 No 3 (2012): November Vol 15 No 2 (2012): Juli Vol 15 No 1 (2012): Maret Vol 14 No 3 (2011): November Vol 14 No 2 (2011): Juli Vol 14 No 1 (2011): Maret Vol 13 No 3 (2010): November Vol 13 No 2 (2010): Juli Vol 13 No 1 (2010): Maret Vol 12 No 3 (2008): November Vol 12 No 2 (2008): Juli Vol 12 No 1 (2008): Maret Vol 11 No 2 (2007): September Vol 11 No 1 (2007): Maret Vol 10 No 2 (2006): September Vol 10 No 1 (2006): Maret Vol 9 No 2 (2005): September Vol 9 No 1 (2005): Maret Vol 8 No 2 (2004): September Vol 8 No 1 (2004): Maret Vol 7 No 2 (2003): September Vol 7 No 1 (2003): Maret Vol 6 No 2 (2002): September Vol 6 No 1 (2002): Maret Vol 5 No 2 (2001): September Vol 5 No 1 (2001): Maret Vol 2 No 8 (1999): Desember Vol 2 No 7 (1999): September Vol 2 No 6 (1999): Mei Vol 2 No 5 (1998): Oktober Vol 1 No 4 (1998): Juli Vol 1 No 3 (1997): Desember Vol 1 No 2 (1997): Juli Vol 1 No 1 (1997): Januari More Issue