Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN KECEMASAN, DEPRESI DENGAN INSOMNIA PADA KLIEN KANKER PAYUDARA Lestari, Theresia Budi; Irawaty, Dewi; Maria, Riri
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 2 No 2 (2017): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.341 KB)

Abstract

Insomnia merupakan gangguan tidur yang  dapat dialami oleh klien kanker payudara. Faktor pemicu insomnia pada kanker adalah masalah psikologis.  Masalah psikologis yang sering muncul pada klien kanker adalah kecemasan dan depresi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian insomnia dan mengetahui hubungan kecemasan,  depresi dengan  insomnia pada klien kanker payudara.  Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel sejumlah 85 klien kanker payudara stadium I-III. Responden mengisi  kuesioner mengenai keluhan insomnia menggunakan Insomnia Severity Indeks (ISI) sedangkan untuk  cemas, dan depresi menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Hasil penelitian menunjukkan insomnia dialami oleh 16,47 % responden, insomnia berhubungan secara bermakna dengan depresi (p = 0,037), dan kecemasan  (p = 0,001). Perawat perlu melakukan pengkajian tentang keluhan insomnia pada klien kanker payudara secara terfokus sehingga dapat memberikan intervensi secara tepat.
EFFECT OF EARLY AMBULATION IN PATIENTS AFTER LOWER LIMB SURGERY: LITERATURE REVIEW Faraniara, Faraniara; Maria, Riri
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 7, No 2 (2020): MEI 2020
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.312 KB) | DOI: 10.35842/jkry.v7i2.544

Abstract

Early ambulation is one of the main goals of inpatient rehabilitation aimed at reducing the negative effects of immobilization and achieving functional recovery. Many studies have proven the benefits of early ambulation in patients after lower limb surgery so early ambulation is highly recommended as a form of orthopedic treatment. Although research related to the influence of early ambulation in post-operative patients has been widely carried out, it is necessary to do further study of the research article on the benefits of early ambulation. The purpose of this study was to look at the effect of early ambulation in patients after lower limb surgery. This literature study was made by analyzing nine scientific articles published in 2010-2020 and English language. Data obtained from the database include Proquest, Cumulative Index to Nursing and Allied Health Literature (CINAHL) and Google Scholar with keywords early ambulation, early weightbearing, lower extremity, lower limb and post-surgery. The results of this literature study found nine articles that fit the inclusion and exclusion criteria. The results of the study found that early ambulation in patients after lower limb surgery affected pain, complication rates, muscle strength and length of stay. Therefore, the results of the study of this literature can be a reference in assessments related to early ambulation in patients after lower limb surgery.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pasien Ortopedi Pasca Pembedahan yang Menjalani Rawat Inap Maharani, Made Yashinta; Masfuri, Masfuri; Maria, Riri
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 2 (2020): VOL 6, NO 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i2.22952

Abstract

ABSTRAKGangguan tidur dapat mempengaruhi penurunan toleransi nyeri, dan pemulihan pasca pembedahan ortopedi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi literatur terkait faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien ortopedi pasca pembedahan yang menjalani rawat inap. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis artikel yang diperoleh dari database online Universitas Indonesia (ScienceDirect, Clinical Key, SAGE Journals) dan PubMed dengan menggunakan kata kunci Sleep disturbance, factors affecting sleep, sleep quality among orthopaedic patients, sleep on surgical patients, insomnia, sleep, hospitalization. Jurnal yang diperoleh dinilai menggunakan Critical Appraisal Skills Programme (CASP), dengan kriteria artikel yang dipilih dalam penulisan ini adalah memiliki desain cross sectional, cohort study, Randomized Controlled Trial (RCT),case control/series dan qualitative Research, full text,open access dan dipublikasi tahun 2014-2019, serta berbahasa Inggris. Hasilnya diperoleh lima artikel kuantitatif dan dua artikel kualitatif. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan didapatkan bahwa nyeri, kebisingan, lingkungan (suhu, dan pencahayaan), dan faktor psikologi merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien pasca pembedahan. Nyeri merupakan faktor terbanyak penyebab gangguan tidur. Pengetahuan perawat tentang pentingnya kualitas tidur dan faktor yang mempengaruhi sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan tidur yang dapat menghambat proses pemulihan pasien pasca pembedahan. ABSTRACTSleep disturbance can reduce patients’ pain tolerance, and interrupt post-operative rehabilitation. This study aims to explore literature relating to factors that affecting sleep quality in post-operative orthopaedic patients undergoing hospitalization. The method used is the study of literature through Universitas Indonesia online database (ScienceDirect, Clinica Key, Sage journals) and PubMed by using sleep disturbance, factors affecting sleep, sleep quality among orthopaedic patients, sleep on surgical patients, insomnia, sleep, and hospitalization as keywords. The acquired journal was measured using Critical Appraisal Skills Program (CASP), with article criteria as follow: cross-sectional design, cohort study, Randomized Controlled Trial (RCT), Case-control/series and Qualitative Research, full text, open access, written in English and published years between 2014 and 2019. The results were obtained 5 quantitative journals and two qualitative journals. Based on literature studies conducted, pain, noise, environment (temperature, and lighting), and psychological factors are factors that affecting sleep quality among surgical patients. Pain is the dominant factor that affects sleep. Nurses' knowledge about the importance of sleep quality and factors that cause sleep disturbance are needed to anticipate sleep disturbance in the future that can affect post-operative rehabilitation. 
EFEKTIFITAS MANDI CHLORHEXIDINE GLUCONATE TERHADAP PENURUNAN ANGKA KEJADIAN HAIs: LITERATURE REVIEW Atnawanty, Tia; Yona, Sri; Maria, Riri
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v4i2.234

Abstract

INTISARI : Latar Belakang: Insiden Health-care Associated Infections (HAIs) atau infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan di dunia semakin meningkat sehingga menyebabkan morbiditas, mortalitas, dan biaya tinggi bagi rumah sakit. Klorheksidin glukonat sebagai antiseptik dengan aktivitas antimikroba spektrum luas telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian sebagaiABSTRAKLatar belakang: Penyakit infeksi di fasilitas kesehatan atau disebut juga Healthcare Associated Infections (HAIs) menjadi masalah besar yang masuk ke rumah sakit karena dapat meningkatkan angka morbiditas (kesakitan), angka mortalitas (kematian) dan menambah biaya perawatan yang besar bagi rumah sakit. Chlorhexidine gluconate sebagai antiseptik dengan aktivitas antimikroba spektrum luas merupakan komponen penting dalam pencegahan infeksi. Rutinitas mandi harian di perawatan kritis dan intensif dan mandi sebelum operasi dengan sabun Chlorhexidine gluconatetelah menurunkan infeksi aliran darah, infeksi daerah operasi dan akuisi organisme patogen berbahaya dan resisten yang terdapat di rumah sakit. Namun karena belum konsistennya hasil penelitian terkait hal ini, akibatnya mandi Chlorhexidine belum dilakukan secara universal sebagai prosedur tetap dan masih menyisakan sampai sekarang. Kajian literatur ini bertujuan untuk menilai efektifitas mandi Chlorhexidine gluconate terhadap penurunan kejadian infeksi yang berkaitan dengan kesehatan dan mikroorganisme penyebabnya.Metode: Penulis melakukan pencarian literatur dengan mengumpulkan beberapa artikel terindeks yang berhubungan dengan topik yang diangkat menggunakan database seperti Clinical key, Elsevier, ProQuest , dan ScienceDirect dengan kata kunci chlorhexidine gluconate, chlorhexidine bathing, health care related infeksi .Hasil: Dari 3871 artikel umum, dilakukan penyaringan menjadi 269 artikel yang terkait, dikumpulkan sebanyak 16 artikel yang sesuai dengan topik dan 8 artikel yang sesuai kriteria sebagai bahan kajian literatur.Kesimpulan: Penulis menyimpulkan bahwa mandi dengan Chlorhexidine gluconate secara rutin penerapan “ bundles ” pencegahan dapat menurunkan prevalensi mikroorganisme berbahaya termasuk kuman patogen yang resisten terhadap antimikroba, namun efektifitas biaya, integritas kulit dan resistensi tetap harus. Kata kunci: chlorhexidine gluconate, mandi chlorhexidine, infeksi terkait perawatan kesehatan ABSTRAKLatar Belakang: Infectious diseases in health facilities also known as Healthcare Associated Infections (HAIs) are major problem facing hospitals because they can increase morbidity rates (pain), mortality rates (deaths) and increase the cost of care for hospitals. Chlorhexidine gluconate as an antiseptic with broad spectrum antimicrobial activity is an important component in infection prevention. Daily bathing routine in critical or intensive care and pre-surgery showers with Chlorhexidine soap have reduced bloodstream infections, surgical area infections and the acquisition of harmful and resistant pathogenic organisms found in hospitals. However, due to the inconsistency of research results related to this matter, as a result chlorhexidine bathing has not been done universally as a permanent procedure and still leaves debate until now. This literature review aims to assess the effectiveness of chlorhexidine gluconate baths in reducing the incidence of infections related to health services and their causative microorganisms. Metode: Penulis melakukan pencarian dengan mengumpulkan beberapa artikel terindeks yang berhubungan dengan topik yang diangkat dari beberapa database seperti Clinical keys, Elsevier, ProQuest dan ScienceDirect dengan kata kunci chlorhexidine gluconate, chlorhexidine bathing, perawatan kesehatan terkait infeksi .Hasil: Dari 3871 artikel umum yang disaring menjadi 269 artikel terkait, didapatkan sebanyak 16 artikel yang sesuai dengan topik dan 8 artikel yang memenuhi kriteria sebagai bahan studi literatur.Kesimpulan: Penulis menyimpulkan bahwa mandi dengan klorheksidin glukonat secara rutin dengan aplikasi “bundel” pencegahan infeksi dapat menurunkan prevalensi mikroorganisme berbahaya termasuk patogen resisten antimikroba, namun pertimbangan efektivitas biaya, integritas kulit, dan resistensi tetap harus diperhatikan. Kata kunci: klorheksidin glukonat, mandi klorheksidin, infeksi terkait perawatan kesehatankomponen tant dalam pencegahan infeksi di unit perawatan pasien. Salah satunya dengan rutinitas mandi sehari-hari di ruang perawatan kritis / intensif dan mandi sebelum operasi dengan sabun klorheksidin telah mengurangi infeksi aliran darah, infeksi area operasi dan didapatnya organisme patogen berbahaya dan resisten yang terdapat di rumah sakit. Namun karena ketidakkonsistenan hasil penelitian terkait hal tersebut, akibatnya mandi klorheksidin belum dilakukan secara universal sebagai prosedur permanen dan masih menyisakan perdebatan hingga saat ini. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menilai keefektifan mandi klorheksidin glukonat dalam mengurangi kejadian infeksi yang berkaitan dengan layanan kesehatan dan mikroorganisme penyebabnya.Metode: Metode yang digunakan adalah penelusuran literatur baik nasional maupun internasional yang dilakukan dengan menggunakan database Clinical keys, Elsevier, ProQuest, dan lain-lain.Hasil: Dari hasil pencarian diperoleh sebanyak 22 artikel terkait yang dijadikan studi literatur.Kesimpulan: Penulis menyimpulkan bahwa mandi dengan klorheksidin glukonat secara rutin dengan aplikasi “bundel” pencegahan infeksi dapat menurunkan prevalensi mikroorganisme berbahaya termasuk patogen resisten antimikroba, namun pertimbangan efektivitas biaya, integritas kulit, dan resistensi tetap harus diperhatikan.
Penerapan Latihan Intradialitik terhadap Adekuasi Hemodialisis: Literature Review Isnah Ariyanti; Riri Maria; Masfuri Masfuri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v12i3.1356

Abstract

Hemodialysis patients were mostly physically inactive and their functional capacity had been reduced, even though exercise could improve physical fitness, aerobic capacity, quality of life, decrease depressive symptoms and include dialysis adequacy (measured as Kt/V). A lower Kt/V value means that the patient had inadequate HD, can lead to increased hospitalization time and costs, increased morbidity and mortality and should therefore be avoided. This study aims to determine the application of intradialytic exercise to hemodialysis adequacy. The method used in this study was literature review with electronic searches on 4 online databases: Wiley Online, Sciencedirect, clinical key and EBSCOhost (Medline and CINAHL plus). The keywords used were "Intradialytic Exercise", "Intradialytic Training", "Hemodialysis Adequacy", "Urea reduction" and "Kt / V". The criteria for the articles chosen in this paper: full text, published in 2015-2020 and in English. Selected articles were assessed for quality using an evaluation table. From the search results and assessed for quality, there were 7 articles. The results showed that the application of intradialytic exercise improves hemodialysis adequacy, quality of life, physical fitness, lowers blood pressure, and had an effect on the mental of hemodialysis patients. In its application, it needs support from staff and hospital organizations so that it could be carried out optimally without neglecting other important tasks. The type of exercise most widely used was aerobic exercise. This exercise did not require special tools like other types of exercises. Easy to implement and did not cause side effects, so it is recommended as a type of exercise that can be applied. Keywords: intradialytic exercise; hemodialysis adequacy ABSTRAK Pasien hemodialisis sebagian besar tidak aktif secara fisik dan kapasitas fungsionalnya telah berkurang padahal olahraga/latihan dapat meningkatan kebugaran fisik, kapasitas aerobik, kualitas hidup, berkurangnya gejala depresi dan termasuk adekuasi dialisis (diukur sebagai Kt/V). Nilai Kt/V yang lebih rendah berarti HD yang dijalani pasien tidak memadai, dapat menyebabkan peningkatan waktu rawat inap dan biaya, peningkatan morbiditas serta mortalitas dan karena itu harus dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan latihan intradialitik terhadap adekuasi hemodialisis. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah literatur review dengan pencarian elektronik pada 4 database online yaitu: Wiley Online, Sciencedirect, clinical key dan EBSCOhost (Medline dan CINAHL plus). Kata kunci yang digunakan “Intradialytic Exercise”, “Intradialytic Training”, “Hemodialysis Adequacy”, “Urea reduction” dan “Kt/V”. Kriteria artikel yang dipilih dalam penulisan ini adalah full text, dipublikasi tahun 2015-2020 dan berbahasa Inggris. Artikel terpilih dilakukan penilaian kualitas menggunakan tabel evaluasi. Dari hasil pencarian dan penilaian kualitas didapatkan sebanyak 7 artikel. Didapatkan hasil bahwa penerapan latihan intradialitik meningkatkan adekuasi hemodialisis, kualitas hidup, kebugaran fisik, menurunkan tekanan darah, dan berefek pada mental pasien hemodialisis. Pada penerapannya perlu dukungan dari staf dan organisasi rumah sakit sehingga dapat dilaksanakan secara maksimal tanpa mengabaikan tugas penting lainnya. Jenis latihan yang paling banyak digunakan yaitu latihan aerobik. Latihan ini tidak membutuhkan alat khusus seperti jenis latihan lain. Mudah dilaksanakan dan tidak menimbulkan efek samping, sehingga direkomendasikan sebagai jenis latihan yang dapat diterapkan. Kata kunci: latihan intradialitik; adekuasi hemodialisis
Keterbukaan Status HIV dan Penggunaan Kondom pada Pasangan HIV-SERODISCORDANT Aries Sulaiman; Sri Yona; Riri Maria
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 2 (2021): April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12221

Abstract

The number of sufferers incouples serodiscordant is greater than incouples seroconcordant (both HIV positive partners). Disclosure of HIV status or disclosure plays an important role in preventing transmission in seronegative partners. The purpose of this paper is to provide an overview of the relationship of disclosure or openness of HIV status (Human Immunodeficiency Virus) to one's partner and the use of condoms to the risk of transmission in HIV couples serodiscordant. This literature study used analysis of articles from several well-known databases namely Science Direct, ClinicalKey and EBSCO from 2008 to 2020. The keywords used when searching were disclosure and HIV serodiscordant and condom use. In this literature study, 16 articles were found that fulfilled the inclusion and exclusion criteria from 317 articles found. Some of the factors that make it difficult for an individual to be open about their status with their partners are anxiety about being abandoned, fear of being blamed, and divorce. Strengthening pre and post-test counseling properly can help resolve conflicts incouples serodiscordant. Until now, efforts to suppress transmission in negative couples have been using condoms. Keywords: HIV disclosure; HIV serodiscordant; condom use ABSTRAK Jumlah penderita pada pasangan serodiscordant lebih besar dibandingkan dengan pasangan seroconcordan (kedua pasangan positif HIV). Keterbukaan status atau disclosure berperan penting dalam mencegah transmisi pada pasangan yang seronegatif. Tujuan penulisan literatur review ini adalah untuk memberikan gambaran bagaimana hubungan keterbukaan status HIV (Human Immunodeficiency Virus) seseorang terhadap pasangannya dan penggunaan kondom terhadap resiko penularan pada pasangan HIV serodiscordant. Studi literatur ini menggunakan analisis artikel-artikel dari beberapa database yang ternama yaitu Science Direct, ClinicalKey dan EBSCO dari tahun 2008 sampai 2020. Kata kunci yang digunakan yaitu disclosure and hiv serodiscordant and condom use. Pada studi literatur ini didapatkan 16 artikel yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan ekslusi dari 317 artikel yang ditemukan. Beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya individu terbuka mengenai statusnya terhadap pasangannya adalah kecemasan akan ditinggalkan, takut disalahkan, dan perceraian. Penguatan konseling pre dan post-test secara baik dapat membantu menyelesaikan konflik pada pasangan serodiscordant. Sampai saat ini upaya dalam menekan penularan pada pasangan yang negatif adalah penggunaan kondom. Kata kunci: keterbukaan; HIV serodiscordant; penggunaan kondom
Korelasi Diabetes Self Care, Score Pedis dan Kontrol Glikemik pada Diabetes Melitus Sri Dewi Megayanti; Yuli Yulia; Riri Maria
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 22, No 2 (2019): July
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v22i2.795

Abstract

Diabetes Self Care (DSC) merupakan bagian dari pengelolaan diabetes. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan DSC dengan score PEDIS (perfusion, extend, depth, infection, sensation) dan kontrol glikemik pasien Diabetes Melitus (DM). Penelitian ini merupakan cross sectional study yang melibatkan 106 pasien, dengan kriteria inklusi pasien  DM tipe 1 dan 2 dengan atau tanpa ulkus kaki yang berumur <65tahun, dapat membaca, menulis dan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Penelitian dilakukan di Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Denpasar Barat II Bali Uji statistik yang digunakan adalah Mann Whitney dan Chi square. Statistik menunjukkan ada hubungan bermakna antara DSC dengan score PEDIS (p= 0,0005) dengan korelasi kuat (r= -0,74) dan kontrol glikemik (p= 0,0005) dengan korelasi sedang (0,45). DSC dapat digunakan untuk memprediksi kondisi kaki pasien diabetes melalui hasil score PEDIS dan dapat digunakan untuk memprediksi kontrol glikemik pasien diabetes. Menurut teori self care Orem, perawatan diri dipandang sebagai sumber daya kesehatan dalam individu. Strategi diabetes self care membutuhkan kesadaran dan tanggung jawab dalam mengelola diabetes untuk pengontrolan gula darah dan perawatan kaki yang adekuat. Kegiatan ini seharusnya dapat diarahkan tenaga keperawatan dengan cara pemberian informasi mengenai pengetahuan terkait penyakit diabetes dan perilaku pencegahan komplikasi. Kata kunci : diabetes self care, kontrol glikemik dan score PEDIS Abstract  Correlation Between Diabetes Self Care Score PEDIS and Glycemic Control in Diabetes Mellitus. Diabetes selfcare (DSC) is an integrated part in diabetes management. The aim of this study was to analyze the correlation between DSC with PEDIS (perfusion, extend, depth, infection, sensation) score and glycemic control in diabetes patients. This study applied a cross sectional design, involving 106 patients, the inclusions are patient diabetes type 1 and 2 with or without diabetic foot ulcers who are < 65 years old, can read, write and use Bahasa. This research was conducted in the Community Health Center of West Denpasar II Bali. The statistic analyze used are Mann Whitney, and Chi square Statistics showed a significant association between DSC and PEDIS score (p= 0.0005) a strong correlation (r= -0.74) and glycemic control (p= 0.0005) a moderate correlation (0.451). DSC can be used predict the condition of diabetic foot ulcers through the PEDIS score and predict glycemic control in diabetes. In Orem’s self care theory, self-care is a health resource in individual. The strategy of diabetes self care requires awareness and responsibility in managing diabetes for controlling blood sugar and adequate foot care. This activity should directed by nurse to providing information about diabetes knowledge and prevention complications Keywords: diabetes self care, glycemic control, PEDIS score
HUBUNGAN KECEMASAN, DEPRESI DENGAN INSOMNIA PADA KLIEN KANKER PAYUDARA Theresia Budi Lestari; Dewi Irawaty; Riri Maria
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 2 No 2 (2017): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.341 KB)

Abstract

Insomnia merupakan gangguan tidur yang dapat dialami oleh klien kanker payudara. Faktor pemicu insomnia pada kanker adalah masalah psikologis. Masalah psikologis yang sering muncul pada klien kanker adalah kecemasan dan depresi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian insomnia dan mengetahui hubungan kecemasan, depresi dengan insomnia pada klien kanker payudara. Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel sejumlah 85 klien kanker payudara stadium I-III. Responden mengisi kuesioner mengenai keluhan insomnia menggunakan Insomnia Severity Indeks (ISI) sedangkan untuk cemas, dan depresi menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Hasil penelitian menunjukkan insomnia dialami oleh 16,47 % responden, insomnia berhubungan secara bermakna dengan depresi (p = 0,037), dan kecemasan (p = 0,001). Perawat perlu melakukan pengkajian tentang keluhan insomnia pada klien kanker payudara secara terfokus sehingga dapat memberikan intervensi secara tepat.
The Position Of Leaning Forward To Reduce Breathing Of COPD Patients: Literature Revieuw Aat Djanatunisah; Riri Maria; Debie Dahlia
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI] Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jiki.v5i1.3998

Abstract

COPD patients often experience shortness of breath as a result of inflammation in the lungs that develops in the long term. COPD is generally characterized by difficulty breathing, coughing with phlegm, and wheezing or wheezing. In this condition, the patient often finds a comfortable position to reduce shortness of breath. The aim of this study was to look at appropriate and effective interventions in reducing spasms in COPD patients. This literature study was created by analyzing scientific articles, at least in retrospective research from 2012 to 2020 and in English. Data obtained from databases include Pubmed, CINAHL, Scopus, Proquest and Google Scholar with the keywords position for breathing in COPD, position forward lean trunk for short breathing in COPD, and best position for COPD. The results of this literature obtained 5 articles that match the inclusion and exclusion criteria. The results have been found that the forward leaning position is effective in reducing shortness of breath in COPD patients because of the involvement of the respiratory accessory muscles so that the pulmonary ventilation process is good.Key words: Position for breathing, forward leaning position, COPD
20-Degree Elevation to Reduce Swelling and Pain After Lower Extremity Open Reduction and Internal Fixation Surgery Eni Purwanty; Riri Maria; Masfuri Masfuri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 3 (2021): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i3.1000

Abstract

Surgery for open reduction and internal fixation (ORIF) causes tissue swelling and pain in the surgical area. Swelling and pain can be reduced by performing distal elevation in the area of surgical ORIF. This study aimed to determine the effect of a 20° elevation on swelling and pain level of patients after surgery for ORIF of the lower extremities. A quasi-experimental design with one intervention group (pretest and posttest) and one control group was implemented. Thirty-four post-operative ORIF patients treated in one hospital in South Sumatera met the inclusion criteria and were divided into intervention and control groups. Swelling circumference was measured using tape meters, and pain level was assessed with a numeric rating scale. Dependent t-test, independent t-test, and Pearson correlation were applied for data analysis. Results showed that the average difference in swelling circumference and pain level between pre and post intervention was 1.93 ± 0.25 and 1.29 ± 0.35, respectively. Significant differences were found in the mean swelling circumference and pain level between the intervention and control groups (p = 0.000).  Therefore a 20° elevation of lower extremity on the second day after ORIF for two days can be an alternative for nursing intervention to reduce swelling and pain. AbstrakElevasi 20 Derajat untuk Menurunkan Pembengkakan dan Nyeri Pasca Bedah Open Reduction and Internal Fixation Ekstremitas Bawah. Pembedahan open reduction and internal fixation (ORIF) menyebabkan pembengkakan jaringan dan nyeri pada area pembedahan. Pembengkakan dan nyeri dapat dikurangi dengan melakukan elevasi distal pada area bedah ORIF. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh elevasi 20° terhadap tingkat pembengkakan dan nyeri pada pasien pasca operasi ORIF ekstremitas bawah. Desain kuasi-eksperimental dengan satu kelompok intervensi (pretest dan posttest) dan satu kelompok kontrol diterapkan pada penelitian ini. Tiga puluh empat pasien ORIF pasca operasi yang dirawat di salah satu rumah sakit di Sumatera Selatan memenuhi kriteria inklusi dan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Lingkar pembengkakan diukur menggunakan meteran pita, dan tingkat nyeri dinilai dengan skala numerik. Dependent t-test, independent t-test, dan korelasi Pearson digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata perbedaan lingkar bengkak dan tingkat nyeri antara sebelum dan sesudah intervensi masing-masing adalah 1,93 ± 0,25 dan 1,29 ± 0,35. Perbedaan bermakna ditemukan pada rerata lingkar pembengkakan dan tingkat nyeri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,000). Oleh karena itu, elevasi 20° ekstremitas bawah pada hari kedua setelah ORIF selama dua hari dapat menjadi alternatif intervensi keperawatan untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.Kata Kunci: bengkak, ekstremitas bawah, elevasi, nyeri, open reduction and internal fixation
Co-Authors A N Dahlia Sinambela Aat Djanatunisah Adam, Muhamad Agung Waluyo Allenidekania Allenidekania Amal Chaliq Sjaaf Aminah, Ai Anatha C Selaindoong Aries Sulaiman Ariyanti, Kadek Yemi Atnawanty, Tia Bietris Warisyu Dahlia, Debie - Dandi Oka Subantara Dasna Dasna Denissa Faradita Aryani Dewi Irawati DEWI IRAWATI Dewi Irawaty Dewi Irawaty Dewi Irawaty Dewi Irawaty Eliana Sinaga Elly Nurachmah Elly Nurrachmah Eni Purwanty Faraniara, Faraniara Fitri Susilowati Heru Komarudin I Made Sumaharianta Radin Ida Amalia Ina Nurul Rahmawati Indah Indreani Sari Irmariani Irbar Isnah Ariyanti JOKO NUGROHO Juita, Juita Kapriana Tanty Natalia Koharuddin Koharuddin Komang Noviantari Krisna Yetti Krisna Yetty Kurnia, Pasti Liya Arista Maharani, Made Yashinta Maria Kurnyata Rante Kada Masfuri - Meisa Ndari, Arni Budi Moh. Alhadi Haq Muhamad Adam Muhammad Adam Nila Fitri Nila Indrayati Nori Widiowati Widiowati Nurlelasari Harahap Oktavianti, Dewi Siti Philipus, Vitta Margareth Prasestiyo, Hamudi Purnomo Purnomo Rai Bawa, Ngakan Nyoman Rica Fitria Rizany, Ichsan Rizki Andriani Rizki Paramita Sakti S., Chiyar Edison Sahrudi Sahrudi Santi Apriyani Sari Eprina Nadeak Siti Utami Dewi, Siti Utami Sonang Veronika Butarbutar Sri Dewi Megayanti Sri Endah Handayani Sri Yona Sungkono Sungkono Syahru Ramadhan Theresia Budi Lestari Tia Atnawanty Tuti Herawati Tuti Nuraini Tuti Suhertini Uti Rusdian Wahadi Wahadi, Wahadi Wella Meitri Weny Amelia, Weny Yati Afiyanti Yossie Susanti Eka Putri Yuli Yulia Yulia Yulia Yulia