cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Pertanian Agros
Published by Universitas Janabadra
ISSN : 14110172     EISSN : 25281488     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Pertanian Agros (JPA) is published by Faculty of Agriculture, Janabadra University and the Agribusiness Association of Indonesia (AAI). It available online supported by Directorate General of Higher Education - Ministry of Research, Technology, and Higher Education- Republic of Indonesia JPA is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research from all area of agriculture science fields such as crops, horticulture, fisheries, animal husbandary, and forestry.
Arjuna Subject : -
Articles 1,385 Documents
UJI FORMULA NPK PADA PERTANAMAN CABAI RAWIT DATARAN TINGGI LEMBANG JAWA BARAT Nana Sutrisna; Yanto Surdianto
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 1: Edisi Januari 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.363 KB)

Abstract

Berbagai jenis dan merk pupuk NPK majemuk banyak dihasilkan dan beredar, namun yang sesuai untuk cabai rawit belum tersedia. Tujuan: memperoleh formula dan takaran pupuk NPK majemuk pertanaman cabai rawit dataran tinggi Lembang, Jawa Barat, di di Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, sejak September 2012 sampai April 2013, menggunakan RAK dengan 15 perlakuan dan diulang tiga kali. Kelima belas perlakuan merupakan kombinasi antara basis dan formula pupuk NPK dan dosis pupuk. Basis dan formula pupuk: (1) NPK 16-11-11 (Berbasis Urea), (2) NPK 16-11-11 (Berbasis Ammonium Nitrat); (3) NPK 16-16-16 (Berbasis Urea); (4) NPK 16-16-16 (Berbasis Ammonium Nitrat); dan (5) NPK 16-16-16 (Kontrol); Takaran pupuk: (1) 21,0 g per pohon; kode perlakuan T1, (2) 25,2 g per pohon; kode perlakuan T2, dan (3) 29,4 g per pohon; kode perlakuan T3. Hasil: pupuk NPK berbasis amonium nitrat formula 16-16-16 lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil dibandingkan berbasis urea dan formula 16-11-11. Takaran pupuk NPK sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil. Takaran pupuk NPK 29,4 g per pohon atau 700 kg per ha memberikan hasil tertinggi, yaitu 5,26 t per ha, meningkat sebesar lima persen dari produktivitas rata-rata nasional sebesar 5,01 t per ha.
PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN LIMBAH ORGANIK SEBAGAI MEDIA TANAM PRODUKSI BENIH KENTANG USE MANURE AND ORGANIC WASTE AS PLANTING MEDIA OF SEED POTATOES PRODUCTION Meksy Dianawati
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 2: Edisi Juli 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.277 KB)

Abstract

             Pupuk kandang dan limbah organik dapat dimanfaatkan sebagai media tanam pada produksi benih kentang G1. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi benih kentang G1 dengan berbagai jenis pupuk kandang dan limbah organik. Percobaan dilaksanakan di rumah plastik di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat mulai Juni sampai September 2014. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan dan enam ulangan. Faktor perlakuan pertama adalah jenis pupuk kandang, yaitu ayam dan domba. Faktor perlakuan kedua adalah limbah organik, yaitu sekam bakar, limbah daun bambu, limbah daun pinus, dan cocopeat. Data dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji Duncan dan uji korelasi pada taraf kepercayaan 95 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media yang menggunakan sekam bakar baik yang dikombinasikan dengan pupuk kandang ayam maupun pupuk kandang domba memiliki bobot umbi dan jumlah umbi ukuran besar per tanaman nyata lebih tinggi daripada media tanam cocopeat. Media dengan pupuk kandang domba yang dikombinasikan dengan sekam bakar dan daun bambu memiliki bobot umbi per tanaman nyata yang paling tinggi. Jumlah total umbi dipengaruhi oleh jumlah umbi ukuran kecil sebesar 84 persenManure and organic waste could be used as organic media at potato seed production of G1. The goal of this research was to increase production of potato seed G1 by several kinds of manure and organic waste. This research was conducted at plastic house in Lembang, West Java, from June to September 2014. This research used randomized completed block design with two treatment factors and six replications. The first factor was kinds of manure i.e chicken manure and sheep manure. The second factor was kinds of organic waste. Data was analysed by F test and followed by Duncan and correlation test at 95 percent confidence level. The results showed that media of husk waste with chicken and sheep manure has higher tuber weight and number of big-size tuber per plant than one of cocopeat significantly. Media of sheep manure with husk and bamboo waste has highest tuber weight per plant significantly. Number of total tuber was effected by number of small-sized tuber by 84 percent.
TEKNOLOGI DAN KELAYAKAN FINANSIAL BAWANG MERAH KABUPATEN KEEROM, PAPUA TECHNOLOGY AND FINANCIAL FEASIBILITY OF ONION IN KEEROM DISTRICT, PAPUA Afrizal Malik; Rohimah Sri Lestari
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 2: Edisi Juli 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.91 KB)

Abstract

Pengkajian untuk mengetahui keragaan teknologi dan kelayakan finansial usahatani bawang merah di sentra produksi, khususnya di Kabupaten Keerom, dilakukan Agustus hingga September 2013. Pengambilan sampel dengan metode survei melibatkan 45 petani responden.Data primer meliputi input dan output usahatani bawang merah ditabulasi dan dianalisis menggunakan analisis biaya dan manfaat serta analisis efisiensi (R/C).  Hasil: rata-rata umur petani bawang merah berada pada usia produktif (41,86 tahun).  Rata-rata luas garapan bawang merah 0,057 ha per petani, pengeluaran untuk bibit Rp 2.930.000, penggunaan pupuk Urea 13,53 kg, 32,53 kg SP-36, KCl 6,88 kg, Phonska 35,53 kg, DGW 3,6 kg, KNO 1,04 kg, dan pestisida dan herbisida Rp 1.010.777 serta curahan tenaga kerja laki-laki 26 HOK dan wanita 6,82 HOK per 0,057 ha per MT dengan tingkat produktivitas 616,11 kg. Total penerimaan usahatani bawang merah dengan luas lahan garapan 0 sebesar Rp 18.483.333 per 0,057 ha per MT dengan total  pengeluaran Rp 7.733.792.  Pendapatan Rp 10.749.541 (R/C 2,39), artinya usahatani bawang merah di Kampung Dukwia menguntungkan, disarankan pengembangan lebih lanjut dengan bimbingan Penyuluh lapangan.  Peran Dinas Pertanian setempat sangat diperlukan karena menyangkut ketersedian sarana produksi (bibit dan pupuk serta pestisida)Assessment to determine the performance of the technology and financial feasibility of onion farming in production centers, especially in Keerom, conducted in August and September 2013. The sample survey method involving 45 farmers primary responden. Data includes input and output onion farming tabulated and analyzed using analysis costs and benefits as well as the analysis of efficiency (R/C). Results: the average age of onion farmers are in the productive age (41.86 years). Average area of onion 0.057 ha per farmer, expenditures for seed IDR 2.93 million, the use of urea 13.53 kg, 32.53 kg SP-36, KCl 6.88 kg, 35.53 kg Phonska, DGW 3,6 kg, 1.04 kg KNO, and pesticides and herbicides IDR 1,010,777 and labor flow  male 26 working days and female 6.82 working days per 0.057 ha per growing season to the productivity of 616.11 kg. Total farm revenue of onion with acreage 0 IDR 18,483,333 per 0.057 ha per growing season for a total expenditure of IDR 7,733,792. Income of IDR 10,749,541 (R/C of 2.39), meaning onion farming in Kampung Dukwia profitable, suggested further development with the guidance of extension agents. The role of the local Department of Agriculture is very necessary because it involves the availability of inputs (seeds and fertilizers and pesticides).
ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH SERAM TIMUR MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN WILAYAH Wahid Wahid; A. Arifin Rivaie; Maryam M
Agros Journal of Agriculture Science Vol 15, No 1: Edisi Januari 2013
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.352 KB)

Abstract

Penyebab utama rendahnya produktivitas padi di Maluku adalah tidak tersedianya varietas unggul spesifik lokasi. Untuk itu, perlu dikaji penggunaan varietas unggul baru yang adaptif di Seram Bagian Timur (SBT), Maluku dengan produktivitas tinggi, baik kualitas maupun kuantitas dan sesuai preferensi konsumen dalam mendukung ketahanan pangan Maluku. Telah dilakukan kajian adaptasi beberapa varietas unggul baru padi sawah irigasi Desa Jakarta Baru, SBT tahun 2011 untuk mendapatkan dua hingga tiga varietas unggul berproduksi tinggi. Rancangan Acak Kelompok digunakan dengan tiga ulangan dan lima perlakuan (Conde, Cibogo, Inpari 3, Inpari 6, dan Inpari 13). Sistem tanam yang digunakan adalah model legowo 4:1 dengan jarak tanam (20 cm x 10 cm) x 40 cm. Parameter yang diamati: tinggi tanaman saat menjelang panen, jumlah anakan produktif/rumpun, panjang malai jumlah bulir per/malai, berat gabah total (g)/rumpun, dan hasil gabah kering panen per ha (ton per ha). Hasil: dari lima varietas unggul yang diuji, Inpari 13 memperlihatkan hasil lebih tinggi, berbeda nyata dengan varietas lainnya, varietas Conde. Dari daya hasilnya, kedua varietas (Inpari 13 dan Conde) berpeluang untuk dikembangkan di Kabupaten Seram Bagian Timur untuk mendukung ketahanan pangan wilayah Maluku. Kata kunci: varietas; padi; pangan.
GATRA BUDIDAYA PADI DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN PASANG SURUT MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (Studi Kasus Danda Besar, Kabupaten Barito Kuala) Agus Supriyo
Agros Journal of Agriculture Science Vol 18, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.293 KB)

Abstract

Unit Danda Besar merupakan areal rawa pasang surut yang telah direklamasi sejak Tahun  1969 dengan jaringan reklamasi. Penelitian dilaksanakan Juli 2012. Metode: partisipatory rural appraisal dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari desk study. Data dianalisis dengan SWOT. Hasil: aspek budidaya padi dalam pengembangan lahan rawa pasang surut terdiri atas masalah: (a) pengelolaan lahan (penataan lahan sistem sawah mulai daerah hulu sampai hilir, kesuburan tanah rendah, seperti pH masam kurang dari 4, tanah belum matang,  (b) pengaturan tata air (makro dan mikro, seperti kondisi saluran tertier, belum dibuat saluran cacing, dan saluran kuarter), (c) partisipasi petani (tenaga kerja dan ketrampilan terbatas), serta (d) dukungan eksternal (KUD belum berfungsi optimal, jumlah penyuluh terbatas satu tenaga PPL melayani  659 petani dan mencakup  areal lahan seluas 1.546 ha). Skenario pengembangan rawa pasang surut Danda Besar dapat dibedakan menjadi: (a) penataan lahan, (b) pengaturan tata air mikro dengan membuat saluran kuarter, saluran cacing, dan sanitasi saluran tertier, (c) mekanisasi pertanian dengan alat pra-panen dan pasca- panen dengan sistem usaha pelayanan jasa, pelatihan inovasi teknologi lahan rawa bagi kelompok tani, dan (d) revitalisasi fungsi lembaga KUD, penambahan jumlah tenaga PPLn dan tenaga pengamat air yang dikaitkan dengan tugas aparat desa.
INVENTORY AND IDENTIFICATION OF SPECIFIC LOCATIONS TECHNOLOGY NEEDS OF AGRICULTURE SUPERIOR COMODITIES IN WEST KALIMANTAN Rusli Burhansyah
Agros Journal of Agriculture Science Vol 19, No 1 (2017): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.841 KB)

Abstract

Study aims to inventory and identification of specific technology needs and determination of agricultural commodities featured. Assessment was conducted in November until December 2014 conducted in six districts namely been determined intentional production centers: Sambas, Bengkayang, Landak, Pontianak, Kubu Raya, and Pontianak. Assessment method using a survey method. Survey using structured interviews and FGD. Descriptive analysis method used to determine inventory and identification of technology needs. There are 16 leading commodities: seeds, pest and disease control, plant spacing, fertilization, harvest and post-harvest, marketing. Commodities featured: rice, corn, soybean, cassava, aloe, papaya, pineapple, olive, palm, rubber, pepper, coconut, cattle, goats and free-range chicken. Determination of commodities in regions based on legal basis has not been done by the county and city governments. There are several LQ <1: coconut (Kubu Raya), (Pontianak) cattle, (Bengkayang) goats. It requires excellent commodities based on legal basis of local government. Necessary to formulate specifics of location technology needs of agriculture superior commodities.
KAJIAN TEKNIS EKONOMIS USAHA TANI PADI LAHAN RAWA PASANG SURUT SUMATERA SELATAN Zakiah Zakiah
Agros Journal of Agriculture Science Vol 17, No 1: Edisi Januari 2015
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.021 KB)

Abstract

Kajian dilakukan di tiga kecamatan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Maret 2013. Hasil kajian menunjukkan bahwa: 1) pada komponen teknologi yang sensitif terhadap perubahan profitabilitas dinamika respon petani terhadap adopsi inovasi sangat tinggi adalah varietas, kualitas benih, pupuk, dan tenaga kerja khususnya penyulaman, panen, dan prosesing, 2) Pangsa biaya faktor produksi terdiri dari biaya benih dan pupuk, biaya yang terbesar di luar pangsa nilai sewa lahan sawah adalah biaya tenaga kerja (termasuk sewa traktor). Biaya tenaga kerja terbesar adalah untuk penyulaman, panen, dan pasca panen. Tingkat penerapan teknologi usaha tani apabila dibandingkan dengan paket anjuran, cenderung tidak ada perbedaan. 3) Tingkat pendapatan usaha tani relatif berbeda antara responden kelompok petani Kecamatan Muara Telang (R/C ratio 1,82) dan petani Kecamatan Tanjung Lago (R/C ratio 2,29).
TECHNOLOGY TO LENGTHEN OF STORAGE OF CHILI Jhon David
Agros Journal of Agriculture Science Vol 20, No 1 (2018): Edisi Januari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.032 KB)

Abstract

Fresh chili has a very short shelf life, often mechanical and physical damage. Therefore, maximum post harvest handling is needed from harvesting to transportation. If not, it will make the chili soon become damaged, decompose, and experience a higher depreciation rate. The value of damage occurring from the harvesting to the retail level can be around 23 percent. Various technologies have been well designed so that the chili has a longer shelf life. The purpose of this paper is to provide an alternative choice of technology. The method used is the study literature, field survey and secondary data processing from various parties. The study was conducted in 2016. Until now, fresh chilli technology with PP plastic film stored at 10OC with a shelf life of 29 days
POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KEDELAI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI BARAT Religius Heryanto
Agros Journal of Agriculture Science Vol 18, No 1: Edisi Januari 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.515 KB)

Abstract

Sulawesi Barat merupakan salah satu wilayah pendukung dalam pencapaian swasembada bahan pangan nasional. Kedelai merupakan salah satu komoditas strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan.  Pada saat ini, tingkat produktivitas yang diperoleh di Sulawesi Barat masih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil genetik yang dihasilkan lembaga penelitian. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya penerapan/inovasi teknologi dalam budidaya dan terjadinya penurunan area tanam yang cukup tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi dan strategi peningkatan produksi kedelai mendukung swasembada berkelanjutan di Sulawesi Barat. Hasil menunjukkan bahwa a) target produktivitas kedelai di Sulawesi Barat masih berpotensi untuk ditingkatkan dari 1,25 ton/ha menjadi 2 ton/ha melalui penggunaan benih bermutu, penggunaan varietas unggul baru, penerapan teknologi produksi, penanganan panen dan pascapanen yang tepat serta pembinaan penangkar/produsen benih disetiap daerah, b) potensi pengembangan kedelai di Sulawesi Barat masih terbuka cukup lebar, melalui Strategi peningkatan produksi kedelai yang diarahkan pada empat aspek yaitu peningkatan produktivitas, perluasan areal, pengamanan produksi, dan pembinaan kelembagaan
KADAR N, P, DAN K TANAH DAN PRODUKSI PADI MENINGKAT KARENA APLIKASI Azolla pinnata A Arifin Rivaie
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 1: Edisi Januari 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.058 KB)

Abstract

Banyak studi menunjukkan bahwa aplikasi Azolla pinnata sebagai pupuk hayati meningkatkan kesuburan beberapa tanaman, termasuk padi, tetapi petani di Lampung menganggap A. pinnata menekan pertumbuhan bibit padi, sehingga membuangnya. Informasi mengenai efek aplikasi A. pinnata pada perubahan ketersediaan hara dan hasil padi sawah masih terbatas. Penelitian dilakukan untuk mempelajari pengaruh berbagai dosis A. pinnata (0; 2,5; 5,0; 7,5; dan 10,0 t per ha) terhadap perubahan konsentrasi N, P, K di tanah sawah, serapan N, dan hasil padi. Sawah beririgasi teknis yang tanahnya diaduk dengan A. pinnata dan ditanami bibit padi Ciherang dari Juni sampai Desember 2009. Hasil: pembenaman A. pinnata 5,0 t per ha meningkatkan kadar P tersedia dalam tanah dan meningkatkan produksi padi. A. pinnata yang dibenamkan memiliki kadar N relatif tinggi, yaitu 2.43 persen.  Pemberian A. pinnata 7,5 t per ha secara nyata meningkatkan kadar P tersedia tanah. Hasil ini mengonfirmasi bahwa A. pinnata juga membutuhkan hara P cukup tinggi untuk tumbuh optimal. Pembenaman A. pinnata 7,5 t per ha juga memberikan hasil gabah kering tertinggi, membuktikan bahwa pemberian A. pinnata tidak menekan produksi padi, bahkan penggunaannya sebagai bahan organik akan membantu menghemat penggunaan  bahan bakar fosil dan devisa, serta memungkinkan penggunaan pupuk N untuk lahan sawah yang lebih luas.

Page 2 of 139 | Total Record : 1385