cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition and Health
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23383380     EISSN : 26228483     DOI : -
Core Subject : Health,
JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH) is a journal scientific articles about nutrition and health managed by Department of Medicine of diponegoro university and Departement of Doctor of Clinical Nutrition , Faculty of Medicine, Diponegoro University.
Arjuna Subject : -
Articles 116 Documents
PENGETAHUAN GIZI DAN KEJADIAN SINDROM METABOLIK PADA LANSIA DI KELURAHAN JOMBLANG KOTA SEMARANG Candra, Aryu
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 1 (2019): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.202 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.1.2019.24-32

Abstract

BackgorundThe high incidence of malnutrition in the Jomblang village is partly due to a lack of knowledge about healthy food. Elderly has the ability to receive knowledge and skills about nutrition so that they can be directly targeted for programs to increase knowledge and skills in the field of nutrition. Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) is a health facility in the Jomblang village, consisting of the elderly. This study aims to describe the knowledge and incidence of metabolic syndrome in the elderly in the Jomblang village.MethodsThesestudy conducted in the area of Jomblang village, Candisari Village, Semarang City at the beginning until mid-2018. These was a descriptive study with 60 elderly subjects. The data taken were knowledge of metabolic syndrome, body weight, height, waist circumference, blood pressure, blood sugar levels and total cholesterol. Data were taken every month for 3 months.ResultsThe knowledge of the elderly about metabolic syndrome still low. After counseling and intervention, there was an improvement in nutritional status, the incidence of obesity decreased by 3.3%, eldery whose high blood glucose levels increased by 3.3%, elderly whose high cholesterol levels decreased 1.6%. Elderly people who had symptoms of metabolic syndrome are still 6 people (10%), but the elderly who had symptoms of pre-metabolic syndrome decreased to 10 people (17%). Thus, although there were increase in the number of patients with hyperglycemia, in general the symptoms of metabolic syndrome were decreased.ConclusionFurther research is needed to provide real interventions to reduce the incidence of metabolic syndrome in Jomblang village.Keywords: elderly, metabolic syndrom, nutrition knowledge
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN ASUPAN BESI DAN SENG TERHADAP FUNGSI MOTORIK ANAK USIA 2-5 TAHUN ARDIARIA, MARTHA; NURYANTO, NURYANTO
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 2, No 2 (2014): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.114 KB) | DOI: 10.14710/jnh.2.2.2014.%p

Abstract

Background: Motoric development is one of crucial step throughout the life cycle. Any disturbances in this step leads to growth and development abnormality. Variables controls the child?s motoric development are nutritional status, iron and zinc intake. This study aims to assess the correlation of nutritional status, iron and zinc intake with the motoric function among children. Method: This study is a part of the bigger study titled The Effect of Zink Supplementation and Vitamin A to Immune Response and Morbidity among Preschool-aged children in Semarang. Study design iscross sectionalwith purposive sampling. Data depicted anthropometric nutritional status, iron and zinc intake through Food Frequency Quantifiedand motoric function score based on the standard of Ministry of Health. Data analysis used the Pearson test and Rank Spearmanfor normality. Result:The lowest and highest motoric function was 11 and 100% respectively. The average nutritional status showed in Z score was?1,60 ± 1,10 (mild malnutrition), Height/Age index -1,86 ± 0,97 (mild malnutrition) andWeight/Height -0,60 ± 1,09 (normal). There was no correlation between nutritional status and motoric function. Iron and zinc adequacy were below the standard, 79,1% and 94,5% respectively. There was a positive correlation between iron intake and motoric function (r: 0,309; p: 0,003) and so were the zinc intake (r: 0,284; p: 0,006). Conclusion:There is a correlation between the iron, zinc intake and motoric function among children Key word:Nutritional satus, iron intake, zinc intake, child?s motoric function 
PENGARUH PEMBERIAN SARI BELIMBING WULUH(AVERRHOA BILIMBI. L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL WANITA DEWASA Matondang, Harni Fitriana; Nissa, Choirun
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 5, No 3 (2017): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.567 KB) | DOI: 10.14710/jnh.5.3.2017.146-158

Abstract

Latar Belakang : Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya konsentrasi kolesterol total dalam darah yang melebihi normal dan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin, dan vitamin C yang dapat menurunkan kadar kolesterol total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol total wanita dewasa.Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan rancangan pre-post control group design. Subjek penelitian adalah 33 wanita usia 40-60 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan yang mendapat sari belimbing wuluh 100 ml/hari dan kelompok kontrol yang mendapat sirup rendah kalori 100ml/hari selama 14 hari. Pengukuran kadar kolesterol total dianalisis dengan metode Cholesterol Oxidase Phenol Amino Phenazone (CHOD-PAP) yang dibaca pada panjang gelombang 546 nm melalui pembuluh darah vena setelah subjek penelitian berpuasa selama 10 jam. Data dianalisis menggunakan uji independent t-test, Mann-whitney, Paired t-test, Wilcoxon. Perbedaan pengaruh perlakuan pada kedua kelompok dianalisis dengan uji Fisher?s Exact.Hasil : Terdapat perbedaan kadar kolesterol total sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan dengan peningkatan sebesar 19,29 ± 21,58 mg/dl (p <0,05). Sedangkan, pada kelompok kontrol juga terjadi peningkatan sebesar 48,62 ± 28,77 (p<0,05). Tidak ada pengaruh pemberian sari belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol total wanita dewasa (p > 0,05).Kesimpulan : Pemberian sari belimbing wuluh 100 ml/hari selama 14 hari tidak berpengaruh signifikan pada penurunan kadar kolesterol total.Kata kunci : sari belimbing wuluh, hiperkolesterolemia, kolesterol total.
PSIKOFARMAKA DEPRESI PADA PASIEN MYASTHENIA GRAVIS Jusup, Innawati
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.517 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.38-42

Abstract

Abstrak  Latar Belakang: Myasthenia Gravis MG merupakan penyakit autoimun kronik menyerang neuromuscular junction gejala kelemahan otot dan cepat lelah akibat  antibodi memblokir terhadap reseptor asetilkolin (AchR) sehingga jumlah AchR di neuromuskular juction berkurang. Patobiologi hubungan MG dengan depresi akibat paparan antibodi Ig G pada reseptor 5HT1A dan reseptor D2 (dopamin). Prevalensi depresi pada MG  sekitar 7-17 %,  wanita dengan MG 53,6 % lebih tinggi dibanding pria,  rentang usia sekitar 44 tahun.Kasus : Wanita, 47 tahun, ibu rumah tangga, sulit beraktivitas karena kaki terasa lemas, dalam perawatan rutin dokter spesialis saraf dengan diagnosa MG, 3 bulan terakhir merasa sering sedih, menangis, tidak bersemangat dan hilang nafsu makan, nyeri ulu hati serta mual. Kuatir dan gelisah timbul, karena memikirkan tidak mampu menggerakkan kedua kaki, beberapa kali  kesulitan menelan. Pernah rasa cemas meningkat hingga jantung terasa berdebar-debar, berkeringat dingin, gemetaran, dan kepala terasa pusing. Riwayat hipertensi dan Diabetes Melitus tipe II. Psikofarmaka yang diberikan antidepresan Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) sertalin dengan tambahan adjutvan terapi atipikal seroquel.Kesimpulan : Myastenia gravis komorbiditas hipertensi dan  diabetes dengan resiko  depresi sedang dengan gejala somatik dengan  pilihan psikofarmaka anti depresan SSRI. Kata kunci : Depresi, Myastenia Gravis
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN STATUS GIZI REMAJA ELIANA, MEI
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 2, No 2 (2014): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.2.2.2014.%p

Abstract

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN STATUS GIZI REMAJA
Perbandingan Skrining Gizi Kariadi (SGK) dengan Subjektive Global Assessment (SGA) pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Dr Kariadi (RSDK) Semarang Wijayanto Wijayanto; Hertanto Wahyu Subagio
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 5, No 1 (2017): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.018 KB) | DOI: 10.14710/jnh.5.1.2017.45-49

Abstract

Latar Belakang:Skrining gizi pada pasien di rumah sakit secara umum dipakai menggunakan Subjective Global Assessment (SGA), namun skrining dengan SGA mempunyai kelemahan yaitu memerlukan waktu yang lama dan keahlian khusus dari pemeriksa. Di RSDK telah dikembangkan Skrining Gizi Kariadi (SGK) yang diturunkan dari SGA namum memiliki waktu skrining yang lebih cepat (3-5 menit) Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kesesuaian SGK dengan SGA.Metode:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada tahun 2016 di RSDK Semarang. Sebanyak 100 pasien rawat jalan dari poliklinik bedah dan penyakit dalam yang dipilih secara acak dijadikan sampel penelitian. Satus gizi pasien diukur menggunakan SGK dan SGA. Hasil pengukuran berdasarkan SGK dan SGA kemudian dibandingkan untuk melihat kesesuaian antara kedua metode tersebut.Hasil:Berdasarkan SGK: pasien dengan malnutrisi ringan/sedang berjumlah 52 orang (52 %), pasien dengan malnutrisi berat berjumlah 48 orang (48 %).Berdasarkan SGA: pasien tidak berisiko malnutrisi berjumlah 38 orang (38 %), pasien berisiko malnutrisi ringan/sedang berjumlah 32 orang (32 %), pasien malnutrisi berat berjumlah 30 orang (30 %).Simpulan:Kesesuaian hasil SGK dengan SGK didapatkan: pasien berisiko malnutrisi ringan/sedang berjumlah 18 orang (18 %), pasien malnutrisi berat berjumlah 27 orang (27 %), dengan jumlah total kesesuaian hasil SGK dengan SGA berjumlah 45 orang (45 %).Kata kunci: SGA, status gizi, skrining 
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA SKIZOFRENIA Hadiati, Titis
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 2 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.366 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.2.2019.11-18

Abstract

Latar Belakang: Sejumlah penelitian telah melaporkan bahwa penderita skizofrenia memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih besar dibanding populasi normal. Penderita skizofrenia sangat beresiko memiliki berat badan yang berlebih, sehingga peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) memiliki kaitan dengan gangguan pada kualitas hidup populasi umum dan peningkatan berat badan berkaitan dengan semakin buruknya kualitas hidup penderita skizofrenia. Kualitas hidup merupakan outcome yang paling bermakna pada penderita skizofrenia.Tujuan: Mengetahui hubungan antara IMT dan kualitas hidup penderita skizofrenia.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel berasal dari pasien rawat jalan dan rawat inap di RSJ Amino Gondohutomo Semarang (n=37), berusia 17-25 tahun yang telah terdiagnosis dengan skizofrenia. Pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling jenis consecutive. Data penilaian berasal dari catatan medis untuk memperoleh data sosiodemografi, SF36, dan pengukuran berat serta tinggi badan. IMT dihitung (kg/m2). Uji statistik menggunakan SPSS. Hubungan antara IMT dan kualitas hidup penderita skizofrenia dianalisis dengan chi square.Hasil : Dari 37 data yang diperoleh, didapatkan responden dengan kualitas hidup tidak terganggu sebesar 51,4% dan kualitas hidup terganggu sebesar 48,6%. Dari hasil uji statistik didapatkan usia, jenis kelamin dan pendidikan berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup. Sementara, hasil uji statistik untuk variabel IMT diperoleh hasil p value 0,642, sehingga dapat diartikan bahwa IMT tidak berhubungan secara signifikan terhadap kualitas hidup penderita skizofrenia.Kesimpulan :  IMT berlebih hanya terjadi pada 35,1% penderita skizofrenia. Tidak terdapat hubungan antara IMT dan kualitas hidup penderita skizofrenia. Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh, Kualitas hidup, Skizofrenia, SF-36
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN LAMA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS GIZI BAYI USIA 1 – 6 BULAN PERTIWI, ARIES DIAN; WIRAWANNI, YEKTI
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 2, No 1 (2014): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.2.1.2014.%p

Abstract

Background :  Exclusive breastfeeding related to infection and nutritional status of infant. Mothers are represent people who care taken of infant as exclusive breastfeeding. The factors which influence mother to breastfeeding are education, knowledge and mother?s occupation. The  aim of this study to know correlation between mother?s characteristic include education, knowledge and mother?s occupation with duration of exclusive breastfeeding, and to know correlation between duration of exclusive breastfeeding with infection and nutritional status 1-6 months old infants, and also to know correlation between infection frequency and duration of infection with nutritional status 1 -6 months old infants.Design :  This study was an observational with cross sectional design. Samples were infant ages 1-6 months at the work area of Bugangan in East Semarang's public health center, for criteria that samples had not exclusive breastfeeding and samples lived together with the respondent. The respondents were the biological mother of the samples. Minimally samples were 40 infants, using simple random sampling. The data of education, knowledge, mother?s occupation , duration of exclusive and infection collected by interview with respondent. The data of nutritional status of infant was refered to t he index of weight by age (W/A) compared to standart of Z-score WHO NCHS. The programe of SPSS version 11,5 was used to analyze of data. Rank Spearman's was used to examine its correlation.Result :  More than a half of mother's education and knoeledge level was good category. Most of mothers (65 %) didn't work. Most of duration of exclusive breastfeeding was relatively short time  (1,6 ± 1,12 months)  , so that the samples inclined for suffering the infection and this would influence the nutritional status.  There were not any correlation between mother's education (r= 0,194 ; p= 0,232), mother's knowledge (r= 0,156 ; p= 0,337) and mother?s occupation (r= 0,077 ; p= 0,635) with duration exclusive breastfeeding. There were any correlation between duration exclusive breastfeeding with infection frequency  (r= -0,376 ; p= 0,017) and duration of infection (r= -0,486 ; p= 0,001). There was correlation between duration exclusive breastfeeding with nutritional status (r= 0,321 ; p= 0,043). There were correlation between infection frequency (r=  -0.413 ; p=0,008) and duration of infection (r= -0,341 ; p=0,031) with nutritional status.Conclution :  Mother's education, knowledge and occupation were not correlation with duration exclusive brestfeeding. The  longer exclusive breastfeeding the lower for a chance of infection occurrence. Infants whose gets longer exclusive breastfeeding have better nutritional status.Recomand :  To increase the knowledge about the exclusive breastfeeding, infection and nutritional status. And also important to do study about the factors which influence exclusive breastfeeding such as mother's psychology, social economy, environment, media information, and also mother's and infants health condition.Keyword : exclusive breastfeeding, nutritional status, infection, mother?s characteristic. AbstrakLatar belakang : Pemberian ASI eksklusif berhubungan dengan penyakit infeksi dan status gizi. Ibu  merupakan orang yang paling berpengaruh dalam pengasuhan anak termasuk pemberian ASI. Faktor yang mempengaruhi pemberia ASI eksklusif antara lain pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu meliputi pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan lama pemberian ASI eksklusif, mengetahui hubungan lama pemberian ASI eksklusif dengan penyakit infeksi dan status gizi bayi usia 1-6 bulan.0Metode :  Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional.  Sampel adalah bayi usia 1  ?  6 bulan diwilayah kerja Puskesmas Bugangan Semarang Timur, dengan kriteria sampel sudah tidak ASI eksklusif dan sampel tinggal serumah dengan responden.  Responden adalah ibu kandung dari sampel.  Besar minimal sampel adalah 40 bayi, menggunakan  sample random sampling. Pengambilan data karakteristik ibu, lama pemberian ASI dan penyakit infeksi dilakukan dengan wawancara kepada responden. Data status gizi ditentukan dengan indeks BB/U (Z-score WHO_NCHS) dimana berat badan diambil dengan cara penimbangan berat badan pada bayi. Analisis data menggunakan program SPSS versi 11,5. Uji yang digunakan untuk menganalisis hubungan 2 variabel menggunakan Rank Spearman?sHasil :  Lebih dari separuh pendidikan dan pengetahuan ibu sudah cukup baik. Sebagian besar ibu (65 %) tidak bekerja. Rata-rata lama pemberian ASI eksklusif relatif pendek (1,6 ± 1,12 bulan), sehingga sampel cenderung mengalami penyakit infeksi yang akan mempengaruhi status gizi. Tidak ada hubungan  pendidikan ibu (r= 0,194 ; p= 0,232), pengetahuan ibu (r= 0,156 ; p= 0,337) dan pekerjaan ibu (r= 0,077 ; p= 0,635) dengan lama pemberian ASI.  Ada hubungan lama pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi kejadian sakit (r=  -0,376 ; p= 0,017) dan lama kejadian sakit (r=  -486 ; p= 0,001). Ada hubungan lama pemberian ASI eksklusif status gizi (r= 0,321 ; p= 0,043). Ada hubungan frekuensi sakit (r= -0,413 ; p= 0,008) dan lama kejadian sakit (r= -0,341; p= 0,031) dengan status gizi.Kesimpulan : Pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan lama pemberian ASI eksklusif. Semakin lama pemberian ASI eksklusif semakin rendah kemungkinan terjadinya penyakit infeksi. Bayi yang lebih lama diberi ASI eksklusif mempunyai status gizi yang lebih baik.Saran :  Meningkatkan pemahaman ibu tentang pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi dan status gizi serta perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif seperti  faktor psikologi ibu, sosial ekonomi, lingkunan dan media informasi serta keadaan kesehatan ibu dan bayi.Kata kunci : ASI eksklusif, status gizi, penyakit infeksi dan karakteristik ibu.
PENGARUH SUPLEMENTASI SENG DAN ZAT BESI TERHADAP TINGGI BADAN BALITA USIA 3-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG Ghazian, Muhammad
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 4, No 2 (2016): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.4.2.2016.%p

Abstract

Latar Belakang : Stunting merupakan masalah gizi yang dapat dipengaruhi oleh kekurangan asupan makronutrien dan mikronutrien kronis. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 37,2 %. Seng dan zat besi diketahui memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tubuh. Suplementasi dapat digunakan untuk meningkatkan asupan seng dan zat besi.Metode : Jenis Penelitian ini adalah quasi experimental dengan randomized control group pre-post test design. Subjek penelitian adalah balita usia 3-5 tahun di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang sebanyak 36 subjek yang diambil secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan dibagi kedalam 4 kelompok (9 subjek/kelompok) secara random sampling. Kelompok 1 / kontrol diberikan placebo, sedangkan kelompok perlakuan 2, 3, dan 4 berturut-turut diberikan suplementasi Seng, Zat Besi, dan Seng-Zat Besi selama 60 hari. Dosis seng dan zat besi masing-masing sebesar 10 mg/hari dan 7,5 mg/hari. Pengukuran tinggi badan dilakukan di awal dan di akhir penelitian. Asupan makan di peroleh dengan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ). Analisis data menggunakan uji beda paired t-test, dan uji Kruskal-Wallis.Hasil : Berdasarkan z-score TB/U, terdapat 4 subjek (11,1 %) yang berstatus severe stunted, 8 subjek (22,2 %) berstatus stunted, dan 24 subjek (66,7 %) berstatus normal. Tinggi badan pre-post pada keempat kelompok memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05), namun perubahan tinggi badan yang terjadi pada keempat kelompok tidak memiliki perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p>0,05).Kesimpulan : Adanya pengaruh yang signifikan terhadap tinggi badan subjek di 4 kelompok penelitian (p<0,05). Namun, tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p>0,05).Kata Kunci : Suplementasi, Seng, Zat Besi, Tinggi Badan, Balita, Semarang
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Suplementasi Besi pada Ibu Hamil Nanda Ilham Nur Kharisma; Aryu Candra Kusumastuti
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 6, No 2 (2018): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.412 KB) | DOI: 10.14710/jnh.6.2.2018.65-73

Abstract

Latar belakang: Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih tinggi. Suplementasi besi merupakan salah satu cara mengatasi anemia pada ibu hamil,namun faktor pengetahuan ibu terhadap suplementasi besi folat, kepatuhan, caraminum suplementasi besi folat serta penyakit yang diderita oleh ibu didugamempengaruhi hasil suplementasi besi folat.Tujuan: Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi hasil suplementasi besipada ibu hamil.Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross – sectional di PuskesmasHalmahera selama periode Januari – November 2016. Penelitian ini melibatkan 42ibu hamil trimester II – III yang sudah mendapatkan suplementasi besi folat danmengalami anemia sebelum mendapatkan suplementasi. Data kadar hemoglobindiperoleh dari pemeriksaan laboratorium, sedangkan data pengetahuan, kepatuhan,cara minum dan penyakit yang diderita diperoleh dari kuesioner. Hasil penelitiandiolah menggunakan analisis univariat dan bivariat.Hasil: Mayoritas ibu hamil mengalami kenaikan kadar Hemoglobin pascasuplementasi besi folat. Terdapat pengaruh dari pengetahuan, kepatuhan dan caraminum terhadap kenaikan kadar Hemoglobin pasca suplementasi besi folat (p <0,05). Suplementasi besi folat memiliki pengaruh klinis dalam mengatasi anemiadalam kehamilan karena sebanyak 52,4% ibu mengalami kenaikan kadar Hb hinggamelampaui batas normal (≥ 11 mg/dl). Tidak didapatkan hasil pada faktor penyakitkarena semua sampel tidak menderita penyakit dengan onset > 2 minggu selamakehamilan.Kesimpulan: Faktor pengetahuan, kepatuhan dan cara minum suplementasi besifolat mempengaruhi hasil suplementasi besi folat. Suplementasi besi folat jugamemiliki pengaruh klinis dalam mengatasi anemia dalam kehamilan.Kata kunci: ibu hamil, anemia, suplementasi, besi, folat, pengetahuan, kepatuhan,cara minum, penyakit

Page 6 of 12 | Total Record : 116