cover
Contact Name
Manjilala
Contact Email
manjilala@poltekkes-mks.ac.id
Phone
+6285255549979
Journal Mail Official
manjilala@poltekkes-mks.ac.id
Editorial Address
https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediagizi/about/editorialTeam
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Media Gizi Pangan
ISSN : 18584608     EISSN : 26226480     DOI : DOI: https://doi.org/10.32382/mgp.v29i2
Media Gizi Pangan (MGP) merupakan media publikasi hasil penelitian, laporan kasus dan review paper yang berhubungan denga topik : Gizi masyarakat Gizi klinik Pengolahan pangan Jurnal diterbitkan dua kali setahun, periode Januari-Juni dan Juli-Desember.
Articles 159 Documents
GAMBARAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 3 DI DUSUN PARANG DESA ALLU TAROWANG KECAMATAN TAROWANG KABUPATEN JENEPONTO Lydia Fanny; Supiati Putri; Nursalim Nursalim; Manjilala Manjilala
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.938 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2334

Abstract

Elementary School Children Grade 3 is a process of growth and development that can be assessed from their nutritional status there are three things that affect the development of one's intelligence, namely nutrition, environment and genetics. This research aims to get an overview of nutritional status in The Village of Parang Village Allu Tarowang District Tarowang Jeneponto Regency. This study is a descriptive study, using 30 samples of Elementary School Children Grade 3 with purposive sampling method. Nutritional status data is measured by anthropometry. The results of the study obtained less weight nutritional status according to the weight/age index as much as 16.7% and normal body weight as much as 83.3%. for the TB/U index is very short as much as 66.7%, short as much as 6.7% and normal as much as 26.7% and the INDEX OF BMI /age malnutrition is less as much as 10.0%, good nutrition as much as 33.3%, nutrition more than 23.3% and obesity 33.3%. Conclusion, that the Nutritional Status of Elementary School Children Grade 3 in The Village of Parang Village Allu Tarowang District Tarowang Jeneponto Regency. 16.7% less weight and 83.3% normal body weight according to height/age, 66.7% very short and 26.7% normal according to height/age, 33.3% good nutrition and 33.3% obesity according to IMT/age. Recommended to the school to improve health and nutrition extension programs for elementary school children Keywords: Nutritional Status  ABSTRAK Anak Sekolah Dasar Kelas 3 merupakan proses tumbuh kembang yang dapat dinilai dari status gizinya ada tiga hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang yaitu gizi, lingkungan dan genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Gambaran Status Gizi Di Dusun Parang Desa Allu Tarowang Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan 30 sampel Anak Sekolah Dasar Kelas 3 dengan metode purposive sampling. Data status gizi di ukur dengan antropometri. Hasil penelitian diperoleh status gizi berat badan kurang menurut indeks BB/U sebanyak16.7% dan berat badan normal sebanyak 83.3%. untuk indeks TB/U sangat pendek sebanyak 66.7%, pendek sebanyak 6.7% dan normal sebanyak 26.7% dan indeks IMT/U gizi kurang sebanyak 10.0%, gizi baik sebanyak 33.3%, gizi lebih 23.3% dan obesitas 33.3%.Kesimpulan, bahwa Status Gizi Anak Sekolah Dasar Kelas 3 Di Dusun Parang Desa Allu Tarowang Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. 16.7 % berat badan kurang dan 83.3% berat badan normal menurut BB/U, 66.7% sangat pendek dan 26.7% normal menurut TB/U, 33.3% gizi baik dan 33.3% obesitas menurut IMT/U.Disarankan kepada Pihak sekolah untuk meningkatkan program penyuluhan kesehatan dan gizi bagi Anak Sekolah Dasar.Kata Kunci    : Status Gizi
DAYA TERIMA DAN ANALISIS PROTEIN SERTA ZAT BESI PADA CHEESE STIK DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI Lydia Fanny; Azha Mutia Rugaya; Hendrayati Hendrayati
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.409 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2356

Abstract

Background, Anemia is one of the nutritional problems experienced by many Indonesian adolescents, the prevalence of adolescents affected by anemia is 23.7%, one of the efforts and things that can be done to overcome the problem of anemia in adolescents is that which has been implemented by the government, one of which is the provision of blood-added tablets. TTD), and provide products that are loved by all audiences such as Cheese Sticks substituted with soy flour which is high in protein and iron.Purpose, of this study was to determine the acceptability and content of protein and iron content of Cheese Stick with soybean flour substitution.Design, The type of this research is laboratory research using Completely Randomized Design (CRD). The research sample used 25 panelists. Acceptance data was obtained from hedonic tests, protein and iron analysis data were obtained from the results of the chemistry SMK SMTI Makassar.Results, The results of the acceptability test showed that based on the results of statistical test s there was a significant difference in the color aspect with p<0.05 (0.000), there was no significant difference in the texture aspect with p<0.05 (0.140), there was a significant difference on the aroma aspect with p<0.05 (0.030). and there is a significant difference in the taste aspect with p<0.005 (0.000). The results of the analysis showed that the protein content of Cheese Sticks was the best, which was 8.6 g/100g and iron content was 2.064 g/100 g..conclusion, the most accepted formula based on aspects of color, texture, aroma and taste is F1.Suggestion, For further researchers, it is recommended to conduct further research by looking at or analyzing the content of other nutrients in cheese sticks with soy flour substitution.
Pengetahuan dan Kepatuhan Konsumsi TTD Terhadap Tingkat Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Marusu Siti Nur Syolehda; Zakaria Zakaria; Nadimin Nadimin; Adriyani Adam
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.784 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2344

Abstract

ABSTRACT Anemia is one of the public health nutritional problems, especially in pregnant women with hemoglobin levels less than 11.0 g/dL, due to iron deficiency which results in impaired red blood cell formation. Several factors that can cause anemia in pregnancy include the level of knowledge, economic status, and adherence to consumption of Fe tablets. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and compliance of mothers taking iron tablets with the incidence of anemia in pregnancy. The type of research used is analytic observational research with a cross sectional study design. This research was conducted in 2 villages, namely Nisombalia Village and Bontomatenne Village, the working area of the Marusu Health Center, Maros Regency in April 2021. The technique for taking the subject of this research was purposive sampling with a total of 10 anemic pregnant women as subjects. The data was collected by interviewing the method of compliance with TTD consumption in pregnant women and filling out the knowledge questionnaire of pregnant women. The data was analyzed by Fisher's Exact Test using SPSS. The results in this study were 80% of pregnant women with low knowledge of 10 subjects with moderate levels of anemia and 80% of pregnant women did not comply with taking blood-added tablets with moderate levels of anemia. Based on statistical tests, there was a relationship between knowledge and adherence to iron supplement consumption of pregnant women with the incidence of anemia (p = 0.022). The conclusion in this study is that there is a significant relationship between maternal knowledge and the incidence of anemia experienced by pregnant women and adherence to iron supplement consumption with the incidence of anemia in pregnant women in the working area of the Marusu Health Center. Keywords: Anemia, Iron Tablets, Knowledge  ABSTRAK Anemia merupakan salah satu masalah gizi kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dL, dikarenakan kekurangan zat besi yang mengakibatkan proses pembentukan sel darah merah terganggu. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan diantaranya tingkat pengetahuan, status ekonomi, dan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan ibu minum tablet besi dengan kejadian anemia pada kehamilan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian observasional analitik dengan design cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di 2 desa yaitu Desa Nisombalia dan Desa Bontomatenne wilayah kerja Puskesmas Marusu Kabupaten Maros pada bulan April 2021. Teknik pengambilan subjek peenelitian ini yaitu purposive sampling degan total subjek ibu hamil anemia berjumlah 10 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil dan pengisian kusioner pengetahuan ibu hamil. Data dianalisis dengan Fisher's Exact Test menggunakan SPSS. Hasil dalam penelitian ini yaitu dari 10 subjek sebanyak 80% ibu hamil dengan pengetahuan kurang dengan tingkat anemia sedang dan sebanyak 80% ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah dengan tingkat anemia sedang. Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan konsumsi suplemen zat besi ibu  hamil dengan kejadian anemia (p=0,022). Kesimpulan dalam penelitian ini adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian anemia yang dialami oleh ibu hamil dan kepatuhan konsumsi TTD dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Marusu. Kata kunci: Anemia, Pengetahuan, TTD
DAYA TERIMA DAN KADAR PROTEIN SERTA VITAMIN A OTAK-OTAK IKAN KEMBUNG DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TEMPE DAN WORTEL Nadimin Nadimin; Zakaria Zakaria; Rifka Annisa
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.674 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2537

Abstract

Otak-otak are foods made from Spanish mackerels that are quite expensive. Chub mackerels can replace Spanish mackerel because it has an economical price and contains high protein nutrients. The addition of tempeh flour and carrots to the chub mackerel fish otak-otaks is expected to be able to meet the nutritional needs of toddlers stunting. This research aims to determine acceptance and assess levels of protein and vitamin A otak-otaks of chub mackerel with the addition of tempeh flour and carrots. This type of research is laboratory research with post test group design. The spanish mackerel otak-otaks that are sold in the market are compared to the chub mackerel otak-otaks without addition and the chub mackerel otak-otaks with the addition of tempeh flour and carrots. Acceptability was assessed based on the hedonic test results of 30 panelists, then analyzed the levels of protein and vitamin A. The results of the data were analyzed using Kruskal Wallis and Mann Whitney Test. The results showed that the acceptance of the otak-otaks for the aspects of color, aroma, texture and taste was the best, namely the otak-otaks of spanish mackerel which were sold in the market, then the otak-otaks of chub mackerel with the addition of tempeh flour and carrots and the lowest was the otak-otak chub mackerel without addition. The protein content of spanish mackerel fish ota-otaks sold in the market is 14.630%, chub mackerel otak-otaks is 11.083% and chub mackerel fish otak-otaks with the addition of tempeh and carrot flour is 12.573%. The levels of vitamin A spanish mackerel fish otak-otaks sold in the market are 28.65 ppm, chub mackerel otak-otaks are 30.47 ppm and chub mackerel fish otak-otaks with the addition of tempeh and carrot flour is 39.18 ppm.Keywords : Protein, vitamin A, carrots, chub mackerel, otak-otaks, tempeh flour
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BAYI USIA 6 – 23 BULAN Nur Annisa Hamid; Asmarudin Pakhri; Mustamin Mustamin; Adriyani Adam
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.147 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2392

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan suatu keadaan tinggi badan (TB) balita yang tidak sesuai dengan umur, yang dilakukan melalui perhitungan z-score Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Menurut Data Riskesdas tahun 2018, provinsi Sulawesi Selatan adalah provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi keempat di Indonesia (35,7%). Proses tumbuh kembang yang terganggu  disebabkan oleh penyebab langsung maupun tidak langsung seperti riwayat kunjungan Antenatal Care (ANC). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kunjungan Antenatal Care (ANC), kelengkapan pelayanan 10T, dan panjang badan lahir dengan kejadian stunting pada bayi usia 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lau Kabupaten Maros. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian observasional analitik dengan desain Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Bonto Marannu pada bulan juni 2021. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6-23 bulan di Desa Bonto Marannu berjumlah 84 bayi. Penentuan jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus slovin dan diperoleh sampel sebanyak 70 bayi usia 6-23 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling yang dilakukan di 3 posyandu yang berada di Desa Bonto Marannu. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan kejadian stunting (p value = 0,000). Terdapat hubungan kelengkapan pelayanan 10T dengan kejadian stunting (p value = 0,001). Terdapat hubungan panjang badan lahir dengan kejadian stunting (p badan lahir dengan kejadian stunting (p value = 0,011). Kesimpulan: terdapat hubungan kunjungan Antenatal Care, kelengkapan pelayanan 10T, dan panjang badan lahir dengan kejadian stunting.Kata Kunci  : Baduta, Kunjungan Antenatal Care, Stunting
FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI KABUPATEN JENEPONTO Sukmawati, Sukmawati; Nadimin, Nadimin; Nurhayati, Aprilliani War
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.842 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2538

Abstract

Pendahuluan : Stunting adalah keadaan status gizi seseorang berdasarkan tinggi badan (TB) menurut umur (U) dengan nilai z-score <-2 SD. Stunting merefleksikan gangguan pertumbuhan sebagai dampak dari rendahnya status gizi dan kesehatan pada periode pre- dan post-natal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan.Metode : Jenis penelitian yaitu penelitian observasioanl yang bersifat analitik dengan pendekatan case control retrospektif. Dilakukan dengan menentukan dahulu kelompok kasus yaitu kelompok kelompok anak balita yang stunting kemudian ditentukan kelompok pembanding (control) yang memiliki ciri yang sama (matching) dengan kelompok kasus. Data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ada hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting (p=0,03), ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting (p=0,02), ada hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian stunting (p=0,03), ada hubungan berat badan lahir dengan kejadian stunting (p=0,01), tidak ada hubungan status imunisasi dengan kejadian stunting (p=0,06), ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting (p=0,04). Disimpulkan bahwa kejadian stunting pada anak balita usia 24-59 bulan berhubungan dengan tinggi badan ibu, tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan keluarga, berat badan lahir, pemberian ASI Eksklusif tetapi tidak berhubungan dengan status imunisasi.Kesimpulan : Variabel Tinggi badan ibu, Tingkat pendidikan ibu, Tingkat pendapatan keluarga, Berat badan lahir, dan Pemberian ASI eksklusif berhubungan secara signifikan dengan kejadian stunting pada anak balita usia 24-59 bulan. Sedangkan variabel status imunisasi tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian stunting pada anak balita usia 24-59 bulan. Kata Kunci : ASI Eksklusif, berat lahir, imunisasi, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, stunting, tinggi badan ibu 
KEJADIAN BBLR DAN ISPA PADA BATITA 12-36 BULAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI PUSKESMAS MAROS BARU Risnawati Risnawati Risnawati; Hikmawati Mas&#039;ud; Hendrayati Hendrayati
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.803 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2343

Abstract

ABSTRACT       One of the nutritional problems that have a high prevalence in Indonesia is stunting. Stunting is a form of linear growth problem in children. The factors causing stunting in toddlers include low birth weight and ISPA. The prevalence of stunting in Indonesia in 2010 was 35.6%, 37.2% in 2013, and 30.8% in 2018. The purpose of this study is to determine the relationship between the incidence of low birth weight and ISPA in toddlers 12-36 months with the incidence of stunting in the working area of the Maros Baru health center. The type of research used is analytic observational using a cross-sectional study design. This research was conducted in the working area of Puskaesmas Maros Baru in June 2021. The sampling technique in this study was purposive sampling with a total sample of 80 samples. Determination of stunting is done by measuring the child's height or body length using a microtome and length board. The data were analyzed by Chi-square using SPSS. The results of this study were from 80 samples. There were 36% of under-fives with a low birth weight with stunted nutritional status and 34% under-fives suffering from ISPA with stunted nutritional status. Based on statistical tests, there was a significant relationship between low birth weight and stunting (p= 0.04) and ISPA with stunting (p=0.01). This study concludes that there is a significant relationship between low birth weight and ISPA in toddlers aged 12-36 months with the incidence of stunting in the working area of the Maros Baru Health Center.Keywords: BBLR, ISPA Disease, Stunting   ABSTRAK       Salah satu masalah gizi yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia adalah stunting. Stunting merupakan salah satu bentuk masalah pertumbuhan linear pada anak, faktor penyebab terjadinya stunting pada balita diantaranya yaitu berat badan lahir rendah dan penyakit ISPA. prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 35,6%, 37,2% pada tahun 2013, dan 30,8% pada tahun 2018. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan kejadian berat badan lahir rendah dan ISPA pada batita 12-36 bulan dengan kejadian stunting di wilayah kerja puskemas Maros Baru. Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan menggunakan desain cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskaesmas Maros Baru pada bulan Juni 2021. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling  dengan jumlah sampel yaitu 80 sampel. Penentuan stunting dilakukan dengan pengukuran tinggi badan atau panjang badan anak dengan menggunakan microtoise dan length board. Data dianalisis dengan Chi-square menggunakan SPSS. Hasil dalam penelitian ini yaitu dari 80 sampel terdapat 36% balita yang berat badan lahir rendah dengan status gizi stunting dan 34% balita yang menderita ISPA dengan status gizi stunting. Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan lahir rendah dengan stunting p= 0.04 dan penyakit ISPA dengan stunting p=0.01. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara berat badan lahir rendah dan ISPA pada batita usia 12-36 bulan dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Maros Baru. Kata Kunci: BBLR, Penyakit ISPA, Stunting 
PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN INDIKASI FOOD BORNE DISEASE PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AINUL YAQIN Dini Junita; Merita Merita
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.366 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2539

Abstract

Food services in Islamic boarding schools is a series of activities from menu planning to food distribution, in order to meet the needs and achieve optimal health status of students. It is important to pay attention to the supervision of food preparation because large food products are very susceptible to contamination and cause food borne disease. This study generally aims to identify and analyze the food administration system and food-related diseases at the Ainul Yaqin Islamic Boarding School. This research is a qualitative observational survey method with a descriptive approach using primary and secondary data. Primary data in this study are data taken directly in the field during research. Food production hygiene hygiene data used observation sheets, personal hygiene data for food handlers was known through interviews using questionnaires, data on characteristics and incidence of food borne disease in students using questionnaires and interviews. The results of this research activity indicate that the description of the characteristics and personal hygiene of food handlers at the Ainul Yaqin Islamic Boarding School is still less than the standard both in terms of infrastructure, and awareness and behavior of hygiene sanitation. The sanitation of food management at Pondok Pesantren Ainul Yaqin is not yet organized, and is spontaneous without planning. The description of the incidence of food borne disease in Ainul Yaqin Islamic boarding school has a high risk, seen from having experienced symptoms / indications. As well as food handlers need to be trained on food safety to increase knowledge and practice of hygiene and sanitation. And it is necessary to create a culture of Clean and Healthy Behavior in the lives of the Ainul Yaqin Islamic Boarding School students.
SIFAT KIMIA DAN UJI ORGANOLEPTIK KERIPIK PEPAYA (Carica Pepaya L.) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN GARAM Andi Abriana; Saiman Sutanto; Evi Elvira; Abdul Halik
Media Gizi Pangan Vol 28, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.133 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v28i2.2312

Abstract

Pepaya merupakan salah satu tanaman jenis hortikultura yang sangat penting dikonsumsi karena bergizi tinggi, sebagai sumber vitamin C,  provitamin A dan berbagai mineral seperti kalsium, fosfor dan besi. Buah pepaya berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan karena jumlah produksi yang cukup tinggi. Keripik pepaya adalah keripik hasil olahan dari buah pepaya yang telah matang, masih keras tetapi memiliki rasa yang manis, dan tidak mengeluarkan banyak getah. Pengolahan keripik pepaya dilakukan dengan perendaman dalam larutan garam untuk menetralisir enzim papain pada irisan pepaya dan mencegah reaksi pencoklatan serta mengawetkan keripik pepaya yang dihasilkan. Perlakuan penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu faktor konsentrasi larutan garam (0,5%,0,10%, dan 0,15%) dan faktor lama perendaman (10 menit dan 15 menit) dengan tiga kali ulangan. Parameter yang diamati adalah sifat kimia (kadar air, kadar garam, rendemen) dan ujiorganoleptik (warna, aroma, tekstur, dan rasa). Rancangan penelitian yang digunakan adalah analisis sidik ragam ANOVA dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Rate). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik berdasarkan sifat kimia (kadar air, kadar garam, dan rendemen) adalah perlakuan konsentrasi larutan garam 0,15% dan lama perendaman 15 menit; sedangkan dari hasil uji organoleptik perlakuan yang terbaik berdasarkan uji kesukaan panelis terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa yang paling banyak disukai adalah pada perlakuan konsentrasi larutan garam 0,10% dan lama perendaman 10 menit.
DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN SERAT BAKSO IKAN DENGAN SUBSTITUSI PISANG KEPOK Lydia Fanny; Thresia Dewi Kartini; Yulinar Yulinar
Media Gizi Pangan Vol 29, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.843 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v29i1.2809

Abstract

Bakso is a food that is very popular among Indonesian people from children, teenagers to adults because it has a delicious taste and is easy to find. Fish balls are round foods made from tapioca flour and snapper. Fish meatballs with kepok banana substitution are an alternative product that is high in fiber nutritional value and does not leave the unique taste of fish balls. This study aims to determine the acceptability and fiber content of fish balls with kepok banana substitution. This research is a pre- experimental research. Fiber content was tested using the gravimetric method. Data and results are presented in the form of tables and narratives. The results of the acceptability test from the aspect of color, texture and taste in the most preferred 40 gram banana kepok fish ball substitution. The most preferred aroma aspect is fish ball substitution with banana kepok 30 grams. The results of the fiber content test showed that there was an increase in fiber content of 14.97% in the 50 gram substitution compared to fish balls without kepok banana substitution. It is recommended that further research can analyze the content of other nutrients and acceptance to the target, namely obese adolescents.