cover
Contact Name
Dodi Faedlulloh
Contact Email
dodi.faedlulloh@fisip.unila.ac.id
Phone
+625723504025
Journal Mail Official
journal.administratio@fisip.unila.ac.id
Editorial Address
Gedung B Lantai 1 FISIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Administratio : Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Published by Universitas Lampung
ISSN : 20870825     EISSN : 25486977     DOI : https://doi.org/10.23960/administratio
Core Subject : Education,
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan adalah terbitan berkala nasional yang memuat artikel penelitian (research article) di bidang administrasi publik. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan diharapkan dapat menjadi media untuk menyampaikan temuan dan inovasi ilmiah di bidang administrasi publik kepada para ilmuan dan praktisi di bidang administrasi publik. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan diterbitkan 2 kali dalam setahun (bulan Januari-Juni, dan Juli-Desember) oleh Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung, bekerjasama dengan Persatuan Sarjana Adminstrasi Negara (PERSADI) Provinsi Lampung.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 14 No 2 (2023): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan" : 7 Documents clear
Inisiatif Digitalisasi Usaha Desa dan Dampaknya Bagi Sosial dan Ekonomi: Studi Kasus Pasardesa.id sebagai Mitigasi Ekonomi Panggungharjo Selama COVID-19 Arintyas, Ameylia Puspita Rosa Dyah Ayu; Budiman, Raihan Chaerani Putri; Rafeinia, Dhara Cita
Administratio Vol 14 No 2 (2023): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administratio.v14i2.359

Abstract

Villages are still stigmatized as backward areas, especially with digitization. Human resources are the main reasons villages cannot develop as massively as urban areas. Even though now the village is currently growing well. The COVID-19 pandemic is challenging for all regions. However, several studies show that the village is a survival area in the face of the COVID-19 pandemic. So it needs a reflection on how the village can have such a strong resilience that make it survive. This study aims to dig deeper into this matter. The case study was conducted in Panggungharjo Village, Bantul, D.I. Yogyakarta. This village is considered successful in working on clinical and non-clinical mitigation in handling COVID-19. This research focuses on economic mitigation through the Pasardesa.id platform as a form of village business digitization initiative to meet the needs of the village community. The method used is a case study qualitative method. As a result, Panggungharjo village has resilience values ​​such as trust cooperation which later became the basis for deals ​​to run this Pasardesa.id platform and were accepted by the community. In addition, several innovations result from the collaboration of actors, which foster various ideas and perspectives for the development of Pasardesa.id.
Exogeneus Force Theory, Sebuah Antitesis Teori Negara Otonom Dalam Formulasi Kebijakan Publik Perubahan Iklim Di Kota Palangka Raya Setiawan, Ferry; Saefulloh, Ahmad; Nasution, Reny Puspita Syari
Administratio Vol 14 No 2 (2023): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administratio.v14i2.395

Abstract

Autonomous state theory is a view to see how public policy is implemented. Even if a policy is unable to overcome economic problems because it is not tied to the provision of public goods, the state still has the power to make its own policies. From the perspective of social goals to avoid damage, climate change and disaster adaptation policies in Indonesia are examples of appropriate policies that can be developed using this. This research aims to analyze whether the Autonomous State Theory can be reapplied to the emergence of climate change adaptation policies in the city of Palangka Raya or whether exogenous incentives have more influence on the implementation of climate change policies or not. In this research, the author used qualitative methods. Conducting an in-depth case study on the implementation of climate change policies in the City of Palangka Raya. This may involve interviews with policy makers, stakeholders, and analysis of policy documents. In-depth interviews were conducted with various parties involved in the climate change policy formulation process, namely, government, academics, environmental activists and other stakeholders. In addition, Analyze policy documents, reports and other information resources to understand the context, objectives and impact of climate change policies in the City of Palangka Raya. The data sources for this research are generally primary and secondary data. To be able to answer this research question, analysis techniques using qualitative methods are needed. The results of the research conclude that the exogenous theory is the antithesis of the Autonomous State Theory in formulating public policy regarding climate change in the city of Palangka Raya. This theory emphasizes the importance of involving actors other than the state in reducing the impacts of climate change. Countries must work together with private companies, international organizations, and civil society to develop effective solutions.
Arah Kebijakan Dalam Penataan Kawasan Sempadan Rel Kereta Api di Kecamatan Labuhan Ratu Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung Tahun 2021-2041 Panti Wahyuningsih; Sulistyorini, Rahayu; Sutiyoso, Bambang Utoyo
Administratio Vol 14 No 2 (2023): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administratio.v14i2.397

Abstract

The research conducted aims to implement policies regarding the arrangement of railroad border areas, especially settlements located in Labuhan Ratu District based on Regional Regulation Number 4 of 2021-2041 concerning the Regional Spatial Plan (RTRW) of Bandar Lampung City. The research method used is descriptive qualitative. The research was conducted along the railroad tracks in Labuhan Ratu Subdistrict. The data collection stage was carried out using field observation methods and interviews with resource persons both local residents and related parties. The results showed that the existence of settlements has become a problem in itself both for the safety of train travel and the security and quality of life of the community. This happens because the existing policies have not been implemented optimally, so there is a need for alternative policies in structuring residential areas located on the railroad border. his research provides a theoretical contribution in making alternative policy directions in structuring residential areas on the railroad border, especially in Labuhan Ratu District, Bandar Lampung City.
Analisis Dampak Governance Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Asean Addainuri, Muhammad Isbad; Abidin, Maulana; Suci, Lestari Etika
Administratio Vol 14 No 2 (2023): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administratio.v14i2.400

Abstract

Tujuan dalam pembangunan ekonomi adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat. Terdapat enam indikator untuk menilai Tata Pemerintahan yang Baik diantaranya dengan Voice and Accountability, Political Stability, Government Effectiveness, Regulatory Quality, Rule Of Law, dan Control Of Corruption. Kajian ini berpusat pada analisis sepuluh negara ASEAN, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Myanmar, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam, dengan rentang waktu penelitian tahun 2017 hingga 2021 menggunakan metode analisis data panel dengan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi Eviews versi 10. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini mengindikasikan variabel Voice and Accountability, Political Stability, Regulatory Quality, dan Control of Corruption tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pemilihan partai dan pemimpin, berserikat, kebebasan berpendapat, dan berekspresi, dan kebebasan dalam menentukan public policy tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Political Stability dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua aspek yang berbeda, dan kemajuan dalam mencapai salah satu aspek tidak selalu berdampak pada kemajuan pencapaian aspek yang lain. Selain itu, sebaik apapun kemampuan pemerintah dalam memberikan regulasi, implementasi kebijakan, public regulations (peraturan publik), serta efektifitas dalam perkembangan tidak mempengaruhi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Korupsi memiliki peran sebagai dorongan finansial yang mendorong pengusaha menghindari keterlambatan, sehingga membuat proses transaksi lebih efisien dibandingkan dengan melibatkan sektor publik. Korupsi yang bersifat "speed money" berpotensi memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, variabel Government Effectiveness dan Rule of Law memiliki pengaruh pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN. Government Effectiveness ditandai dengan meningkatnya tingkat kepatuhan dan penegakan hukum dalam mematuhi peraturan yang berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Rule of Law berfungsi membatasi wewenang pemerintah, mencegah terjadinya korupsi dalam pemerintahan sehingga dapat berkontribusi secara signifikan pada kemajuan ekonomi dan memacu pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Pemerintah diharapkan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dan menaati aturan hukum yang berlaku agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif, serta bertanggung jawab terhadap kewenangannya agar dapat meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, sehingga pertumbuhan ekonomi di negara nya semakin baik dan terus meningkat. Para pelaku ekonomi maupun seluruh lapisan masyarakat hendaknya dapat meningkatkan kesadaran akan tingkat kepatuhan dan penegakan hukum dalam mematuhi peraturan agar dapat menciptakan good governance dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Collaborative Governance Review on G20’s Global Health Infrastucture Priority Issue – The Indonesia Presidency 2022 Iskandar, Noor Shaky; Prasetyanti, Retnayu
Administratio Vol 14 No 2 (2023): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administratio.v14i2.403

Abstract

In 2022, Indonesia will serve as the forum's president. This brings Indonesia to the attention of the global community. Due to restrictions, the COVID-19 pandemic has been plaguing the world for about two years, making it difficult to implement the G20 in Indonesia. Thus, the three main topics of discussion at the 2022 G20 will be: 1) digital transformation; 2) sustainable energy transition; and 3) global health architecture. This paper employs the Collaborative Governance model developed by Ansell & Gash (2008) to examine how the Indonesian G20 Presidency in 2022 collaborates on important global health architecture issues. A review of the literature and internet-based data analysis using the Vos Viewer application comprise the qualitative research methodology. The results of this research are: 1) the relevance of collaborative governance theory to the G20 forum. Seeing how G20 members and participants interact in discussing priority issues of global health architecture. 2) describe the G20 collaboration process using the Ansell & Gash (2008) collaborative governance model. 3) pentahelix as a tool to further emphasize the role of G20 members and participants in the ongoing collaboration process. This research has theoretical implications which prove that collaborative governance can be used to analyze the G20 forum and answer the challenges of the Covid-19 Pandemic.
Koordinasi Dalam Penanganan Anak Putus Sekolah Di Kabupaten Deli Serdang Mutia Febriana; Rangkuti, Mohammad Ridwan
Administratio Vol 14 No 2 (2023): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administratio.v14i2.407

Abstract

Putus sekolah adalah suatu keadaan dimana murid tidak dapat menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai dari masa studinya. Banyaknya kasus anak putus sekolah akan berpengaruh terhadap rendahnya tingkat pendidikan di suatu negara yang kemudian akan menghambat indeks pembangunan manusia. Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab banyaknya anak putus sekolah pada masyarakat kurang mampu di Kecamatan Pantai Labu, khususnya pada kawasan pesisir. Penyelengaraan pendidikan merupakan bagian dari tanggungjawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat dan berhasil tidaknya suatu pendidikan sangat bergantung dari usaha terpadu yang dilaksanakan secara sinergis antara unit-unit terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana koordinasi intansi pemerintah daerah di Kabupaten Deli Serdang yang dalam hal ini mengarah kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih lemahnya koordinasi antara instansi terkait yang dibuktikan dengan tidak adanya kesatuan tindakan  dalam mengatasi permasalahan anak putus sekolah dan cenderung memiliki ego sektoral.
Implementasi Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Tingkat Sekolah Menengah Atas Di Kota Medan Mitha Rizki, Tara; Ridwan, Mohammad
Administratio Vol 14 No 2 (2023): Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/administratio.v14i2.408

Abstract

Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online merupakan kebijakan pemerintah dalam kegiatan penerimaan calon peserta didik berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Adapun tujuan dari kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru online ini adalah untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan baik dari keluarga tidak mampu, anak buruh dan penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana implementasi kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online di Kota Medan yang berfokus pada komunikasi dan ketersediaan sumber daya Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh menggunakan analisis teori implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh George Edward III. menunjukkan bahwa kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online di Kota Medan dari indikator komunikasi, proses penyampaian informasi masih perlu diperbaiki seperti kejelasan informasi, penggunaan kata ayng mudah dimengerti serta kemudahan pengaksesan infomasi sehingga kedepannya dapat menghindari adanya ketidakpahaman orangtua siswa serta meminimalisir tindakan kecurangan yang dilakukan oleh oknum penyelenggara serta oknum orangtua siswa karena hal tersebut sangat bersebrangan dengan tujuan adanya kebijakan PPDB ini. Melalui indikator sumber daya dapat diketahui bahwa jumlah panitia pelaksana masih sedikit jumlahnya, sehingga banyak orangtua siswa dan siswa yang mengeluh menengenai lambannya tanggapan yang diberikan panitia dalam menangani keluhan. Dengan demikian, berbagai kendala yang telah dipaparkan harus diperbaiki sehingga implementasi kebijakan PPDB dapat berjalan dengan maksimal.

Page 1 of 1 | Total Record : 7