cover
Contact Name
Amy Wadu
Contact Email
awd.ub15@gmail.com
Phone
+6281246527868
Journal Mail Official
juteks.pnk@gmail.com
Editorial Address
Kampus Penfui : Jalan Adisucipto P.O. BOX 139 Kupang
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JUTEKS - Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 25275496     EISSN : 26219786     DOI : https://doi.org/10.32511/juteks
JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil) merupakan merupakan publikasi online yang diterbitkan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Kupang yang memuat tentang hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Teknik Sipil dengan lingkup Manajemen Konstruksi, Struktural, Transportasi, Sumber Daya Air dan Geoteknik. JUTEKS terbit 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan April dan Oktober. Publikasi ilmiah ini terbuka para Akademisi, non-Akademisi dan masyarakat umum yang akan mempublikasikan hasil penelitiannya dalam bidang Teknik Sipil.
Articles 147 Documents
ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN DEBIT LIMPASAN PERMUKAAN (RUN OFF) DI SUNGAI DENDENG PADA DAS DENDENG KOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Djunaedi Djunaedi; Joko Suparmanto; Albert Aun Umbu Nday
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2016): JUTEKS JURNAL TEKNIK SIPILJUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1356.238 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v1i2.112

Abstract

Debit Limpasan yang terjadi di DAS Dendeng kondisi di lapangan pada tahun 2013 sangat besar yang mengakibatkan banjir pada Sungai Dendeng. Dengan adanya banjir yang sering terjadi pada setiap tahunnya di Sungai Dendeng membawa dampak terhadap masyarakat di tepi bantaran sungai Dendeng. Dampak tersebut sangat meresahkan masyarakat yang setiap tahunnya mengalami kerugian harta dan nyawa penduduk yang disebabkan adanya luapan air (banjir) di Sungai Dendeng. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan suatu Konstruksi perkuatan tebing dengan Konstruksi Bronjong dikarenakan lokasi tersebut terdapat kerusakan pada tebing Kali Dendeng yang sangat mengkhawatirkan keselamatan bagi penduduk di sekitar Kali Dendeng Ruas Fontein.
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LAHAN PARKIR KENDARAAN DI OBYEK WISATA PANTAI LASIANA KUPANG YANG BERDAMPAK PADA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DAERAH KOTA MADYA KUPANG Obed Oktafianus Nego Nenobais; Yohan A. A. Lada
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2017): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1262.596 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v2i1.119

Abstract

Obyek Wisata Pantai Lasiana Kupang memiliki lahan parkir namun belum dimanfaatkan secara optimal. Kendaraan pengunjung masih parkir di sembarang tempat. Berdasarkan hal ini peneliti mengkaji, merumuskan suatu pembaharuan agar optimal dan bernilai ekonomis. Tujuan penelitian ini : 1) Menilai sejauhmana lahan parkir dipakai parkir kendaraan; 2) Merencanakan tambahan lahan parkir, 3) Merumuskan kebijakan pengelolaan lahan parkir yang sudah tersedia maupun lahan parkir tambahan yang efektif, ekonomis di obyek wisata Pantai Lasiana Kupang sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah Kota Madya Kupang. Penelitian ini menggunakan metode survei dan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, pengisian kuesioner , observasi. Kuesioner bagi pengunjung meliputi jenis alat transportasi, fasilitas lahan parkir. Kuesioner bagi pihak pengelola meliputi jumlah pengunjung, jenis kendaraan dan pelayanan parkiran kendaraan. Pengambilan data berupa jenis, jumlah kendaraan masuk keluar dan menggunakan lahan parkir, durasi parkir. Data dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasilnya 78,4% sepeda motor dipakai pengunjung dan yang parkir sembarang 44% , mobil 53%. Durasi rata-rata mobil 55,91 menit, sepeda motor 68,90 menit.Tersedia 200 satuan ruang parkir. Pendapatan parkir dalam setahun Rp. 149.056.875. Pendapatan tukang parkir Rp. 1.431.270. per bulan. 63% responden memilih kurang bersih dan tidak ada petugas parkir. 80% responden memilih kurang memuaskan sistem pengaman parkir yang baik.
STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRS-WC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi; Ferdinan Nikson Liem; Koilal Alokabel
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2017): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1699.794 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v2i1.124

Abstract

Jalan raya merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena jalan raya berfungsi menghubungkan sumber–sumber produksi serta berperan memperlancarkan mobilisasi dan arus transportasi darat pada daerah–daerah sekitarnya yang dapat mempermudah atau mempercepat perkembangan pembangunan baik itu infrastruktur maupun ekonomi suatu daerah. Agar jalan dapat berperan secara optimal, maka jalan harus berada pada keadaan baik, harus memenuhi kriteria konstruksi perkerasan yaitu tidak mudah aus, dan tidak terjadinya perubahan bentuk (Deformasi), sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Struktur lapis perkerasan jalan yang sekarang banyak digunakan adalah struktur lapis perkerasan lentur dengan campuran aspal panas yang disebut Hot Mix, salah satu jenis campuran aspal panas yang digunakan adalah Lataston atau yang lebih di kenal dengan HRS (Hot Rolled Sheet), yang didesain untuk volume lalu-lintas ringan sampai berat. Perencanaan campuran aspal antara agregat kasar, agregat halus, filler (abu batu) dan aspal, di rancang sesuai dengan spesifikasi umum sehingga mendapatkan mutu yang diinginkan, dalam hal ini kedap air (Impermeability) dan mempunyai ketahanan terhadap gaya geser maupun menerima beban lalu- lintas.Untuk mendapatkan campuran aspal dengan karakteristik yang baik maka terlebih dahulu dibuat formula campuran kerja atau yang lebih dikenal dengan Mix Formula. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan Bagaimana pengaruh penggunaan nilai konstanta aspal rencana terhadap stabilitas pada campuran Lataston (HRS-WC). Tujuannya adalah untuk mengetahui konstanta yang ideal terhadap stabilitas pada campuran Lataston (HRS-WC). Maanfaatnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi Mix Design Campuran Lataston (HRS- WC) dan dapat mengetahui nilai konstanta yang baik untuk kadar aspal rencana dalam campuran Lataston (HRS-WC) dengan material dari Quarry Sumlili Kabupaten Kupang. Dari hasil pengujian Marshall menunjukkan semakin besar nilai konstanta pada aspal rencana maka kadar aspal yang digunakan semakin besar. Dimana semakin besar kadar aspal yang digunakan dalam campuran mengakibatkan nilai stabilitas dan flow naik. Angka pendekatan yang dapat digunakan dalam campuran Lataston baik dari nilai 2-3 yang ideal yaitu 2, dikarenakan parameter atau sifat – sifat campuran pada konstanta 2 saling terkait atau berhubungan dimana parameter (VIM, VMA, VFA dan VIM PRD) dapat menentukan nilai kadar aspal optimum (KAO).
KOMPARASI HASIL PERENCANAAN RIGID PAVEMENT MENGGUNAKAN METODE AASHTO '93 DAN METODE Pd T-14-2003 PADA RUAS JALAN W. J. LALAMENTIK KOTA KUPANG Lodofikus Dumin; Ferdinan Nikson Liem; Andreas S. S. Maridi
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 2 (2017): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13190.718 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v2i2.166

Abstract

Selain perencanaan geometric jalan, perkerasan jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang harus direncanakan secara efektif dan efisien, karena kebutuhan tingkat pelayanan jalan semakin tinggi. Jenis perkerasan jalan W.J. Lalamentik Kota Kupang adalah perkerasan lentur dengan jens lapis permukaan adalah HRS-WC, dimana jalan tersebut sering mengalami kerusakan berulang sebagai akibat dari beban lalulintas dan kondisi lingkungan. Perlu dicoba penggunaan perkerasan kaku untuk diketahui apakah perkerasan tahan sampai pada masa layannya. Terdapat banyak metode untuk mendesain tebal pelat beton ini, diantaranya menggunakan metode Pd T-14-2003 dan AASHTO 1993. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis alternatif desain tebal perkerasan mengkaji pada parameter perencanaan kedua metode, perencanaan tebal pelat beton, dan melakukan analisa perbandingan hasil kedua metode. Metode ini dimulai dengan pengumpulan data sekunder berupa data lalu lintas, data tanah dan data hidrologi, kemudian dilakukan perhitungan tebal pekerasan dengan menggunakan kedua metode, dan hasil perhitungannya dibandingkan. Parameter input perencanaan tebal perkerasan untuk metode Pd T-14-2003 adalah parameter lalu lintas, tanah dasar, pondasi bawah, pondasi bawah material berbutir, dan kekuatan beton. Parameter input perencanaan tebal perkerasan untuk metode AASHTO 1993 adalah parameter lalu lintas, modulus reaksi tanah dasar, material konstruksi perkerasan, realibility, dan koefisien drainase. Untuk studi kasus jalan W.J Lalamentik Kota kupang tebal pelat beton berdasarkan perhitungan metode Pd T-14-2003 adalah 16 cm, sedangkan berdasarkan metode AASHTO 1993 adalah 19 cm. Selisih yang didapat yaitu 3 cm dikarenakan perbedaan parameter input dari masing-masing metode.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA INFLASI KERUGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN FISIK JASA KONSTRUKSI Sutirto Sutirto
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 2 (2017): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13335.492 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v2i2.171

Abstract

Estimasi Biaya / Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan jumlah total biaya untuk melaksanakan rangkaian kegiatan, yang di dalamnya terdapat seluruh rangkaian item pekerjaan yang akan di laksanakan. Di dalam perhitungan Rencana Anggara Biaya di kalangan jasa konstruksi yang di hitung terdapat 4 (empat) komponen penting yang harus diperhitungkan yaitu, biaya langsung, biaya tak langsung, biaya tak terduga dan biaya profit. Dengan kepandaiannya para estimator dari ke empat komponen tersebut di masukkan dalam perhitungan RAB yang kadang – kadang tidak nampak dalam perhitungan. Untuk ketelitian perhitungan Estimasi Biaya di perlukan seorang Estimator yang berpengalaman baik di kantor maupun di lapangan. Hal ini memperkecil kesalahan untuk mengambil langkah – langkah pemikiran yang akan di terapkan dalam bentuk biaya. Keakuratan dalam menganalisis rangkaian pekerjaan dari estimator mempengaruhi dan berdampak terhadap hasil jumlah Rencana Anggaran Biaya (RAB). Sering terjadi dan di jumpai pada saat pelaksanaan di lapangan biaya item pekerjaan di estimasi biaya tidak terhitung, padahal pekerjaan tersebut harus di kerjakan. Hal ini yang menjadi penyebab kurangnya keakuratan dalam menganalisis seluruh rangkaian kegiatan ( pekerjaan ) pada saat menghitung estimasi dalam pengajuan biaya. Perhitungan yang kurang akurat dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya akan menimbulkan kendala pada saat pelaksanaan di lapangan. Bagi estimator yang menjadi kendala pada saat menghitung harga satuan pekerjaan galian tanah, urugan tanah kembali khususnya untuk di pakai di Wilayah NTT akan menyulitkan dalam menganalis perhitungan supaya sesuai harga yang akan di pakai lapangan. Biaya lain adalah biaya – biaya yang tidak boleh nampak dalam RAB, seperti pembayaran galian C, pembayaran Asuransi Tenaga Kerja ( Astek ) serta biaya pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang semuanya di bebankan kepada pelaksana kontrusksi (kontraktor). Faktor-faktor tersebut sebagai penyebab kerugian bagi para jasa kontruksi (kontraktor), dengan demikian akan mempunyai dampak terhadap mutu dan kualitas pekerjaan di lapangan karena nilai total biaya yang diusulkan harus semua dikerjakan baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Bilamana ada klaim dari Pihak kontraktor kepada pihak bouwher, pihak bouwher akan selalu memberi arahan dan petunjuk kompensasi.
APSEK PENANGANAN SAMPAH DALAM PENERAPAN PRINSIP GREEN BUILDING (STUDI KASUS PADA BANGUNAN RUKO DI KUPANG) Theresia A. Bria; Tedy Wonlele; Melchior Bria
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 1 (2018): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (967.247 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v3i1.193

Abstract

Bangunan Rumah Toko atau sering disingkat Ruko, tumbuh pesat di perkotaan sebagai imbas dari meningkatnya perekonomian suatu wilayah. Bahkan tidak hanya di kota, telah pula merambah hingga pedesaan, mengubah fungsi lahan pertanian menjadi bangunan Ruko. Hal ini jika tidak ditangani secara baik akan menimbulkan dampak yang negative jika dilakukan dalam skala besar dan bersifat massif. Untuk itu penelitian ini menggambarkan bagaimana pembangunan gedung merespon adanya prinsip green building yang tertuang dalam green building council khusus dalam hal penanganan sampah/limbah konstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 21 % dari prinsip green building council dalam hal penanganan sampah yang diterapkan oleh pemilik maupun pelaksana pembangunan Rumah Toko. Sedangkan dai kriteria Prinsip Green Building Council dari aspek penanganan sampah, menurut responden memiliki tingkat kepentingan yang kuat sampai sangat kuat terhadap kriteria yang ada.
MODEL INTRNATIONAL ROUGHNESS INDEX VS WAKTU PADA BEBERAPA JALAN NASIONAL DI KOTA KUPANG Marsinta Simamora; Diarto Trisnoyuwono; Anastasia Henderina Muda
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 1 (2018): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.623 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v3i1.200

Abstract

Dalam sistem manajemen infrastruktur, tahap pemeliharaan adalah salah satu bagian yang penting. Biaya penanganan/pemeliharaan jalan yang besar perlu diatasi melalui satu perencanaan pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun suatu model antara IRI versus waktu pada jalan nasional di wilayah Kota Kupang. Model dibangun berdasarkan data sekunder IRI dan divalidasi menggunakan data primernya. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa IRI merupakan fungsi polynomial tingkat -4 dari waktu dengan determinasi R2 = 0,9337 dan 0,8073 masing-masing untuk jalan Pahlawan dan WJ. Lalamentik. Hasil ini dapat digunakan memprediksi biaya pemeliharaan dengan metode memasangkan nilai IRI dan biaya standar yang ada. Dengan demikian untuk beberapa waktu mendatang sudah dapat dipersiapkan biaya yang akan diperlukan dalam rangka mempertahankan kondisi kerataan permukaan jalan.
KAJIAN PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOLAM SUSUK – GURITA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN BELU Melchior Bria
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2016): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.259 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v1i1.77

Abstract

Salah satu obyek wisata yang potensial di kembangkan di Kabupaten Belu adalah Kawasan Wisata Kolam Susuk dan Teluk Gurita. Kawasan ini memiliki daya tarik bagi wisatawan, selain nilai sejarah dari kolam susuk juga kondisi pantainya dan pemandangan ke arah laut disepanjang Teluk Gurita nilai visual tinggi. Kawasan ini dirancanakan oleh Pemerintah Kabupaten Belu akan segera dikembangkan. Pengembangan kawasan wisata ini, perlu didahluai dengan suatu kajian secara teliti tentang kondisi kawasan wisata Kolam Susuk dan Gurita. Diharapkan dengan mengidentifikasi kondisi Kawasan Wisata tersebut akan diperoleh suatu gambaran awal sebagai dasar melakukan perencanaan penataan kawasan. Penelitian ini, selain membahas kondisi eksisting kawasan wisata, juga akan memberikan suatu model penataan kawasan wisata yang dapat dijadikan rujukan untuk penataan kawasan secara menyeluruh dan terpadu. Dari uraian kondisi kawasan wisata Kolam Susuk dan Gurita, menegaskan bahwa dari aspek alam berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata andalan. Secara umum, di kawasan tersebut telah tersedia sarana dan prasarana dasar baik yang berkaiatan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan pariwisata. Identifikasi Potensi ini, penting karena berkaitan dengan strategi pengembangan kawasan wisata. Konsep pemanfaatan ruang memiliki kaitan erat dengan potensi kawasan baik itu secara fisik maupun potensi sosial budaya masyarakat setempat. Pengembangan kawasan wisata Kolam Susuk dan Gurita di bagi dalam beberapa Zona sebagai sebuah model yang dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penataan kawasan tersebut yaitu : Zona I : Kawasan Pintu Gerbang (Gapura), Zona II : Penataan Kawasan Gua Maria, Zona III : Penataan Kawasan Kolam Susuk dan sekitarnya, Zona IV : Penataan Kawasan Pemancingan dan Pemandian daerah Aidila, Zona V: Kawasan PLTU – Penghijauan di sisi kiri kanan, revetment pantai dan penghijauan Bakau, Zona VI: Kawasan Pantai Aufuik – Patung Meokaliduk, Zona VII : Teluk Gurita
ANALISA KONDISI RUNWAY ELTARI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Aloysius Lake
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2016): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.923 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v1i1.73

Abstract

Bandar Udara El Tari Kupang merupakan salah satu pintu gerbang transportasi dari dan ke Nusa Tenggara Timur. Mengingat tingkat penerbangan yang semakin tinggi terhadap penumpang dan barang, maka tuntutan untuk meningkatkan pemeliharaan infrastruktur runway sudah saatnya dilakukan. Terutama, penanganan kerusakan yang terjadi di runway Bandar udara Eltari. Panjang runway yang mencapai 2.500 meter, jika dilihat secara visual terdapat kerusakan pada area pinggir runway tersebut. Kerusakan ini terjadi di sepanjang area pinggir runway sisi kanan dan sisi kiri. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan para pengguna runway Penilaian kondisi kerusakan perkerasan yang dikembangkan oleh U.S. Army Corp of Engineer (Shahin et al., 1976-1984), dinyatakan dalam Indeks Kondisi Perkerasan (Pavement Condition Index, PCI). Penggunaan PCI untuk perkerasan bandara, jalan, dan tempat parkir telah dipakai secara luas di Amerika. Departemen-departemen yang menggunakan prosedur PCI ini, misalnya: FAA (Federal Aviation Administration, 1982), Departemen Pertahanan Amerika (U.S. Air Force, 1981; U.S. Army, 1982), Asosiasi Pekerjaan Umum Amerika (American Public Work Association, 1984) dan lain-lain. Metode PCI memberikan informasi kondisi perkerasan hanya pada saat survey dilakukan, tapi tidak dapat memberikan gambaran prediksi di masa datang. Namun demikian, dengan melakukan survey kondisi secara periodik, informasi kondisi perkerasan dapat berguna untuk prediksi kinerja di masa datang, selain juga dapat digunakan sebagai masukan pengukuran yang lebih detail. Dari hasil perhitungan dan analisa maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Jenis dan tingkat kerusakan perkerasan yang terjadi pada runway El Tari STA 0+300 s/d 1+800 sisi kiri adalah Retak Kulit Buaya (tingkat kerusakan rendah), Kegemukan (tingkat kerusakan tinggi), Amblas (tingkat kerusakan sedang), Retak Memanjang (tingkat kerusakan sedang), Pelepasan Butiran (tingkat kerusakan rendah hingga sedang), Retak Bulan Sabit (tingkat kerusakan sedang). Nilai Kondisi menurut PCI adalah 22, yang berarti kondisi kerusakan Serius. Penyebab kerusakan pada runway El Tari STA 0+300 – 1+800 sisi kiri, adalah : Tidak ditemukan agregat base pada struktur lapisan perkerasan, Kemiringan shoulder / bahu landasan. Sesuai dengan jenis/kondisi kerusakan maka penanganan yang dilakukan menurut Pavement Condition Index adalah melakukan Rekonstruksi / Pembangunan Kembali.
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK- PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA KUPANG Theresia Avila Bria; Onisius Loden
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2016): JUTEKS JURNAL TEKNIK SIPILJUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.419 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v1i2.113

Abstract

Dunia usaha jasa konstruksi selalu menginginkan hasil yang terbaik dalam setiap hasil akhir kegiatan proyek yang dilakukan. Hasil terbaik yang dimaksudkan tersebut yaitu salah satunya dengan selesainya suatu pekerjaan proyek konstruksi dengan tepat waktu, namun hal tersebut sering tidak dapat tercapai akibat beberapa hal yang mungkin terjadi, salah satunya adalah kecelakaan kerja yang terjadi pada suatu proyek konstruksi. Oleh karena itu sangat perlu untuk menerapkan sistem manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung karena hal tersebut merupakan bagian dari perencanaan dan pengendalian proyek.Upaya pemantauan, pengukuran, pengendalian risiko hingga tindakan pencegahan terhadap hal yang paling tidak diinginkan perusahaan yakni kecelakaan. Pada penelitian ini akan diteliti mengenai identifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang berkaitan dengan kegiatan proyek konstruksi di Kota Kupang, dan penilaian risiko- risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada kegiatan proyek-proyek konstruksi di Kota Kupang. Dalam penelitian ini digunakan metode penilaian risiko dengan menggunakan matriks penilaian risiko.Setelah diidentifikasi, risiko-risiko tersebut dilakukan penilaian untuk mengetahui seberapa besar risiko yang terjadi dalam proyek - proyek konstruksi di Kota Kupang. Dari perkalian frekuensi risiko dan dampak risiko maka diperoleh Kriteria kecelakaan kerja tertinggi yaitu terjatuhnya pekerja dengan Risk Level L (Low) sebesar 52 % dan sub kriteria kecelakaan kerja tertinggi yaitu pekerja terjatuh dari tangga dengan Risk Level L (Low) sebesar 52%. Dari perkalian frekuensi risiko dan dampak risiko juga diperoleh kriteria penyebab kecelakaan kerja tertinggi adalah manusia dengan Risk Level L (Low) sebesar 56% dan subkriteria penyebab kecelakaan tertinggi adalah tidak memakai APD dengan Risk Level L (Low) sebesar 56%. Berdasarkan analisa lapangan dan studi, diperoleh alternative pengendalian risiko yang dapat dilakukan pada risiko terjatuhnya pekerja, pengendalian risikonya adalah inspeksi K3 harian untuk pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) lengkap, memperketat pengawasan manajemen terhadap pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri, menyediakan dan melengkapi rambu-rambu keselamatan di proyek konstruksi jika tidak ada atau tidak lengkap.

Page 2 of 15 | Total Record : 147