cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
J@TI (TEKNIK INDUSTRI)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25021516     DOI : -
Core Subject : Engineering,
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri [e-ISSN 2502-1516] merupakan jurnal nasional yang mengangkat tulisan-tulisan penelitian dalam disiplin ilmu teknik industri. Pertama kali terbit sejak tahun 2006 hingga saat ini dengan frekuensi terbit tiga (3) kali dalam setahun. Setiap edisi terbitan berisi 8 artikel jurnal. Terbit setiap Januari, Mei, dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 456 Documents
PENGENDALIAN KUALITAS PT AHM DENGAN MENGGUNAKAN ISO/TS 16949: 2002 UNTUK MENCEGAH KOMPONEN VALVE INLET BENGKOK PADA MOTOR SUPRA KHUSUSNYA MESIN NF100 (Studi Kasus Valve Inlet Bengkok di PT Astra Honda Motor) Handayani, Naniek Utami; Bakhtiar, Arfan; Krisnanto, Krisnanto
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.3, September 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.233 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.3.83-90

Abstract

Untuk memenuhi keinginan konsumen dalam hal mutu dan jumlah, PT AHM telah menerapkan ISO 9001:2000 (International Standard Organization versi tahun 2000), SIX SIGMA dan ISO/TS 16949:2002 untuk menangani customer claim dan memperbaiki mutu supplier yang ada. Sebelum penerapan ISO/TS 16949:2002, untuk keharmonisan kualitas supplier/penyalur tersebut, PT AHM telah menggunakan QS-9000 dalam mengendalikan kualitas produknya. Berhubung QS-9000 tidak diperbaharui lagi dan hanya akan berlaku sampai tahun 2006, maka sebagai gantinya perusahaan mengambil kebijakan untuk menerapkan ISO/TS 16949:2002 dan menyertakan dalam keseluruhannya kebutuhan ISO 9001:2000. Dari beberapa jenis motor yang diproduksi pada pabrik II dari PT AHM, jenis motor yang diproduksi adalah Legenda, Tiger, GL Max, Mega Pro dan Supra. Diantara kelima motor tersebut, Supra mempunyai prosentase permintaan yang paling tinggi dan juga sekaligus market claim tertingggi (periode Agustus s/d Desember 2004, yaitu sebesar 2,7%), sedangkan berdasarkan penelitian terhadap banyaknya claim customer terhadap komponen motor Supra periode Agustus s/d Desember 2004, claim terhadap komponen  terbesar mencapai 337 claim dari total 1440 claim. Komponen  motor Supra yang dimaksud disini adalah Valve Inlet. Dalam penelitian ini, dievaluasi hasil dari pelaksanaan persiapan penerapan ISO/TS 16949:2002 sebagai teknik pengendalian kualitas terbaru yang telah dipilih dengan menggunakan tools dari ISO/TS 16949:2002 yaitu SPC, FMEA dan Corrective Action. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab Valve Inlet bengkok bukan hanya berasal dari Valve inlet itu sendiri, melainkan juga sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian pada Guide Valve Inlet dan Cylinder head. Dari penelitian penerapan ISO/TS 16949:2002 di PT AHM dapat diketahui beberapa manfaat ISO/TS 16949:2002 dalam mengendalikan kualitas produk dan memenuhi kebutuhan customer. Kata Kunci: Market Claim, Customer Claim, ISO/TS 16949:2002, SPC, FMEA dan Corrective Action
EVALUASI PEMILIHAN SUPPLIER TERBAIK MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI LOSS FUNCTIONS DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT INDOMAJU TEXTINDO KUDUS Sari, Diana Puspita; Kusumo, Seto Ari
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 6, No.3, September 2011
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.732 KB) | DOI: 10.12777/jati.6.3.161-170

Abstract

PT Indomaju Textindo merupakan produsen karung plastik yang menggunakan kalsium sebagai salah satu bahan bakunya. Saat ini terdapat 4 supplier kalsium, sementara masing – masing supplier memiliki performansi yang berbeda. Untuk itu perusahaan menginginkan evaluasi terhadap masing – masing supplier. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kriteria - kriteria yang menjadi pertimbangan di dalam pemilihan supplier dan melakukan pembobotan terhadap kriteria-kriteria tersebut, menentukan nilai loss function masing – masing supplier dan yang terakhir menentukan supplier kalsium terbaik. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi supplier adalah Taguchi Loss Function dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Taguchi Loss Function digunakan untuk menghitung loss function masing-masing supplier, sedangkan AHP digunakan untuk membobotkan masing-masing kriteria. Kriteria pemilihan supplier dari penelitian ini adalah harga, kualitas, proses pengiriman dan pengepakan dengan bobot untuk masing-masing kriteria secara berturut-turut adalah 29%, 54%, 11% dan 6%. Besarnya loss function yang dibebankan pada perusahaan akibat ketidaksesuaian terendah adalah dari supplier Indomaju, sehingga supplier ini yang, sehingga supplier yang memberikan kerugian minimum bagi perusahaan yaitu supplier Indomaju. Kata kunci : kalsium, supplier, Taguchi Loss Function, Analytical Hierarchy Process    PT Indomaju Textindo is a woven bag producer which used calcium as one of raw material in the production. In this time there are 4 calcium, whereas each of supplier have different performance, so the company want to evaluate their suppliers. Objective of this research are indentifing of criterions in supplier selection process and wight of the criterions, determining loss function value of the each suppliers and chosening the best supplier. This research used Taguchi Loss Function dan Analytical Hierarchy Process (AHP) for determining the best supplier. Taguchi Loss Function for calculating loss function each of supplier, while AHP for wighting aech of criterion. Criterion of the supplier selection are price, quality, delivery process and packaging, with wight for each criterion are 29%, 54%, 11% and 6% successively. The lowest value of Loss function is owned by Indomaju supplier’s, so its given minimum loss for the company. Keyword : calcium, supplier, Taguchi Loss Function, Analytical Hierarchy Process
ANALISIS FAKTOR PENDORONG REALISASI MANFAAT IMPLEMENTASI ERP DI PERUSAHAAN INDONESIA M., Iqbal Yulizar; Govindaraju, Rajesri
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 12, No. 1, Januari 2017
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.007 KB) | DOI: 10.14710/jati.12.1.07-14

Abstract

Pengelolaan implementasi ERP pada fase post project yaitu fase ketika ERP telah digunakan secara integral dalam perusahaan, menentukan terealisasinya manfaat dari implementasi ERP, karenanya terkait pengelolaan pada fase post project ini dibutuhkan kajian lebih lanjut untuk mengetahui upaya-upaya merealisasikan manfaat dari implementasi ERP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengukur manfaat implementasi ERP dan mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan Indonesia merealisasikan manfaat implementasi ERP, serta memberikan rekomendasi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menjalani fase post project agar manfaat dari implementasi ERP dapat direalisasikan. Model pengelolaan pada fase post project yang dikembangkan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang mengkaji kelompok aktivitas pada fase post project, dimana institutionalized ERP system dan improved ERP system dapat mendorong perusahaan untuk merealisasikan manfaat implementasi ERP.AbstractManagement of ERP implementation phase is the phase when the project post ERP has been used integrally within the company, determine the realization of the benefits of an ERP implementation, hence related to the management phase of this project post further study is needed to determine the efforts to realize the benefits of ERP implementation. This study aims to determine how to measure the benefits of ERP implementation and determine the extent of Indonesian companies realize the benefits of ERP implementation, as well as provide recommendations to firms in Indonesia in carrying out post-project phase in order to benefit from the ERP implementation can be realized. Model management in the post-phase project being developed in this study was based on previous studies that assess the activity group on post-phase project, which institutionalized the ERP system and improved ERP system can encourage firms to realize the benefits of ERP implementation.
PROSES PEMBELAJARAN PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK BARU Susanto, Novie
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 3, No.3, September 2008
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.575 KB) | DOI: 10.12777/jati.3.3.203-213

Abstract

Perkembangan teknologi yang ada membuat siklus hidup dan periode pembelajaran perangkat lunak aplikasi perkantoran semakin pendek. Kondisi ini mendorong munculnya kebutuhan model proses pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga mampu mengikuti siklus hidup perangkat lunak dan mempersiapkan waktu untuk mempelajari perangkat lunak baru berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan model pembelajaran untuk berbagai jenis pekerjaan program aplikasi perkantoran dengan penggunaan kontrol kognitif. Metode analisis yang digunakan adalah penilaian performansi kerja subjek penelitian, baik berdasarkan waktu penyelesaian tugas selama pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran otodidak memberikan waktu penyelesaian tugas yang lebih singkat dibanding instruksional dan mengakomodasi memori jangka panjang untuk menerima informasi baru dalam proses pembelajaran pekerjaan perkantoran (pengetikan, kalkulasi dan pembuatan materi presentasi) pada perangkat lunak. Kata Kunci :    proses pembelajaran, kontrol kognitif, waktu penyelesaian tugas.     Abstract    Technology development has make cycle of life and period of learning about office application software became shorter. This condition pushes need of learning process to be more effective and efficient, in order to follow cycle of life software and prepare for learning the next new software. This research goal is to compare learning model for several types of office application job with using cognitif control. Analysis method that is used is the score of work perfomance from research subject,based on work finishing time during learning and kognitif priority control with AHP. The research result show that self learning give work finishing time shorter than instructional and it’s also  accomodating the long memory for accepting new information in office learning process(typing, counting, and making subject of presentation) in software. Keywords :    learning, kognitif, finishing times.  
MODEL AHP/DEA UNTUK MENGUKUR EFISIENSI PENGGUNAAN TEKNOLOGI GAS BUANG RUMAH TANGGA RAMAH LINGKUNGAN Moengin, Parwadi
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 8, No.1, Januari 2013
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.459 KB) | DOI: 10.12777/jati.8.1.37-42

Abstract

Dalam makalah ini diperkenalkan sebuah model AHP/DEA untuk mengukur efisiensi penggunaan teknologi gas buang  rumah tangga ramah lingkungan. Model ini merupakan sebuah model yang mengintegrasikan antara AHP dan DEA yang merupakan salah satu dari metode multi-criteria decision making (MCDM). Metode ini merupakan salah satu prosedur saintifik yang dapat digunakan untuk mengukur penggunaan teknologi gas ramah lingkungan. Kata kunci: AHP, DEA, teknologi gas ramah lingkungan.   Abstract This paper introduced a model of AHP / DEA to measure the efficiency of the use of exhaust gas technology environmentally friendly household. This model is a model that integrates the AHP and DEA, which is one of the methods of multi-criteria decision making (MCDM). This method is a scientific procedure that can be used to measure the use of environmentally friendly gas technologies. Keywords: AHP, DEA, environmentally friendly gas technologies.
ANALISIS NONCONFORMING PART PADA WING STRUCTURE PESAWAT CN-235 DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS) Djunaidi, Much.; Ryantaffy, Andrew Krishna
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 13, No. 2, Mei 2018
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.99 KB) | DOI: 10.14710/jati.13.2.67-74

Abstract

AbstrakTransportasi udara menjadi moda trasportasi yang terus berkembang di Indonesia. Dukungan terhadap sistem transportasi udara yang aman sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, proses pembuatan pesawat terbang yang dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia perlu terus dijaga kualitasnya.  Artikel ini membahas masalah kecacatan komponen rib pada wing structure pesawat CN235 pada saat proses perakitan struktur sayap pesawat.  Data menunjukkan bahwa komponen yang banyak mengalami kegagalan adalah rib, dengan tingkat keparahan yang ditimbulkan masuk dalam kategori fatal. Dengan menggunakan pendekatan failure mode effect analysis, kasus terjadinya rib yang tidak sesuai menjadi bentuk modus kegagalan yang menjadi prioritas perbaikan dengan nilai RPN yang tertinggi dibandingkan dengan modus-modus kegagalan lainnya. Alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan inspeksi yang lebih ketat terhadap komponen khusus, serta melakukan analisis untuk faktor-faktor yang lain. Abstract[Analysis of Non-conforming Part on Wing Structure Aircraft CN-235 Using FMEA (Failure Modes Effect Analysis) Method] Air transportation is becoming a growing transportation mode in Indonesia. Support for safe air transport systems is needed. Therefore, the process of making aircraft that is done in PT. Dirgantara Indonesia needs to keep its quality. This article discusses the problem of the components of the rib component in the wing structure of the CN235 aircraft during the assembly process of the aircraft wing structure. The data indicate that the components that many fail are rib, with the severity generated into the fatal category. By using the failure mode effect analysis approach, the case of incompatible rib becomes the form of failure mode that becomes the priority of improvement with the highest RPN value compared to other failure modes. Alternative solutions to overcome these problems is to conduct more rigorous inspections of specific components, as well as perform analysis for other factors.Keywords: FMEA; Wing structure; Rib component; Safety flight
EVALUASI BEBAN FISIOLOGIS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR (INDUSTRI PEMBUATAN KOMPONEN PESAWAT TERBANG DAN INDUSTRI SEPATU) Sitohang, Donny Richardo; Winaningthias, Mei; Iridiastadi, Hardianto
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 5, No.2, Mei 2010
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.445 KB) | DOI: 10.12777/jati.5.2.119-126

Abstract

Studi ini meneliti beban fisiologis yang dialami pekerja pada industri manufaktur, tepatnya pada industri pembuatan komponen pesawat terbang dan industri pembuatan sepatu. Pada industri pembuatan komponen pesawat terbang pekerjaan yang akan diteliti beban fisiologisnya adalah pekerjaan assembly, machining,dan metal forming. Untuk industri sepatu pekerjaan yang akan diamati adalah pekerjaan pola, jahit dan potong. Penelitian ini melibatkan 10 orang responden pada setiap jenis pekerjaan. Pada industri pembuatan komponen pesawat terbang nilai rata-rata denyut jantung kerja untuk pekerjaan assembly adalah sebesar 82.9±7,1 denyut/menit, untuk pekerjaan machining sebesar 79.9±9,5 denyut/menit, dan untuk pekerjaan metal forming sebesar 88,8 ±11,2  denyut/menit. Nilai rata-rata konsumsi oksigen relatif pada pekerjaan assembly adalah sebesar 20,8±4%, pekerjaan machining 23,1±5%, dan pekerjaan metal forming 26,4 ± 8%. Sedangkan pada industri pembuatan sepatu nilai denyut jantung kerja rata-rata untuk pekerjaan pola adalah 82±5,3 denyut/menit, pekerjaan jahit 84,5±6,1 denyut/menit, dan pekerjaan potong 88,4±11,5 denyut/menit. Nilai rata-rata konsumsi oksigen relatif pada pekerjaan pola adalah sebesar 15,8±5%, pekerjaan jahit 15,9±4%, dan pekerjaan potong 18±7%. Secara umum intensitas beban kerja fisik pada aktivitas yang diteliti baik pada industri pembuatan komponen pesawat terbang maupun industri pembuatan sepatu bersifat ringan dan masih berada dalam batas yang direkomendasikan. Kata kunci : Beban kerja fisiologis, Konsumsi Oksigen, Denyut Jantung, Skala Borg       Generally, the purpose of this study is to evaluate work physical capacity of Indonesian Aerospace production division operators and shoe industry operators. In this study, physiological workloads were evaluated in assembly, machining, and metal forming tasks (Indonesian Aerospace) pattern making activity, sewing, and cutting (shoe industry) using three indicators (heart rate, oxygen consumption and subjective ratings, Borg scale). This study use 10 workers for each task (total 60 operators, 30 mens and 30 womens). Heart rate, oxygen consumption and subjective ratings of all sixty subjects were evaluated during work day with sampling method. Those data were taken in 4 different times (early workday, before rest, after rest, and end of workday).  As the result of this study, heart rate average for assembly work is 82.9 ± 7.1 beats / min, for machining 79.9 ± 9.5 beats / min, and metal forming 88.8 ± 11.2 beats / min. The average value of %VO2 for assembly is 20.8 ± 4%, machining 23.1 ±  5%, and metal forming 26.4 ± 8%. While the value of shoe industry, heart rate average for the patternmaking work is 82 ± 5.3 beats / min, sewing  84.5±6.1 beats / min, cutting 88.4 ± 11.5 beats / minutes. The average value of %VO2 for pattern making is 15.8 ± 5%, sewing 15.9±4%, and cutting 18± 7%. In general, the intensity of physical workload on the activity studied both in industrial manufacturing aircraft components as well as shoe-making industry are minor and still in the recommended limits. Keywords: Physiological workload, oxygen consumption, heart rate, Borg scale
PENJADWALAN PEMESANAN MATERIAL PEMBENTUK KOMPONEN PESAWAT TERBANG UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA INVENTORY Mulyati, Erna; Verawati, Kencana
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 9, No.2, Mei 2014
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.45 KB) | DOI: 10.12777/jati.9.2.99-104

Abstract

PT Goodrich Pindad Aeronautical Systems Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang perakitan dan penjualan komponen pesawat udara. Perusahaan sering mengalami pembelian material secara mendadak, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan biaya yang besar karena pengiriman harus dilakukan melalui airfreight. Hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa produk yang dipesan tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu independent demand dan dependent demand. Berdasarkan analisis ABC maka kategori kelompok A ini yang harus diperhatikan penjadwalannya karena merupakan produk kritis. Produk tersebut berjumlah 8 produk dan menyerap dana yang cukup besar yaitu sebesar 79% dari total keseluruhan barang yang dipesan. Kata Kunci:  Analisis ABC, dependent demand, independent demand Abstract   PT Goodrich PINDAD Aeronautical Systems Indonesia is one of the manufacturing company, where the company engaged in the assembly and sale of aircraft components. The Company often experience a sudden the purchase of materials, which in turn will lead so huge costs because shipping must be done via airfreight. The results of study can be seen that the product  divided in two groups: independent demand and dependent demand. Based on the ABC analysis, the group category A  must scheduled because it is a critical product. Number of products of group A are available eight  and absorb substantial funds in the amount of 79% of the total goods ordered. Keywords: ABC Analysis, dependent demand, independent demand
PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang) Bakhtiar, Arfan; Sari, Diana Puspita; Tantono, Hendy
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.076 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.1.42-50

Abstract

Transportasi adalah sarana pendukung utama bagi kegiatan di suatu kota. Dengan sarana transportasi yang baik maka kegiatan akan dapat berjalan dengan lancar. Masalah yang sering dihadapi dalam transportasi adalah terjadinya ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan alat transportasi. Dinas perhubungan kota Semarang adalah instansi pemerintah yang bertugas mengatur masalah transportasi di kota Semarang. Meskipun jumlah trayek di kota Semarang saat ini telah dibatasi namun terlihat bahwa jumlah bus yang ada saat ini terlalu banyak atau tidak seimbang dengan kebutuhan. Dalam penulisan ini akan dibahas masalah penentuan jumlah bus yang optimal agar terjadi keseimbangan antara permintaan dan jumlah bus yang disediakan sehingga penumpang dapat terlayani dengan baik dan biaya operasional bus dapat lebih efisien. Trayek yang diteliti adalah trayek Terboyo Cangkiran di kota Semarang.                 Penelitian ini mencoba menggunakan model Goal Programming yang sebelumnya sangat jarang digunakan dalam penentuan jumlah bus. Kelebihan dari model Goal Programming adalah dapat menghitung dengan berbagai tujuan sekaligus. Di dalam masalah transportasi banyak pihak yang terlibat seperti pengusaha bus yang menginginkan keuntungan yang maksimal dan juga penumpang yang menginginkan tranportasi yang nyaman dan murah. Kepentingan yang bertentangan itu perlu dicari titik keseimbangannya karena jumlah bus yang terlalu banyak akan merugikan pengusaha dan bila terlalu sedikit akan merugikan konsumen. Dari hasil penelitian dan perhitungan diperolah bahwa untuk trayek Terboyo Cangkiran jumlah bus yang optimal adalah 16 bus atau lebih sedikit dari yang ada saat ini yaitu 25 bus. Oleh karena itu diharapkan dinas perhubungan dapat mengkaji ulang masalah ini dengan mengurangi jumlah bus yang ada dan memindahkannya ke trayek yang masih membutuhkan. Sehingga transportasi di kota Semarang khususnya trayek Terboyo Cangkiran dapat berjalan dengan lancar. Kata kunci : penentuan jumlah bus, Goal Programming, keseimbangan
ANALISIS ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY PADA PRODUK KARTU SELULER PRABAYAR SIMPATI, IM3, DAN XL DI KALANGAN MAHASISWA S1 UNIVERSITAS DIPONEGORO Bakhtiar, Arfan; Jayanto, Dwi
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 10, No. 3, September 2015
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.754 KB) | DOI: 10.12777/jati.10.3.155-162

Abstract

Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Salah satu industri yang sangat ketat persaingannya adalah industri telekomunikasi. Di Indonesia saat ini terdapat tiga perusahaan GSM yang menguasai pasar yang bergerak dalam industri ini, perusahaan itu adalah IM3 yang dikeluarkan oleh PT. Indosat TBK, XL yang dikeluarkan PT. Excelcomindo Pratama dan Simpati yang dikeluarkan oleh PT. Telekomunikasi Seluler. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti elemen-elemen ekuitas merek dari ketiga merek kartu telepon tersebut. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada para pembaca mengenai produk kartu telepon apa yang paling diingat konsumen asosiasi-asosiasi apa saja yang melekat pada kartu-kartu telepon tersebut, produk kartu telepon apa yang memiliki tingkat loyalitas paling tinggi, serta bagaimana persepsi kualitas konsumen terhadap kartu-kartu tersebut. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan Uji Cohran. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tiap elemen-elemennya, didapat bahwa produk kartu Simpati adalah produk yang memiliki tingkat brand awareness paling tinggi, asosiasi produk yang paling banyak adalah Simpati dengan 7 asosiasi, tingkat loyalitas konsumen pengguna kartu telepon yang paling tinggi adalah kartu Simpati, serta kartu telepon yang memiliki brand perceived quality yang diukur berdasarkan performance dan importancenya adalah kartu Simpati.   Kata kunci: brand association; brand awareness; brand equity;brand loyalty; perceived quality Abstract The globalization era provides new business opportunities and challenges for industries operating in Indonesia. One of the industries that has tight competition is telecommunications industry. In Indonesia, there are currently three GSM industries that dominate the market that engaged in the industry. They are IM3, owned by Indosat TBK Ltd., XL, owned by Excelcomindo Pratama Ltd. and Simpati Ltd., owned by Telekomunikasi Seluler. This paper aims to examine the elements of brand equity of the three brands of the cards. This paper provides information to the readers about what phone card products most remembered for the consumer, what the associations are attached to the phone cards, what phone card products that have the highest levels of loyalty, and how the consumers perceived quality of the cards. Hypothesis testing in this study uses Cochran test. From the results of the research that is conducted on each of its elements, it results that: Simpati card is a product that has the highest level of brand awareness; the most product associations is Simpati product with 7 associations; the highest phone card consumer loyalty level is the Simpati card; and a phone card that has a brand perceived quality is measured based on its performance and importance is Simpati card. Keywords: brand association; brand awareness; brand equity; brand loyalty; perceived quality

Page 3 of 46 | Total Record : 456


Filter by Year

2006 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 3 (2025): September 2025 Vol 20, No 2 (2025): Mei 2025 Vol 20, No 1 (2025): Januari 2025 Vol 19, No 3 (2024): September 2024 Vol 19, No 2 (2024): Mei 2024 Vol 19, No 1 (2024): Januari 2024 Vol 19, No 2 (2024): Article In-Press Vol 18, No 3 (2023): September 2023 Vol 18, No 2 (2023): Mei 2023 Vol 18, No 1 (2023): Januari 2023 Vol 17, No 3 (2022): September 2022 Vol 17, No 2 (2022): Mei 2022 Vol 17, No 1 (2022): Januari 2022 Vol 16, No 4 (2021): Edisi Khusus ACISE 2021 Vol 16, No 3 (2021): September 2021 Vol 16, No 2 (2021): Mei 2021 Vol 16, No 1 (2021): Januari 2021 Vol 15, No 3 (2020): September 2020 Vol 15, No 2 (2020): Mei 2020 Vol 15, No 1 (2020): Januari 2020 Vol 14, No 3 (2019): September 2019 Vol 14, No 2 (2019): Mei 2019 Vol 14, No 1 (2019): Januari 2019 Vol 13, No 3 (2018): September 2018 Volume 13, No. 2, Mei 2018 Volume 13, No. 1, Januari 2018 Volume 12, No. 3, September 2017 Volume 12, No. 2, Mei 2017 Volume 12, No. 1, Januari 2017 Volume 11, No. 3, September 2016 Volume 11, No. 2, Mei 2016 Volume 11, No. 1, Januari 2016 Volume 10, No. 3, September 2015 Volume 10, No. 2, Mei 2015 Volume 10, No. 1, Januari 2015 Volume 9, No.3, September 2014 Volume 9, No.2, Mei 2014 Volume 9, No.1, Januari 2014 Volume 8, No.3, September 2013 Volume 8, No.2, Mei 2013 Volume 8, No.1, Januari 2013 Volume 7, No.3, September 2012 Volume 7, No.2, Mei 2012 Volume 7, No.1, Januari 2012 Volume 6, No.3, September 2011 Volume 6, No.2, Mei 2011 Volume 6, No.1, Januari 2011 Volume 5, No.3, September 2010 Volume 5, No.2, Mei 2010 Volume 5, No.1, Januari 2010 Volume 4, No. 3, September 2009 Volume 4, No. 2, Mei 2009 Volume 4, No. 1, Januari 2009 Volume 3, No.3, September 2008 Volume 3, No.2, Tahun 2008 Volume 3, No.1, Januari 2008 Volume 2, No.2, Mei 2007 Volume 2, No.1, Januari 2007 Volume 1, No.3, September 2006 Volume 1, No.2, Mei 2006 Volume 1, No.1, Januari 2006 More Issue