Claim Missing Document
Check
Articles

Perbandingan Kualitas Layanan Ritel Swalayan Menggunakan Competitive Zone of Tolerance Based dan Importance-Performance Analysis Bakhtiar, Arfan; Silviadara, Mega Aulia; Susanty, Aries
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 16, No. 1, Juni 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v16i1.3868

Abstract

Increased retail economic has had an impact on the Indonesian economy. Carrefour as an international company has a local companys competitor, Hypermart. In order for both companies to know the position of competing, then benchmarking done between them using CZIPA (Competitive Zone of Tolerance based Importance-Performance Analysis) method. The use of CZIPA methods is done to determine the priority of each self-service in making improvements. The dimension used is the retail dimension called RSQS (Retail Service Quality Scale). The goal to be achieved is to know the superior service quality indicators owned by Carrefour and Hypermart and to make priority services to be improved on both self-service using RSQS dimensions. Data collected through questionnaire with purposive sampling method to 133 people. Research finds the main problem facing Carrefour is self-service layout that does not facilitate consumers to find the desired product. At Hypermart, the main problem is that the products in the catalog are not always available.
KUALITAS VERSUS STANDAR Bakhtiar, Arfan
TEKNIK Volume 29, Nomor 2, Tahun 2008
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.427 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v29i2.1930

Abstract

This paper discusses about standard and quality and the relation between those variables. The resultdescribes the strong relationship and contribution to the product successfulness in the trade and business.Based on the literature reviewed, it is clear that company products (goods and services) are basicallycompetitive if the product refered to designated standard. Standard automatically assures the quality of theproduct in the business trade 
PENGENDALIAN KUALITAS PT AHM DENGAN MENGGUNAKAN ISO/TS 16949: 2002 UNTUK MENCEGAH KOMPONEN VALVE INLET BENGKOK PADA MOTOR SUPRA KHUSUSNYA MESIN NF100 (Studi Kasus Valve Inlet Bengkok di PT Astra Honda Motor) Handayani, Naniek Utami; Bakhtiar, Arfan; Krisnanto, Krisnanto
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.3, September 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.233 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.3.83-90

Abstract

Untuk memenuhi keinginan konsumen dalam hal mutu dan jumlah, PT AHM telah menerapkan ISO 9001:2000 (International Standard Organization versi tahun 2000), SIX SIGMA dan ISO/TS 16949:2002 untuk menangani customer claim dan memperbaiki mutu supplier yang ada. Sebelum penerapan ISO/TS 16949:2002, untuk keharmonisan kualitas supplier/penyalur tersebut, PT AHM telah menggunakan QS-9000 dalam mengendalikan kualitas produknya. Berhubung QS-9000 tidak diperbaharui lagi dan hanya akan berlaku sampai tahun 2006, maka sebagai gantinya perusahaan mengambil kebijakan untuk menerapkan ISO/TS 16949:2002 dan menyertakan dalam keseluruhannya kebutuhan ISO 9001:2000. Dari beberapa jenis motor yang diproduksi pada pabrik II dari PT AHM, jenis motor yang diproduksi adalah Legenda, Tiger, GL Max, Mega Pro dan Supra. Diantara kelima motor tersebut, Supra mempunyai prosentase permintaan yang paling tinggi dan juga sekaligus market claim tertingggi (periode Agustus s/d Desember 2004, yaitu sebesar 2,7%), sedangkan berdasarkan penelitian terhadap banyaknya claim customer terhadap komponen motor Supra periode Agustus s/d Desember 2004, claim terhadap komponen  terbesar mencapai 337 claim dari total 1440 claim. Komponen  motor Supra yang dimaksud disini adalah Valve Inlet. Dalam penelitian ini, dievaluasi hasil dari pelaksanaan persiapan penerapan ISO/TS 16949:2002 sebagai teknik pengendalian kualitas terbaru yang telah dipilih dengan menggunakan tools dari ISO/TS 16949:2002 yaitu SPC, FMEA dan Corrective Action. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab Valve Inlet bengkok bukan hanya berasal dari Valve inlet itu sendiri, melainkan juga sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian pada Guide Valve Inlet dan Cylinder head. Dari penelitian penerapan ISO/TS 16949:2002 di PT AHM dapat diketahui beberapa manfaat ISO/TS 16949:2002 dalam mengendalikan kualitas produk dan memenuhi kebutuhan customer. Kata Kunci: Market Claim, Customer Claim, ISO/TS 16949:2002, SPC, FMEA dan Corrective Action
PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang) Bakhtiar, Arfan; Sari, Diana Puspita; Tantono, Hendy
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.076 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.1.42-50

Abstract

Transportasi adalah sarana pendukung utama bagi kegiatan di suatu kota. Dengan sarana transportasi yang baik maka kegiatan akan dapat berjalan dengan lancar. Masalah yang sering dihadapi dalam transportasi adalah terjadinya ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan alat transportasi. Dinas perhubungan kota Semarang adalah instansi pemerintah yang bertugas mengatur masalah transportasi di kota Semarang. Meskipun jumlah trayek di kota Semarang saat ini telah dibatasi namun terlihat bahwa jumlah bus yang ada saat ini terlalu banyak atau tidak seimbang dengan kebutuhan. Dalam penulisan ini akan dibahas masalah penentuan jumlah bus yang optimal agar terjadi keseimbangan antara permintaan dan jumlah bus yang disediakan sehingga penumpang dapat terlayani dengan baik dan biaya operasional bus dapat lebih efisien. Trayek yang diteliti adalah trayek Terboyo Cangkiran di kota Semarang.                 Penelitian ini mencoba menggunakan model Goal Programming yang sebelumnya sangat jarang digunakan dalam penentuan jumlah bus. Kelebihan dari model Goal Programming adalah dapat menghitung dengan berbagai tujuan sekaligus. Di dalam masalah transportasi banyak pihak yang terlibat seperti pengusaha bus yang menginginkan keuntungan yang maksimal dan juga penumpang yang menginginkan tranportasi yang nyaman dan murah. Kepentingan yang bertentangan itu perlu dicari titik keseimbangannya karena jumlah bus yang terlalu banyak akan merugikan pengusaha dan bila terlalu sedikit akan merugikan konsumen. Dari hasil penelitian dan perhitungan diperolah bahwa untuk trayek Terboyo Cangkiran jumlah bus yang optimal adalah 16 bus atau lebih sedikit dari yang ada saat ini yaitu 25 bus. Oleh karena itu diharapkan dinas perhubungan dapat mengkaji ulang masalah ini dengan mengurangi jumlah bus yang ada dan memindahkannya ke trayek yang masih membutuhkan. Sehingga transportasi di kota Semarang khususnya trayek Terboyo Cangkiran dapat berjalan dengan lancar. Kata kunci : penentuan jumlah bus, Goal Programming, keseimbangan
ANALISIS ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY PADA PRODUK KARTU SELULER PRABAYAR SIMPATI, IM3, DAN XL DI KALANGAN MAHASISWA S1 UNIVERSITAS DIPONEGORO Bakhtiar, Arfan; Jayanto, Dwi
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 10, No. 3, September 2015
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.754 KB) | DOI: 10.12777/jati.10.3.155-162

Abstract

Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Salah satu industri yang sangat ketat persaingannya adalah industri telekomunikasi. Di Indonesia saat ini terdapat tiga perusahaan GSM yang menguasai pasar yang bergerak dalam industri ini, perusahaan itu adalah IM3 yang dikeluarkan oleh PT. Indosat TBK, XL yang dikeluarkan PT. Excelcomindo Pratama dan Simpati yang dikeluarkan oleh PT. Telekomunikasi Seluler. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti elemen-elemen ekuitas merek dari ketiga merek kartu telepon tersebut. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada para pembaca mengenai produk kartu telepon apa yang paling diingat konsumen asosiasi-asosiasi apa saja yang melekat pada kartu-kartu telepon tersebut, produk kartu telepon apa yang memiliki tingkat loyalitas paling tinggi, serta bagaimana persepsi kualitas konsumen terhadap kartu-kartu tersebut. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan Uji Cohran. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tiap elemen-elemennya, didapat bahwa produk kartu Simpati adalah produk yang memiliki tingkat brand awareness paling tinggi, asosiasi produk yang paling banyak adalah Simpati dengan 7 asosiasi, tingkat loyalitas konsumen pengguna kartu telepon yang paling tinggi adalah kartu Simpati, serta kartu telepon yang memiliki brand perceived quality yang diukur berdasarkan performance dan importancenya adalah kartu Simpati.   Kata kunci: brand association; brand awareness; brand equity;brand loyalty; perceived quality Abstract The globalization era provides new business opportunities and challenges for industries operating in Indonesia. One of the industries that has tight competition is telecommunications industry. In Indonesia, there are currently three GSM industries that dominate the market that engaged in the industry. They are IM3, owned by Indosat TBK Ltd., XL, owned by Excelcomindo Pratama Ltd. and Simpati Ltd., owned by Telekomunikasi Seluler. This paper aims to examine the elements of brand equity of the three brands of the cards. This paper provides information to the readers about what phone card products most remembered for the consumer, what the associations are attached to the phone cards, what phone card products that have the highest levels of loyalty, and how the consumers perceived quality of the cards. Hypothesis testing in this study uses Cochran test. From the results of the research that is conducted on each of its elements, it results that: Simpati card is a product that has the highest level of brand awareness; the most product associations is Simpati product with 7 associations; the highest phone card consumer loyalty level is the Simpati card; and a phone card that has a brand perceived quality is measured based on its performance and importance is Simpati card. Keywords: brand association; brand awareness; brand equity; brand loyalty; perceived quality
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KREATIVITAS INDUSTRI KERAJINAN BATIK Bakhtiar, Arfan; Sriyanto, Sriyanto; Amalia, Amalia
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 4, No. 1, Januari 2009
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.992 KB) | DOI: 10.12777/jati.4.1.23-34

Abstract

Industri kreatif merupakan salah satu industri yang saat ini menjadi strategi pembangunan industri di Indonesia. Industri batik merupakan salah satu industri kreatif  yang termasuk dalam sektor kerajinan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kreativitas dan perbedaan faktor dominan pengembangan kreativitas di industri batik berskala kecil, menengah, dan besar, sehingga dari ketiga skala industri ini dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan kreativitas. Penelitian dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan angket pada ketiga kelompok industri batik. Obyek penelitian adalah PT. Tri Ratna Batik (industri kecil), CV. Tobal Batik (industri menengah), dan PT. Batik Danar Hadi (industri besar). Variabel yang diteliti pada ketiga industri yaitu SDM kreatif, pekerjaan kreatif, konteks organisasi, lingkungan, dan inovasi produk. Berdasarkan data observasi dan penilaian angket yang telah valid dan teruji keandalannya, ketiga industri sama-sama kreatif, karena total nilai mean dan modus secara keseluruhan berada pada rentang 3.01 sampai 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kreativitas pada: (1) variabel SDM kreatif yaitu motivasi, bakat/minat, komunikasi, dan kompetensi; (2) variabel pekerjaan kreatif yaitu pekerjaan, kepemimpinan, dan kewirausahaan; (3) variabel konteks organisasi yaitu kinerja perusahaan, kebijakan, struktur dan budaya organisasi, serta sistem komunikasi; (4) variabel lingkungan yaitu pemberdayaan sumberdaya eksternal, teknologi, persaingan, dan peraturan pemerintah; (5) variabel inovasi produk yaitu desain, bahan, alat, dan pemanfaatan limbah batik. Secara keseluruhan, pada semua variabel terdapat faktor-faktor yang mendukung pengembangan kreativitas. Faktor dominan pada variabel SDM kreatif terletak pada komunikasi (IK, IB), dan motivasi (IB). Faktor dominan pada variabel pekerjaan kreatif adalah pekerjaan (IK) dan kepemimpinan (IM, IB).  Faktor dominan variabel inovasi produk adalah desain (IK, IM, IB) dan juga alat (IM). Faktor dominan variabel konteks organisasi ketiga industri, sama, yaitu kebijakan. Faktor dominan variabel lingkungan adalah sama pada ketiga industri yaitu pemberdayaan sumber daya eksternal. Ketiga industri termasuk dalam kategori kreatif, meskipun faktor dominan pengembangan kreativitas pada ketiga industri, berbeda. Kreativitas masih perlu ditingkatkan, terutama pada faktor kritis. Pada industri kecil dan besar, faktor kritisnya adalah alat. Kedua industri harus mengembangkan kreativitas mereka agar dapat membuat inovasi alat sendiri, sehingga tidak memiliki ketergantungan terhadap pengrajin alat dan impor luar negeri. Faktor kritis di industri menengah yaitu teknologi, dimana industri ini sebaiknya membuka diri terhadap perkembangan zaman dan teknologi. Kata kunci : industri kreatif, industri batik, faktor-faktor pengembangan kreativitas   Abstract This research aims to identify the factors which influence the development of creativity and the differences of the dominant factors in the development of creativity in a small, medium, and large batik industry, so that from those kinds of industries can be practiced the efforts in the development of creativity. This research employed observational method, interview, and questioner on those kinds of batik industries. The subjects of this research were PT. Tri Ratna Batik as a small industry, CV. Tobal Batik as a medium industry, and PT. Batik Danar Hadi, as a large industry. The variables which are researched on those kinds of batik industries are the creative human resource, the creative work, the organizational context, the environment, and the product innovation. Based on the observational data and questioner that are valid and reliable, those kinds of batik industries are as creative as, because total mean value and modus is in the range 3.01 – 4. Overall, all of variables have supported factors in the development of creativity. The dominant factors on the creative human resource variable are communication (IK, IB) and motivation (IB). The dominant factors on the creative work variable are work (IK) and leadership (IM, IB). The dominant factors on the product innovation variable are design (IK, IM, and IB) and product (IM). The dominant factors on the organizational context variable for those kinds of industries are same, policy. And the dominant factors on the environment variable for those kinds of industries are same, external resource development. Three kinds of industries include on creative category, in spite of the differences among the dominant factor of the development creativity in those kinds of industries. The creativity needs increasing, especially in critical factor. In the small and large industries, the critical factor is product. These kinds of industries have to develop their creativity thus can produce their own product innovation, so that they don’t have a dependency with product maker and product import. The critical factor in medium industry is technology, where this industry should open itself in technology and era development. Key words: creative industry, batik industry, factors in development of creativity.  
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN MODEL KANO (Studi Kasus: PT. PLN UPJ Semarang Selatan) Bakhtiar, Arfan; Susanty, Aries; Massay, Fildariani
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 5, No.2, Mei 2010
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.413 KB) | DOI: 10.12777/jati.5.2.77-84

Abstract

Tingginya angka keluhan masyarakat terhadap layanan menuntut PT. PLN (persero) untuk mengevaluasi seperti apa tingkat pelayanan yang sudah diberikan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk membangun citra yang baik di mata masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara layanan yang dipersepsikan oleh pihak manajemen dan harapan pelanggan (gap 1), mengetahui apakah ada kesenjangan antara persepsi dan harapan pelanggan (gap 5) dan menganalisa penyebab terjadinya kesenjangan tersebut, serta menentukan variabel-variabel yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki melalui pengintegrasian Metode Servqual dan Model Kano. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Metode Servqual terhadap lima dimensi kualitas jasa yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty untuk gap 1 diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan, ditunjukkan dengan nilai servqual yang negatif, untuk gap 5 juga ditemukan masih ada kesenjangan, nilai gap terbesar terdapat pada dimensi Emphaty. Berdasarkan hasil pengintegrasian Metode Servqual dan Model Kano diketahui kriteria yang harus diprioritaskan terlebih dahulu adalah kriteria yang termasuk dalam kategori must-be yang memiliki nilai servqual negatif terbesar, dalam penelitian ini terdapat pada variabel R5 yaitu kondisi KWH meter (perputaran angka sesuai dengan jumlah pemakaian). Kata Kunci: PT. PLN, Kualitas pelayanan, Metode Servqual, Model Kano      High number of public complaints against the service demands has urged PT. PLN (Persero) to evaluate what level of service that has been given to community. Therefore, a well service should be build as good representatives in the eyes of society. This study is to determine whether there is a gap between services that are perceived by the management and customer expectations (Gap 1), determine if there is a gap between perception and customer expectations (gap 5) and analyze the causes of these disparities, and to determine the variables that must be prioritized for improvement through the integration method of SERVQUAL and Kano Model. Results of research conducted using the method of the five SERVQUAL dimensions of service quality are Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy for gap 1 note that there are still gaps, indicated by a negative value of reliability and assurance, for the gap 5 is also found there are still gaps, the value gap contained in the largest dimension Empathy. Based on the results of the integration method known SERVQUAL and Kano Model criterion must be prioritized first is the criteria included in the category of must-be who has the biggest negative servqual value, in this study are contained in the R5 variable conditions of KWH meter (turnover number that corresponds with the amount of usage). Keywords: PT. PLN, Service Quality, Servqual Method, Kano Model
ANALISIS IMPLEMENNTASI SISTEM MANAJEMEN KUALITAS ISO 9001:2000 DENGAN MENGGUNAKAN GAP ANALYSIS TOOLS (Studi Kasus di PT PLN (Persero) PIKITRING JBN Bidang Perencanaan) Bakhtiar, Arfan; Purwanggono, Bambang
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 4, No. 3, September 2009
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.872 KB) | DOI: 10.12777/jati.4.3.163-170

Abstract

PT PLN (Persero) PIKITRING Jawa, Bali & Nusa Tenggara menerapkan sistem manajemen mutu ISO9001:2000 untuk sistem manajemen mutu standar di bidang Perencanaan. Tujuan dari penerapan sistemmanajemen mutu ISO 9001:2000 adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kualitasuntuk kelangsungan hidup perusahaan. Persyaratan dokumen Sistem Mutu ISO 9001:2000 prosessertifikasi telah dibuat PT PLN (Persero) PIKITRING Jawa, Bali & Nusa Tenggara Perencanaan. Tetapidalam pelaksanaan dokumen-dokumen ini tidak dijalankan seperti yang diharapkan. Jadi untukmengidentifikasi kesenjangan antara penerapan sistem manajemen mutu perusahaan dokumen-dokumenini digunakan alat analisis kesenjangan. Setelah celah di perusahaan itu diketahui, maka dapat digunakanuntuk meningkatkan standar dan sistem manajemen kualitas juga meningkatkan efektivitas keseluruhandari sistem manajemen mutu di PT PLN (Persero) PIKITRING Jawa, Bali & Nusa TenggaraPerencanaan. Dari hasil penilaian yang dilakukan telah ditemukan bahwa PT PLN (Persero) PIKITRINGJawa, Bali & Nusa Tenggara Perencanaan memiliki nilai rata-rata di atas 75% sehingga dapat dikatakantelah siap untuk menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan memenuhi persyaratan untuksertifikasi ISO 9001: 2000.Kata kunci : PT. PLN, ISO 9001:2000,manajemen kualitas PT PLN (Persero) PIKITRING Java, Bali & Nusa Tenggara implementing quality management systemISO 9001:2000 for quality management system standard in the field of Planning. The purpose of theapplication of quality management system ISO 9001:2000 is to raise awareness of the importance ofquality for the survival of the company. Requirements documents Quality System to ISO 9001:2000certification process has been made of PT PLN (Persero) PIKITRING Java, Bali & Nusa TenggaraPlanning. But in the implementation of these documents have not executed as expected. So to identify thegap between the implementation of quality management systems in the company of these documents areused gap analysis tools. After a gap in the company is known, then it can be used to improve standardsand quality management systems also increase the overall effectiveness of the quality management systemis in PT PLN (Persero) PIKITRING Java, Bali & Nusa Tenggara Planning. From the results of theassessment was done, it was found that PT PLN (Persero) PIKITRING Java, Bali & Nusa TenggaraPlanning have average values above 75% so it can be said to have ready to apply the qualitymanagement system ISO 9001:2000 and eligible for ISO 9001 certification: 2000.Keyword : PT. PLN, ISO 9001 : 2000, quality management
ANALISIS PERBANDINGAN PENGHARGAAN KUALITAS MALCOLM BALDRIGE NATIONAL QUALITY AWARD DENGAN EUROPEAN QUALITY AWARD (MBNQA vs EQA) Bakhtiar Amalia, Arfan; Adrianto, David; Harrani, Konstantia
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 3, No.2, Tahun 2008
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.27 KB) | DOI: 10.12777/jati.3.2.131-141

Abstract

Persaingan bisnis global saat ini makin ketat. Dengan adanya Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) dan juga European Quality Award (EQA) diharapkan mampu mendorong dan memotivasi perusahaan-perusahaan, baik yang sudah sukses maupun yang sedang berkembang, untuk selalu meningkatkan mutu dan kinerja, serta sebagai kunci daya saing. Dalam makalah ini, kita akan membahas penghargaan kualitas mengenai tujuan, manfaat dan perkembangan, dan trend saat ini, terutama untuk MBNQA dan EQM (European Quality Model). Kita akan membandingkan antara MBNQA dan EQM melalui pengertian, latar belakang, metode-metode, dan kriteria-kriteria, serta aplikasinya, sehingga dapat kita lakukan analisa perbandingan untuk keduanya. Kata Kunci  : Penghargaan Kualitas, Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA), European Quality Award (EQA)   Emulation of global business in this time more and more to tighten. With existence of Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) as well as European Quality Award (EQA) expected can push and motivate companies, both for have successful and also which is expanding, to always increase the quality and performance, and also as competitiveness key. In this paper, we will discuss about national quality award concerning target, benefit, growth, and trend in this time, especially MBNQA and EQM (European Quality Model). We will compare between MBNQA and EQM through congeniality, background, method, and criterions, and also its application,  so that earn us to analyse comparison to both of its. Keyword        : Quality Award, Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA), European Quality Award (EQA)
ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING (TDABC) PADA PT IIB Bakhtiar, Arfan; Susanty, Aries; Sinuraya, Cynthia Yenitasari
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 11, No. 3, September 2016
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jati.11.3.129-134

Abstract

PT IIB, merupakan perusahaan manufaktur pengemasan dengan produk utama Carton box packaging dan  produk sampingan berupa Pulp Tray dan Pallet. Produk tersebut menggunakan bahan material kertas karton, sisa kertas dan kayu. Perusahaan menggunakan perhitungan dengan penambahan biaya material, biaya gaji karyawan pada tiap aktivitas dan % profit. Ukuran produk yang besar membutuhkan tempat luas, yang menuntut system suplai Just In Time (JIT), bersifat tepat waktu yang di produksi hanya sesuai pesanan, apabila ada tambahan harus melakukan lembur. Sehingga dibutuhkan perhitungan waktu standar agar dapat diperkirakan lama pengerjaan. Maka, membutuhkan metode untuk menentukan harga pokok yang akurat yang dapat menyatukan biaya tiap aktivitas, biaya pendukung dan waktu standar. Metode yang digunakan adalah Time Driven Activity Based Costing (TDABC). TDABC merupakan metode yang merumuskan biaya atas dasar waktu, semua sumber daya yang digunakan dalam produksi dikonversi menjadi unit waktu. Hasil penelitian ini untuk memperoleh seluruh biaya yang terkait proses produksi dan biaya material, mendapatkan waktu standart yang dibutuhkan dalam membuat 3 jenis produk dan memperoleh perhitungan harga pokok produksi untuk Box RSC Rp 4.006,-, Box DC Rp 4.449,-, Pulp Tray Rp 350,- dan Pallet Kayu Rp 155.902,-,serta memperoleh perbandingan hasil perhitungan metode TDABC dan perhitungan perusahaan.  ABSTRACT PT IIB is a manufacturing companywith major product Carton box packaging and Pulp Tray and Pallet as side products. This products using materials cardboard, scrap paper and wood. Company using calculations with adding material costs, employees’ salary costs in each activity and% profit. The bigsize product need large space, demanding supply system of Just In Time (JIT), is timely in production only to order, if there is an additional need to do overtime. So it takes time calculation standard that can be estimated lead time. So, need a method to determine an accurate cost to unify the cost of each activity, support costs and standard time. The method used is the Time-Driven Activity Based Costing (TDABC). TDABC is a method of formulating the charges on the basis of time, all of the resources used in the production are converted into units of time. The results of this research to acquire all of the costs related to production processes and support costs, gain time standard that is necessary to make three types of products and obtain a calculation of the cost of production for Box RSC Rp 4.006,-, Box DC Rp 4.449,-, Pulp Tray Rp 350,- and Pallet Kayu Rp 155.902,-,and obtain comparative results of the calculation TDABC method and company.
Co-Authors Adhitya Sulistyawan Adi Hardinata Huatagaol Afandi Rahmat Aris Afira Putri Firandri Agustin, Dilla Ahmad Kamil Alexandra, Alyssa Alvioni, Faradina Rizka Amalia Amalia Anggraini, Alfina Putri Anindyka Lamhot Edward Manullang Ariani Putri Winanda, Ariani Putri Aries Susanty Bambang Purwanggono Bintang Rachvadani Dzakwan Claudha Alba Pradhana Cynthia Yenitasari Sinuraya Cynthia Yenitasari Sinuraya, Cynthia Yenitasari Darminto Pujotomo Daru Rahmawati David Adrianto Denny Nurkertamanda Devy Christine GM Simanjuntak Dewi, Ferra Kurnia Diah Ayu Wulandari Diana Puspita Sari Diana Puspitasari Diana Puspitasari Diana Puspitasari Dwi Jayanto, Dwi Dyah Ika Rinawati Fajarusman, Han Fildariani Massay Hapsari, Chaterine Alvina Prima Helaria Ardelia Wigi Kusuma Hendy Tantono Hery Suliantoro I Ketut Suada Iren Debora Siringo Ringo Isnindita, Fitriana Jonatan Halomoan Karlina Arfiani Kinanti, Rifendha Lulu Qolbie Konstantia Harrani Krisnanto Krisnanto Lathuihamalo, Deliana Lingga Andalia Kumalasari Loekas Soesanto Maharani, Giffari Fitri Marpaung, Klara Fitriani Maulana, Bagus Mega Aulia Silviadara Mega Aulia Silviadara, Mega Aulia Muhammad Arasyandi Muhammad Rizky Murni Elfrida Br Sipayung Murti Wisnu Ragil SASTYAWAN Nafia, Zidna Ilma Najib Fahmi Naniek Utami Handayani Parhan, Mario Pitipaldi, Knight Pratiwi, Dienda Arum Priska Retnosari Setiowati Rachmansyah Rizal Hidayat Rahmadani, Dewita Randy Maulana Nasir Ranintia Adhi Citra Pramesti Rika Gracia Risna ‘Ainun Cahya Nugraheni Sakhoi, Mohammad Iqdam Sanana, Ahmad Aslih Sembiring, Joy Irfan Shara Bilqis Akhlissa Shara Nica Agung Sahara Sihite, Richard Venry Wijaya Silalahi, Abdi R. Simon Pieter Hamonangan Sinabang, Yurike Dwicaesar Singgih Saptadi Siswanto Siswanto Sri Lestari Sriyanto Sriyanto Sriyanto Sriyanto Sya'ban, Najwa Fathiya Tambunan, Ellery FL Tambunan, Laura E. F. Ulina, Jessika Veronica, Febby Widharto, Yusuf Wisnu Adi Yusuf Widharto Zabrina, Andi Denise Zainal Fanani Rosyada