cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kandai
ISSN : 1907204X     EISSN : 25275968     DOI : -
Kandai was first published in 2005. The name of Kandai had undergone the following changes: Kandai Majalah Illmiah Bahasa dan Sastra (2005) and Kandai Jurnal Bahasa dan Sastra (2010). Since the name of journal should refer to the name that was registered on official document SK ISSN, in 2016 Kandai started publish issues with the name of Kandai (refer to SK ISSN No. 0004.091/JI.3.02/SK.ISSN/2006 dated February 7th, 2006, stating that ISSN 1907-204X printed version uses the (only) name of KANDAI). In 2017, Kandai has started to publish in electronic version under the name of Kandai, e-ISSN 2527-5968.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1 (2019): KANDAI" : 10 Documents clear
PERTARUNGAN IDEOLOGI DALAM NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT KARTA MIHARDJA (Ideological Conflict in Atheis Novel by Achdiat Karta Mihardja) Agus Yulianto
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.059 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.1270

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk pertarungan ideologi Marxisme komunisme dengan Islam dalam novel Atheis serta faktor yang menyebabkan tokoh utama berubah menjadi ateis. Adapun masalah penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk pertarungan ideologi marxisme komunisme dengan Islam dalam novel Atheis serta faktor yang menyebabkan tokoh utama berubah menjadi ateis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Teknik peneliti meliputi membaca, menghayati, memahami, mencatat dan mengidentifikasi ideologi dan pertentangan/pertarungan yang terjadi dalam novel Atheis karya Achdiat Karta Mihardja. Berdasarkan analisis dapat diketahui bahwa pertarungan ideologi yang terjadi dalam novel Atheis ini berupa keyakinan dan ketidakyakinan terhadap adanya alam gaib, keyakinan akan Tuhan yang menciptakan manusia dengan manusia yang menciptakan Tuhan, pertarungan tata pergaulan antara laki-laki dan perempuan, agama meliputi hidup dengan hidup meliputi agama, dan kepemilikan individu dengan kepemilikan negara. Penyebab utama tokoh utama menjadi ateis adalah adanya kelemahan tradisi berpikir Islam dalam diri tokoh utama.(The purpose of this research is to find out the forms of ideological conflict between materialist Marxist ideology and Islam in the Atheist novel by Achdiat Karta Mihardja and the reason of main character converted to atheis. The problem of this research is how the forms ideological conflict of materialism and Islam in the Atheist novel and what is the reason that made the main character converted to Atheis. The method of this research is a qualitative method with interpretative approach. The researcher applies reading, contemplating, understanding, writing and identifying techniques to find ideological conflict in the Atheist novel. Based on the analysis, it can be found that ideological conflicts of this Atheist novel are in the form of the belief on the existence of the invisible and visible power, the belief of God creates human and human creates God, the conflict of relationship between men and women, religion covers all aspect and life covers religion, and individual ownership and state ownership. The reason that made the main character converted to atheis is the weakness of the main character tradition to think about Islam.)   
SIKAP BAHASA REMAJA URBAN TERHADAP BAHASA INDONESIA DI ERA MILENIAL (The Language Attitude of Urban Teenagers Towards Indonesian in The Millennial Era) NFN Nuryani
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.094 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.1266

Abstract

Permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana sikap remaja terhadap bahasa Indonesia di era milenial? Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan sikap bahasa remaja terhadap bahasa Indonesia di era milenial. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang rentang usianya antara 15 sampai 20 tahun. Metode pengambilan data menggunakan angket sikap bahasa dengan menggunakan tiga ciri sikap bahasa menurut Gavin dan Mathiot sebagai acuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para remaja yang tinggal di wilayah urban memiliki kecenderungan sikap bahasa yang negatif terhadap bahasa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari rasa bangga mereka yang sangat kurang terhadap bahasa Indonesia. Demikian juga dengan indikator pada kesetiaan dan kesadaran akan norma kaidah dalam bahasa Indonesia menunjukkan sikap yang cenderung negatif. Selain itu, sikap bahasa yang negatif juga terlihat dari diksi yang mereka gunakan ketika berbicara maupun ketika mengunggah status di media sosial. (The problem in this paper is how do teenagers behave in Indonesian language in the millennial era? The aim is to describe the adolescent language attitude towards Indonesian in the millennial era. The subjects in this study were adolescents who’s age ranged between 15 to 20 years old. Language attitude questionnaire with three characteristics of language attitude by Gavin and Mathiot as references, is using as data retrieval method. The results of the study show that teenagers living in urban areas have a negative language attitudes tendency towards Indonesian. This can be seen from their very lack of pride in Indonesian. Likewise, the indicators of loyalty and awareness of rules of norms in the Indonesian language show a negative attitude. In addition, negative language attitudes can also be seen from the diction they use when speaking or uploading status on social media.)
IKLAN TOKOBAGUS.COM: ANALISIS STRUKTUR WACANA MODEL VAN DIJK (Tokobagus.com Advertisement: Van Dijk Model of Discourse Structure Analysis) Lusi Widia Ardianto; Syahrul Ramadhan
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.736 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.1003

Abstract

Pada era milenial saat ini masyarakat membutuhkan suatu iklan baik melalui media elektronik maupun cetak. Salah satu iklan yang digandrungi masyarakat Indonesia adalah toko jasa jual beli online. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menelaah struktur iklan “tokobagus.com” menggunakan struktur model Van Dijk. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif. Objek penelitian ini adalah iklan “tokobagus.com”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, superstruktur, yang terdiri atas struktur headline (kepala iklan), illustration (ilustrasi), body copy (isi iklan), dan signature line (logo). Kedua, struktur mikro, yang terdiri atas unsur verbal dan unsur nonverbal. Ketiga, struktur makro, yang terdapat unsur makna iklan dan pesan iklan. Struktur wacana iklan tokobagus.com telah menggunakan struktur wacana iklan yang lengkap, sehingga pembaca dapat menirunya untuk memasarkan produk atau jasa dan mampu menarik minat pembeli untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.(In the current millennial era, people need an advertisement either through electronic or printed media. One of the advertisement that is loved by the people of Indonesia is online buying and selling shop. The purpose of this study is to describe and examine the structure of the Tokobagus.com advertisements by using the Van Dijk model structure. The type of this research is qualitative research. The data analysis technique is done qualitatively. The object of this research is Tokobagus.com advertisement. The analysis results show three points. First, superstructure consists of the headline, illustration, body copy, and signature lines. Second, microstructure consists of verbal elements and nonverbal elements. Third, the macrostructure, there are elements of the meaning of  advertising and advertising messages. The discourse structure of the advertisement for Tokobagus.com store has used a complete structure of advertising discourse, so that it can emulate it to market a product or service and be able to attract buyers to buy the product or service offered.)  
KLASIFIKASI TABU PADA MASYARAKAT BANJAR (Taboo Classification in Banjar Society) Rissari Yayuk
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.402 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.632

Abstract

Penelitian ini mengkaji klasifikasi tabu pada masyarakat Banjar. Masalah yang dikaji adalah bagaimana klasifikasi tabu perbuatan dan klasifikasi tabu kebahasaan pada masyarakat Banjar?  Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan klasifikasi tabu perbuatan dan  klasifikasi tabu kebahasaan pada masyarakat Banjar. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik  rekam dan dokumentasi. Waktu pengambilan data dari Bulan Januari 2015 s.d Juni 2016  di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Banjar baru, Banjarmasin, dan Martapura. Analisis data dilakukan dengan  tiga tahap, yaitu  indentifikasi data, klasifikasi data, seleksi data, dan  interpretasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi  tabu dalam masyarakat Banjar terdiri atas tabu perbuatan dan tabu kebahasaan. Tabu perbuatan adalah larangan untuk melakukan kegiatan atau perbuatan  yang diyakini akan mendatangkan malapetaka,sedangkan tabu kebahasaan adalah tabu yang berkaitan dengan kebahasaan. Kedua klasifikasi tabu ini dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu karena adanya rasa takut dan demi kenyamanan. Pengelakan tabu dalam masyarakat Banjar  ada yang menggunakan eufemisme, singkatan, metafora.(This study examines taboo classification in Banjar society. The problems are how act taboo classification is and how is language taboo classification in Banjar society. This study aims to describe taboo classification of act and taboo classification of language in Banjar society. The method used is descriptive-qualitative. This study uses recording and documentation technique. The data are gained from January 2015 until June 2016 in Hulu Sungai Selatan regency, Banjarbaru, Banjarmasin, and Martapura. Data analysis is carried out through several steps, namely data identification, data classification, data selection, and data interpretation. The result shows that taboo classification in Banjar society consists of act taboo and language taboo. Act taboo is prohibition not to do action or activity that is believed to cause disasters. Meanwhile, language taboo is a taboo dealing with language. Both of these taboo classifications are based on two things, namely existence of fear or for comfort. Some avoidances of taboo in Banjar society are by using euphemism, abbrevation, and metaphor.)
LE PETIT PRINCE KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPERY DALAM TANGGAPAN DAN HORIZON HARAPAN PEMBACA (Le Petit Prince of Antoine de Saint-Exupéry in Readers’ Response and Horizon Hope) Tania Intan
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.66 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.873

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan pembaca terhadap novel Le Petit Prince, menguraikan horizon harapan pembaca terhadap novel Le Petit Prince, dan memaparkan faktor-faktor penyebab perbedaan tanggapan dan horizon harapan pembaca. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Ada dua sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer mengacu pada objek penelitian, yaitu novel Le Petit Prince, sedangkan data sekunder berupa teks-teks yang memuat tanggapan pembaca novel Le Petit Prince yang terdiri atas 20 orang yang terdapat pada media massacetak dan elektronik, termasuk internet. Instrumen penelitian berupa tabel-tabel isian yang mengaitkan pembaca, tanggapan pembaca, dan horizon harapan. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dirumuskan dalam tiga poin. Pertama, seluruh pembaca menanggapi atau menilai positif unsur tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, gaya bahasa, teknik penceritaan, bahasa, dan isi novel Le Petit Prince. Kedua, harapan sebagian besar pembaca sebelum membaca novel Le Petit Prince sesuai dengan kenyataan ke sembilan unsur di dalam novel LePetit Prince sehingga pembaca dapat dengan mudah menerima dan memberikan pujian pada novel tersebut. Ketiga, faktor penyebab perbedaan tanggapan dan horizon harapan pembaca selain perbedaan stressing unsur yang ditanggapi juga karena perbedaan pengetahuan tentang sastra, pengetahuan tentang kehidupan dan pengalaman membaca karya sastra.(This study aims to describe the readers’ responses to the novel Le Petit Prince, the readers' horizon of hope for the novel Le Petit Prince, and the factors that cause differences in responses and readers' expectation horizons. This study included a type of qualitative descriptive study. There are two data sources, namely primary and secondary data sources. The primary data source refers to the object of the research, the Le Petit Prince novel, while the secondary data is in the form of texts that contain the readers' responses of Le Petit Prince's novels consisting of 20 people, which are contained in print and electronic mass media including the internet. The research instrument is in the form of tables that link readers, readers' responses, and expectation horizons. Data is collected by means of observations and data analyzed using qualitative descriptive techniques. The results of the research are as follows. First, all readers respond or positively assess the elements of the theme, plot, character, setting, point of view, language style, storytelling techniques, language, and contents of the Le Petit Prince novel. Second, the hope of most readers before reading the Le Petit Prince novel is in accordance with the reality of the nine elements in the novel Le Petit Prince so that readers can easily receive and give praise to the novel. Third, the factors that cause differences in responses and readers' expectation horizons in addition to differences in elemental stressing are also responded to because of differences in knowledge about literature, knowledge of life and the experience of reading literature.) 
REPRESENTASI AKSI 212 DI KORAN SINDO DAN MEDIA INDONESIA (Representation of 212 Action in Sindo and Media Indonesia Newspaper) Yusep Ahmadi F; Reka Yuda Mahardika
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.85 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.728

Abstract

Makalah ini merupakan hasil penelitian analisis wacana kritis terhadap pemberitaan yang berkait wacana Aksi 212 di media Koran Sindo dan Media Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi Aksi 212 di kedua media tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teori AWK Fairclough. Hasil  analisis teks menunjukkan Koran Sindo telah merepresentasikan Aksi 212 ke dalam makna dan citra yang positif. Sementara itu, Media Indonesia dalam merepresentasikan Aksi 212 dibawah dominasi representasi Joko Widodo sebagai presiden yang mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan atas kehadirannya di Aksi 212. Pada tataran interpretasi teks Koran Sindo lebih berpihak kepada Aksi 212 dibanding Media Indonesia. Hal itu sangat terlihat dari judul berita yang disiarkan. Koran Sindo memberikan judul “Aksi Supermassa, Superdamai” sedangkan koran Media Indonesia berjudul  “Presiden Banjir Pujian Datangi Peserta Aksi”. Pada tataran eksplanasi dapat disimpulkan representasi tersebut sejalan dengan konteks sosiokultural-politik yang melatarbelakangi dua media tersebut. Koran Sindo yang dipimpin Hary Tanoesudibjo dikenal dekat dengan Islam, hal itu sebagai upaya meraih dukungan muslim untuk bisnis media dan partai Perindo. Sementara itu, Media Indonesia yang tidak terlepas dari sosiopolitik Surya Paloh adalah pendukung pemerintah termasuk pendukung gubernur Ahok yang diduga (dikatakan diduga karena pada saat itu Ahok belum terbukti secara hukum menistakan agama Islam) menistakan agama Islam. (This paper is the result of critical discourse analysis research on news related to the discourse of  212 Action in Sindo and Media Indonesia newspapers. The purpose of this study  is to find out the representation of 212 Action in both media. The method used is qualitative with the Fairclough AWK theory. The results of the text analysis show that Koran Sindo has represented  212 Action in a positive meaning and image. Meanwhile, Media Indonesia represents  212 Action under the domination of Joko Widodo's representation as president who gets appreciation from various circles for his presence in  212 Action. At the level of text interpretation, Sindo newspaper is more in favor of  212 Action than Media Indonesia. This is very evident from the title of the news broadcast: the Sindo newspaper gave the title "Supermassa Action, Superdamai" while the Media Indonesia newspaper entitled "The President Praised for  Visiting Participants in Action". At the level of explanation, it can be concluded that the representation is in line with the socio-cultural-political context underlying the two media. The Sindo newspaper, led by Hary Tanoesudibjo, is known to be close to Islam, as an effort to gain Muslim support for the media business and the Perindo party. Meanwhile, Media Indonesia, which is inseparable from the sociopolitics of Surya Paloh, is a supporter of the government, including supporters of the Ahok, governor who is suspected of defaming Islam.)
STRATEGI PENARASIAN DAN PEMOSISIAN SUBJEK PEREMPUAN DALAM MEREKA BILANG, SAYA MONYET! KARYA DJENAR MAESA AYU: PERSPEKTIF POSFEMINISME (Narration Strategic and Woman's Positioning as Subject on Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu: Postfeminism's Perspective) Ahmad Zamzuri
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.615 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.1262

Abstract

Penelitian ini membahas 6 (enam) cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu melalui perspektif posfeminisme. Tujuan penelitian adalah mengungkap strategi penarasian perempuan yang dilakukan oleh Djenar Maesa Ayu. Untuk mencapai tujuan, penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu penentuan objek penelitian dan kerangka teori, pengumpulan dan analisis data, dan simpulan. Objek penelitian ini terdiri dari 6 (enam) cerita pendek karya Djenar Maesa Ayu, antara lain Mereka Bilang, Saya Monyet!, Lintah, Durian, Melukis Jendela, Wong Asu, dan Namanya…. Melalui cerita pendek tersebut, data kemudian dianalisis menggunakan metode analisis wacana kritis dengan menafsirkan seluruh perangkat kebahasaan dan menghubungkannya dengan perspektif posfeminisme. Selain merelasikan dengan perspektif posfeminisme, teori sudut pandang menurut Tzevetan Todorov akan digunakan untuk mengungkap strategi penarasian perempuan yang dilakukan oleh Djenar Maesa Ayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan seakan-akan menjadi objek dalam ruang dominasi patriarki, melainkan sejatinya menjadi sentral subjek yang melakukan resistensi terhadap wacana dominan (patriartki) melalui penyebutan laki-laki dengan nama kepala hewan yang disesuaikan dengan sifat dan perilakunya, antara lain Si Kepala Gajah, Si Kepala Sapi, Si Kepala Anjing. Selain itu, wujud resistensi perempuan dilakukan juga melalui penyayatan pipi dan pemotongan pusat keperkasaan (kuasa) laki-laki (penis). Penarasian dalam cerita pendek karya Djenar Maesa Ayu menunjukkan sindiran (satire) bagi bahwa laki-laki tidak lebih cerdas dari perempuan yang disebut monyet.(This study discusses six short stories in the anthology of Djenar Maesa Ayu's work entitled Mereka Bilang, Saya Monyet! through a post feminism perspective. The problem in this study relates to the narration of women as victims in the patriarchal space. The aim of the study was to reveal the narration of women, the position of female subjects, and the discourse embedded in the short stories. To achieve the goal, this research was conducted in several stages, such as choosing object of research and the theoretical framework, collecting data, analysis, and conclusions. The object of this study consist of six short stories by Djenar Maesa Ayu, including "Mereka Bilang, Saya Monyet! "Lintah", "Durian", "Melukis Jendela", "Wong Asu", and "Namanya ....". Data is collected through in-depth reading and quoting words, phrases, sentences, paragraphs, and dialogues which are then described analytically. The data is then analyzed by interpreting all linguistic tools and connecting them with the postfeminism perspective. The results showed that women were narrated as if they were objects in the space of patriarchal domination, but instead they became a central subject who carried out resistance to patriarchal discourse by giving calls in the form of names of animal heads according to the nature and behavior of men, including Si Kepala Gajah, Si Kepala Sapi, dan Si Kepala Anjing. Other resistance carried out by women, through slashing the cheek and cutting penis, the symbol of man’s power. The narration in the short story of Djenar Maesa Ayu's works shows satire that men is not smarter than women whose called monkeys by them.)
REALISASI TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA PADA KOMENTAR AKUN INSTAGRAM JOKOWI: STUDI POLITIKOPRAGMATIK (Realization of Language Courtesy on Jokowi's Instagram Account Comments: Politicopragmatic Study) Hari Kusmanto; Harun Joko Prayitno; Abdul Ngalim
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.763 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.1269

Abstract

Studi ini bertujuan mendeskripsikan strategi kesantunan berbahasa yang digunakan netizen dalam berkomentar pada akun Instagram Jokowi. Data dalam studi ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang memiliki nilai kesantunan positif dan negatif komentar pada akun Instagram Jokowi. Sumber data dalam studi ini adalah komentar-komentar pada akun Instagram Jokowi. Pengumpulan data dalam studi ini menggunakan metode dokumentasi dan simak dilanjutkan teknik bebas libat cakap (SBLC). Analisis data dalam studi ini menggunakan padan intralingual dan padan pragmatis. Hasil studi ini menunjukkan bahwa strategi kesantunan netizen dalam berkomentar pada akun Instagram Jokowi irealisasikan dengan dua strategi yaitu strategi kesantunan positif dan negatif. Strategi kesantunan positif direalisasikan menjadi sembilan wujud, yaitu memberikan perhatian, menunjukkan sikap optimis, menggunakan penanda indentitas, memberikan pertanyaan, melibatkan penutur dalam komunikasi, mengintensifkan perhatian penutur dengan cara mendramatisasi peristiwadan fakta, memperhatikan keinginan mitra tutur, memberikan janji, dan menggunakan lelucon. Strategi kesantunan negatif direalisasikan menjadi tiga bentuk, yaitu meminta maaf, menunjukkan sikap pesimis; dan menggunakan bentuk impersonal. Hal ini menunjukkan bahwa netizen pada akun Instagram Jokowi memiliki kepercayaam terhadap kepemimpinan Jokowi.(This study aims to describe the language politeness strategy used by netizens in commenting Jokowi's Instagram account. The data in this study are in the form of words, phrases, and sentences that have the value of positive politeness and negative comments on Jokowi's Instagram account. The data sources in this study are comments on Jokowi’s Instagram account. Data collecting in this study using the documentation method,   skillful involvement free technique (SBLC). The data analysis in this study uses an intralingual and pragmatic equivalent. The results of this study show that the strategy of politeness of netizens in commenting on the Jokowi’s Instagram account is realized with two strategies, namely the strategy of positive and negative politeness. Positive politeness strategies are realized into nine forms which include  giving attention, showing optimism, using identity markers, giving question, involving speakers in communication, intensifying the attention of speakers by dramatizing events and facts, paying attention to the wishes of the speech partner, giving promises, and using jokes. Negative politeness strategies are realized into three forms which include apologizing, showing pessimism, using impersonal forms. This shows that netizens of Jokowi's Instagram account have confidence in Jokowi's leadership.)
RUANG DAN IDENTITAS DALAM CERPEN “KEMERDEKAAN” KARYA PUTU WIJAYA (Space and Identity in “Kemerdekaan” Short Story by Putu Wijaya) Azizatur Rahma; Muhammad Nur Hanif
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.211 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.1289

Abstract

Kemerdekaan dapat menjadi sebuah konsep yang mengandung prasangka. Kemunculan prasangka tersebut bergantung pada identitas individu maupun kelompok. Identitas pun dipahami sebagai sebuah konstruksi ruang. Apabila kemerdekaan adalah milik suatu bangsa, maka semangat kolektivitas tersebut berupaya didekonstruksi dalam cerpen “Kemerdekaan” karya Putu Wijaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi ruang dan identitasserta terciptanya bangsa (nation) tanpa harus ada negara (nation-state) dalam cerpen tersebut. Sumber data berupa teks cerpen “Kemerdekaan”. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Teori yang digunakan adalah teori ruang pascakolonial Sara Upstone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang dan identitas pascakolonial dalam cerpen "Kemerdekaan” ditampilkan secara oposisional sebagaimana konsep dasar orientalisme. Ruang dalam sangkar beroposisi dengan ruang luar sangkar. Hal tersebut akhirnya memengaruhi prasangka atas konsep kemerdekaan; di satu sisi sebagai“pembuangan” (alienasi) dan di sisi lain sebagai kebersamaan. Selanjutnya, hasil dari kemerdekaan dapat pula berbentuk bangsa (nation) secara konseptual, tidak harus selalu (nation-state) secara material.(Independency can be a concept which contains the prejudice. The emergence of prejudice depends on individual or group identity. The identity is conceived as a part of space construction. If independency belongs to a nation, then the collectivity zeal is trying to be deconstructed within “Kemerdekaan” short story by Putu Wijaya. This study aims to know the construction of space and identity and the creation of nation without having to have a nation state in the short story. The data source of this study is ”Kemerdekaan” short story. The study is qualitative research and contains analysis method. The teory that used is spatial theory by Sara Upstone. The results of the study indicate that postcolonial space and identity in  “Kemerdekaan” short story are displayed as oppositional, as basic orientalism concept. Space in a cage is an opposition of outside cage space. It affected prejudice over the concept of independence; on one hand as “exile” (alienation) and on the other hand as togetherness. Furthermore, the results of independence can also be in the form of a nation (nation) conceptually, not necessarily (nation-state) materially.)
KONSEPTUALISASI SIFAT DAN PERBUATAN DALAM METAFORA BERUNSUR TUBUH “TANGAN” PADA ALQURAN (Trait and Action Conceptualization in Metaphor of “Hand” at The Koran) Regi Fajar Subhan; Tajudin Nur; Tubagus Chaeru Nugraha
Kandai Vol 15, No 1 (2019): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.221 KB) | DOI: 10.26499/jk.v15i1.1287

Abstract

Makalah ini mendeskripsikan konseptualisasi sifat dan perbuatan yang terbentuk dari metafora di dalam Alquran. Pesan pada ayat Alquran tidak hanya dinyatakan secara eksplisit, tetapi ada juga yang dinyatakan secara implisit dengan menggunakan bahasa kiasan. Ayat-ayat dalam Alquran juga banyak mengimplisitkan konsep sifat dan perbuatan melalui metafora-metafora berunsur anggota tubuh yang salah satunya adalah tangan. Data disajikan secara deskriptif dengan pendekatan analisis semantik kognitif. Analisis tersebutdigunakan untuk melihat hubungan antara sistem konseptual dan struktur semantik yang terkandung dalam bahasa. Sumber data metafora berasal dari kitab suci Alquran. Setelah dilakukan analisis terhadap data, dapat disimpulkan bahwa konseptualisasi sifat terbentuk berdasarkan data metafora dengan ranah sasaran antara lain: sifat kikir, sifat pengasih, sifat benci, dan sifat berlebihan. Sedangkan konseptualisasi perbuatan terbentuk berdasarkan data metafora dengan ranah sasarannya antara lain: tindakan pemalsuan, tindakan maksiat, tindakan menyerang, tindakan menyentuh, dan tindakan pertanggungjawaban.(This paper describes the conceptualization of trait and action which formed by metaphors in the Koran. The messages in the Koranic verses are not only explicitly stated, but also those are implicitly stated using figurative language. The Koran also implicite many concepts of trait and action by metaphors with body elements, one of which is the hand. Data was analyzed by using cognitive semantics analysis. That approach was used to describe the relationship between conceptual systems and semantics structure contained in language. Source data is obtained from the Holy Koran. The conclusion is the conceptualization of trait is formed based on metaphorical data with the target domain, among others: miserly, giver, hate, and excessive. While the conceptualization of action is formed based on metaphorical data with the target domain, among others: forgery, immorality, assault, touch, and responsibility.)

Page 1 of 1 | Total Record : 10