cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124920     EISSN : 27755614     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2021): MKMI" : 10 Documents clear
Pemasaran Sosial menggunakan Media Sosial dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid-19: Tinjauan Literatur Putri, Andhini Aurelia; Prayoga, Diansanto
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.144-149

Abstract

Latar belakang: Jumlah kasus Covid-19 setiap harinya semakin meningkat tak terkecuali di Indonesia. Salah satu dampak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yaitu masalah psikologis. Sebagian besar dari mereka melampiaskan ke media sosial sehingga media sosial dapat dijadikan sebagai alternative yang tepat untuk menyebarluaskan informasi terkait pencegahan penularan Covid-19. Masyarakat diharapkan mampu menerima dan menerapkan informasi yang telah disampaikan melalui media sosial. Artikel ini bertujuan utnuk menganalisis peran media sosial dalam upaya promosi kesehatan khususnya pencegahan penularan Covid-19.Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu literature review. Referensi didapatkan dari berbagai jurnal ilmiah, buku dan website resmi pemerintah yang berkaitan dengan topik penulisan artikel ini.Hasil: Sebanyak 59% dari total penduduk di Indonesia merupakan pengguna aktif media sosial. Karakteristik pengguna media sosial sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan usia yang mendominasi yaitu kelompok usia dewasa awal. Media sosial yang paling digemari masyarakat adalah Youtube dan WhatsApp. Pemasaran sosial dapat dilakukan menggunakan media sosial dengan mempertimbangkan konten yang akan diunggah. Media sosial dapat dengan mudah menyebarkan informasi namun dapat menimbulkan infomasi yang berlebih. Pencegahan penularan Covid-19 dapat dilakukan secara cepat dan efektif menggunakan media sosial tanpa adanya tatap muka dengan masyarakat.Simpulan: Pemasaran sosial dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan menggunakan media sosial. Media sosial yang paling efektif untuk digunakan sebagai media promosi kesehatan yaitu Youtube karena disukai dan mudah diterima oleh berbagai masyarakat di segala usia. Namun terdapat tantangan yang harus dihadapi sehingga membutuhkan strategi agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Pemerintah dan rumah sakit di Indonesia juga memanfaatkan media sosial untuk pencegahan penularan Covid-19. Konten yang diunggah antara lain himbauan untuk mematuhi protokol kesehatan.Kata kunci: pemasaran sosial; media sosial; promosi kesehatan; pencegahan Covid-19 ABSTRACTTitle: The Role of Social Media Marketing in Efforts to Prevent Covid-19 Transmission: A Literature ReviewBackground: The number of Covid-19 cases is increasing every day, including in Indonesia. One of the impacts caused by the Covid-19 pandemic is a psychological problem. Most of them take it out on social media so that social media can be used as an appropriate alternative to disseminate information regarding the prevention of Covid-19 transmission. The community is expected to be able to receive and apply the information that has been conveyed through social media. This article aims to analyze the role of social media in health promotion efforts, especially the prevention of Covid-19 transmission.Method: The method used in writing this article is literature review. References are obtained from various scientific journals, books and official government websites related to the topic of writing this article.Result: As many as 59% of the total population in Indonesia are active users of social media. The characteristics of social media users are mostly male. While the age that dominates is the early adult age group. The most popular social media are Youtube and WhatsApp. Social marketing can be done using social media by considering the content to be uploaded. Social media can easily spread information but can lead to information overload. Prevention of Covid-19 transmission can be done quickly and effectively using social media without having to face the public.Conclusion: Social marketing can be done easily by just using social media. The most effective social media to be used as a health promotion media is Youtube because it is liked and easily accepted by various people of all ages. However, there are challenges that must be faced so that a strategy is needed so that the message can be conveyed properly. The government and hospitals in Indonesia also use social media to prevent the transmission of Covid-19. The uploaded content includes an appeal to comply with health protocols.Keywords: social marketing; social media; health promotion; Covid-19 prevention
Hubungan Higiene Sanitasi Depot Air Minum dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen Arumsari, Fina; Joko, Tri; Darundiati, Yusniar Hanani
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.75-82

Abstract

Latar belakang: Air minum isi ulang merupakan salah satu sumber air minum yang lebih dipilih oleh masyarakat dibandingkan air kemasan bermerek dengan alasan harganya yang relatif lebih murah. Dalam praktiknya usaha depot air minum isi ulang yang tidak dikelola dengan baik dapat menghasilkan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan, yaitu tidak sesuai dengan Permenkes RI Nomor 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian  observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh usaha depot air minum di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen sebanyak 27 unit depot air minum dan penjamah depot air minum berjumlah 45 responden. Sampel dalam penelitian menggunakan teknik total population sampling. Instrumen yang digunakan untuk memeriksa keberadaan bakteri Escherichia coli dengan metode Most Probable Number (MPN), sedangkan untuk variabel sanitasi tempat, sanitasi peralatan dan higiene penjamah dengan observasi dan wawancara. Data dianalisis menggunakan uji fisher exact test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 22,2% keberadaan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang tidak memenuhi syarat. Sebanyak 40,7% sanitasi tempat, 22,2% sanitasi peralatan, dan 62,2% higiene penjamah depot air minum kategori kurang baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara sanitasi tempat dengan keberadaaan bakteri Escherichia coli (p value = 0,187), tidak ada hubungan sanitasi peralatan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli (p value = 0,284), dan ada hubungan antara higiene penjamah dengan keberadaan bakteri Escherichia coli (p value = 0,016).Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara kondisi sanitasi tempat dan sanitasi peralatan depot air minum dengan keberadaan bakteri Escherichia coli, serta terdapat hubungan antara higiene penjamah depot air minum dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen.Kata kunci: Air minum isi ulang, higiene sanitasi, Escherichia coli ABSTRACT Title: The Connectivity between Hygiene Sanitation of Drinking Water Depot with the Existence Escherichia coli Bacteria at Refill Drinking Water in Mondokan District Sragen RegencyBackground: Refill drinking water is one of the drinking water sources that is preferable by the community because the cost is cheaper than bottled water. The water treatment is not appropriate enough, it will produce water that does not fulfil the health requirement as written in Minister of Health Regulations Number 492 Year 2010 regarding drinking water quality requirements. The aim of the research was to analyse the correlation between the hygiene and sanitation of drinking water depot and the existence of Escherichia coli bacteria in refill drinking water in Mondokan sub-district Sragen regency. Method: This research was an observational research with cross sectional approach. The population of this research is all of the drinking water depots at Mondokan sub-district Sragen regency which were consist of 27 units of drinking water depot with 45 handler respondents. All of them were used as samples of this research.Instrument used to check  existence Escherichia coli bacteria using the method Most Probable Number (MPN), meanwhile for the premises sanitation, ewuipment sanitation and handlers hygiene by observation and interviews. The data is analysed by fisher exact test.Result: The result of this research shows that 22,2% of Escherichia coli bacteria at refill drinking water and it doen’t meet the standard. There are 40,7% premises sanitation, 22,2% equipment sanitation and 62,2% handlers of drinking water depots hygiene categorized as not good enough. The result of bivariat analysis showed that no correlation between the premises sanitation with the existence of Escherichia coli bacteria (p value = 0,187), no correlation between the sanitation of equipment with the existence of Escherichia coli bacteria (p value = 0,284) and correlation between the handlers hygiene with Escherichia coli bacteria (p value = 0,016).Conclusion: The conclusion of this research is that there is no correlation between the premises sanitation condition, drinking water depot equipment sanitation and the existence of Escherichia coli bacteria also there is correlation between handlers of drinking water depot hygiene with Escherichia coli bacteria in the refill drinking water in Mondokan sub-district Sragen regency.Keywords: Refill drinking water, hygiene and sanitation, Escherichia coli 
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik ASI Eksklusif di Daerah Pertanian Kabupaten Semarang (Studi pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0−6 Bulan) Pusporini, Anggraeni Dyah; Pangestuti, Dina Rahayuning; Rahfiludin, M. Zen
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.83-90

Abstract

Latar belakang: Praktik pemberian ASI eksklusif wajib dilakukan pada bayi usia 0−6 bulan. Persentase capaian pemberian ASI secara eksklusif di Kabupaten Semarang masih lebih rendah dari target nasional. Penyebabnya karena masih rendahnya pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan pemberian makanan prelakteal masih banyak dilakukan karena kebiasaan setempat menganggap bayi tidak cukup hanya diberi ASI. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik ASI eksklusif di daerah pertanian Kabupaten Semarang.Metode: Penelitian cross-sectional dengan pengambilan sampel secara purposive di Desa Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Sampel sebanyak 27 ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.Hasil: Proporsi praktik ASI eksklusif di daerah pertanian Kabupaten Semarang sebesar 37%. Ibu menyusui pada penelitian ini 81,5% berusia 20-35 tahun, 85,2% IRT, 70,4% menyelesaikan pendidikan dasar, 51,9% multipara, 74,1% IMT tidak normal, 88,9% kadar Hb normal, 92,6% menerima dukungan tenaga kesehatan berupa kunjungan postpartum, 85,2% melahirkan di praktik bidan, 96,3% persalinan normal, 85,2% tidak melaksanakan IMD, 63,0% bayi menerima makanan prelakteal, dan 51,9% tidak terpapar promosi susu formula. Variabel yang berhubungan dengan praktik ASI eksklusif yaitu status gizi ibu berdasar IMT, pelaksanaan IMD, bayi menerima makanan prelakteal, dan terpapar promosi susu formula. Variabel yang tidak berhubungan yaitu usia ibu, status pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu, paritas, kadar Hb ibu, dukungan tenaga kesehatan, tempat persalinan, dan cara persalinan.Simpulan: Status gizi ibu berdasar IMT, pelaksanaan IMD, bayi menerima makanan prelakteal, dan terpapar promosi susu formula merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan praktik ASI eksklusif di daerah pertanian Kabupaten Semarang.Kata kunci: ASI eksklusif, pertanian, prelakteal, inisiasi menyusu dini (IMD), Kabupaten Semarang ABSTRACT Title: The Factors Related to Exclusive Breastfeeding Practice in Agricultural Area of Semarang Regency (Studies in Mothers of Infants Aged 0−6 Months)Background: Exclusive breastfeeding practice is mandatory for infants aged 0−6 months. The percentage achievement of exclusive breastfeeding in Semarang Regency is still lower than the national target. The reason is the implementation of early initiation was still low and prelacteal feeding was still widely practiced because local customs consider that’s not enough for infants to be breastfed. This study aims to analyze the factors related to exclusive breastfeeding practice in agricultural area of Semarang Regency.Method: Cross-sectional study with purposive sampling in Banyukuning Village, Bandungan District, Semarang Regency. Samples were 27 breastfeeding mothers who had infants aged 0-6 months.Result: Proportion of exclusive breastfeeding practice in agricultural area of Semarang Regency is 37%. Breastfeeding mothers were 81.5% aged 20-35 years, 85.2% housewives, 70.4% completed basic education, 51.9% multiparous, 74.1% overweight, 88.9% normal Hb levels, 92.6% received postpartum visits, 85.2% gave birth at a midwife, 96.3% normal deliveries, 85.2% weren’t implemented early initiation, 63.0% infants received prelacteal food, and 51.9% weren’t exposured of formula milk promotion. Variables related were maternal nutritional status based on BMI, implementation of early initiation, infants received prelacteal food, and exposured of formula milk promotion. Variables weren’t related were maternal age, mother’s employment status, mother's education level, parity, maternal Hb levels, support from health workers, place and mode of delivery.Conclusion: Maternal nutritional status based on BMI, implementation of early initiation, infants received prelacteal food, and exposured of formula milk promotion are factors related to the success of excluisve breastfeeding practice in agricultural area of Semarang Regency.Keywords: Exclusive breastfeeding, agricultural, prelacteal, early initiation, Semarang Regency
Literature Review : Hubungan Aktivitas Fisik dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar Ferdianti, Lia
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.139-143

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Data RISKESDAS 2018 menunjukan bahwa prevalensi obesitas pada anak Indonesia umur 5-12 tahun adalah 9,2%, untuk anak laki-laki 10,7% dan untuk anak perempuan 7,7%. Obesitas pada anak disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor keturunan atau genetik, pola makan, sosial ekonomi dan aktivitas fisik, dimana aktivitas fisik dan pola makan sangat berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada anak karena seiringnya perkembangan zaman permainan anak anak yang lebih banyak menggeluarkan aktivitas fisik telah tergantikan dengan permainan game online sehingga kurangnya aktivitas fisik pada anak selain itu perkembangan zaman pula menyebabkan meningkatnya pola konsumsi makanan cepat saji yang bisa didapatkan dengan cepat dan mudah. Tujuan penelitian studi literature review ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar dan mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makana cepat saji dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar.Metode: Penelitian ini menggunakan desain literature review dengan mengumpulkan artikel artikel yang dipilih menggunakan mesin pencarian google scholar dan indeks sains dan teknologi. Pada pencarian awal dengan kata kunci (anak obesitas dan faktor risiko obesitas), ditemukan 5 artikel dari rentang tahun 2016 sampai 2020 yang masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Studi literature ini didapatkan 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi.Simpulan : Berdasarkan hasil analisis literature review ditemukan ada hubungan yang signifikan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar dan ditemukan pula hubungan yang signifikan pada kebiasan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar. Kata Kunci : anak obesitas, aktivitas fisik, makanan cepat saji ABSTRACTitle: Relationship between Physical Activity and Fast Food Consumption Habits with  Incidence of Obesity in Elementary School Children Background: RISKESDAS 2018 data shows prevalence of obesity in Indonesian children aged 5-12 years is 9,2%, 10,7% for boys and 7,7% for girls. Obesity in children is caused by several factor, heredity or genetic factors, diet, social economic and physical activity, where physical activityand diet are very influential on the incidence of obesity in children because over time children’s play which is more physical activity has been replaced with online games so that the the lack of physical activity in children in addition to the times have also led to an increase in fast food consumption patterns that can be obtained quickly and easly. The research objectives of this literature review study were to determine the relationship between physical activity and incidence of obesity in elementary school children and to determine relationship between fast food consumption habits and incidence of obesity in elementary school children.Methods : This study used a literature review design of article selected using several search engines google scholar and the science and technology index. At the beginning of the search with the keyword (child obesity and risk factors for obesity), the result 5 articles were found from the range of 2016 to 2020 included to the inclusion and exclusion criteria.Result : This literature study found 5 articles that match the inclusion criteria Conclusion : Based on the analysis of the literature review, it was found that there was a significant relationship between physical activity and the incidence and found a significant relationship between fast food comsumption habits and the incidence of obesity in elementary school children.Keyword : child obesity, physical activity, fast food
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Vasektomi di Desa Karanganyar Kabupaten Ngawi Jawa Timur Amanati, Nurma Mentari; Musthofa, Syamsulhuda Budi; Kusumawati, Aditya
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.91-98

Abstract

Latar belakang: Partisipasi pria dalam penggunaan vasektomi di Kabupaten Ngawi masih rendah dari tahun 2016 hingga 2018, dengan angka (0,2%), (0%), (0,3%). Dalam penggunaan kontrasepsi, tidak jarang wanita mengalami ketidakcocokkan pada jenis kontrasepsi tertentu. Pria dapat berbagi peranan dengan menggunakan kontrasepsi pria, salah satunya adalah vasektomi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengguna vasektomi dan mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan vasektomi di Desa Karanganyar Kabupaten Ngawi.Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain ­cross sectional dan dilakukan wawancara mendalam pada pengguna vasektomi untuk memperoleh kelengkapan data. Populasi 241 pria Pasangan Usia Subur di Desa Karanganyar dengan sampel 78 responden yang diperoleh dengan simple random sampling menggunakan rumus analitik kategorik tidak berpasangan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah anak, pengetahuan, sikap, keyakinan, ketersediaan informasi, sikap dan perilaku istri, sikap dan perilaku kader KB, serta sikap dan perilaku Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Untuk variabel terikat yaitu penggunaan. Uji bivariat menggunakan Uji Chi Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan ketersediaan informasi (p value = 0,000), sikap dan perilaku istri (p value = 0,002), Kader KB (p value = 0,001) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (p value = 0,003) dengan penggunaan vasektomi. Rendahnya penggunaan vasektomi disebabkan karena adanya nilai budaya setempat mengenai peran istri dalam pengambilan keputusan yang masih terbatas, pengetahuan istri yang kurang tentang penggunaan kontrasepsi pria, dan kepercayaan terhadap kontrasepsi pria. Padahal dukungan istri menjadi motivasi untuk membangkitkan minat pria memilih kontrasepsi yang lebih baik untuk diri sendiri dan keluarga. Selain itu dukungan Petugas KB yang berperan dalam pemberian informasi dan proses pemilihan kontrasepsi pria yang masih rendah membuat partisipasi pria dalam penggunaan vasektomi juga rendah.  Simpulan: Untuk mendukung program pengarusutamaan gender dalam penggunaan kontrasepsi pada pria dapat ditingkatkan melalui dukungan dari istri sebagai partner kehidupan seksual, serta Kader dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana sebagai petugas yang dapat memberikan motivasi melalui kegiatan konseling kepada pria.Kata kunci: Keluarga berencana, kontrasepsi pria, vasektomi, pengarusutamaan gender ABSTRACT Title: Analysis of Factors Related to the Use of Vasectomy in Karanganyar Village Ngawi District East JavaBackground: The participation of men in using vasectomy in Ngawi District is still low from 2016 to 2018 with a rate of (0,2%), (0%), (0,3%). In the use of contraception, it is not uncommon for women to experience an incompatibility with the type of contraception used. Men can share roles by using male contraception, one of which is vasectomy. This study aims to identify vasectomy users and determine the factors associated with the use of vasectomy in Karanganyar Village, Ngawi District.Method: Research is a quantitative study with a cross sectional design and in depth interviews were conducted with vasectomy users to obtain complete data. The population 241 men of childbearing age with a sample of 78 respondents by simple random sampling using unpaired categorical analytic formulas. The independent variables in this study consisted of education level, income, number of children, knowledge, attitudes, and behavior of family planning cadres, attitudes and behavior of family planning field officers. And the dependent variables in this study is the use of vasectomy.  The test used in the Chi Square Test.Result: The result indicated that there is a relationship the availability of information (p value = 0,000), an attitude and behavior of the wife (p value = 0,002), Family Planning cadres (p value = 0,001), family planning field officers (p value = 0,003) related with the use of vasectomy. The low use of vasectomy is also due to local cultural values regarding the role of wives in making decisions are still limited, the wife’s insufficient knowledge and trust in male contraception. Wife’s support is the motivation to arouse men’s interest in choosing better contraceptives for themselves and their families. Support from family planning officers to give information and the process of selecting contraceptives is still low, making men’s participation in the use of vasectomy also low.Conclusion: To Support mission of gender mainstreaming in contraceptive use in men can be increased throught the support of their wives as sexual partners, as well as Family Planning Cadres and Family Planning Officers as officers who can motivate men to carry out counseling activities.Keywords: Family planning, male contraception, vasectomy, mainstreaming mission
Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada Indikator Kebencanaan di Balkesmas Wilayah Magelang Provinsi Jawa Tengah Cahyaningsari, Brillian Ayu; Jati, Sutopo Patria; Sriatmi, Ayun
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.99-105

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan kebutuhan dasar warganya, perlu diatur dalam Standar Pelayanan Minimal. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah kejadian bencana terbanyak di Indonesia pada tahun 2019. Sebagai Unit Pelaksana Teknis pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Balkesmas Magelang juga harus membantu melaksanakan SPM kesehatan provinsi pada indikator kebencanaan untuk mencapai target 100%.Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek input yaitu belum tersedianya tenaga surveilans, epidemiologi, dan kesehatan reproduksi, belum adanya alokasi anggaran dan pengadaan sarana dan prasarana, serta belum tersedianya juknis/SOP pelaksanaan SPM di lingkup Balkesmas, aspek proses yaitu belum melaksanakan langkah kegiatan penentuan sasaran, kegiatan perencanaan, penyiapan sarana, prasarana, dan SDM, serta kegiatan pelaksanaan pemenuhan pelayanan, dan pada aspek lingkungan diketahui bahwa kondisi geografis dan potensi kejadian bencana di wilayah kerja Balkesmas Magelang berbeda-beda serta adanya keterlibatan dari lintas sektor.Simpulan: Kesiapan pelaksanaan SPM kebencanaan di Balkesmas Wilayah Magelang belum berjalan optimal dikarenakan belum melaksanakan seluruh mekanisme kegiatan sesuai dengan peraturan yang tersedia. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aspek input, proses, dan lingkungan.Kata kunci: Standar Pelayanan Minimal, kebencanaan, Balkesmas Magelang ABSTRACTTitle: Implementation of Minimum Service Standards in the Health Sector on Disaster Indicators in Balkesmas Magelang Region, Central Java Province Background: Indonesia is a disaster-prone country. Therefore, to ensure the availability of the basic needs of its citizens, it is necessary to set the Minimum Service Standards. Central Java Province is the province with the highest number of disasters in Indonesia in 2019. As the Technical Implementation Unit for the Central Java Province government, Balkesmas Magelang must also help implement provincial health MSS on disaster indicators to achieve the 100% target.Method: The study was conducted using qualitative methods with a descriptive-analytic approach. Data collection was carried out by using in-depth interviews and the research subjects were determined by purposive sampling technique.Result: The results showed that in the input aspect, surveillance, epidemiology, and reproductive health personnel were not available, there was no budget allocation and provision of facilities and infrastructure, and there were no technical guidelines / SOPs for the implementation of MSS in the scope of Balkesmas, the process aspect was that they had not carried out the activity steps. determination of targets, planning activities, preparation of facilities, infrastructure, and human resources, as well as activities for the implementation of service fulfillment, and in environmental aspects it is known that the geographical conditions and potential for disasters in the working area of Balkesmas Magelang are different and there is involvement from across sectors.Conclusion: The readiness of implementing disaster MSS in Balkesmas Magelang Region has not been optimal because it has not implemented all activity mechanisms in accordance with the available regulations. This is influenced by several factors, including aspects of the input, process, and environment.Keywords: minimum service standards, disaster, Balkesmas Magelang
Penggunaan Media Sosial selama Pandemi Covid-19 dalam Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Tangerang Vionita, Luthfia; Prayoga, Diansanto
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.126-133

Abstract

Latar belakang: Indonesia dan dunia saat ini sedang dilanda pandemi COVID-19 yang mana merupakan penyakit menular akut. Namun, dibalik pandemi COVID-19 komunikasi dan informasi berkembang sangat pesat yang membuat perubahan dalam kehidupan manusia dan berpengaruh pada intervensi kesehatan yang melibatkan masyarakat umum dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut. Oleh karena itu, bagian dari promosi kesehatan dapat dimasukkan dalam pemasaran sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan media sosial selama pandemi COVID-19 dalam promosi kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Tangerang.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deksriptif kuantitatif dengan sampel yaitu seluruh rumah sakit yang berada di Kabupaten Tangerang yaitu dengan jumlah 20 rumah sakit. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari hasil pencarian menggunakan bantuan internet/search engine pada tiap media sosial (Website, E-mail, Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, dan Spotify).Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tipe rumah sakit di kabupaten Tangerang sebagian besar yaitu tipe C dengan persentase sebesar 80% (16 rumah sakit). Penggunaan media sosial sebagai fasilitas dalam promosi kesehatan di rumah sakit yang tersebar di kabupaten Tangerang paling banyak menggunakan Website, Intagram, E-mail, serta Fanspage Facebook. RS St. Carolus Summarecon Serpong memiliki postingan terbanyak di media sosial Instagram dan postingan tersebut terkait dengan promosi kesehatan selama pandemi COVID-19. Adanya strategi promosi kesehatan dengan giveaway membuat media Instgram RS Mitra Keluarga Gading Serpong memiliki jumlah like postingan sebanyak 16.884 dan 1.890 comment.Simpulan: Selama pandemi COVID-19 penggunaan platform media sosial dapat berpotensi dalam promosi kesehatan dimana Website dan Instagram merupakan media sosial yang paling banyak digunakan oleh rumah sakit yang berada di Kabupaten Tangerang dimana 16 pengguna Website dan 14 pengguna Instagram dengan 80% (16 rumah sakit) bertipe C. Strategi promosi kesehatan dengan giveaway dapat menarik minat masyarakat serta konten yang menarik dapat meningkatkan jumlah likes, comments, shares, dan views.Kata kunci: media sosial; promosi kesehatan; pandemi COVID-19 ABSTRACTTitle: Social Media Used For Health Promotion When COVID-19 Pandemic At The Tangerang District HostpitalBackground: Indonesia and the world are currently being hit by the COVID-19 pandemic, which is an infectious disease. However, the COVID-19 communication and information pandemic is developing very rapidly which makes changes in human life and affects health interventions that involve the general public in increasing health status by influencing the behavior of these people. Therefore, part of the promotion can be included in social marketing. This study aims to study the use of social media during the COVID-19 pandemic in health promotion at Tangerang District Hospital.Method: This study used a quantitative descriptive method with a sample of all hospitals in Tangerang Regency, with a total of 20 hospitals. Research data is secondary data obtained from search results using the help of internet / search engines on each social media (website, e-mail, Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, and spotify).Result: The results of this study indicate that the type of hospital in Tangerang district is mostly type C with a percentage of 80% (16 hospitals). The use of social media as a facility in health promotion in hospitals in Tangerang district mostly uses Website, Intagram, E-mail, and Facebook Fanspage. RS St. Carolus Summarecon Serpong has the most posts on social media Instagram and these posts are related to health promotion during the COVID-19 pandemic. With a health promotion strategy with a giveaway, the Mitra Keluarga Gading Serpong Hospital Media Instgram has 16,884 likes and 1890 comments.Conclusion: During the COVID-19 pandemic the use of social media platforms has the potential for health promotion where Website and Instagram are the most widely used social media by hospitals in Tangerang Regency where 16 Website users and 14 Instagram users with 80% (16 hospitals) are type C Health promotion strategy with giveaway can attract public interest and interesting content can increase the number of likes, comments, shares, and views.Keywords: social media; health promotion; COVID-19 pandemic
Persepsi Tenaga Kesehatan dalam Praktik Kolaborasi Interprofesional di Rumah Sakit di Banyuwangi Kusuma, Meradiana Widya; Herawati, Fauna; Setiasih, Setiasih; Yulia, Rika
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.106-113

Abstract

Latar belakang: Pelayanan multidisiplin dapat menimbulkan konflik personal dan pelayanan kesehatan menjadi lambat. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang tepat serta meningkatkan kualitas mutu layanan kesehatan maka perlu dilakukan praktik kolaborasi interprofesional yang efektif. Penilaian obyektif dari praktik kolaborasi dapat dilihat dari persepsi tenaga kesehatan dengan menggunakan instrumen yang valid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi tenaga kesehatan dalam praktik kolaborasi interprofesional di rumah sakit.Metode: Penelitian ini cross-sectional menggunakan kuesioner Collaborative Practice Assessment Tool (CPAT) kepada tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi. Pengumpulan data melalui google form dilakukan selama bulan Oktober-November 2020. Kuesioner CPAT terdiri dari 53 pernyataan dan 8 domain, yaitu hubungan antar anggota; hambatan tim dalam kolaborasi; hubungan tim dengan masyarakat; koordinasi dan pembagian peran; pembuatan keputusan dan manajemen konflik; kepemimpinan; misi, tujuan dan sasaran; serta keterlibatan pasien. Reliabilitas kuesioner CPAT baik, Cronbach’s alpha sebesar 0,977. Nilai kuesioner dihitung menggunakan skala likert-5-poin dan dianalisis deskriptif lebih lanjut menggunakan SPSS 21.Hasil: Penelitian ini melibatkan 109 responden tenaga kesehatan. Tidak ada perbedaan signifikan (p>0,05) menurut jenis kelamin, usia dan lama pengalaman kerja. Ditinjau dari masing-masing profesi, terdapat perbedaan bermakna pada domain koordinasi dan pembagian peran (p=0,013). Hasil penelitian ini menunjukkan dokter/dokter spesialis memiliki nilai rata-rata pada domain tersebut lebih rendah dibandingkan dengan profesi lain. Ini membuktikan mereka kurang memahami peran diri sendiri maupun tenaga kesehatan lain dalam melakukan praktik kolaborasi interprofesional.Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan persepsi oleh dokter/dokter spesialis terkait koordinasi dan pembagian peran dalam menjalankan praktik kolaborasi interprofesional.
Sikap Pengemudi Dump Truck Terhadap Safety Driving Wahyudi, Deni; Pertiwi, Wiwik Eko
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.134-138

Abstract

Latar belakang: Berdasarkan data Laka Lantas Polda Banten pada tahun 2018 terjadi 1.263 kasus kecelakaan dengan juo mlah korban meninggal 605 orang, luka berat 160, luka ringan 1.398 orang dengan kerugian materi mencapai Rp 3,3 miliar lebih dan pada tahun 2019 laka lantas bertambah dengan jumlah 1.402 kejadian, dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 649 orang, luka berat 139 orang, luka ringan 1.629 orang dengan jumlah kerugian mencapai Rp 2,8 miliar. Safety driving merupakan upaya untuk mengemudi lebih lanjut yang lebih memperhatikan keselamatan bagi pengemudi dan penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, tingkat pendidikan dan umur dengan sikap pengemudi dump truck terhadap safety driving di PT. Banten Muda Mandiri.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dimana variabel independen (pengetahuan, tingkat pendidikan dan umur) dan variabel dependen (sikap pengemudi terhadap safety driving) diteliti pada saat yang bersamaan. Data dianalisis menggunakan pendekatan Uji Kai Kuadrat (Chi Square Test), dengan batas CI 95%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengemudi dump truck sebanyak 55 orang dan sampel penelitian adalah total populasi.  Hasil: Hasil penelitian menunjukan dari 55 responden terdapat 67,3% responden mempunyai sikap safety driving baik, 61,8% responden berusia ≥ 30 tahun, 60,0% memiliki tingkat pendidikan tinggi, 78,2% responden yang memiliki pengetahuan baik. Hasil analisa bivariat menunjukan ada hubungan antara tingkat pendidikan (0,049) dan pengetahuan (0,043) dengan sikap pengemudi terhadap safety driving. Simpulan: responden yang mempunyai sikap positif lebih banyak dibandingkan dengan responden yang mempunyai sikap negatif serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan sikap terhadap safety driving.Kata kunci: Dump truck, pengetahuan, safety driving, tingkat pendidikan, umur ABSTRACTTitle: Safety Driving Attitudes of the Dump Truck DriverBackground: Based on data from Laka Lantas Regional Police of Banten, in 2018 there were 1,263 accidents with 605 fatalities, 160 serious injuries, 1,398 minor injuries with more than Rp.3.3 billion in material losses and in 2019 increased to 1,402 incidents, with the number of victims who died as many as 649 people, 139 people were seriously injured, and slightly injured 1,629 people with a total loss of up to Rp 2.8 billion. Safety driving is an effort to further drive that pays more attention to safety for drivers and passengers. This study aims to determine the relationship between knowledge, education level and age with the attitude of dump truck drivers on driving safety at PT. Banten Muda Mandiri.Method: The independent variables of this study are knowledge, education level and age, while the dependent variable is the attitude of the driver towards safety driving with cross sectional design study. The research sample was 55 driver of dump truck. Primary data collection using a questionnaire.Result: The results showed that out of 55 respondents, 67.3% of respondents had a good driving safety attitude, 61.8% of respondents were ≥ 30 years old, 60.0% had a high level of education, 78.2% of respondents had good knowledge. The results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between the level of education (0.049) and knowledge (0.043) with the driver's attitude towards driving safety.Conclusion: Respondents were  had positive attitude more than negative attitude, there was a relationship between the level of education (0.049) and knowledge (0.043) with the driver's attitude towards driving safety.Keywords: Dump truck, knowledge, safety driving, education level, age
Analisis Implementasi Program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor Dalam Menangani Kasus Maternal di Kota Semarang (Studi Kasus di Puskesmas Bangetayu) Nurmalitasari, Rahma Adinda; Suryoputro, Antono; Kusumastuti, Wulan
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 2 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.2.114-125

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Dalam rentan waktu 2018 hingga pertengahan tahun 2020 Puskesmas Bangetayu memiliki jumlah penderita preeklamsia tertinggi di Kota Semarang. Salah satu masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh tim medis Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor adalah preeklamsia. Sayangnya, layanan Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor yang terdapat pada Puskesmas Bangetayu masih minim digunakan oleh masyarakat khususnya dalam menangani preeklamsia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor dalam menangani kasus preekamsia di Puskesmas.Bangetayu Kota.Semarang.Metode: Penelitian kualitatif.dengan pendekatan.deskriptif analitik yang dilakukan melalui.wawancara mendalam, sampel dipilih menggunakan teknik.purposive sampling. Penelitian ini.dilakukan pada.bulan Oktober-Desember 2020. Subjek penelitian merupakan penanggung jawab program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor,dokter, bidan, dan perawat pelaksana program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor. Sedangkan informan triangulasi yaitu kepala Seksi Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang, Kepala Puskesmas Bangetayu, Bidan Koordinator Puskesmas Bangetayu, dan Ibu hamil atau melahirkan dengan preeklamsia. Aspek yang dianalisis terdiri dari aspek standar dan sasaran kebijakan, aspek komunikasi, aspek sumber daya, aspek disposisi pelaksana, aspek.karakteristik badan pelaksana, dan aspek lingkungan0ekonomi, sosial dan politik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan dokter pada malam hari tidak stand by untuk melaksanakan program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu, sikap bidan pelaksana dinilai tidak ramah, tidak adanya Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan0Kota Semarang kepada Puskesmas Bangetayu mengenai pelaksanaan program dalam menangani kasus preeklamsia untuk kedepannya, kepatuhan dan kejujuran petugas dalam menjalankan tugas masih rendah, serta tidak adanya insentif ataupun reward  yang diberikan kepada petugas medis.Simpulan: Implementasi program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor dalam menangani kasus preeklamsia masih belum optimal dikarenakan masih ditemukan beberapa kendala dalam pengimplementasiannya. Penelitian ini menyaraknkan kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk memberikan Rencana Tindak Lanjut (RTL) mengenai program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor dalam menangani kasus preeklamsia kepada pihak puskesmas bangetayu, melakukan pembinaan kepada petugas medis yang melakukan kesalahan, menambah sumber daya manusia, dan memberikan insentif maupun reward sebagai motivasi kerja.Kata kunci: Preeklamsia, Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor, Wilayah Timur Kota Semarang ABSTRACT Title: Analysis  The Implementation  Of The Ambulance Hebat (Si Cepat) Motorcycle Program In Handling Maternal Case In Semarang City (Case Study At East Region Of Semarang City)Background: From 2018 to 2019 East Region Of Semarang City had the highest0number of preeclampsia patients in Semarang City. One of the health problems that can be handled by the medical team for the Ambulan Hebat (Si Cepat) Motorcycle is preeclampsia. Unfortunately, the Service of the Ambulan Hebat (Si Cepat) Motorcycle that is available at the East Region Of Semarang City is not used optimally by the community especially in dealing with preeclampsia, there is only 1 user in the 2018-2019 period. This study aims to.analyze the implementation of the Ambulan.Hebat (Si Cepat) motorcycle program in handling preeclampsia at East Region Of Semarang City.Method: Qualitative research0with a descriptive-analytic0approach was conducted0through in-depth interviews where the sample was selected using a purposive sampling technique. This research0was conducted in October-December 2020. The research subjects were the person in charge of the Ambulance.Hebat (Si Cepat) Motorcycle Program, the doctors, midwives, and nurses that are implementing the Ambulance Hebat (Si Cepat) Motorcycle Program. Meanwhile, the triangulation informants were the Head of the Health Service Section of the Health Office of Semarang City, the Head of the Public Health Center of Bangetayu, the Coordinating Midwife for the Public Health Center of Bangetayu, and pregnant mothers with preeclampsia. The aspects analyzed consisted of standards and policy objectives, communication, resource, implementing disposition, characteristics0of the implementing agency, and economic, social, and political environmental aspects.Result: The results show the availability of doctors at night does not stand by, the midwife’s attitude is considered unfriendly, there is no follow up plan given by the Public Health Office of Semarang City or the medical team to the Public Health Center of Bangetayu, compliance and honesty of officers in carrying out their duties is still low, and the absence of incentives or rewards given to medical personnel.  Conclusion and Recommendations : The implementation of the Ambulance Hebat (Si Cepat) Motorcycle program in dealing with preeclampsia is not optimal because there are some obstacles in its implementation. This research encourages the Health Office of Semarang City to provide a Follow-Up Action Plan program to the Public Health Center of Bangetayu, guide medical personnel who did mistakes, distributing photos containing the Ambulance Hebat (Si Cepat) call center number to the public through the Whatsapp group distributed by the FKK, changing doctor shifts to 2 shifts, and provide incentives and rewards as work motivation, and tighten sanctions.Keywords: Preeclampsia, Ambulan Hebat (Si Cepat) Motorcycle, East Region Of Semarang City

Page 1 of 1 | Total Record : 10