cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124920     EISSN : 27755614     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 6 (2023): MKMI" : 10 Documents clear
Analisis Kandungan Gizi dan Daya Terima Cookies Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L) dengan Tambahan Tepung Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) pada Siswa SDN 23 Kendari Riska Mayangsari; Emi Febrianti; Habib Ihsan; Ummu Kalsum; Diesna Sari
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.381-385

Abstract

Latar belakang: Permasalahan gizi pada anak sekolah dasar di Indonesia masih banyak ditemukan dan tergolong masih cukup tinggi, karena kebutuhan zat gizi pada anak yang meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangnya agar optimal.  Dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi anak maka penting halnya pemberian makanan tambahan sehingga dapat mengatasi permasalahan gizi tersebut. Diperlukan salah satu alternatif makanan tambahan yang dapat diberikan, salah satunya dapat berbentuk cookies. Cookies atau kue kering merupakan salah satu jenis makanan ringan yang digemari semua kelompok umur baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pemanfaatan pangan lokal dalam pembuatan cookies seperti ubi jalar dan ikan tongkol ini ini diharapkan bisa menambah nilai gizi bagi camilan sehat untuk anak sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan gizi dan daya terima tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan Tongkol terhadap kualitas cookies.Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen dengan 1 taraf perlakuan. Populasi dalam penelitian ini yaitu 18 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampel. Data diperoleh menggunakan lembar questioner. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon (α ≤ 0,05).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sample R1 merupakan perlakuan yang paling disukai anak. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan daya terima pada karakteristik aroma (p = 0,046), tekstur (p = 0,046) dan rasa (p = 0,034), namun tidak berbeda pada karakteristik warna (p = 0,083). Berdasarkan analisis kandungan gizi, cookies R1 merupakan cookies dengan nilai kandungan gizi paling baik yaitu mengandung protein 15,257%, lemak 54,7%, dan B-karoten 14,235%.Simpulan: Cookies R1 merupakan cookies yang paling disukai anak dari aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur, serta memiliki persentase kandungan protein, lemak dan B-karoten yang lebih tinggi.Kata kunci: cookies; daya terima; ikan tongkol; ubi jalar kuning Title: Nutritional Analysis and Acceptability of Yellow Sweet Potato (Ipomea Batatas L) Cookies with The Addition of Mackarel (Euthynnus Affinis) Flour in Students of SDN 23 KendariBackground: Nutritional problems in elementary school children in Indonesia are still common and are considered quite high because children's nutritional needs are increasing for optimal growth and development. To fulfill children's nutritional needs, it is important to provide additional food so that they can overcome these nutritional problems. Additional alternative food is needed that can be provided, one of which can be in the form of cookies. Cookies or pastries are a type of snack that is popular with all age groups, both in urban and rural areas. It is hoped that the use of local food in making cookies such as sweet potatoes and tuna can add nutritional value to healthy snacks for school children. This research was to determine the nutritional content and acceptability of yellow sweet potato flour and tuna fish flour on the quality of cookies.Method: This research design uses a pre-experimental design with 1 treatment level. The population in this study was 18 students with a sampling technique using the total sample. Data was obtained using a questionnaire sheet. Statistical analysis used the Wilcoxon test (α ≤ 0.05).Results: The results of the study showed that sample R1 was the treatment that children liked most. The results of statistical analysis showed that there were differences in acceptability in aroma characteristics (p = 0.046), texture (p = 0.046), and taste (p = 0.034), but no differences in color characteristics (p = 0.083). Based on the nutritional content analysis, R1 cookies are the cookies with the best nutritional value, namely containing 15.257% protein, 54.7% fat, and 14.235% B-carotene.Conclusion: R1 cookies are the cookies that children like most in terms of color, aroma, taste, and texture, and have a higher percentage of protein, fat, and B-carotene content.Keywords: cookies; acceptability; tuna; yellow sweet potato
Identifikasi Parasit Alergen Kulit dan Evaluasi Personal Hygiene pada Anak Pesantren Ahmad Supandi; Isfanda Isfanda; Syarifah Nora
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.346-351

Abstract

Latar belakang: Alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tubuh yang berlebihan terhadap suatu alergen. Alergen yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit diantaranya Sarcoptes scabiei var hominis dan tungau debu rumah. Penyakit skabies di pondok pesantren kurang diperhatikan oleh santri. Faktor lingkungan yang kurang baik, personal hygiene yang buruk, pengetahuan yang kurang adalah penyebab terjadinya risiko penularan penyakit skabies. Tujuan dari penelitian adalah identifikasi alergen kulit dan mengetahui hubungan personal hygiene dengan skabies.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik Cross Sectional Study. Sampel dipilih dengan metode Purposive Sampling yaitu siswa yang mengalami infeksi kulit dan didapatkan 145 siswa.Hasil: Hasil penelitian didapatkan identifikasi Sarcoptes Scabiei Var Hominis dan Dermatophagoides Farinae. Distribusi skabies diketahui sebanyak 20 (13,8%) responden mengalami skabies, sedangkan 125 (86,2%) responden tidak mengalami skabies. Distribusi personal hygiene diketahui 100 (69%) responden memiliki personal hygiene yang baik dan 45 (31%) responden memiliki personal hygiene yang buruk. Hasil analisa bivariat didapatkan responden yang memiliki personal hygiene yang buruk yaitu 45 responden (31%) dengan 13 responden (28,9%) dan 32 responden (71,1%) tidak mengalami skabies. Sementara responden yang memeliki personal hygiene yang baik yaitu 100 responden (69%) dengan 93 responden (93%) tidak mengalami skabies dan 7 responden (7%) mengalami skabies.Simpulan: Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan personal hygiene dan skabies, siswa diharapkan lebih memperhatikan personal hygiene dan tidak melakukan kontak dengan penderita skabies agar tidak terjadi penularan.Kata kunci: alergen; skabies; personal hygiene; tungau debu rumah Title: Identification of Skin Allergen Parasites and Evaluation of Personal Hygiene in Islamic Boarding School ChildrenBackground: Allergy is an excessive hypersensitivity reaction of the body to an allergen.  Allergens that can cause infections of the skin include Sarcoptes scabiei (var. hominis) and house dust mites. Scabies disease in Islamic boarding schools is not given enough attention by students. Unfavorable environmental factors, poor personal hygiene, and lack of knowledge are the causes of the risk of scabies transmission. The purpose of this research is to help skin allergens and determine the relationship between personal hygiene and scabies.Method: The type of research used is a descriptive analytical cross sectional study. The sample was selected by purposive sampling method, namely students who had skin infections and obtained 145 students. Result: Dermatophagoides Farinae and Sarcoptes Scabiei Var Hominis were identified by the research findings. The distribution of scabies was as follows: 125 respondents (86.2%) did not develop scabies, while 20 (13.8%) did. According to the data on personal hygiene distribution, one hundred (69%) of the respondents maintain adequate personal hygiene, while forty-five (31%) do not. The bivariate analysis revealed that among the respondents, 45 individuals (31%) exhibited inadequate personal hygiene, while 13 individuals (28.9%) and 32 individuals (71.1%) did not report any instances of scabies. In contrast, one hundred respondents (69%) maintained excellent personal hygiene, with seven respondents (7%) developing scabies and 93 respondents (93%) not experiencing them. Conclusion: The study found a link between personal hygiene and scabies. Students should practice better cleanliness and avoid scabies sufferers to prevent transmission.Keywords: allergen; scabies; personal hygiene; house dust mite
Faktor Ibu, Keragaman Pangan, Asupan Zat Gizi Makro, dan Hubungannya dengan Status Gizi Kurang pada Ibu Balita Stunting di Kota Semarang Sabela Nadhira Rakhmatika; Rachma Purwanti; Ani Margawati; Fillah Fithra Dieny
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.386-393

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Risiko stunting lebih tinggi pada anak dari ibu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari sama dengan 18,5 kg/m2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status gizi kurang pada ibu balita stunting dan mengaitkan faktor ibu, pendapatan keluarga, keragaman pangan serta asupan zat gizi pada ibu.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan di Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 ibu balita stunting di Kota Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Consecutive Sampling. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu status gizi ibu balita Stunting. Data status gizi ibu didapatkan berdasarkan pengukuran antropometri secara langsung meliputi Berat Badan dan Tinggi Badan yang kemudian dilakukan perhitungan IMT. Ibu balita stunting yang dimasukkan dalam penelitian ini hanya yang berstatus gizi kurang dan gizi normal berdasarkan kategori IMT menggunakan cut off Asia Pasifik. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia ibu, paritas ibu, pendidikan ibu, penggunaan KB Hormonal, pendapatan keluarga, asupan zat gizi makro, keragaman pangan ibu, dan aktivitas fisik ibu. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square. Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu dengan menggunakan uji Multiple Logistic Regression.Hasil: Ibu balita stunting dengan status gizi kurang lebih banyak memiliki proporsi tingkat kecukupan energi, protein, dan karbohidrat yang tergolong kurang (56,3%; 62,5%; dan 39,3%) dibandingkan tingkat kecukupan energi yang tergolong cukup (9,1%; 33,3%; dan 11,1%). faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada ibu balita stunting yaitu kecukupan asupan energi ibu dengan nilai signifikansi <0,05. Ibu dengan asupan energi yang kurang berisiko 10,156 kali (p-value 0,047) mengalami gizi kurang. Simpulan: Faktor yang paling berhubungan dengan status gizi kurang pada ibu balita stunting yaitu asupan energi yang kurang. ABSTRACTTitle: Maternal Factors, Food Diversity, Nutritional Intake, and Correlation with Underweight Status of Under-Five Stunted MothersBackground:The risk of stunting is higher in children of mothers with a Body Mass Index (BMI) less than equal 18,5 kg/m2. This study aimed to analyze the underweight status of under-five stunted mothers and related maternal factors, family income, food diversity, and nutritional intake.Methods: This cross-sectional observational study was undertaken in Semarang in 2022. Samples were taken consecutively. This study included 42 Semarang City moms of stunted toddlers. This study examined stunted under-5 moms' nutritional condition (underweight or normal). The maternal nutritional status was determined by measuring body weight and height to establish BMI. This study only included mothers of stunted children with underweight status and normal nutritional status, according to the Asia Pacific cut-off. In this study, maternal age, parity, education, hormonal contraceptive use, family income, macronutrient intake, dietary diversity, and physical activity were independent factors. Multivariate logistic regression was used to identify mothers' nutritional status factors.Results:Under-five stunted mothers with poor nutritional status had a higher proportion of lacking energy, protein, and carbohydrate adequacy levels (56.3%, 62.5%, and 39.3%, respectively), compared to energy adequacy levels, which were classified as sufficient (9, 1%, 33.3%, and 11.1%, respectively). Factors related to the underweight status of under-five stunted mothers, namely the adequacy of maternal energy intake, had a significance value of less than 0.05. Mothers with less energy intake were at risk of 10.156 times (p = 0.047) experiencing underweight. Maternal age, parity, education, use of hormonal contraception, family income, maternal dietary diversity, and physical activity were not related to the underweight status of under-five stunted mothers.Conclusion: The most common factor related to the underweight status of under-five stunted mothers is the inadequacy of maternal energy intake.
Keabsahan Layanan Telemedisin terkait Surat Keterangan Sakit Online dalam Persepsi dan Ekspektasi Pengguna Wulan Kusumastuti; Rani Tiyas Budiyanti
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.352-357

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Surat keterangan sakit merupakan surat keterangan yang diberikan dokter untuk pasien yang dinyatakan sakit oleh dokter setelah melalui pemeriksaan kesehatan. Berdasarkan Pasal 93 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan, surat keterangan sakit dapat digunakan oleh pekerja sebagai dasar melakukan izin ke tempat kerja ketika sakit dan tetap dapat memperoleh upah. Adanya layanan kesehatan jarak jauh melalui telemedisin memunculkan berbagai isu etik dan hukum salah satunya terkait pemberian surat keterangan sakit secara online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan harapan pengguna telemedisin terkait surat keterangan sakit yang diterbitkan secara online melalui layanan telemedisin.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif  dengan pengambilan data melalui survey online yang dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2023 pada 100 orang responden.Hasil: Sebanyak 11 responden (11%) menyebutkan pernah memperoleh surat keterangan sakit online dari layanan telemedisin, meskipun 3 responden menyebutkan surat tersebut tidak sesuai dengan kondisi kesehatan senyatanya. Sebanyak 62 responden (62%) setuju jika surat keterangan sakit dapat diberikan secara online melalui telemedisin. Dan 99 responden (99%) setuju jika terdapat regulasi mengenai penggunaan dan keabsahan surat sakit online.Simpulan: Perlu adanya regulasi mengenai syarat dan prosedur pemeriksaan untuk mendapatkan surat keterangan sakit melalui telemedicine dan keabsahan penggunaannya. Selain itu, perlu peningkatan teknologi kedokteran dalam mendukung pemeriksaan jarak jauh melalui layanan telemedisin. Kata kunci: surat keterangan sakit, telemedisin, telekonsultasi Title: Validity of Telemedicine Services Related to Online Sickness Certificates in User Perceptions and ExpectationsBackground: A sick leave certificate is a certificate given by a doctor to a patient who is declared sick by a doctor after going through a medical examination. Based on Article 93 paragraph (2) letter a of Law Number 13 of 2003 concerning Manpower, a sick leave certificate can be used by workers as a basis for obtaining permission to work when they are sick and can still receive wages. The existence of remote health services through telemedicine raises various ethical and legal issues, one of which is related to the provision of online sick certificates. This study aims to determine the perceptions and expectations of telemedicine users regarding sick certificates issued online through telemedicine services. Methods: This research is a quantitative research with a descriptive approach which data collected using online survey and were conducted from March to June 2023 on 100 respondents.Result: Based on the research, 11 respondents (11%) had obtained an online sick certificate, although 3 respondents stated that the letter did not match the actual conditions. As many as 62 respondents (62%) agreed that sick certificates could be provided online via telemedicine. And 99 respondents (99%) agree that there are regulations regarding the use and legitimacy of online sick notes.Conclusion: There needs to be regulation regarding the terms and procedures for examination to obtain a sick certificate through telemedicine and the validity of its use. In addition, it is necessary to improve medical technology to support remote examinations through telemedicine services.Keywords: online sick certificate; telemedicine; teleconsultation
Pengaruh Pendampingan Gizi terhadap Berat Badan Ibu Hamil di Wilayah Pesisir Kota Kendari Fatmawati Fatmawati; Petrus Petrus; Jusuf Kristianto; Ellyani Abadi; Habib Ihsan Muhim
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.394-398

Abstract

Latar belakang: Ibu hamil merupakan golongan yang rentan mengalami masalah gizi, sehingga pendampingan gizi ibu hamil penting dilakukan sebagai bentuk monitoring terhadap berat badan (BB) selama kehamilan. Pendampingan yang dilakukan berupa pemberian konseling intensif dan monitoring BB secara rutin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendampingan gizi terhadap berat badan ibu hamil di wilayah pesisir Kota Kendari.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain one group pre test post test. Pengambilan data dilakukan di wilayah pesisir Kota Kendari khususnya di wilayah kerja Puskesmas Poasia, Abeli, Nambo dan Mata. Sampel dalam penelitian  ini adalah semua ibu hamil Trimester III di wilayah Pesisir Kota Kendari sebanyak 35 orang sampel kontrol dan 35 kelompok intervensi.  Variabel independent adalah pendampingan gizi, sedangkan variabel dependent adalah berat badan. Pendampingan gizi dilakukan dengan memberikan konseling intensif, pemberian PMT dan monitoring serta evaluasi berat badan. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat dan analisa bivariat menggunakan uji Mann Whitney.Hasil: Rata-rata berat badan kelompok intervensi sebelum pendampingan 50,95 kg, dan setelah pendampingan gizi adalah 57,86 kg. Kemudian pada kelompok kontrol ditemukan rata-rata BB 62,67 kg dan setelah pendampingan diperoleh rata-rata BB 71,09 kg. Hasil uji hipotesis didapatkan p-value (0,000)).Simpulan: Ada pengaruh pendampingan gizi terhadap Berat Badan ibu hamil yang berarti bahwa pendampingan gizi dapat meningkatkan ukuran berat badan ibu hamil di wilayah pesisir Kota Kendari, dengan peningkatan sebesar 6,9 kg pada kelompok intervensi dan 8,42 kg pada kelompok kontrol.Kata kunci: pendampingan; gizi; berat; badan; hamil Title: The Influence of Nutritional Assisting on The Weight of Pregnant Women in The Coastal Area of Kendari CityBackground: Pregnant women are a group that is vulnerable to experiencing nutritional problems, so nutritional support for pregnant women is important as a form of monitoring body weight during pregnancy. The assistance provided is in the form of providing intensive counseling and routine weight monitoring. The aim of this research is to determine the effect of nutritional assistance on the weight of pregnant women in the coastal area of Kendari City.Method: This type of research is experimental research with a one group pre-test post-test design. Data collection was carried out in the coastal areas of Kendari City, especially in the working areas of the Poasia, Abeli, Nambo and Mata Health Centers from July to September. The samples in this study were all pregnant women in the third trimester in the coastal area of Kendari City, consisting of 35 control samples and 35 intervention groups. The independent variable is nutritional assistance, while the dependent variable is body weight. Nutrition assistance is carried out by providing intensive counseling, providing PMT and monitoring and evaluating body weight. Data analysis techniques use univariate analysis and bivariate analysis using the Mann Whitney test.Results: The average body weight of the intervention group before assistance was 50.95 kg, and after nutritional assistance was 57.86 cm. Then in the control group the average weight was found to be 62.67 kg and after assistance the average weight was 71.09 kg. The results of the hypothesis test obtained p-value (0.000) < (0.005). Conclusion: There is an influence of nutritional assistance on the weight of pregnant women, which means that nutritional assistance can increase the weight of pregnant women in the coastal area of Kendari City, with an increase of 6.9 kg in the intervention group and 8.42 kg in the control group.Keywords: mentoring; nutrition; heavy; body; pregnant
Pembuatan Kultur In Vitro Stadium Eritrosit Plasmodium Knowlesi A1-H.1 Fauzi Muh; Eun-Taek Han
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.358-363

Abstract

Latar belakang: Plasmodium knowlesi adalah spesies Plasmodium yang terkenal mampu menyebabkan malaria zoonosis pada manusia. Infeksi P knowlesi dapat menyebabkan penyakit yang bersifat parah hingga kematian. Parasit malaria ini dapat menginfeksi darah manusia dan juga kera. Kultur in vitro parasit stadium deritrosit (blood stage) jangka panjang sangat memungkinkan untuk P falciparum dan P knowlesi. P knowlesi saat ini digunakan sebagai model eksperimental untuk penelitian in vivo, ex vivo dan in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk  mengkultur P knowlesi yang dilakukan secara kontinyu dalam kondisi laboratorium.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan rancangan eksperimental dengan pendekatan observasional. Kami menggunakan strain P knowlesi A1-H.1 (PkA1-H.1) dengan beberapa kondisi laboratorium, seperti optimasi serum dan konsentrasi glokosa yang digunakan. P knowlesi di kultur selama 10 hari dan morfologi parasit dikonfirmasi dengan pewarnaan giemsa 10%.Hasil: Strain PkA1-H.1 mampu mempertahankan kemampuannya untuk menginfeksi 100% sel darah merah manusia dalam kondisi laboratorium. Serum AB manusia dan serum kuda (10%, v/v) merupakan kondisi optimal untuk pertumbuhan PkA1-H.1. Total 2-4 gram dekstrosa anhidrat merupakan glukosa optimal yang dibutuhkan parasit untuk tumbuh. Parasit tumbuh perlahan pada 5 hari pertama setelah proses kultur dilakukan (thawing), namun pertumbuhan bisa meningkat pesat setelah hari ke 6 kultur. Parasit nampak sehat dari hari pertama hingga hari kesepuluh, yang dibuktikan dengan penampakan morfologi ring, tropozoit dan schizont.Simpulan: Hasil ini menunjukkan pentingnya faktor pertumbuhan yang optimal seperti konsentrasi serum dan dekstrosa untuk mendukung pertumbuhan PkA1-H.1. Keberhasilan kultur in vitro bisa membantu penelitian tentang biologi invasi, vaksin dan skrining obat baru.Kata kunci: malaria; zoonosis; P knowlesi, kultur in-vitro Title: Re-setting-up the Continous in-vitro Culture of Plasmodium knowlesi Blood StagesBackground: Plasmodium knowlesi is well-known Plasmodium species causing zoonotic malaria in humans. The infection of P knowlesi cause severe illness to death. This simian malaria parasite infects both macaque and human bloods. Long-term in vitro cultures of blood-stage parasites are feasible for Plasmodium falciparum and P knowlesi. However, P knowlesi is recently used as experimental model for in vivo, ex vivo and in vitro studies. This study aimed to culture continously the P knowlesi in laboratory condition with human red blood cells.Method: This study used an experimental study design with observasional approach. We used P knowlesi A1-H.1 strain (PkA1-H.1) under several laboratory conditions, such as serum and glocuse concentration. The culture was conducted for 10 days. The morphology of parasites was confirmed using 10% Giemsa staining.Result: PkA1-H.1 human-adapted strain was successfully maintained ability to grow under the 100% human red blood cells. Pooled-human AB serum and horse serum (10%, v/v) was optimal condition for PkA1-H.1 to grow. Total 2-4 gram of dextrose anhydrous was optimal glucose required for parasite to grow. The parasites grew slowly in the first 5 days after thawing, but the growth increased rapidly after day 6 of culture. The morphology of parasites was normally observed as seen healthy rings, trophozoites and schizonts.Conclusion: This result showed the importance of optimal growth factors (serum and dextrose) to support the PkA1-H.1 under the laboratory condition. Its successful of continous culture highlighted the use of culture for understanding of the invasion biology, vaccine or drug discoveries.Keywords: malaria; zoonosis; P knowlesi, in vitro culture
Asupan Karbohidrat Berkorelasi terhadap Status Gizi Santriwati dengan Puasa Ngrowot Farohatus Sholichah
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.399-405

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Puasa Ngrowot merupakan salah satu jenis puasa kebatinan. Ngrowot merupakan upaya menahan diri dari bahan makanan berbahan dasar beras dan menggantinya dengan umbi-umbian, jagung, dan lainnya. Santri dengan puasa Ngrowot lebih sedikit mengkonsumsi makanan dibandingkan dengan yang tidak berpuasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sehingga dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis asupan makan dan status gizi santri dengan puasa Ngrowot.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada 50 santriwati di SMK Syubbanul Wathon, Pondok Pesantren Api Asri, Tegalrejo, Magelang. Sampel secara purposive sampling. Data asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, dan serat diambil dengan food record 2x24 jam dan Food Frequency Questionaires (FFQ). Status gizi dinilai berdasarkan indeks IMT/U (Indeks Massa Tubuh menurut Umur). Data dianalisis univariat dan bivariate menggunakan uji korelasi pearson.Hasil: Rata-rata asupan energi santriwati adalah 1312.71 ± 330.94 kcal; protein 42.26 ± 12.69 gram; karbohidrat 179.48 ± 53.63 gram; lemak  50.94 ± 1.80 gram; dan serat 6.89 ± 2.65 gram. Rata-rata santriwati memiliki status gizi normal menurut indeks IMT/U (0.38 ± 0.90). Tidak terdapat hubungan antara asupan energi (p=0,115), asupan protein (p=0,823), asupan lemak (p=0,472), dan asupan serat (p=0,640) terhadap status gizi menurut IMT/U. Hanya asupan karbohidrat yang berhubungan terhadap status gizi menurut IMT/U (p=0,030, r= -0,306). Artinya, asupan karbohidrat dan status gizi berkorelasi negatif dengan kekuatan korelasi kategori lemah.Simpulan: Asupan karbohidrat berkorelasi terhadap status gizi santriwati dengan puasa NgrowotKata kunci: Asupan gizi; Puasa Ngrowot; Status giziAbstractTitle: Carbohydrate Intake Correlated with The Nutritional Status of Santriwati with the Ngrowot Fasting Background: Ngrowot fasting is a type of spiritual fasting. Ngrowot is an effort to refrain from rice-based food ingredients and replace them with tubers (wod), corn, and others. The purpose of this study is to analyze the nutritional intake and nutritional status of santriwati with the Ngrowot fasting. Students who fast Ngrowot consume less food than those who do not fast, both in terms of quantity and quality, so this can affect their nutritional status.Method: This study was a quantitative study using a cross sectional design. The study was conducted on 50 santriwati at SMK Syubbanul Wathon, Pondok Pesantren Api Asri, Tegalrejo, Magelang. Purposive sampling was used in this study. The energy, carbohydrate, protein, fat and fiber intake were obtained from 2x24 hours food record and Food Frequency Questionnaire (FFQ). Nutritional status was assessed based on the BMI for age (Body Mass Index for Age).Result: The average of energy intake  was 1312.71 ± 330.94 kcal; protein 42.26 ± 12.69 grams; carbohydrate 179.48 ± 53.63 grams; fat  50.94 ± 1.80 grams; and fiber is 6.89 ± 2.65 grams. The average nutritional status of santriwati according to BMI for age was normal (0.38 ± 0.90). There was no correlation between energy intake (p = 0.115), protein intake (p = 0.823), fat intake (p = 0.472), and fiber intake (p = 0.640) with nutritional status according to BMI for age. Carbohydrate intake was related to nutritional status according to BMI for age (p = 0.030, r = -0.306). Carbohydrate intake and nutritional status are negatively correlated with the strength of the correlation in the weak category.Conclusion: Carbohydrate Intake Correlated with The Nutritional Status of Santriwati with the Ngrowot FastingKeywords: Nutritional Intake;  Ngrowot Fasting; Nutritional Status 
Faktor yang Berhubungan dengan Emotional Eating Pada Mahasiswa di Semarang Adya Fathma Irzanti; Besar Tirto Husodo; Aditya Kusumawati
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.364-372

Abstract

Latar belakang: Emotional eating merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mengonsumsi makanan maupun minuman secara berlebihan yang dipicu oleh emosi yang sedang dirasakan dari seseorang tersebut, namun emotional eating mempunyai dampak negatif baik jangka pendek maupun panjang terhadap kesehatan individu. Mahasiswa termasuk pada tahapan usia remaja akhir yang masih terjadinya fluktuasi emosi sehingga mahasiswa berisiko emotional eating. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tahun masuk perkuliahan), pengetahuan, sikap, self efficacy, akses pembelian makanan, lingkungan sosial, pola makan keluarga, media, iklan dengan emotional eating pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebanyak 284 responden dengan metode propotional random sampling sesuai dengan kriteria sampel penelitian. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai September 2023. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu pengisian lembar kuesioner serta data sekunder yaitu buku, artikel ilmiah, e-journal, dan e-book yang berkaitan dengan emotional eating. Data penelitian dilakukan uji normalitas dan uji chi square untuk mengetahui hubungan antar variabel.Hasil: Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tahun masuk perkuliahan (angkatan) dengan p-value 0.001, sikap dengan p-value 0.000, lingkungan sosial dengan p-value 0.000, media dengan p-value 0.004, dan iklan dengan p-value 0.036 terhadap emotional eating. Kemudian, variabel usia, jenis kelamin, pengetahuan, self-efficacy, akses pembelian makanan, serta pola makan keluarga tidak berhubungan terhadap emotional eating pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Simpulan: Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel tahun masuk perkuliahan (angkatan), sikap, lingkungan sosial, media, dan iklan berhubungan terhadap perilaku emotional eating pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Kata kunci: emotional eating; perilaku makan; mahasiswa Title: Factors Related to Emotional Eating among Students in SemarangBackground: Emotional eating is an activity carried out by a person in consuming excessive food and drinks triggered by the emotions that are being felt, but emotional eating has a negative impact both short and long term on individual health. Students are included in the late adolescent stage which still has emotional fluctuations so that students are at risk of emotional eating. The purpose of this study was to analyze the relationship between respondent characteristics (age, gender, year of entering college), knowledge, attitudes, self-efficacy, access to food purchases, social environment, family diets, media, advertising with emotional eating in students of the Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro.Method: In accordance with the research sample criteria, 284 respondents were selected using a proportional random sampling technique for this quantitative study. The investigation was carried out between March and September of 2023. This study employed a combination of primary and secondary data sources, including questionnaires, scientific articles, books, e-journals, and e-books pertaining to the topic of emotional eating. The normality of the research data was assessed, and the chi-square test was utilized to ascertain the association between variables.Result: Based on the findings of the chi-square statistical test, it can be concluded that there exists a significant inverse relationship (p < 0.001) between year of college enrollment (class) and the variables of attitude (0.000), social environment (0.004), media (0.004), and advertising (0.036) with respect to emotional eating. Then, there was no significant relationship between emotional eating and the following variables: family eating patterns, age, gender, knowledge, self-efficacy, or access to food purchases at the Faculty of Public Health, Diponegoro University.Conclusion: This study found that Diponegoro University Faculty of Public Health students' emotional eating behavior is linked to class year, attitude, social environment, media, and advertising.Keywords: emotional eating; eating behavior; students
Pelaksanaan Deteksi Dini Covid-19 di Bandara oleh Petugas: Analisis Faktor yang Terkait dengan Pendekatan Cross-sectional Mutia Iriyanti; Martini Martini; Sri Yuliawati; Lintang Dian Saraswati; Moh. Arie Wuryanto
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.373-380

Abstract

Latar belakang: Deteksi dini COVID-19 di titik masuk negara berkaitan dengan kualitas petugas dalam pelaksanaan pencegahan penyakit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan deteksi dini COVID-19 di bandara oleh petugas KKP Kelas IV Yogyakarta.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai KKP Kelas IV Yogyakarta dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 40 orang. Variabel bebas meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana prasarana, pelatihan yang diikuti, peraturan yang berlaku, dukungan kepala kantor, dan dukungan rekan kerja. Sedangkan variabel terikat yaitu pelaksanaan deteksi dini Covid-19. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara bivariat dengan analisis statistik Chi-square (derajad kemaknaan =0,05). Hasil: Pelaksanaan deteksi dini COVID-19 di bandara oleh petugas KKP Kelas IV Yogyakarta sebagian besar masih kurang baik (55,0%). Ada hubungan signifikan antara pengetahuan (p=0,002), sikap (p<0,01), ketersediaan sarana prasarana (p<0,01), pelatihan yang pernah diikuti (p=0,013) dan dukungan kepala kantor (p=0,011) dengan pelaksanaan deteksi dini COVID-19 di bandara, sedangkan umur (p=0,073), jenis kelamin (p=0,585), tingkat pendidikan (p=0,759), masa kerja (p=0,998), sosialisasi peraturan yang berlaku (p=0,054) dan dukungan rekan kerja (p=0,998) tidak memiliki hubungan signifikan.Simpulan: Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana prasarana, pelatihan yang pernah diikuti, dan dukungan kepala kantor dengan pelaksanaan deteksi dini COVID-19 di bandara oleh petugas KKP Kelas IV Yogyakarta. Disarankan perlunya pelatihan kewaspadaan dini berkala bagi petugas.Kata kunci: deteksi dini COVID-19; bandara; petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Title: Related Factors for Early Detection Implementation of Covid-19 at the Airport by Yogyakarta Class IV Port Health OfficerBackground: Early detection of COVID-19 at country entry points is related with quality of officers in implementing disease prevention. The aim of this research is analyze factors related for early detection implementation of COVID-19 at the airport by Yogyakarta Class IV Port Health officers.Method: This research using analytical observational method with cross sectional approach. Population were all KKP Class IV Yogyakarta employees with sample that met the inclusion and exclusion criteria was 40 people. Independent variables include age, gender, education, working period, knowledge, attitude, infrastructure availability, training attended, applicable regulation, support from head office and work colleague. Dependent variable was early detection of Covid-19. Data were collected using a questionnaire and analyzed univariately and bivariately with Chi-square statistical analysis (degree of significance alpha=0.05).  Result: Implementation of COVID-19 early detection at the airport by Yogyakarta Class IV Port Health officers was mostly poor (55.0%). There was a significant relationship between knowledge (p=0.002), attitude (p<0.01), infrastructure availability (p<0.01), training attended (p=0.013) and support from head office (p=0.011) with the early detection implementation of COVID-19 at the airport, while age (p=0.073 ), gender (p=0.585), education level (p=0.759), length of service (p=0.998), socialization of applicable regulations (p=0.054) and co-worker support (p=0.998) did not have a significant relationship.Conclusion: There was a relationship between knowledge, attitude, infrastructure availability, training attended, and support from head office with the early detection implementation of COVID-19 at the airport by Yogyakarta Class IV Port Health officers. It is recommended that regular early warning training for officers be required.Keywords: early detection of COVID-19; airport; Port Health Officer
Pengaruh Pandemi COVID-19 terhadap Tingkat Stres Mahasiswa dalam Melaksanakan Kuliah Daring Almufarid Fauzi; Mursyida Mursyida; Khatab Khatab; Elmiyati Elmiyati
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 22, No 6 (2023): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.22.6.342-345

Abstract

Latar belakang: Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada berbagai kehidupan salah satunya yaitu pendidikan dengan diberlakukannya pembelajaran daring. Pemberlakuan pembelajaran daring yang secara tiba tiba menuntun mahasiswa berdaptasi dengan cepat terhadap metode belajar yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan terhadap metode daring ini dapat menimbulkan stres bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat stres terhadap mahasiswa kuliah daring. Tujuan dari penelitiam ini adalah untuk mengetahui Pengaruh tingkat stres pada mahasiswa kuliah daring pada mahasiswa Abulyatama selama pandemi COVID-19.Metode: Jenis desain penelitian ini Cross Sectional retrsopektif, dengan responden 92 mahasiswa kedokteran Universitas Abulyatama dengan teknik pengambilan sampel total sampling yaitu jumlah sampel dengan populasi sampel sama  sebanyak 92 mahasiswa, pada penelitian ini menggunakan kueisoner Depresi Anxiety Stres Scale (DASS-42). Penelitian ini dilakukan pada bulan november 2022 hingga januari 2023.Hasil: Hasil penelitian terhadap tingkat stres pada mahasiswa Abulyatama sebagian besar tidak mengalami stres yaitu normal 71 orang dengan presentase (77,2%), stres sedang 10 orang dengan presentase (10,9%), stres ringan 8 orang dengan presentase (8,7%), stres parah 2 orang dengan presentase (2,2%) dan yang mengalami stres sangat parah 1 orang dengan presentase (1,1%).Simpulan: Dapat disimpulkan bahwasanya mahasiswa kedokteran abulyatama tidak berpengaruh terhadap pembelajaran daring pada massa COVID 19, sehingga pada angkatan atas sudah bisa beradaptasi dengan metode pembelajaran daring, yang dimana pada mahasiswa kedokteran Universitas Abulyatama pada angkatan 2019 tidak menimbulkan stres pada saat melaksanakan kuliah daring sehingga perkuliahan daring ini efektif dilaksanakan pada angkatan 2019.Kata kunci: pandemi COVID-19; pembelajaran daring; tingkat stres Title: The Influence of The COVID-19 Pandemic on Students' Stress Levels in Carrying Out Online LecturesBackground: The COVID-19 pandemic has had an impact on various lives, one of which is education by implementing online learning. The introduction of online learning suddenly led students to adapt quickly to learning methods that were different from before. This change to the online method can cause stres for Abulyatama Medical Faculty students. Therefore researchers conducted research to determine the effect of stres levels on online college students. To find out the effect of stress levels on online lecture students on Abulyatama students during the COVID-19 pandemic. Method: This type of research design was cross-sectional retrospective, with 92 medical students at Abulyatama University as respondents with a total sampling technique, namely the number of samples with the same sample population of 92 students, in this study using the Depression Anxiety Stress Scale questionnaire (DASS-42). This research was conducted from November 2022 to January 2023.Result: The results of the research on stress levels in Abulyatama students mostly did not experience stress, namely normal 71 people with a percentage (77,2%), 10 people who were moderately stressed with a percentage (10,9%) , 8 people who were mildly stressed with a percentage(8,7%), 2 people who were severely stressed with a percentage (2,2%) and 1 person who was experiencing very severe stress with a percentage (1,1%).Conclusion: It can be concluded that Abulyatama medical students have no effect on online learning in the mass of COVID 19, so that upperclassmen have been able to adapt to online learning methods, which medical students at Abulyatama University in class of 2019 do not cause stress when carrying out online lectures so that lectures This online program is effectively carried out in the 2019 batch.Keywords: COVID-19 pandemic; online learning; stres level

Page 1 of 1 | Total Record : 10