cover
Contact Name
Agus Yuniawan Isyanto
Contact Email
agusyuniawanisyanto@unigal.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
alfarhanic@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL ILMIAH MAHASISWA AGROINFO GALUH
Published by Universitas Galuh
ISSN : 23564903     EISSN : 25798359     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH merupakan jurnal ilmiah berkala yang memuat hasil penelitian dari mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Galuh.
Arjuna Subject : -
Articles 1,061 Documents
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI POLONG TUA DAN POLONG MUDA DI KECAMATAN JATIWARAS, KABUPATEN TASIKMALAYA, JAWA BARAT Fitriana Deswika; Trisna Insan Noor
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 2 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.881 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i2.728

Abstract

Kedelai merupakan salah satu pangan utama dengan permintaan yang tinggi karena meupakan sumber protein dengan harga terjangkau. Permintaan akan kedelai sangat tinggi namun belum mampu terpenuhi oleh produksi nasional. Usahatani kedelai di Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmlaya berdasarkan periode produksi dan bentuk panen dibedakan atas kedelai polong tua dan kedelai polong muda. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perbedaan caraproduksi, pendapatan usahatani, dan analisis RC rasio kedelai polong tua dan kedelai polong muda. Responden dalam penelitian ini berjumlah 42 orang yang diambil secara purposive. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan yaitu analisis pendapatan usahatani,dan analisis RC rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cara produksi antara usahatani kedelai polong tua dan polong Perbedan tersebut terletak pada kegiatan pemanenan, pasca panen, dan pemasaran. Kedelai polong tua dipanen pada 90-100 hst sementara kedelai polong muda pada60-70 hst. Pada usahatani kedelai polong tua terdapat kegiatan pasca panen, sementara pada usahatni kedelai polong tua tidak. Pendapatan usahatani kedelai polong tua dan polong muda positif dengan jumlah masing-masing Rp. 4.005.516,30 dan Rp. 6.527.857,21. Hasil analisis RC rasio, kedua usahatani kedelai tersebut dapat dikatakan layak dengan nilai kedelai polong tua 2,04 dannilai kedelai polong muda 3,96. Kesimpulan dari kedua analisis tersebut adalah bahwa usahatani kedelai polong muda lebih menguntungkan dan efisien dibandingkan usahatani kedelai polong tua. Kata kunci : pendapatan usahatani, RC rasio, kedelai polong tua, kedelai polong muda
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) Laras Waras Sungkawa; Yus Rusman; Zulfikar Noormansyah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 1, No 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v1i1.290

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi pada usahatani padi sawah System of Rice Intensification (SRI). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode studi kasus pada Kelompoktani Angsana Mekar Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. Sampel penelitian diambil secara aacak sederhana (SampleRandom Sampling) sebanyak 36 orang dari jumlah anggota populasi 180 orang yang tergabung dalam kelompoktani Angsana Mekar. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan teknologi pada usahatani padi sawah System of Rice Intensification (SRI) di Kelompok Angsana Mekar termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 78,19. Penerapan tiap aspek teknologi yang dicapai responden adalah, a) pengolahan tanah 75 persen termasuk kriteria sedang dengan skor yang diperoleh 6,16, b) penggunaan benih 30,56 persen termasuk kriteria sedang 6, dengan skor yang diperoleh 6,83, c) perlakuan benih 86,11 persentermasukn kriteria tinggi dengan skor yang diperoleh 10,31, d) persemaian 83,33 persen termasuk kriteria tinggi dengan skor yang diperoleh 12,64, e) penanaman 19,44 persen termasuk kriteria sedang dengan skor yang diperoleh 7,10, f) pemupukan 63,89 persen termasuk kriteria sedang dengan skor yang diperoleh 7,10, g) penyiangan 75 persen termasuk kriteria tinggi dengan skor yang diperoleh 5,10, h) pengaturan air 100 persen termasuk kriteria tinggi dengan skor yang diperoleh 6,00, i) pengendalian hama dan penyakit 100 persen termasuk kriteria tinggi dengan skor yang diperoleh 8,56 serta, j) panen dan pasca panen 100 persen termasuk kriteria tinggi dengan skor yang diperoleh 8,39Kata kunci : System of Rice Intensification, Usahatani Padi Sawah
TINGKAT PERSEPSI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN BUAH PEPAYA CALIFORNIA DI PASAR SWALAYAN Sulistiani Mardiah; Soetoro Soetoro; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 1 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v3i1.224

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Tingkat persepsi konsumen dalam keputusan pembelian buah pepaya california di pasar swalayan (2) Kendala yang dihadapi dalam kegiatan pengambilan keputusan pembelian buah pepaya california. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik penarikan sampel menggunakan Non-probability sampling dengan cara judgement sampling pada 30 orang konsumen buah pepaya california di Toserba Yogya Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Tingkat persepsi konsumen dalam keputusan pembelian buah pepaya california di pasar swalayan yang dilakukan di Toserba Yogya Ciamis tergolong ke dalam kategori sedang. Tingkat persepsi jika dilihat per dimensi yaitu : a) Dimensi produk memiliki tingkat persepsi baik. b) Dimensi harga memiliki tingkat persepsi sedang. c) Dimensi promosi memiliki tingkat persepsi sedang. 2) Kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pengambilan keputusan pembelian pepaya california di pasar swalayan yaitu : a) Kendala internal ; pengalaman belajar dan memori dalam membeli buah pepaya california, dimana dimensi harga menjadi kendala. Selain itu kepribadian dan konsep diri, beberapa responden memiliki konsep dalam membeli buah pepaya california. Yang penting memiliki rasa buah pepaya california yang sama, responden tak perlu lagi membeli di pasar swalayan . b) Kendala Eksternal ; faktor sosial yaitu kelompok referensi dan keluarga, perolehan informasi dan referensi tempat lain. Kata Kunci: persepsi, buah pepaya
ANALISIS USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus PadaKelompokTani Kelapa Herang Di Desa Setiawaras Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya) Wiwin Wihastuti; Dedi Herdiansah Sujaya; Tito Herdiyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 3 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.896 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i3.826

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Jumlah usahatani padi organik pada kelompok petani Kalapa Herang di Desa Setiawaras Kabupaten Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. 2) Jumlah pendapatan usahatani padi organik pada kelompok Kelapa Herang di Desa Setiawaras Kabupaten Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. 3) Jumlah R/C usahatani padi sawah pada kelompok petani Kalapa Herang di Desa Setiawaras Kabupaten Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Total sampel 20 petani. Hasil analisis menunjukkan bahwa:1) Biaya produksi per hektar dalam satu proses produksi pada usahatani padi organik sebesar Rp 12.333.887,96, terdiri dari biaya tetap Rp 768.784,62 dan biaya variabel 11.863.376,472) Jumlah pendapatan menjadi Rp 24.297.264, 44 dan jumlah pendapatan per hektar dalam satu proses produksi pada usahatani padi organik Rp 11.963.376,473) Jumlah R / C pada usahatani padi organik per hektar dalam satu proses produksi pada kelompok petani Kalapa Herang di Desa Setiawaras 1,97. berarti biaya produksi sebesar Rp. 1 dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,97 untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp 0,97 sehingga pertanian padi organik pada kelompok petani Kalapa Herang di desa Setiawaras menguntungkan.Kata Kunci : Usahatani, Padi,Organik, Cibalong, Tasikmalaya
ANALISIS RISIKO USAHATANI TOMAT (Solanum lycopersicum) VARIETAS PERMATA Iqbal Apriadi; Yus Rusman; Tito Hardiyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 2, No 3 (2016): Mei 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v2i3.279

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) Besarnya biaya dan pendapatan pada usahatani tomat per hektar per satu kali musim tanam. (2) Besarnya R/C pada usahatani tomat per hektar per satu kali musim tanam. (3) Besarnya koefisien variasipada usahatani tomat per hektarper satu kali musim tanam. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian metode survey dengan mengambil kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Responden yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang yang merupakan 30% dari populasi anggota yang berjumlah 105 orang dari petani tomat yang diambil secara acak sederhana(Simple Random Sampling). Hasil dari penelitian ini menunjukkan: Besarnya biaya yang dikeluarkan pada usahatani tomat di Desa Cubeureum Kecamatan Sukamantri sebesar Rp 26.735.765,- penerimaan sebesar Rp 66.430.108,- sehingga pendapatanmya sebesar Rp 39.694.343,- per hektar per musim tanam. Besarnya R/C usahatani tomat di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri sebesar 2,50 artinya setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan pada usahatani tomat tersebut akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 2,50,- sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 1,50 hal ini menunjukkan bahwa usahatani tomat tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Usahatani tomat di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri mengandung risiko dengan nilai koefisien variasi sebesar 0,12 yang artinya setiap Rp 1,- dari keuntungan yang diperoleh petani, maka risiko atau kerugian yang dihadapi adalah sebesar 0,12 rupiah, dengan nilai batas bawah keuntungan sebesar Rp 30.079.307,- dimana angka tersebut menunjukkan jumlah kerugian yang mungkin ditanggung petani jika mengalami kerugian.Kata kunci : Tomat, Pendapatan, R/C, Risiko
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI Ivan Sayid Nurahman; Yus Rusman; Zulfikar Noormansyah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 1 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v3i1.212

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Tingkat faktor sosial ekonomi anggota Kelompok Wanita Tani Melati, 2) Tingkat partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani Melati, 3) Hubungan tingkat faktor sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Penarikan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh (sensus) anggota populasi wanita tani pada Kelompok Wanita Tani Melati dengan jumlah anggota sebanyak 31 orang. Untuk mengetahui tingkat faktor sosial ekonomi petani dan tingkat partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis dibagi ke dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah serta dilakukan analisis secara deskriptif. Sedangkan untuk menentukan interval masing-masing kategori dilakukan perhitungan menurut Sudjana (2005). Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan rumus koefisien Korelasi Rank Spearman dan untuk menguji hipotesis secara simultan digunakan rumus Koefisien Konkordans Kendall, dengan menggunakan software SPSS versi 23.0. Hasil dari penelitian ini adalah :1. Tingkat faktor sosial ekonomi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis termasuk kategori sedang yaitu dengan nilai rata-rata 36,03 diukur dari tingkat pendidikan, pendapatan per bulan, tingkat kekosmopolitan, tanggungan keluarga, kepemilikan kekayaan, dan jenis pekerjaan. Hasil pengukuran dari indikator faktor sosial ekonomi tersebut adalah sebagai berikut, tingkat pendidikan masuk dalam kategori rendah, pendapatan, tanggungan keluarga dan tingkat kekosmopolitan masuk kategori sedang, pemilikan kekayaan dan jenis pekerjaan masuk dalam kategori tinggi.2. Tingkat Partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis termasuk kategori sedang, dengan nilai rata-rata mencapai 34,22. Sedangkan partisipasi dalam tahap perencanaan dan pengambilan keputusan termasuk kategori sedang. Pada tahap pelaksanaan dan pengambilan manfaat termasuk kategori tinggi. Pada tahap evaluasi termasuk kategori rendah.3. Secara parsial, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat kekosmopolitan, jumlah tanggungan keluarga, pemilikan kekayaan dan jenis pekerjaan mempunyai hubungan positif yang tidak nyata dengan Tingkat Partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati. Secara simultan terdapat hubungan positif yang sangat nyata antara faktor sosial ekonomi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati dengan Tingkat Partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati.Kata Kunci : Faktor sosial ekonomi pertanian, Partisipasi, KWT
ANALISIS USAHATANI KOPI DI KELOMPOK TANI HUTAN GIRI SENANG DESA GIRI MEKAR KABUPATEN BANDUNG Nur Halimah Amir; Elly Rasmikayati; Bobby Rachmat Saefudin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 3 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.503 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i3.813

Abstract

Produktivitas kopi yang tinggi dan kualitas kopi yang baik pada petani di Kelompok Tani Hutan Giri Senang namun pendapatan petani kopi rendah hal ini karena harga jual kopi yang rendah. Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis hasil usahatani dan pemasaran petani kopi di daerah penelitian, untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada dalam usahatani kopi di daerahpenelitian, dan mengetahui bagaimana dinamika hubungan petani dengan kelompok tani dan bandar dalam segi sosial dan ekonomi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terhadap petani kopi yang tergabung ke dalam anggota Kelompok Tani Hutan Giri Senang dengan menggunakan kuesioner yang bersifat terbuka (responden dapat menjawab secaradetail) dan tertutup (pertanyaan berupa pilihan). Jumlah petani responden adalah 60 orang. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil pendapatan usahatani petani kopi yaitu sebesar Rp 5.816.640,-/hektar/tahun dengan keuntungan sebesar Rp 2.770.612 per tahun dan berdasarkan hasilperhitungan r/c rasio yaitu 1,9 layak untuk diusahakan.Kata kunci: kopi, produksi, pendapatan usahatani, keuntungan, r/c rasio.
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADA USAHATANI PADI SAWAH (ORYZA SATIVA L.) (Suatu Kasus Di Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar) Teti Tresnaningsih; Dedi Herdiansah Sujaya; Tito Hardiyanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 2, No 2 (2016): Januari 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v2i2.69

Abstract

Tujuan penelitian penulis adalah untuk melihat tingkat keberhasilan tingkat penerapan teknologi model PTT, dan kendala yang dihadapi petani dalam hal penerapan teknologi PTT. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan sengaja di desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar yang didasarkan bahwa desa Rejasari merupakan desa yang terbanyak kelompoktani yang menerapkan teknologi model PTT tersebut, untuk responden diambil petani sebanyak 34 orang, sedangkan untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan teknologi model PTT menggunakan scoring. Hasil penelitian tingkat penerapan teknologi PTT adalah: Dalam tingkat penerapan komponen teknologi dasar termasuk dalam kategori sedang, sedangkan dalam tingkat penerapan komponen teknologi pilihan termasuk dalam kategori tinggi. Masih ada beberapa kendala yang dihada pi petani diantaranya: (a) Penerapan teknik sistem tanam jajar legowo dengan jajar legowo 2:1 dan jajar legowo 4:1 belum bisa dilaksanakan oleh sebagian besar petani. (b) Penanaman bibit 1 sampai 3 per rumpun belum bisa dilaksanakan secara maksimal, karena masih ditemukannya serangan hama keong mas.
ANALISIS PREFERENSI AGROINDUSTRI TEMPE DALAM PEMILIHAN KEDELAI (Agroindustri Tempe Di Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya) Analysis of Tempe Preference in Soybean Selection (Agroindustry Tempe In Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)". Dea Wahyuni
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 3 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1101.441 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i3.804

Abstract

Tempe merupakan salah satu produk olahan dari bahan kedelai yang merupakan bahan pangan rakyat yang cukup populer di Indonesia. Preferensi penggunaan karakteristik kedelai untuk berbagai industri pangan olahan relatif berbeda. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui karakteristik kedelai yang di inginkan dalam agroindustri tempe dan mengidentifikasi atribut karakteristik kedelai yang dianggap penting dari oleh produsen tempe di Kota Tasikmalaya.Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Penelitian menggukan metode kuantitatif dengan melibatkan 38 orang pengrajin tempe.Data diolah dengan analisis Fishbein sehingga di dapatkan hasil bahwa Secara keseluruhan karakteristik kedelai dalam agroindustri tempe memiliki nilai 12,05 hampir mendekati angka 15,55 dengan bobot baik. Dari penelitian ini didapatkan bahwa Atribut karakteristik kedelai yang sangat dipertimbangkan pada agroindustri tempe adalah ukuran biji, warna kulit biji, ketebalan kulit biji,harga kedelai dan bentuk biji. Karakteristik kedelai yang disukai oleh produsen temepe Kota Tasikmalaya seperti ukuran biji yang besar, warna biji kuning cerah, kulit biji yang tebal, harga kedelai yang murah dan bentuk biji yang bulat.Kata kunci: Agroindustri, Kedelai, Tempe
ANALISIS USAHATANI KEDELAI (Glycine Max) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran) Gara Nugrahana; Dedi Herdiansah Sujaya; Muhamad Nurdin Yusuf
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 2 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.485 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i2.712

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya rata-rata biaya yang dikeluarkan pada usahatani kedelai per hektar per satu kali musim tanam di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran, (2) Besarnya rata-rata penerimaan dan rata-rata pendapatan yang diterima petani per hektar per satu kali musim tanam di di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran, (3) Besarnya ratarata R/C usahatani kedelai per hektar per satu kali musim tanam di di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, dinas dan instansi terkait. Jumlah responden sebanyak 40 petani kedelai yang diperoleh secara sensus. Analisis yang digunakan adalah biaya,penerimaan, pendapatan, dan R/C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:1. Rata-rata biaya total usahatani kedelai di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran per hektar per satu kali musim tanam adalah Rp 5.347.495,08.2. Rata-rata penerimaan usahatani kedelai di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran per hektar per satu kali musim tanam adalah Rp 7.376.292,00; dan rata-rata pendapatan dalam satu kali musim tanam adalah sebesar Rp 2.028.796,92.3. Rata-rata R/C per hektar per satu kali musim tanam adalah 1,42 artinya usahatani kedelai di Kelompok Tani Harapan Maju Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran menguntungkan dan layak untuk diusahakan.Kata Kunci: Kabupaten Pangandaran, usahatani kedelai, varietas lokon

Page 3 of 107 | Total Record : 1061