cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
SAINS DAN MATEMATIKA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Volume 17 Issue 1 Year 2009" : 8 Documents clear
PENGGUNAAN KARAGENAN DARI RUMPUT LAUT (Euceema cotoni) SEBAGAI BAHAN PENDUKUNG (SUPPORT) PADA AMOBILISASI ENZIM PAPPAIN Wuryanti, Wuryanti
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 17 Issue 1 Year 2009
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3510.572 KB)

Abstract

ABSTRAK-Untuk menjaga kestabilan enzim hasil isolasi dilakukan amobilisasi enzim dengan metode penjeratan pada kagenan. Pada metode ini enzim dijerat oleh karagenan yang berfungsi sebagai matriks pendukung. Hasil amobil  mengalami  perubatrm  kondisi  optimum.  Sebelum  dilakukan  amobilisasi enzim papain memiliki pH optimum sebesar 5,0 dan suhu opimum sebesar 35o C, amobilisasi enzim memiliki pH optimum 6,0 ; suhu opimum 41o C dan aktifitas spesifik enzim amobil dapat dipertahankan hingga pemakaian dua kali. Kata  kunci  : Karagenan, Support,  Amobilisasi, Aktivitas spesifik
GRAF SIMETRI LEMAH Hariyanto, Susilo; Sumanto, Y.D.; Fatkhurohman, Fatkhurohman
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 17 Issue 1 Year 2009
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4761.293 KB)

Abstract

ABSTRAK-Diberikan suatu graf sederhana X dengan himpunan semua titiknya V(Y), himpunan semua garisnya E(X). Himpunan semua automorfisme pada graf X dinotasitan Aut X dan semua endomorfisme dinotasikan dengan  End  X. Dalam artikel ini, akan diidentifikasi apakah graf X merupakan graf simetri atau graf simeti lemah. Untuk mengidentifikasi diperlukan pumahaman tentang grup, semigrup,  automorfisme dan endomorfisme dalam graf. Jika pada sembarang pasang  titik x,y Є V(X), terdapat pemetaan f Є Aut X sedemikian hingga berlaku f(x) = y maka graf X dikatakan sabagai graf verteks-simetri, sedangkan jika berlaku pada sembarang garis pada X pada graf X dikatakan graf edge-simetri dan jika berlaku pada sembarang titik dan sembarang garis maka  disebut graf simetri.  Jika pemetaan diambil dan End X maka graf simetri yang diperoleh adalah graf  simetri yang diperlemah atau disebut graf simetri lemah. Kata kunci : autoformisme dan endoformisme pada graf
MODEL DINAMIK PENULARAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) Sutimin, Sutimin; Imamudin, Imamudin
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 17 Issue 1 Year 2009
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6432.389 KB)

Abstract

ABSTRAK-Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia Virus HIV dapat menyerang orang yang rentan ketika orang yang rentan itu melakukan kontak dengan penderita virus HIV hingga terinfeksi  virus HIV pada akhirnya dapat menderita AIDS atau seropositif non-AIDS. Dengan asumsi-asumsi tentang penularan virus HIV dapat diformulasikan suatu model matematika tentang perpindahan antar orang-orang rentan ke infeksi HIV, penderita AIDS dan seropositif non-AIDS. Model matematika yang menjelaskan penyebaran virus HIV dinyatakan dalam sistem persamaan differensial nonlinear, analisa kestabilan titik kesetimbangan dari model digunakan dengan metode Liapunov dan metode pelinearan untuk mengetahui kesetimbangannya  model. Kata  Kunci : HIV, AIDS dan Kestabilan.
PREDIKSI BATAS CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA DENGAN PEGUNUNGAN SELATAN DI DAERAH MAGETAN - PLAOSAN DENGAN METODE GRAVITASI Wijayanti, Dewi; Yulianto, Rr. Tony; Nurwidyanto, M. Irtem
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 17 Issue 1 Year 2009
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6704.196 KB)

Abstract

ABSTRACT-Geophysics investigation with the gravity method to antisipate the existence of boundary  of North East Java Basin with the South Mountains in Magetan - Plaosan have been done at 2 – 11 December 2004 by using gravitymeter La Coste & Romberg type G-I177, and resulted 50 station. Data measured field is the observation gravitation position height and terrain conection for A until D zone. To obtain the complete Bouguer anomaly, reduction of field data was performed with standart  correction. Bouguer density of rock is obtained 2,30 gram/cm3. Regional and residual anomaly was obtained from filtering of complete bouguer anomaly by using polynomial surface fitting. The quantitative analysis of second order residual anomaly was performed by using Grav2DC for windows. The modelling resulted Lawu lava with density 2,35 gram/cm3 and culminate deepness is 300 m, Tuf Jobolarangan with density 2,20 gram/cm3 and culminate deepness is 300 m, sediment rock with density 2,10 gram/cm3 and culminate deepness is 123,84 m, Igneous rock with density 2,70 gram/cm3 and culminate deepness is  1.721,53 m. Basin boundary marked with the exsistence of sediment rock and igneous rock in subsurface of the area. Interpretdion of modelling indicate that Magetan - Plosan area anticipated to represent the south boundary of North East Java Basin with the  South Moantains. Keynotes : Gravity, terrain correction, Bougeur  anomaly
PERUBAHAN STRUKTUR DAN KEPADATAN TRIKOMATA NON GLANDULER SERTA LUAS DAUN KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA PERLAKUAN STRES KEKURANGAN AIR Prihastanti, Erma; T, Soekisman; Soepandi, Didie; Qayim, Ibnul
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 17 Issue 1 Year 2009
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5288.63 KB)

Abstract

ABSTRACT--Cacao  is the one  important  crop in Indonesia. Water  stress  is perhaps  the major factor  limiting  crop growth. Plant responses to water stress  include morphological of biochemical changes. This reserch was aimed studying  strtructure and density of non glanduler  trichomes, and leaf area on cacao leaves on drought experiment.  The drought studies used throughfall displacment experiment  (TDE). The result show that cacao leaves have non glanduler trichomes type stellat. Non Glanduler trichomes were distributed throughtout the vein of leaves with distribution in abaxial parts of the leaves. TDE give non significant effect to trichomes density and Ieaf area. The highest trichomes  happened  on March 2008  6.9861/cm2. Leaf area on shade Ieaves  (273,56 cm2) more higher than sun leaves  (235,50 cm2). Keyword : Trichomes  non  glanduler, cacao leaves, leaf area
PENGARUH INDUKSI MEDAN RADIO FREQENCY (RF) PADA DIPOL-DIPOL MOLEKUL AIR Firdausi, Ketut Sofjan; Kamil, Ahmad; Azam, Muchammad
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 17 Issue 1 Year 2009
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3722.702 KB)

Abstract

ABSTRACT-The non-linear optical property of rotary power of light polarization in water has been develop using the Radio-Freguency field (RF-Field). The RF-Field used in the experiment is produced by RF generator, and it supplies the frequency in the range betwen 6,04 to 14,56 MHz which then applies to the samples. The source of light with 632,8 nm-wavelength and 532 nm-wavelength are used to observe the change of range polarization of the light after it passes througt the samples.  Three modes of the direction of the electric field of light are chosen 0o (E//) (E of light is parallel to E of RF-Field), and 90o (E ) (E of light is perpendicular to E of the RF-Field) in order to determinate the optimal change of the angle of the polarization β. The values of β is measured as a function of RF-Field,  , where ωRF is the angular frequency of RF-Field and  BRF is the magnitude of magnetic field measured in the center of the coil which is assumed to be homogeny in the circumstances of the samples. The results of the experiment show that the degrees of change of the polarization direction, η is largest at the E3 mode. It shows also that at small wavelength of light we obtain the larger η, which is indicated the higher frequency of liglt will more induce the dipoles of molecules of the samples. Keywords:  non- linear optics, polarization angle, rotary power
PENGARUH TEMPERATUR PADA SINTESIS ESTER ASAM LEMAK SELULOSA (FACE) MENGGUNAKAN KATALIS Na2CO3 Ismiyarto, Ismiyarto; Rejeki, Sri; Ngadiwiyana, Ngadiwiyana
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 17 Issue 1 Year 2009
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3494.17 KB)

Abstract

ABSTRAK-Polimer sintetik sebagian besar dibuat dari bahan tambang sepeti minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui (non renewable) dan non biodegradable. Sehingga diperlukan usaha-usaha untuk membuat polimer biodegradable, seperti polimer ester asam lemak karbohidrat. Minyak nabati seperti minyak biji kapuk merupakan bahan terbarukan yang dapat diubah menjadi metal ester asam lemak dan sangat berpotensi sebagai bahan baku berbagai macam industry. Senyawa ester asam lemak selulosa (FACE) dapat disintesis dari metil ester asam lemak (FAME). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh temperature reaksi tertadap sintesis FACE menggunakan katalis Na2CO3.  Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, diawali dengan penurun kadar asam lemak bebas (FFA) dengan metode ekstraksi pelarut menggunakan etanol. Analisis GC-MS untuk mengetahui komposisi asam lemak penyusunnya. Kemudian dilakukan sintesis FAME dengan katalisator NaOH. Tahap selanjutnya adalah sintesis FACE  dari FAME dan selulosa, sintesis FACE  ini menggunakan katalis Na2CO3 dalam pelarut metanol dengan variasi temperatur 125oC, 130oC, 135oC, 140oC, 150oC selama 4 jam. FACE yang terbentuk dianalisis menggunakan spektrofotometri FTIR untuk mengetahui derajat transesterifikasinya. Bilangan asarn minyak biji kapuk turun dari 6,65 menjadi  0,665. Berdasarkan data GC-MS dan hasil fragmentasi dari masing-masing puncak  dapat diketahui bahwa asam lemak penyusun trigliserida minyak biji kapuk ialah asam linoleat (36,53 %), asam palmitat (20,00 %), asam oleat (18,00 %), dan asam stearat (3,52 %). Rendemen FAME yang dihasilkan sebanyak 17,0538 g dari 20 gram minyak  biji kapuk ldentifikasi FACE yang terbentuk menggunakan FTIR  ditunjukkan dengan munculnya puncak 1743 cm-1 (C=O) yang  diperkuat dengan puncak C-O ester pada 1112 cm-1. FACE yang dihasilkan memiliki derajat transesterifikasi sebesar 0,6048 untuk temperature  130 oC dan 0,6762 untuk temperatur 135 oC. Temperatur optimum sintesis FACE dengan katalis Na2CO3 adalah antara 130 oC – 135 oC. Keywords:  transesterifikasi, s elulasa, Na2CO3, FACE
PROFIL TAMPILAN FISIK DAN KANDUNGAN KURKUMINOID DARI SIMPLISIA TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB) PADA BEBERAPA METODE PENGERINGAN Zahro, Laely; Cahyono, Bambang; Hastuti, Rini Budi
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 17 Issue 1 Year 2009
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8075.172 KB)

Abstract

ABSTRAK-Penelitian dilakukan untuk mempelajari pengaruh beberapa metode  terhadap kualitas  simplisia temulawak yakni dengan melihat tampilan fisik dan kandungan kurkuminoid temulawak. Rimpang temulawak segar dibersihkan, dipotong, dikeringkan dengan beberapa metode  pengeringan yaitu pengeringan oven dengan suhu 60oC, pengeringan dengan oven lampu suhu 30oC, pengeringan dengan sinar matahari dari jam 08.00-11.00 dan dari jam 08.00-15.00, dihaluskan, diekstraksi, dan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV- visible. Simplisia hasil pengeringan oven dan oven lampu mempunyai wama yang cerah dan permukaannya berwarna  jingga kekuningan sedangkan simplisia hasil pengeringan matahari berwarna gelap dan terinfeksi jamur  putih. Hasil kandungan kurkuminoid ditampilkan dalam persen dari berat kering dan diuji dengan Analisis Varian Eka Arah Kruskal Wallis pada taraf signifikansi 5%. Kadar kurkuminoid yang dihasilkan dari pengeringan oven yaitu 0,68%, 0,92%, 0,91%, dan 0,82%, dari pengeringan oven lampu yaitu 0,71%, 0,83%, 0,57%, dan 0,97%, dari pengeringan matahari pada jam 08.00-11.00 yaitu 0,82%, 0,99%, 0,64%, dan 0,89% dan dari pengeringan matahari pada jam 08.00-15.00 yaitu 0,80%, 0,89%, 0,84%, dan 0,93%. Kadar kurkuminoid yang diteliti dari beberapa metode pengeringan tersebut menunjukkan  tidak ada perbedaan yang sighnifikan. Kata  kunci : kurkuminoid, pengeringan, simplisia,  uv-visibel

Page 1 of 1 | Total Record : 8