cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)" : 8 Documents clear
EFISIENSI PENANGKAPAN PUKAT CINCIN DI BEBERAPA DAERAH PENANGKAPAN WATAMPONE Hufiadi Hufiadi; Erfind Nurdin
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.627 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.39-45

Abstract

Kajian pengelolaan perikanan berbasis kapasitas penangkapan merupakan alternatif pendekatan guna mengendalikan faktor-faktor input yang tidak efisien yang digunakan dalam usaha penangkapan. Efisiensi input sangat berhubungan erat dengan konsep kapasitas penangkapan. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi teknis dan pemanfaatan kapasitas alat tangkap pukat cincin di Watampone. Tingkat pemanfaatan kapasitas dari alat tangkap pukat cincin yang dikaji berdasarkan pada daerah penangkapan dan dianalisis melalui pendekatan matematika dengan data envelopment analysis (DEA). Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas perikanan pukat cincin di Watampone sebagian besar telah memanfaatkan kapasitas penangkapan secara optimal. Peningkatan efisiensi pukat cincin dapat ditempuh dengan mengurangi input (effort) yang tidak efisien atau meningkatkan output tangkapan yang dominan yaitu hasil tangkapan layang dan cakalang.  Fisheries management based on fishing capacity is an alternative approach to control inefficient input factors used in fishing business. Input efficiency is closely related to the concept of fishing capacity. The objective of this study is to measure the level of technical efficiency and utilization capacity of purse seines in Watampone. Utilization capacity level of purse seines were examined based on fishing grounds and the fishing efficiency measurement was mathematical approach by using data envelopment analysis (DEA). Results showed that generally fishing capacity of purse seines in Watampone was optimum. Increasing the efficiency of purse seine can be done by reducing the input (effort) of inefficiency or increasing dominated catch output for scad mackarel (Decapterus sp) and skipjack (Katsuwonus pelamis) catches.
DISTRIBUSI UKURAN TUNA HASIL TANGKAPAN PANCING LONGLINE DAN DAERAH PENANGKAPANNYA DI PERAIRAN LAUT BANDA Umi Chodrijah; Budi Nugraha
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.458 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.9-16

Abstract

Pemanfaatan sumber daya ikan tuna di perairan Laut Banda sudah berlangsung lama. Penelitian tentang komposisi jenis hasil tangkapan dan distribusi ukuran tuna hasil tangkapan longline di perairan Laut Banda yang didaratkan di Pelabuhan Benoa dilakukan pada bulan Februari, Juni, Oktober dan November 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan longline yang dominan dari perairan Laut Banda adalah madidihang dan tuna mata besar. Ukuran madidihang yang tertangkap berada pada kisaran 95–165 FLcm dengan modus pada ukuran 105 FLcm dan tuna mata besar pada kisaran 75–185 FLcm dengan modus 115 dan 125 FLcm. Daerah penangkapan kapal longline di perairan Laut Banda berada pada koordinat 5–60 LS dan 124-1280 BT.Utilization of tuna resources in the Banda Sea waters had been conducting on since long time ago. Research on species composition and size distribution caught by tuna longline in the Banda Sea waters that landed in the port of Benoa  was conducted in February, June, October and November 2011. The results showed that the caught of dominant fish from longline in the Banda Sea waters were yellowfin and bigeye tuna. Size of yellowfin caught was 95–165 FLcm with a mode size of 105 FLcm and bigeye tuna was 75–185 FLcm with mode 115 and 125 FLcm. The fishing ground of longline vessels in the Banda Sea waters were 5–60 S and 124–1280 E.
TAKTIK PENANGKAPAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) DI SAMUDERA HINDIA BERDASARKAN DATA HOOK TIMER DAN MINILOGGER Andi Bahtiar; Abram Barata; Dian Novianto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.933 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.47-35

Abstract

Penangkapan ikan tuna di Samudera Hindia semakin kompetitif, sehingga setiap Nahkoda atau Fishing Master kapal rawai tuna perlu memiliki taktik penangkapan ikan yang efektif dan efisien. Pengetahuan mengenai tingkah laku ikan tuna merupakan informasi penting untuk merumuskan taktik penangkapan ikan yang efektif dan efisien. Penelitian taktik penangkapan ikan tuna, khususnya tuna mata besar (Thunnus obesus) di Samudera Hindia berdasarkan data hook timer dan minilogger dilakukan mulai Juni 2007 sampai Januari 2010, dengan metode observasi langsung pada kapal rawai tuna yang berbasis di Pelabuhan Benoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuna mata besar aktif mencari makan mulai pukul 13:00-18:00, dan lebih banyak tertangkap pada kedalaman 194-470 m dengan suhu air antara 8,4-15,50C. Oleh karena itu taktik penanagkapan yang tepat untuk diterapkan adalah pengaturan waktu setting pada siang hari dan hauling pada malam hari dan memadukan antara konstruksi rawai tuna bersifat pertengahan (halfway longline) dan dalam (deep longline). Tuna fishing in Indian Ocean more competitive, so Fishermans or Fishing Masters of tuna longliner must have an effective and efficient of fishing tactics. Knowledge on tuna behavior is an important information to formulate the fishing tactics. A study on bigeye tuna fishing tactics based on hook timer and minilogger data of tuna longliner was conducted in Indian Ocean from June 2007 to January 2010. Onboard observation of tuna longliner has been done at Benoa Port. The results showed that the feeding periodicity of bigeye tunas started from 1pm to 6pm, and mostly caught at water depth of 194 to 470 m with the water temperature between 8.4 to 15.2 degree celcius so the set times during the day and the haul times at night and the combination of halfway tuna longline and deep tuna longline construction are the best fishing tactics to be applied.
AKTIVITAS PENANGKAPAN INDIVIDU KAPAL PURSE SEINE DI LAUT MALUKU: SISTEM PEMANTAUAN KAPAL (VMS) DAN OBSERVER Mohamad Natsir; Suherman Banon Atmaja
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.09 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.17-24

Abstract

Teknologi sistem pemantauan kapal (VMS) merekam waktu, lokasi, arah haluan, dan kecepatan kapal untuk memonitor kapal. Serial waktu data VMS digunakan untuk meningkatkan pendugaan aktivitas penangkapan dan merupakan salah satu perkembangan yang paling penting pada penelitian perikanan pada dekade terakhir ini. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan dari data VMS, untuk menguraikan definisi dan estimasi upaya penangkapan. Berdasarkan atas data VMS dan individu kapal contoh menunjukkan luas konsentrasi daerah penangkapan meningkat hampir 15 kali lipat, dari 92 mil2 pada tahun 2006 menjadi 1.421 mil2 pada tahun 2010.  Secara tidak langsung perikanan purse seine dengan rumpon laut-dalam telah menerapkan kebijakan berdasarkan atas alokasi hak eksklusif penangkapan ikan. Dari estimasi tawur data VMS yang telah divalidasi dengan aktivitas tawur kapal contoh diperoleh tingkat kesalahan deteksi kurang dari 10%, sehingga memungkinkan penggunaan data VMS untuk menyimpulkan informasi tentang aktivitas kapal dan upaya penangkapan. Secara keseluruhan hasil tangkapan per tawur (CPUE) selama 6 tahun menunjukkan tidak terjadi penurunan, artinya eksploitasi tidak mempengaruhi secara nyata terhadap kelimpahan stok ikan. VMS technology records the time, location, heading, and speed for monitored vessels. Time series of VMS data are used to improve estimates of fishing activity and one of the most important developments in fisheries research in the last decade. The objective of this study is to know the benefit from VMS data to provide good description  the definition and estimation of fishing effort.  Based on data VMS and samples vessel showed that extensive concentration of fishing ground increased nearly 15-time from 92 mil2 in 2006 to 1.421 mil2 in 2010.  Indirectly, the purse seine fishery with drifting deepsea fish agregating device had implemented a policy based on the allocation of exclusive fishing rights. The estimates of the data hauling VMS that had been validated with hauling activity of sample vessel obtained misdetection less than 10%, thus allowing the use of the VMS data to infer information about vessel activity and fishing effort.  The overall of catch per haul (CPUE) for 6 years showed no decline, which means that the exploitation does not significant influence in abundance of fish stocks. 
EFISIENSI TEKNIS PERIKANAN RAWAI TUNA DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) Budi Nugraha; Hufiadi Hufiadi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.439 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.25-30

Abstract

Pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Samudera Hindia telah mendorong pada peningkatan kapasitas upaya penangkapan yang menyebabkan terjadinya intensitas  penangkapan yang tinggi dan inefisiensi usaha penangkapan. Kajian pengelolaan perikanan berbasis kapasitas penangkapan merupakan alternatif pendekatan guna mengendalikan sumberdaya perikanan yang berkaitan dengan pembatasan kapasitas upaya penangkapan ikan. Penelitian efisiensi teknis tuna longline telah dilakukan pada tahun 2011 dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas penangkapan pada perikanan tuna longline, khususnya kapal-kapal tuna longline PT. Perikanan Nusantara yang beroperasi di perairan Samudera Hindia. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai efisiensi penangkapan tuna longline berdasarkan perhitungan single output (tangkapan tuna) dan multi output (tuna dan tangkapan sampingan) masing-masing sekitar 0,54 dan 0,64. Nilai ini menunjukkan bahwa armada tuna longline PT. Perikanan Nusantara adalah tidak efisien. Fisheries resource utilization in the Indian Ocean waters has pushed up the capacity of fishing effort in high level as well as inefficiencies of fishing business. Study of fisheries management based on fishing capacity is an alternative approach to control fishery resource related to the limitation of fishing effort capacity. Technical efficiency of tuna longline research has been conducted in 2011 with the objective to estimate the tuna longline fishing capacity, especially tuna longline vessels of PT. Perikanan Nusantara operating in Indian Ocean waters. The results showed that the tuna longline fishing efficiency of PT. Perikanan Nusantara based on the calculation of single-output (catch of tuna) and multi-output (catch of tuna and by-catch) were 0.54 and 0.64, respectively. These means that the tuna longline vessel of PT. Perikanan Nusantara was not efficient.
KARAKTERISTIK TEKNIS ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN DI PERAIRAN TELUK APAR, KABUPATEN PASER - KALIMANTAN TIMUR Mahiswara Mahiswara; Tri Wahyu Budiarti; Baihaqi Baihaqi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.01 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.1-7

Abstract

Pukat cincin merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan nelayan di Perairan Teluk Apar, Kalimantan Timur. Pukat cincin Teluk Apar tergolong pukat cincin jaring lingkar dan menggunakan material sederhana dalam konstruksinya. Penelitian pukat cincin bertujuan untuk mengetahui karakteristik secara teknis. Metode deskriptif-observatif digunakan untuk menghimpun data. Analisis data digunakan untuk menentukan nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung. Hasil analisis menunjukkan bahwa, nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung pukat cincin Teluk Apar adalah 1,68. Penggunaan material polyvynil chloride (PVC) dan batu kali, mengurangi efektivitas pukat cincin. Penggunaan material yang tepat (kuningan untuk cincin, timah hitam untuk pemberat), penambahan waktu rendam rumpon dan meningkatkan kemampuan jangkauan daerah penangkapan dapat mengoptimalkan kinerja pukat cincin Teluk Apar. Purse seine is one of the fishing gear that operated in Teluk Apar water, East Kalimantan. Teluk apar purse seine is categorized a ring net and constructed by using simple materials. The aims of study is to determine the technical characteristics of teluk apar purse seine. Descriptive and observation methods are used to gather data. Analysis of the data used to determine the value of the ratio between the sinking force and buoyancy. The result showed that the ratio between the sinking force and buoyancy of teluk apar purse seine is 1,68. The use of polyvynil chloride (PVC) and the stone, reducing the effectiveness of purse seine. The use of appropriate materials (bronze for ring and plumbum for sinker), the addition of FADs soak time and improve the fishing ground coverage can optimize the performance of Teluk Apar purse seine.
PERKEMBANGAN PERIKANAN CUMI–CUMI DI SENTRA PENDARATAN IKAN UTARA PULAU JAWA Suherman Banon Atmaja
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.509 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.31-38

Abstract

Studi pendahuluan tentang perikanan cumi-cumi yang berasal dari kapal purse seine telah dilakukan di sentra pendaratan ikan utara Pulau Jawa.  Setelah deplesi stok ikan pelagis di Laut Jawa, pada perikanan purse seine semi industri peralihan spesies target dan diversifikasi usaha penangkapan merupakan strategi dan respon adaptif pengusaha (pemilik kapal) dan nelayan terhadap perubahan dalam kelimpahan sumber daya, kondisi lingkungan dan hambatan peraturan. Berdasarkan atas data kapal keluar–masuk di PPS Nizam Zachman Jakarta dan data sistem pemantauan kapal (VMS, vessel monitoring system) menunjukkan daerah penangkapan menyebar ke 5 wilayah pengelolaan perikanan, yaitu WPP 712 Laut Jawa, WPP 572 Samudera Hindia, WPP 711 Selat Karimata dan Laut Cina Selatan, WPP 714 Selat Makassar dan Laut Flores, WPP 718 Laut Aru dan Laut Arafuru.  Rata–rata hari operasi di Laut Jawa dan Selat Karimata berkisar 40-110 hari, sedangkan rata–rata hari operasi di Laut Aru dan Laut Arafuru berkisar 126-253 hari. Perubahan kapal purse seine menjadi kapal cumi-cumi menunjukkan sinyal yang nyata mengenai terjadinya penurunan biomassa ikan-ikan tertentu dan kenaikan kelimpahan ikan lainnya. This paper presents a preliminary study of the squid fishery originally come from purse seiners in center of fish landing at Northern of Java Island.  After depletion of pelagic fish stocks in the Java Sea, shift target species and fishing effort diversification of semi-industrial purse seine fishery is a strategy and an adaptive response of enterpreneur (owner’s) and fishermen to changes in the abundance of the resources, environmental conditions and regulatory barriers.  Based on data entry–exit vessel in landing sites of Nizam Zachman Jakarta and VMS data showed that the fishing ground spreaded to five fisheries management areas, i.e., FMA 712 Java Sea, FMA 572 Indian Ocean, FMA 711 Karimata Strait and South China Sea, FMA 714 Macassar Strait and Flores Sea, FMA 718 Aru Sea and Arafuru Sea. The average day at sea in Java Sea and Karimata Strait ranges from 40 to 110 days, while the average day at sea in Aru Sea and Arafuru Sea ranges from 126 to 253 days. The change of purse seiners to be squid vessell indicated a significant signal in decreasing of certain fish biomass and increasing in the abundance of other fish.
KARAKTERISTIK TEKNIS ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN DI PERAIRAN TELUK APAR, KABUPATEN PASER - KALIMANTAN TIMUR Mahiswara Mahiswara; Tri Wahyu Budiarti; Baihaqi Baihaqi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.01 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.1.2013.1-7

Abstract

Pukat cincin merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan nelayan di Perairan Teluk Apar, Kalimantan Timur. Pukat cincin Teluk Apar tergolong pukat cincin jaring lingkar dan menggunakan material sederhana dalam konstruksinya. Penelitian pukat cincin bertujuan untuk mengetahui karakteristik secara teknis. Metode deskriptif-observatif digunakan untuk menghimpun data. Analisis data digunakan untuk menentukan nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung. Hasil analisis menunjukkan bahwa, nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung pukat cincin Teluk Apar adalah 1,68. Penggunaan material polyvynil chloride (PVC) dan batu kali, mengurangi efektivitas pukat cincin. Penggunaan material yang tepat (kuningan untuk cincin, timah hitam untuk pemberat), penambahan waktu rendam rumpon dan meningkatkan kemampuan jangkauan daerah penangkapan dapat mengoptimalkan kinerja pukat cincin Teluk Apar. Purse seine is one of the fishing gear that operated in Teluk Apar water, East Kalimantan. Teluk apar purse seine is categorized a ring net and constructed by using simple materials. The aims of study is to determine the technical characteristics of teluk apar purse seine. Descriptive and observation methods are used to gather data. Analysis of the data used to determine the value of the ratio between the sinking force and buoyancy. The result showed that the ratio between the sinking force and buoyancy of teluk apar purse seine is 1,68. The use of polyvynil chloride (PVC) and the stone, reducing the effectiveness of purse seine. The use of appropriate materials (bronze for ring and plumbum for sinker), the addition of FADs soak time and improve the fishing ground coverage can optimize the performance of Teluk Apar purse seine.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue