cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25491628     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1: 2020" : 5 Documents clear
Upaya Pengembangan dan Pelestarian Kearifan Lokal Melalui Kegiatan Festival Dawet Sebagai Potensi Masyarakat Desa Dibal Septiana Widya Pangesti; Atiqa Sabardilla
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 15, No 1: 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.15.1.%p

Abstract

Es dawet merupakan jenis minuman tradisional dengan bahan baku yang berasal dari tepung beras, santan, larutan gula dan es. Dalam kehidupan masyarakat modern saat ini pelestarian kuliner seperti halnya minuman patut untuk mendapat perhatian dari semua orang terutama daerah dimana minuman itu berasal, mulai dari masyarakat sampai pemerintah, terutama berbagai macam minuman yang didalamnya mencerminkan jati diri dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Festival dawet merupakan suatu kreasi-inovasi sebagai upaya nyata pelestarian kearifan lokal yang ada di Desa Dibal, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi lokal masyarakat di Desa Dibal dan untuk melestarikan kearifan lokal yang mulai tergerus oleh pengaruh globalisasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Sedangkan metode analisis data menggunakan metode kualitatif merupakan jenis metode yang hasilnya tidak didapatkan melalui proses yang berkaitan dengan angka atau bilangan (statistik). Hasil yang didapatkan bahwa dalam mewujudkan tujuan penyelenggaraan festival dawet yaitu untuk mengembangkan potensi lokal masyarakat Desa Dibal terdapat beberapa permasalahan, salah satunya adalah lemahnya partisipasi masyarakat. Pelestarian kearifan lokal dalam pengembangannya juga tidak mesti berjalan dengan lancar, karena kebudayaan kita menghadapi dua tantangan besar dalam zaman sekarang, yaitu tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan yang paling dahsyat adalah tantangan eksternal yang berupa globalisasi.
PANTANGAN DAN ATURAN PERNIKAHAN: SUATU KAJIAN SIMBOLIK DALAM PERNIKAHAN PADA MASYARAKAT DESA GEDANGAN Umi Kusnul Khotimah; I Dewa Putu Eskasananda; Agung Wiradimadja
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 15, No 1: 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.15.1.%p

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai pantangan-pantangan dalam pernikahan yang ada pada masyarakat Desa Gedangan. Masyarakat disini memiliki keyakinan dalam melaksanakan pernikahan tidak boleh sembarangan. Ada pantangan dan aturan yang harus ditaati oleh semua orang. Keyakinan tersebut berasal dari kepercayaan nenek moyangnya secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pantangan dan aturan dalam pernikahan. Penelitian ini juga mengkaji makna simbolik mengenai pantangan dan aturan pernikahan tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Peneliti berperan sebagai intrumen utama dalam pengumpulan data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.  Data yang berhasild ikumpulkan dianalisis menggunakan konsep analisis Miles and Huberman. Hasilnya menunjukan ada enam pantangan, yaitu pantangan arah ngidul ngetan dan ngolor ngulur, adanya pantangan bulan (Sura, Maulud, Jumadil Awal, Rejeb), pantangan melintasi sungai, pantangan menyapu, pantangan bepergian, dan pantangan bangun siang. Semua Pantangan dan aturan tersebut tersebar pada tiga tahapan yaitu, tahap awal (lamaran), tahap pelaksanaan (duwe gawe), dan pasca pernikahan (sepasaran).  
Sedekah bumi (kadesa) di Dusun Durenan, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Anisah Nurjanah
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 15, No 1: 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.15.1.%p

Abstract

Sedekah bumi merupakan suatu tradisi yang dilakukan untuk mensyukuri hasil bumi. Allah telah menyediakan sumber daya alam, setelah kita berusaha mengolah dan menerima hasilnya maka kita harus bersyukur. Sedekah bumi yang dilestarikan di Dusun Durenan, Desa Wonorejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang ini biasa disebut dengan istilah Kadesa (sedekah desa). Kadesa dilakukan setiap tahun setelah memanen hasil bumi kedua. Kadesa dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah berjasa membuka lahan untuk rumah dan pertanian. Kadesa juga dianggap sebagai media untuk berkumpul, berembuk memperkuat solidaritas kepada sesama. Penelitian ini menggunakan metode kajian lapangan (field research), yaitu berupa metode wawancara, dokumentasi dan observasi (pengamatan). Metode ini untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan tradisi Kadesa. Peneliti menyusun data dengan menggunakan metode kualitatif.
AKULTURASI TRADISI MERTI DUSUN TERHADAP NILAI HUKUM POSITIF, ISLAM DAN ADAT. Si Pujiati
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 15, No 1: 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.15.1.%p

Abstract

AbstrakMerti dusun merupakan warisan budaya jawa yang sudah ada sebelum islam datang ke Dusun Doplang. Tradisi ini mereka maknai sebagai ungkapan rasa syukur terhadap pemberian hasil alam dan kesejahteraan yang diterima oleh masyarakat. Setelah islam datang kepelosok daerah jawa budaya merti dusun mengalami akulturasi dengan budaya islam. Tradisi ini juga mengandung nilai moral-nasional hingga spiritual dalam hal budaya. Kajian nilai keislaman juga banyak mempengaruhi tradisi ini hingga banyak memunculkan keunikan meski sudah terakulturasi dengan zaman dan modernisasi. Dilihat dari sudut pandang hukum positif, tidak ada larangan pemerintah untuk melakukan upacara adat ini karena dalam tatanan hukum materil, hukum adat sangat dihargai dan tidak di tumpang tindihkan kedalam hukum positif di Indonesia. Kekentalan solidaritas masyarakat menjadikan mereka tetap melakukan tradisi ini meski ini harus merogoh kantong yang lumayan banyak. Indonesia sangat kaya akan budaya yang dikolaborasikan dengan agama, zaman maupun keadaan.AbstractMerti Hamlet is a cultural heritage that existed before Islam came to Doplang Hamlet. They interpret this tradition as a pleasure of gratitude for the provision of natural products and welfare received by the community. After Islam, came to the corners of the Javanese culture of Merti, an acculturation village with Islamic culture. This tradition also contains national-moral to spiritual values in terms of culture. The study of Islamic values also influenced this tradition so much that it gave rise to its uniqueness as if it was acculturated with the times and modernization. From a positive legal perspective, there is no government prohibition on carrying out this traditional ceremony because in the material legal order, customary law is very important and is not overlapped through positive law in Indonesia. The thickness of the community's solidarity makes them continue to carry out this tradition because it must reach quite a lot of pockets. Indonesia is very rich in culture that is collaborated with religion, age or circumstances..
PENGARUH DAN MOTIVASI WARGA MENGUBUR BAJU TIDAK LAYAK PAKAI SEBAGAI KEPERCAYAAN PELESTARIAN BUDAYA DI LINGKUNGAN DESA UJUNG-UJUNG Cindy Nur Arifah
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 15, No 1: 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.15.1.%p

Abstract

AbstrakPelestarian kebudayaan yang sudah dilaksanakan sejak jaman dahulu sebagai warisan dari nenek moyang memberi arti tersendiri oleh bangsa Indonesia. Di setiap daerah mempunyai beragam jenis kebudayaan dan tentunya makna yang terkandung di dalamnya juga berbeda-beda, kebudayaan merupakan hasil ciptaan dari manusia yang mengakibatkan munculnya suatu motivasi pola pikir manusia. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan observasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Ujung-Ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengamatan mengubur baju tidak layak pakai dilakukan langsung di tempat penelitian dan mewawancarai beberapa warga dan tokoh berpengaruh di Desa Ujung-Ujung. Hasil penelitian ini meliputi pertama, mengubur baju tidak layak pakai ini sebagian besar berpengaruh terhadap lingkungan karena kain yang dikubur akan mempengaruhi unsur hara di dalam tanah. Kedua,  motivasi warga mengubur baju tidak layak pakai karena melestarikan mitos yang di warisi nenek moyang kemudian  berkembang di Desa Ujung-Ujung dan pelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah kain dan sampah rumah tangga.Kata kunci: pelestarian kebudayaan, mitos, pengaruh lingkungan, motivasi warga

Page 1 of 1 | Total Record : 5