cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 3 (2023): July 2023" : 30 Documents clear
Valuasi Lingkungan TPA Batu Layang Pontianak Mohammad Aji Diantoro; Aji Ali Akbar; Hendri Sutrisno
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.472-486

Abstract

Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Layang selain memberikan nilai manfaat bagi masyarakat sekitar juga mengakibatkan pencemaran terhadap air sungai sahang dan air sumur. Pencemaran yang terjadi menyebabkan fungsi dari sumber daya air tersebut terganggu, sehingga perlu dilakukannya upaya optimalisasi pengelolaan dan pengolahan sampah di TPA untuk mencegah atau meminimalisir potensi kerugian ekonomi yang diderita sumber daya air tercemar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat terdampak, mengestimasi nilai kerugian dan manfaat ekonomi dari keberadaan TPA, serta merumuskan alternatif kebijakan yang tepat untuk mengoptimalisasi pengelolaan dan pengolahan sampah di TPA Batu Layang. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan 200 responden secara purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis indeks variabel, valuasi ekonomi dan analisis Strenght, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT). Responden menyatakan bahwa, keberadaan TPA Batu Layang setelah 5 tahun beroperasi cukup mempengaruhi penurunan kualitas dan manfaat air sumur dengan nilai indeks 68,85 dan sangat mempengaruhi penurunan kualitas dan manfaat air sungai sahang dengan nilai indeks sebesar 35,15. Kerugian Nilai Ekonomi Total (NET) sumber daya air tercemar sebesar Rp 5.183.666.040 per tahun dan nilai manfaat ekonomi bagi masyarakat terdampak sebesar Rp 12.016.135.472 per tahun. Strategi dalam jangka panjang yang dapat diterapkan TPA Batu Layang ialah membangun TPS3R disetiap Rukun Warga (RW) dan membangun Bank Sampah disetiap kelurahan di Kota Pontianak, membuat program yang mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), membangun tempat pembuatan kompos yang lebih luas di area TPA serta perencanaan saluran drainase pada daerah non landfill.
Traditional Forests Create Government Ecology in Jambi Province Cici Sundari; Elyta Elyta; Isdairi Isdairi; Yulius Yohanes
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.487-494

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar peran Masyarakat dan Pemerintah dalam mewujudkan Ekologi Pemerintahan di Provinsi Jambi dan sistem pengelolaan hutan secara tradisional. Penelitian ini berfokus pada Provinsi Jambi, salah satu daerah yang kaya akan hutan, dan pemanfaatan kayu yang mendukung perekonomian masyarakat di Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan sumber data yang diperoleh melalui media online, data, dan jurnal terkait penelitian dan analisis data menggunakan aplikasi pengolahan data NVivo 12 plus, alat analisis kualitatif dengan bantuan perangkat komputer.Mereka mudah digunakan dan dapat mengolah kata dan deteksi frekuensi kata, atribut, dan kasus dari data besar, menghasilkan faktor kategori atau sub-faktor dalam aplikasi dan penelitian jurnalistik yang terkait dengan topik penelitian. Hasil kajian menunjukkan peran dan strategi Pemerintah dalam mewujudkan tata kelola ekologi di Provinsi Jambi yaitu dengan meningkatkan, mengembangkan, mengembangkan, dan mengembangkan sumber daya manusia, serta meningkatkan produktivitas hutan dan memusnahkan bahan baku industri pengolahan hasil hutan, serta menyusun rencana berbasis pemberdayaan hutan, berupa kerjasama masyarakat. Dalam pengelolaan hutan adat dengan memanfaatkan pengawasan dalam menjaga hutan. serta menyusun rencana pembangunan pembangunan berbasis pemberdayaan, berupa kerjasama masyarakat.Dalam pengelolaan hutan adat dengan memanfaatkan pengawasan dalam menjaga hutan. serta menyusun rencana pembangunan pembangunan berbasis pemberdayaan, berupa kerjasama masyarakat. Dalam pengelolaan hutan adat dengan memanfaatkan pengawasan dalam menjaga hutan.
City Branding Againts Climate Change and Health Disruption in Prone Region: Initial Study From Semarang Citizen’s Dealing With Specific Waste Management on Pandemic Covid-19. Maryono Maryono; Hartuti Purnaweni; Agus Junaedi; Glory Nasarani; Lintang Noor Prassanty; Handri Setiawan; Moch Rifky Pradita; Diana Rizky; Muhammad Dzaky Tagyuddin
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.503-514

Abstract

City branding has been explored worldwide, in both academic reserch and policy practis of   regional and urban development. It is not only for attract invesment, toursm, sport but it is also to addresing identity and culturism. However, post pandemic-covid -19, and facing the climate hazard, resilience combining with healty cities need reshaping. For those, in the digital era, it is need a simple but fundamental incicators. This study examine citizen’s understanding, attitude and behavioral on the spesific waste management to deal with, as the entry point to analysis citizen capacity to participate on more complex action againts climate  adaptation and building healty life. Four component citizen action is measured; 1) creativities in regulation,3) citizen understanding, attitude on covid-19 waste daily handling and 4) potensial environmental risk. The area of study selected in Semarang as of 100RC network. Result of study show that event the performance of indicator is not so high level, the importance founding is that the component measured is suitable for developing brand.
Penentuan Indeks Kualitas Air Sungai Bedadung Kabupaten Jember Menggunakan Metode IP dan NSF-WQI Elida Novita; Jefri Wahyudi Firmansyah; Hendra Andiananta Pradana
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.495-502

Abstract

Good water quality is a support in the sustainability of living things. Monitoring the status of water needs to be done to determine the quality of water and make a basic reference in making decisions for Water Quality Management. The research is aimed to assess the water quality status of the Bedadung River in Rambipuji, Balung and Puger districts using IP and NSF-WQI methods. Sampling was carried out in August 2021 at 4 points using primary data. The results showed that the parameters exceeded the quality standard, namely total phosphate, TSS and fecal coliform. Pollution index calculation shows Bedadung waters classified as Grade 3 quality standard. Based on the NSF - WQI method, the status of Bedadung River is classified as medium category
Etnobotani Tumbuhan Bahan Pangan di Taman Wisata Alam Gunung Permisan, Kabupaten Bangka Selatan Windiarti Pujinisa; Henri Henri; Edi Romdhoni
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.453-462

Abstract

Tumbuhan pangan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat tidak terkecuali masyarakat disekitar Taman Wisata Alam Gunung Permisan. TWA Gunung Permisan memiliki lima bukit yaitu Bukit Nenek, Bukit Nangka, Bukit Meninjen Tua, Bukit Meninjen Muda dan Bukit Jering dengan luas ±3.149,69 ha. Tumbuhan pangan dikelompokkan menjadi sayur, buah, makanan pokok, makanan tambahan, minuman dan bumbu masak. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi serta menganalisis permanfaatan tumbuhan sebagai bahan pangan berdasarkan pemanfaatan yang digunakan oleh masyarakat di Taman Wisata Alam Gunung Permisan. Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Permisan, Kabupaten Bangka Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung bersama informan kunci dengan menggunakan metode snawball sampling. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan 67 jenis dari 33 famili tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar TWA Permisan. Tumbuhan dengan nilai RFC paling tinggi ialah Durio zibethinus dengan nilai 0,072 dan nilai ICF yang paling tinggi pada kategori buah dengan nilai 0,72. Famili Myrtaceae ialah famili yang paling banyak dimanfaatkan yaitu 10 spesies. Upaya konservasi terhadap tumbuhan pangan yang ditemukan perlu dilakukan untuk menjaga ekosistem yang ada di TWA Permisan. 
Kadar Merkuri dan Arsen pada Air Laut dan Ikan di Teluk Kao Dahlan Thalib; Anwar Daud; Hasnawati Amqam
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.463-471

Abstract

Teluk   Kao,   merupakan   salah   satu   kawasan   pesisir   di Kabupaten Halmahera Utara yang memiliki potensi sumber daya alam berupa emas. Terdapat beberapa penambangan emasi di sekitar wilayah Teluk Kao, baik yang berizin maupun yang tidak.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam Merkuri  (Hg) dan Arsen (As) pada perairan  dan ikan yang ditangkap  di sekitar aktivitas penambangan di Teluk Kao. Penelitian ini dilakukan pada 10 titik di desa Dumdum Kecamatan Kao Teluk   dan Desa Tabobo Kecamatan Malifut. Kab. Halmahera Utara Prop. Maluku Utara. Sampel menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Hasil menunjukkan bahwa Konsentrasi rata-rata merkuri (Hg) dan arsen (As) tertinggi pada air  laut  berada  pada  perairan  sekitar Desa  Dumdum  yakni 0,00522 mg/l dan 0.00190 mg/l. Konsentrasi merkuri rata-rata tertinggi pada jenis ikan kakap, Ikan kuwe tertinggi di Desa Tabobo yakni masing-masing  0,352  mg/kg,  0,228  mg/kg dan  0,277  mg/kg, sedangkan untuk Ikan Baronang tertinggi pada Desa Dumdum sebesar 0,097 mg/kg
Inventarisasi Emisi dari Sektor Transportasi Darat di Kota Pontianak Rizki Nur Rahmasari; Dian Rahayu Jati; Jumiati Jumiati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.627-635

Abstract

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan polusi udara yaitu dengan melakukan pengendalian pencemaran udara, salah satunya dengan cara  melakukan inventarisasi emisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung beban emisi CO, NOx, SO2, dan PM10 yang dihasilkan oleh sektor transportasi di Kota Pontianak, serta untuk menentukan jenis kendaraan bermotor yang paling berkontribusi dalam menghasilkan emisi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan perhitungan yaitu berbasis VKT dan berbasis konsumsi bahan bakar. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat dievaluasi besarnya beban emisi dari sektor transportasi dan diidentifikasi jenis kendaraan bermotor yang perlu mendapat perhatian dalam pengendalian emisi di Kota Pontianak. Penelitian dilakukan di enam kecamatan Kota Pontianak dengan jumlah sampel sebanyak 467 kendaraan bermotor untuk mendapatkan data  VKT kendaraan dan  konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor, dengan jenis kendaraan bermotor yang diteliti yaitu sepeda motor, mobil penumpang, sedan, pikap, dan truk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan beban emisi di Kota Pontianak dengan pendekatan VKT pada tahun 2020 yaitu menghasilkan CO sebesar 5376.9 ton/tahun, NOx sebesar 365.9 ton/tahun, SO2 sebesar 16.5 ton/tahun, dan PM10 sebesar 69.3 ton/tahun sementara perhitungan beban emisi dengan pendekatan konsumsi bahan bakar pada tahun 2020 yaitu menghasilkan CO sebesar 63059.1 ton/tahun, NOx sebesar 2090.1 ton/tahun, SO2 sebesar 11.3 ton/tahun, dan PM10 sebesar 404.1 ton/tahun. Adapun jenis kendaraan bermotor yang paling berkontribusi dalam menghasilkan emisi CO, NOx, SO2 dan PM10 di Kota Pontianak yaitu: truk, sepeda motor, dan mobil penumpang.
Technical, Economic, and Environmental Review of Waste to Energy Technologies from Municipal Solid Waste Siti Jamilatun; Joko Pitoyo; Martomo Setyawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.581-593

Abstract

Global municipal solid waste production and electricity demand gradually increased as a result of urbanization, population increase, and economic growth. The appropriate selection of Waste to energy (WTE) technologies needs consideration of energy efficiency, financial, and environmental aspects. This article discusses the technical, financial, and environmental side of existing WTE technologies. Waste-to-energy (WTE) technologies include thermal, physical, biochemical, and bio-electrochemical technology. Pyrolysis, gasification, and incineration are thermal technology used to generate energy from waste in the form of heat and syn-gas. Anaerobic digestion and landfill are biochemical technology to to generate energy from waste in the form of biogas. Physical technology is used to to generate energy from waste in the form of refuse-derived fuel (RDF). Microbial fuel cells (MFC) and microbial electrolysis cells (MEC) are the most recent WTE technology that produces electricity and hydrogen fuel. The results of the assessment of existing technology show that anaerobic digestion and landfill are low-cost WTE technology but have a low potential for energy generation. Plasma gasification is WTE technology with a high potential for energy generation, cold gas efficiency (CGE), carbon conversion efficiency (CCE), and H2/CO ratio, low CO2 emissions, and high operating costs. MEC has a high H2-potential for energy generation, low CO2 emissions, and the highest capital cost. Incineration is a common conversion technology with a low potential for energy generation, high CO2 emissions, and high capital costs. The selection of WTE technologies is influenced by technical, economic, and environmental factors. 
Faktor-Faktor Kerentanan Sosial dan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Kabupaten Kulon Progo Yannie Isworo; Sudharto P Hadi; Onny Setiyani
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.725-734

Abstract

Kasus malaria masih terus terjadi sampai tahun 2022 di Kabupaten Kulon Progo. Pada bulan Maret 2022, ada penambahan 6 kasus lagi. Jadi eliminasi malaria di Kabupaten Kulon Progo belum berhasil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor kerentanan sosial dan lingkungan yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kabupaten Kulon Progo. Jenis penelitian ini adalah metode analitik korelasi dengan rancangan cross sectional.  Sampel pada penelitian ini adalah 100 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisis dapat menggunakan Uji Statistik Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial yang berhubungan signifikan dengan kejadian malaria di Kabupaten Kulon Progo adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, dan sikap.  Faktor lingkungan yang yang berhubungan signifikan dengan kejadian malaria di Kabupaten Kulon Progo adalah keberadaan hewan ternak dan dinding rumah. Sedangkan variabel jarak dengan gunung atau bukit, jarak rumah dengan tambak, jarak rumah dengan lagun atau rawa, habitat perkembangbiakan, dan lantai rumah tidak berhubungan signifikan dengan kejadian malaria di Kabupaten Kulon Progo.
Analisis Keberlanjutan Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Kawasan Agrowisata di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Atang Trisnanto; Rinekso Soekmadi; Hadi Susilo Arifin; Bambang Pramudya
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.534-544

Abstract

Pemanfaatan kebun sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung dengan memaksimalkan potensi pekarangan yang dimiliki masyarakat di bidang pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi ditinjau dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan budaya. Metode analisis yang digunakan adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) melalui teknik ordinance Rap-HGAgrotourism (Rapid Appraisal for Home Garden Agrotourism). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi berada pada kategori Baik Berkelanjutan (84,55) pada dimensi ekologi, Cukup Berkelanjutan (67,14) pada dimensi Ekonomi, Cukup Berkelanjutan (59,84) pada dimensi sosial, Kurang Berkelanjutan (49,74) pada dimensi kelembagaan, dan Cukup Berkelanjutan (61,25) pada dimensi budaya. Kajian ini menjelaskan secara holistik beberapa aspek/atribut (ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan budaya) yang menjadi faktor pengungkit yang dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kebijakan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai kawasan agrowisata secara berkelanjutan. Atribut pengungkit yang pengaruhnya sangat sensitif terhadap keberlanjutan pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi adalah: (1) keberadaan dan kualitas objek daya tarik wisata pada pekarangan, (2) jumlah penduduk yang memanfaatkan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, (3) keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, (4) tersedianya peraturan terkait pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, 5) adanya pelanggaran nilai kepercayaan dalam pemanfaatan pekarangan, (6) konflik antar masyarakat dengan latar belakang perbedaan budaya, dan (7) penerapan modal sosial dalam pemanfaatan lahan pekarangan.

Page 1 of 3 | Total Record : 30


Filter by Year

2023 2023