cover
Contact Name
Dani Saepuloh
Contact Email
danie_saepuloh@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
lydiadesmaniarirwan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kelautan Nasional
ISSN : 1907767X     EISSN : 26154579     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Kelautan Nasional (JKN) ISSN 1907-767X, e-ISSN 2615-4579 adalah jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) adalah nomenklatur baru, sejak tahun 2017, untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP). Jurnal Kelautan Nasional, sebelum dikelola oleh Pusriskel maupun P3SDLP, adalah dikelola oleh Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP). Pada tahun 2016, P3TKP kemudian merger ke P3SDLP.
Arjuna Subject : -
Articles 223 Documents
REKAYASA LED IKAN MELALUI PENGATURAN LUMENSI CAHAYA BERBASIS PERANGKAT LUNAK VERSI BETHA Agus Cahyadi; Wong Xing You
Jurnal Kelautan Nasional Vol 11, No 2 (2016): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.103 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v11i2.6113

Abstract

Beberapa jenis ikan mempunyai fototaksis positif terhadap cahaya berkorelasi terhadap kemampuan histologi ikan untuk mengenal karakteristik spektral. Karakteristik spektral dipengaruhi oleh faktor warna, gelap-terang dan faktor lainnya. Light emitting diode atau LED adalah sirkuit semikonduktor mampu memancarkan cahaya saat dialiri listrik. LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas. Lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar berbahan logam halida. Rekayasa LED untuk menarik  sekumpulan ikan dirancang sirkuit elektronik dengan menggunakan kombinasi LED  dengan variasi panjang gelombang yaitu  LED putih (600 nm), biru (465-500 nm), hijau (500-520 nm) dan amber (595-605 nm). Melalui pengaturan lumensi LED dengan perangkat lunak menghasilkan pola tertentu untuk mengumpulkan ikan pada malam hari. Pola zig-zag dengan variasi pengulangan mampu menarik perhatian ikan teri jenis Stolephorus sp. untuk mendekati batas lumensi LED ikan selama 3 jam berenang di sekitar alat tersebut.  
ASSESSING GROUNDWATER VULNERABILITY USING GALDIT METHOD (CASE STUDY: PADEMAWU SALT POND AREA, MADURA-INDONESIA) Wisnu Arya Gemilang; Gunardi Kusumah; Ulung Jantama Wisha
Jurnal Kelautan Nasional Vol 12, No 3 (2017): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.687 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v12i3.6358

Abstract

Groundwater quality pollution in the Pademawu coastal area is very alarming. The major problem is landuse overlapping between salt pond and settlement area which influences environment degradation enhancement. One of negative impacts is groundwater vulnerability in the salt pond area. The salt content enhancement affects some wells become saline around the settlement area which proves the environment degradation has occurred. This study has aim to determine the groundwater vulnerability level in Pademawu coastal area. We employed GALDIT method to assess the groundwater vulnerability level by which calculates the six GALDIT parameters such as groundwater occurrence aquifer type, hydraulic conductivity, level above mean sea level, distance from coast, impact of existing intrusion and aquifer thickness. We divided the groundwater vulnerability into 3 classes, which are high, moderate, and low vulnerability. The sensitivity analysis result shows that the distance between groundwater source and the coast (D) has reached 74 % which tremendously influences the groundwater vulnerability level. The high level of vulnerability is found in the area near the coast and salt pond which deteriorated towards north. The limitation of groundwater utilization and salt pond area in Pademawu coastal area is one of the precise ways declining the intrusion of sea water to the groundwater quality condition.
IDENTIFIKASI SITUS KAPAL KARAM BERSEJARAH “KARANG PANJANG” DI PERAIRAN PULAU LAUT NATUNA Ira Dillenia; Rainer Arief Troa
Jurnal Kelautan Nasional Vol 11, No 1 (2016): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.912 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v11i1.6063

Abstract

Pulau Laut dan kawasan perairan Natuna secara keseluruhan berdasarkan bukti sejarah sejak abad 10 M, telah menjadi jalur lintas laut untuk berbagai kapal dagang asing yang akan masuk ke wilayah Nusantara. Dalam perjalanannya masuk ke Natuna, banyak dari armada kapal tersebut yang karam dan akhirnya tenggelam di kawasan perairan kepulauannya. Artinya, potensi keberadaan situs arkeologi bawah laut di kawasan ini sangat besar yang belum semuanya teridentifikasi. Karena itu, penelitian arkeologi maritim yang mendasari tulisan ini bertujuan mengidentifikasi bentuk dan struktur kapal karam, serta menggali nilai historis didalamnya. Fokus lokasi pada Situs Karang Panjang, Perairan Pulau Laut Natuna. Metode penelitian yang digunakan adalah survei akustik bawah air (side scan sonar), penyelaman, dan wawancara dengan masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Situs Karang Panjang merupakan situs  kapal karam bersejarah berteknologi mesin uap, struktur kapal berbahan campuran besi dan kayu dengan sebagian besar telah ditumbuhi karang sehingga telah menyatu dengan ekosistem bawah lautnya. Hal ini menjadikan Situs Karang Panjang berpotensi menjadi obyek wisata selam kapal karam (wreckdive) sebagai bagian gagasan Marine Eco-Archaeological Park di atas.
HIDRODINAMIKA DAN KUALITAS PERAIRAN UNTUK KESESUAIAN PEMBANGUNAN KERAMBA JARING APUNG (KJA) OFFSHORE DI PERAIRAN KENEUKAI, NANGROE ACEH DARUSSALAM Koko Ondara; Guntur Adhi Rahmawan; Ulung Jantama Wisha; Nia Naelul Hasanah Ridwan
Jurnal Kelautan Nasional Vol 12, No 2 (2017): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1450.81 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v12i2.6242

Abstract

Perairan Keneukai merupakan salah satu penghasil sumber daya perikanan di Pulau Weh, Nanggroe Aceh Darussalam. Jumlah spesies ikan di perairan tersebut mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) pada tahun 2017 mempunyai salah satu tujuan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk usaha budidaya perairan Keramba Jaring Apung (KJA) lepas pantai di Perairan Keneukai. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis arus, pasang surut, batimetri, serta kualitas perairan. Kecepatan arus di permukaan berkisar antara 0-0,9 m/s. Sementara itu, kecepatan arus dekat dasar berkisar antara 0-0,74 m/s. Profil vertikal arus menunjukkan mekanisme Spiral Ekman yang berpengaruh terhadap distribusi material-mateial organik secara vertikal dan didominasi oleh arus pasang surut. Topografi Perairan Keneukai termasuk landai dengan kedalaman berkisar 0-72 meter dan terdapat perubahan kedalaman yang signifikan di sejumlah area. Hasil analisis perairan untuk parameter Dissolved Oxygent (DO), salinitas, suhu, pH, kecerahan, nitrit, Biological Oxygent Demand (BOD dan amonia menunjukkan bahwa lokasi penelitian layak dan sesuai untuk dijadikan sebagai tempat budidaya KJA. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku untuk parameter nitrat. Berdasarkan hasil analisis dan verifikasi lapangan dengan pertimbangan aspek fisik dan keterjangkauan lokasi, maka Perairan Keneukai dapat direkomendasikan untuk pengembangan budidaya keramba jaring apung.
KERUSAKAN STRUKTUR AKIBAT GETARAN LOKAL PADA KAPAL YANG JARANG DIPERHATIKAN: ANALISIS DAN SOLUSI (STUDI KASUS) Asjhar Imron
Jurnal Kelautan Nasional Vol 9, No 1 (2014): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.585 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v9i1.6198

Abstract

Pengabaian pengecekan potensi resonansi struktur lokal bisa berakibat serius pada kegagalan struktur. Studi ini menunjukkan kejadian tersebut, yang seharusnya bisa dihindari apabila pengecekan dilakukan pada tahap perancangan. Dalam studi ini identifikasi sederhana dilakukan untuk menentukan eksitasi paling dominan. Penentuan struktur lokal yg potensial beresonansi dilakukan dengan pengamatan visual dan dengan analisis menggunakan metode elemen hingga. Setelah resonansi dipastikan, perancangan ulang (redesign) dilakukan dengan memperhatikan kemudahan pelaksanaan di lapangan. Hasil redesign menunjukkan bahwa dengan menaikkan kekakuan konstruksi lokal maka terjadinya resonansi bisa digeser di luar daerah operasi kecepatan kapal untuk semua modes.
UJI PERFORMA BATERAI UNTUK BEBAN UTAMA MOTOR DC PERAHU PULANG HARI Donal Daniel; Daud S.A. Sianturi
Jurnal Kelautan Nasional Vol 8, No 2 (2013): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.111 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v8i2.6227

Abstract

Perahu nelayan “pulang hari” rancangan Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) telah berhasil dibuat untuk memenuhi keinginan nelayan akan transportasi yang aman dan ekonomis. Pemanfaatan motor listrik dimaksudkan agar nelayan terbebas dari bahan bakar minyak (BBM) dan sebagai upaya menjaga lingkungan perairan dari buangan limbah BBM. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan terhadap laju pengambilan energi dari aki ke beban utama dengan lima variasi baling-baling sehingga dapat diprediksi jumlah kebutuhan aki agar perahu dapat beroperasi dalam 8 sampai 9 jam per hari operasi. Dari uji kolam menggunakan motor DC 370 watt dan 2 buah aki 100 Ah, aki telah berhasil menyuplai energi ke beban utama motor DC dengan pengambilan daya (recharge) adalah 2 volt tiap 10 menit dengan arus listrik (ampere) berubah-ubah pada kondisi kecepatan (rpm) yang berubah-ubah pula.
NILAI PENTING DAN ESTIMASI EKONOMI SIMPANAN KARBON VEGETASI MANGROVE DI KECAMATAN KEMA, SULAWESI UTARA Terry Louise Kepel; Devi Dwiyanti Suryono; Restu Nur Afi Ati; Hadiwijaya Lesmana Salim; Andreas A. Hutahaean
Jurnal Kelautan Nasional Vol 12, No 1 (2017): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.12 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v12i1.6170

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang nilai penting, simpanan karbon vegetasi dan estimasi nilai ekonomi simpanan karbon mangrove di Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pengambilan data dilakukan di tujuh stasiun dengan menggunakan metode transek kuadrat 100 m2 yang diletakkan secara vertikal terhadap garis pantai. Identifikasi spesies mangrove berdasarkan ciri-ciri morfologi akar, daun, buah dan bunga. Pengukuran DBH untuk mengetahui biomassa dan simpanan karbon sedangkan estimasi nilai ekonomi simpanan karbon menggunakan pendekatan harga dari pasar bebas dan pasar wajib Clean Development Mechanism (CDM). Sebanyak delapan species teridentifikasi yaitu Avicennia alba, Avicennia officinalis, Bruguiera gymnorhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera littorea, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata dan Sonneratia alba. Spesies R. mucronata teridentifikasi di semua stasiun. Hasil analisa struktur komunitas terlihat bahwa spesies R. mucronata dan  S. alba memiliki tingkat kerapatan relatif spesies yang lebih tinggi dibandingkan spesies yang lain. Penutupan relatif spesies (Rci) menunjukkan bahwa S. alba mendominasi spesies yang lain sebesar 62% dan R. mucronata sebesar 26,34%. Analisa INP menunjukkan S. alba dan R. mucronata memiliki peran yang penting dalam keberlangsungan ekosistem ini. Nilai rata-rata simpanan karbon di kawasan Kema sebesar 133,76±25,70 MgCha-1.  Nilai rerata estimasi ekonomi simpanan karbon yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 6.955.123.566 (pasar bebas) atau US$ 519.310,56 dan Rp. 18.176.056.252 (CDM) atau US$ 1.357.131,6 untuk simpanan rerata karbon sebesar 23.397±4.495 MgC (85.865,72±16.496,15  Mg CO2e) pada luasan mangrove sebesar 174,92 ha. Nilai ekologis dan ekonomis yang dihasilkan dari penelitian ini, dapat dijadikan sebagai informasi awal perumusan kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove yang lestari dan berkelanjutan.
PENGARUH ALIH FUNGSI KAWASAN MANGROVE PADA SIFAT SEDIMEN DAN KEMAMPUAN PENYIMPANAN KARBON Terry Louise Kepel; Restu Nur Afi Ati; Yusmiana Puspitaningsih Rahayu; Novi Susetyo Adi
Jurnal Kelautan Nasional Vol 13, No 3 (2018): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.878 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v13i3.6620

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan karbon. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa penyimpanan karbon terbesar di ekosistem ini ada di sedimen. Namun demikian, kapasitas penyimpanan ini akan menurun karena deforestrasi dan konversi lahan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa dampak alih fungsi lahan mangrove terhadap sifat sedimen serta kemampuannya dalam menyimpan karbon dengan membandingkan dua tipe mangrove yang dikategorikan sebagai mangrove alami dan degradasi/terkonversi. Penelitian dilakukan di empat lokasi yaitu di Kabupaten Berau - Kalimantan Timur dan Karimunjawa-Jawa Tengah yang mewakili daerah alami serta, Kabupaten Pati - Jawa Tengah dan  Kabupaten Indramayu - Jawa Barat yang mewakili mangrove yang pernah mengalami alih fungsi lahan dan telah direhabilitasi. Sedimen diambil minimal sampai pada kedalaman satu meter dengan menggunakan soil auger. Sebanyak empat sampel diambil pada setiap core sediment pada interval kedalaman 0-15, 15-30, 30-50 dan 50-100 cm. Hasil menunjukkan bahwa mangrove yang pernah mengalami alih fungsi lahan memiliki nilai prosentasi C (%), densitas C (mg cm-3) dan simpanan karbon (MgCha-1) yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi yang alami. Kisaran nilai prosentasi karbon, densitas dan simpanan karbon pada daerah rehabilitasi berturut-turut adalah sebesar 1,11 - 2,25 %, 0,01 - 0,02 mg cm-3 dan 94,92-265,26 Mgha-1, sementara untuk wilayah alami pada kisaran 12,54 - 17,14 %, 0,07 - 0,09 mg cm-3 dan 427,54 - 606,92 Mgha-1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alih fungsi lahan mangrove menurunkan kemampuan penyimpanan karbon ekosistem.
BILAH LENGKUNG SERET LEPAS UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PADA TURBIN ARUS LAUT SUMBU VERTIKAL Dwiyoga Nugroho; Ahmad Mukhlis Firdaus; Krisnaldi Idris; Sofiyan Muji Permana; Daniel Fitzgerald; Abdul Qohar Hadzami
Jurnal Kelautan Nasional Vol 8, No 1 (2013): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.436 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v8i1.6215

Abstract

Kepulauan Indonesia memiliki tunggang pasang surut dan arus laut yang tidak besar jika dibandingkan dengan belahan bumi bagian utara atau selatan. Untuk dapat memanfaatkan potensi energi arus yang ada, dibutuhkan turbin dengan efisiensi tinggi, torsi besar serta memiliki kecepatan awal berputar yang kecil. Turbin arus laut, adalah perangkat untuk mengubah pergerakan kinetik arus laut menjadi energi listrik di dalam sistem pembangkit. Untuk dapat bekerja optimal, turbin membutuhkan kecepatan arus laut yang cukup untuk menggerakkan bilah-bilah dengan bentuk yang paling efisien menangkap aliran dari segala arah. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan keunggulan parameter kinerja turbin seperti efisiensi daya, torsi, kecepatan putar awal dan rasio kecepatan ujung bilah. Pada penelitian ini dilakukan uji coba laboratorium terhadap turbin sumbu vertikal dengan 2 tipe lengkung bilah seret lepas. Turbin ini diharapkan memiliki efisiensi tinggi dengan kecepatan putar yang kecil dibandingkan turbin sumbu vertikal lainnya. Hasil percobaan laboratorium menunjukkan bahwa efisiensi turbin mencapai 0,53 dan merupakan efisiensi tertinggi yang pernah dicapai dalam pengembangan tipe turbin vertikal serupa yang pernah ada dan memiliki kecepatan putar awal hanya 10 cm/s.
ANALYSIS DINAMIKA SPASIAL DAN TEMPORAL PENGGUNAAN LAHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SEDIMENTASI DI WILAYAH PESISIR DAS CITARUM Paryono -; Sri Suryo Sukoraharjo; Ario Damar; Setyo Budi Susilo; Rokhmin Dahuri; Heny Suseno
Jurnal Kelautan Nasional Vol 11, No 3 (2016): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.032 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v11i3.6118

Abstract

Upaya mengelola wilayah pesisir akan efektif jika diikuti pengelolaan di Daerah Aliran Sungai (DAS) di atasnya, karena perubahan penggunaan lahan di DAS akan berdampak pada sedimentasi di wilayah pesisir. Pengelolaan wilayah pesisir secara efektif membutuhkan kajian keterkaitan penggunaan lahan di wilayah DAS  terhadap sedimentasi di wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan menganalisis : (a) perubahan luas penggunaan lahan di DAS Citarum bagian hilir; (b) luas sedimentasi di sekitar muara Sungai Citarum; (c) hubungan antara perubahan luas penggunaan lahan dengan luas sedimentasi.   Lokasi penelitian  di DAS Citarum bagian hilir. Perhitungan luas penggunaan lahan dan luas sedimentasi menggunakan analisa citra satelit. Hasil perhitungan luas penggunaan lahan  menunjukkan  terjadi perubahan luas penggunaan lahan  di DAS Citarum bagian hilir dari tahun 2000 - 2014 secara signifikan, yaitu : (1) terjadi peningkatan luas penggunaan lahan non-vegetasi; (2) terjadi penurunan luas lahan sawah;  dan (3) terjadi penurunan luas lahan bervegetasi. Hasil perhitungan luas area sedimentasi di sekitar muara Sungai Citarum menunjukkan peningkatan luas sedimentasi tahun 2000 - 2014.  Analisa keterkaitan antara luas sedimentasi dengan berbagai luas penggunaan lahan yaitu : (1)  semakin luas lahan  bervegetasi maka semakin kecil luas sedimentasi; (2) semakin luas lahan non-vegetasi maka luas sedimentasi makin besar ; (3)   peningkatan luas lahan sawah berdampak pada penurunan luas sedimentasi.  Dari berbagai faktor tersebut, faktor yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan sedimentasi adalah  faktor lahan bervegetasi. Hasil pemodelan perhitungan luas penggunaan lahan di DAS Citarum hilir  yang berdampak pada luas sedimentasi paling kecil terjadi jika curah hujan maksimum dan luas sawah minimum dengan komposisi luasan yaitu luas sawah sebesar 124.796 hektar dari kisaran 124.796 - 179.416 hektar, luas lahan bervegetasi maksimum 92.134 hektar dari kisaran 71.015 - 92.134 hektar,  dan luas lahan non vegetasi 76.000 hektar dari kisaran 40.000 - 90.000 hektar.

Page 7 of 23 | Total Record : 223