cover
Contact Name
Dani Saepuloh
Contact Email
danie_saepuloh@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
lydiadesmaniarirwan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kelautan Nasional
ISSN : 1907767X     EISSN : 26154579     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Kelautan Nasional (JKN) ISSN 1907-767X, e-ISSN 2615-4579 adalah jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) adalah nomenklatur baru, sejak tahun 2017, untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP). Jurnal Kelautan Nasional, sebelum dikelola oleh Pusriskel maupun P3SDLP, adalah dikelola oleh Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP). Pada tahun 2016, P3TKP kemudian merger ke P3SDLP.
Arjuna Subject : -
Articles 223 Documents
PENDUGAAN LAJU SEDIMENTASI DI PERAIRAN TELUK BENOA - BALI BERDASARKAN CITRA SATELIT Try Al Tanto; Aprizon Putra; Gunardi Kusumah; A. Riza Farhan; Widodo S. Pranowo; Semeidi Husrin; Ilham .
Jurnal Kelautan Nasional Vol 12, No 3 (2017): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1240.997 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v12i3.4212

Abstract

Perairan Teluk Benoa Bali memiliki 6 sungai (tukad) yang bermuara pada perairannya. Tukad Mati dan Tukad Badung adalah 2 sungai terbesar pemberi pasokan sedimen. Pembangunan reklamasi di pelabuhan Benoa dan pembangunan Jalan Tol melintasi Teluk Benoa diduga meningkatkan sedimentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian sedimentasi di perairan Teluk Benoa, dan memperoleh kisaran sedimentasi secara spasial yang terjadi dalam rentang 9 tahun terakhir. Analisis pendugaan sedimentasi dilakukan secara spasial berupa sebaran pengendapan sedimentasi di dasar perairan dengan menggunakan citra satelit Spot – 6 dan Landsat 7. Hasil yang diperoleh adalah luasan sedimentasi pada tahun 1997 sebesar 1640,78 ha mengalami penurunan luasan menjadi 1480,57 ha (tahun 2006) dengan laju perubahan sebesar positif -160,21 ha (-20,03 ha/tahun). Namun, luasan sedimentasi kembali bertambah menjadi 1531,93 ha pada tahun 2012 (laju perubahan negatif +8,56 ha/tahun), bahkan menjadi 1966,14 ha pada tahun 2015 (laju perubahan negatif +144,74 ha/tahun).
GEODINAMIKA KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI SUMBER DAYA DASAR LAUT Rainer Arief Troa; Eko Triarso; Ira Dillenia
Jurnal Kelautan Nasional Vol 11, No 1 (2016): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.088 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v11i1.6062

Abstract

Kawasan Timur Indonesia menyimpan potensi sumber daya dasar laut yang tinggi. Interaksi tiga lempeng besar dunia: Lempeng Pasifik, Hindia-Australia, dan Eurasia menjadikan kondisi geodinamikanya aktif dan kompleks. Tujuan penulisan untuk mengungkap potensi sumber daya dasar laut sebagai implikasi kondisi geodinamika. Metode penelitian menggunakan analisis tektonika berdasarkan tinjauan regional evolusi tektonik yang ditunjang metode tomografi seismik dengan hipotesis bahwa potensi sumber daya dasar laut sebagai implikasi kondisi geodinamikanya berkaitan erat dengan keberadaan gunungapi bawah laut dan aktivitas hidrotermal. Hasil penelitian menunjukkan potensi tersebut berada pada zona aliran fluida magma di bawah kerak bumi, diindikasikan anomali kecepatan rendah gelombang-S pada tomogram seismik. Hasil pengamatan ROV di Perairan Sangihe-Talaud mengindikasikan adanya peluruhan sebagian magma menerobos kerak bumi, muncul ke permukaan dasar laut membentuk cerobong hidrotermal gunungapi bawah laut Kawio Barat pada kedalaman 1890 meter. Di perairan dangkal Halmahera, manifestasi aktivitas hidrotermal berupa semburan air panas dari dasar laut. Di dataran pasang surut, temperatur mata air panas mencapai 80-100oC, sedangkan dari tipe alterasi batuannya diindikasikan temperatur bawah permukaan >200oC. Disimpulkan bahwa potensi sumber daya dasar laut terkait aktivitas hidrotermal dan gunungapi bawah laut di perairan Sangihe-Talaud adalah berasosiasi dengan mineralisasi logam pada cerobong hidrotermal. Di Halmahera, potensinya berupa uap panas hidrotermal yang dapat dimanfaatkan untuk energi terbarukan berbasis panas bumi. Implikasi kebencanaan juga melekat akibat kondisi geodinamika sehingga penelitian mitigasi bencana dan model adaptasinya disarankan dilakukan juga pada Kawasan Timur Indonesia.
APLIKASI TEKNOLOGI ELEKTRONIK LOG BOOK PENANGKAPAN IKAN UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN PERIKANAN Hadhi Nugroho; Agus Sufyan; Ngurah N. Wiadnyana
Jurnal Kelautan Nasional Vol 10, No 3 (2015): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.076 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v10i3.6174

Abstract

Kebijakan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan memerlukan dukungan data penangkapan ikan yang akurat. Salah satu cara untuk memperoleh data hasil tangkapan ikan adalah penggunaan log book penangkapan ikan. Kenyataan di lapangan menunjukkan penggunaan log book secara manual banyak mengalami kendala. Berdasarkan data tahun 2013, dari 189.800 kapal dengan kewajiban melaporkan log book, hanya 6.507 kapal (3,43 %) yang sudah melaporkan log book. Untuk mengatasi kendala dalam pengisian log book penangkapan ikan secara manual, telah dikembangkan teknologi elektronik log book selama kurun waktu 2011-2014. Untuk penerapan e-log book di Indonesia, diperlukan suatu kajian yang menguraikan aspek teknis dari teknologi e-log book, perbandingan penerapan e-log book di sejumlah negara, serta strategi penerapannya di bidang perikanan di Indonesia. Penerapan e-log book di Indonesia dapat dilakukan dengan melihat perbandingan penerapan e-log book penangkapan ikan di negara lain, serta melihat kondisi di Indonesia. Berdasarkan analisis kesenjangan penerapan teknologi e-log book di Indonesia, maka secara teknologi, e-log book yang dikembangkan sudah siap untuk digunakan dalam bidang pengelolaan sumber daya ikan ditinjau dari aspek perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi data (satelit dan GSM/GPRS), dan sistem integrator. Sedangkan dari sisi landasan peraturan, perlu dibuat suatu peraturan hukum sebagai landasan bagi penerapan e-log book di Indonesia. Rekomendasi strategi penerapan e-log book adalah sebagai berikut: (i) penerapan penggunaan e-log book dilakukan di pelabuhan perikanan dengan tingkat kepatuhan pelaksanaannya yang tinggi dan di kapal-kapal penangkap ikan yang sudah menggunakan transmitter VMS; (ii) sosialisasi dan pelatihan penggunaan e-log book pada nelayan secara intensif; (iii) pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggaran pelaksanaan e-log book; dan (iv) mengembangkan kerja sama dengan pihak ketiga seperti perusahan di bidang teknologi komunikasi.
APLIKASI TEKNOLOGI SHELTER TERHADAP RESPON STRESS DAN KELANGSUNGAN HIDUP PADA PENDEDERAN LOBSTER PASIR Panulirus homarus Kukuh Adiyana; Eddy Supriyono; Muhammad Zairin Junior; Lolita Thesiana
Jurnal Kelautan Nasional Vol 9, No 1 (2014): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.616 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v9i1.6197

Abstract

Penggunaan shelter pada pendederan lobster Panulirus homarus dimaksudkan untuk menekan terjadinya stress dan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan jenis shelter yang memberikan respon stress dan produktifitas benih lobster yang paling baik. Pada Penelitian ini digunakan empat perlakuan, perlakuan menggunakan shelter jaring, paralon, lubang angin dan kontrol (tanpa shelter). Penelitian menunjukkan, perlakuan menggunakan shelter paralon merupakan yang terbaik karena terbukti mampu untuk menurunkan tingkat stress dan menghasilkan kelangsungan hidup yang lebih baik. Level Total Hemocycte Count (THC) dan glukosa pada sheltter paralon selama penelitian, menghasilkan respon stress yang lebih rendah dan stabil apabila dibanding dengan perlakuan lainnya.Tingkat kelangsungan hidup pada shelter paralon berbeda nyata (p<0,05) dengan shelter jaring dan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan shelter lubang angin.
PEMANTAUAN KONSENTRASI KLOROFIL-A MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA-AQUA MODIS DI TELUK JAKARTA M. Salam Tarigan; Ngurah N. Wiadnyana
Jurnal Kelautan Nasional Vol 8, No 2 (2013): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.712 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v8i2.6226

Abstract

Kelimpahan klorofil-a dapat digunakan sebagai indikator kesuburan perairan dan kejadian biakan massal fitoplankton atau Harmfull Algal Blooms (HAB) di suatu perairan. Kemajuan teknologi satelit telah mampu menampilkan data digital yang memainkan peran penting dalam memberikan hasil pola sebaran horizontal klorofil-a di perairan laut secara cepat dan akurat. Tujuan penelitian ini adalah untuk pemantauan distribusi konsentrasi klorofil-a dengan teknologi penginderaan jauh menggunakan satelit Terra-Aqua MODIS. Pemantauan konsentrasi klorofil-a di perairan Teluk Jakarta dilakukan dalam periode April sampai September 2010. Analisis citra untuk memetakan sebaran konsentrasi klorofil-a dilakukan dengan algoritma menggunakan software ENVI dan ArcGIS. Dengan analisis citra di laboratorium, dihasilkan peta-peta sebaran konsentrasi klorofil-a di perairan Teluk jakarta. Pada peta spasial dan temporal sebaran  konsentrasi klorofil-a ditunjukkan nilai konsentrasi klorofil-a tinggi (>10 mg/m3)di selatan perairan Teluk Jakarta, dengan luas sebarannya mencapai sepertiga dari luas teluk terjadi pada 22 Mei – 22 September 2010. Hal ini  mengindikasikan bahwa di perairan telah terjadi peningkatan kelimpahan fitoplankton dan sebagian menunjukkan ada dugaan terjadi Harmful Algal Blooms (HAB), sehingga mengakibatkan kematian ikan yang terdapat di pantai Ancol Teluk Jakarta.
KESESUAIAN DESAIN OPERASIONAL KAPAL INKAMINA 163 BERBASIS DI PPP SADENG YOGYAKARTA Paduartama Tandipuang; Yopi Novita; Budhi H. Iskandar
Jurnal Kelautan Nasional Vol 10, No 2 (2015): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.346 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v10i2.6161

Abstract

Nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ragu untuk mengoperasikan kapal ikan bantuan sampai batas maksimum ZEEI. Keraguan nelayan terletak pada kemampuan operasional kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian kapasitas muat yang tersedia di atas kapal dengan rencana target operasional kapal, dan menganalisis area kerja di lantai dek kapal. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Kapal Inkamina 163 menjadi objek penelitian. Data dianalisis dengan cara comparative-numeric untuk mengkaji kesesuaian desain kapal dan untuk mengetahui area kerja pada dek kapal. Analisis kesesuaian desain juga dilakukan dengan mengacu pada KEPMENKP No. 21/2004. Hasil kajian menunjukkan bahwa Kapal Inkamina 163 memiliki kapasitas muat yang sebagian besar sudah dapat memenuhi rencana target operasional kapal. Tata letak muatan di lantai dek kapal Inkamina 163 telah sesuai dengan kebutuhan area kerja ABK. Kapal tersebut telah memenuhi 7 dari 8 syarat yang dijadikan acuan dalam KEPMENKP No. 21/2004.
INDEKS KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR DI LOKASI REKLAMASI TELUK BENOA BALI Asri Setianingrum Kenyo Handadari; Tri Edhi Budhi Soesilo; Widodo Setiyo Pranowo
Jurnal Kelautan Nasional Vol 13, No 3 (2018): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.257 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v13i3.6973

Abstract

Reklamasi menjadi sebuah topik yang hangat dan sensitif di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Argumentasi berkembang mengingat konflik kebutuhan ruang untuk kepentingan ekonomi makro, sementara pada lokasi yang diinginkan telah banyak aktivitas ekonomi mikro dan sosial masyarakat sebelumnya. Pemerintah sebagai regulator mengatur kegiatan reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil melalui Peraturan Presiden 122/2012. Secara norma regulatif reklamasi tersebut adalah upaya restorasi atau upaya meningkatkan manfaat terhadap sumber daya lahan yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi dan nilai ekologi, pelaksanaannya pun tidak menimbulkan konflik sosial. Reklamasi seharusnya bertujuan untuk meningkatkan manfaat sumber daya lahan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Riset ini bertujuan untuk mengetahui keberlanjutan sumber daya laut dan pesisir di Teluk Benoa manakala dilakukan reklamasi. Penilaian keberlanjutan didasarkan kepada 4 dimensi: lingkungan, sosial, ekonomi, dan pemanfaatan ruang laut. Penyusunan indeks menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Multi-dimensional Scaling (MDS), dengan uji signifikansi Monte Carlo, dan uji sensitivitas setiap atribut dimensi. Hasil analisis secara multi-dimensi memperlihatkan bahwa reklamasi Teluk Benoa adalah tidak/ kurang berkelanjutan (43,15%). Apabila ditelaah indeks masing-masing dimensi maka: pemanfaatan ruang laut (27,05%), ekonomi (44,313%), sosial (49,79%), lingkungan (49,88%). Pemanfaatan ruang laut di Teluk Benoa memerlukan intervensi kebijakan pemerintah lebih lanjut untuk menghindari konflik sosial dengan masyarakat dengan menegakkan regulasi penataan ruang laut. Pemerintah daerah dalam perencanaan pemanfaatannya untuk mendapatkan PAD harus melibatkan para tokoh masyarakat. Kelestarian lingkungan perairan Teluk Benoa juga tetap harus dijaga, terutama masalah sedimentasi harus dikendalikan karena dapat berdampak kepada sumber daya ikan.
KAJIAN KONSEP FISHING ECOPORT UNTUK PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN DI INDONESIA La Ode Nurman Mbay; R. Bambang Adhitya Nugraha; Djoko Kusyanto
Jurnal Kelautan Nasional Vol 9, No 3 (2014): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.724 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v9i3.6213

Abstract

Mempertahankan mutu produk perikanan adalah hal yang urgent harus dilakukan terkait adanya beberapa kasus penolakan produk ekspor perikanan Indonesia oleh beberapa negara tujuan ekspor seperti Jepang, Uni Eropa dan USA.  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan bahwa keamanan pangan harus dijamin sepanjang rantai produksi berlangsung untuk tetap terus meningkatkan kualitas produk perikanan. Oleh karena itu, KKP perlu mengoptimalkan fungsi pelabuhan perikanan yang merupakan ujung tombak dan prime mover dalam kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran. Salah satu konsep yang akan diterapkan oleh KKP adalah fishing ecoport yang mengadop konsep negara-negara Uni Eropa dalam pengelolaan lingkungan pelabuhan untuk peningkatan produksi perikanan yang bermutu dengan berpegang pada prinsip biosecurity dan tracebility produk yang dihasilkan. Pelabuhan perikanan yang menjadi kawasan percontohan penerapan konsep fishing ecoport ini adalah Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung.
KONDISI KESEHATAN KARANG DI PULAU – PULAU KECIL TELUK JAKARTA Dedi -; Taslim Arifin
Jurnal Kelautan Nasional Vol 11, No 3 (2016): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.746 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v11i3.6117

Abstract

Tingkat pencemaran perairan Teluk Jakarta yang terjadi diakibatkan aktivtas dari daratan memberikan dampak pada perairan di sekitarnya.Terumbu karang sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi kesehatan karang melalui persen tutupan karang hidup, sebaran dan kelimpahan penyakit dan hubungan antara persen tutupan karang dengan kelimpahan penyakit karang.Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode transek sabuk 1 x 1 m dengan transek garis dengan panjang transek 50 m pada kedalaman 3 m, dilakukan pada 5 lokasi, 3 stasiun di Gugusan Pulau Pari dan 2 stasiun pada pulau yang berdekatan dengan Teluk Jakarta. Untuk mengetahui kondisi terumbu karang dilakukan analisis dengan menghitung persen tutupan karang hidup, prevalensi penyakit karang, kelimpahan koloni yang terserang penyakit karang. Hubungan antara tutupan karang hidup, prevalensi penyakit karang, dan kelimpahan penyakit karang dianalisis dengan metode regresi linier. Secara umum kondisi terumbu karang pada lokasi yang berdekatan dengan teluk Jakarta dikategorikan sangat buruk (0,56% - 5,05%) sedangkan pada gugusan Pulau Pari dikategorikan sedang (17,88% - 41,27%). Kelimpahan penyakit karang yang ditemukan 17 koloni White Syndrom, 65 koloni putih, 2 koloni Brown Band Disease, 1 koloni Skeletal Eroding Band sedangkan kategori gangguan kesehatan karang seperti Fish bite (4 koloni), Drupellla (2 koloni), Crown-Of-Thorns Starfish (COTS) (1 koloni), Pigmentation Respon (31 koloni), Invertebrate Galls (13 koloni), Spons Over (30 koloni), dan Sedimentation Demage (64 koloni). Prevalensi penyakit yang ditemukan seperti Skeletal Eroding Band 0,46%, Brown Band Disease 0,93%, White Syndrom 6,48%. Prevalensi gangguan kesehatan karang seperti kerusakan akibat sedimentasi (37,96%) dan Respon Pigmentasi (20,83%). Korelasi antaran tutupan karang hidup, prevalensi dan kelimpahan penyakit karang memiliki korelasi yang erat dengan nilai masing-masing 0,7794 (korelasi persen tutupan dan prevalensi), 0,9139 (kelimpahan dan tutupan karang) dan 0,8658 (prevalensi dan kelimpahan penyakit). Semakin tinggi persen karang hidup maka semakin tinggi penyakit dan gangguan kesehatan karang yang ditemukan.
DAYA DUKUNG SPASIAL KAWASAN PERTAMBAKAN MELALUI INTERPRETASI CITRA SATELIT ALOS AVNIR-2 STUDI KASUS KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN Syahrial Nur Amri; Taslim Arifin
Jurnal Kelautan Nasional Vol 13, No 1 (2018): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1275.888 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v1i1.6473

Abstract

Calculation of carrying capacity of aquaculture area is important to optimize the coastal area utilization. The calculations of the spatial carrying capacity require the availability of accurate spatial data, and one of the best spatial data providers today is through the use of satellite imagery. This study aims to determine the ability of the pond land in support of the coastal community activities and regional development. This research covers two stages: 1) spatially identifies the pond area through the interpretation of ALOS AVNIR-2 satellite imagery with the masking technique; 2) Calculating the value of Carrying Capacity Ratio (CCR)  to know the ability of land to coastal community activities. The results show that the pond areas in Maros District identified as 9.621,60 hectares, and the CCR analysis shows a value of 2,79 or > 1. The value indicates the ability of pond land which is still relatively able to meet the needs of community activities. Bontoa sub-district is the region with the lowest CCR value (1,73), which means that the available of pond land is almost unable to fully support the community's activities. Management strategies are needed in the form of increased productivity through the intensification patterns, and / or suppressing the population growth. 

Page 5 of 23 | Total Record : 223