cover
Contact Name
Alvian Pristy Windiramadhan, S.Kep., Ners., M.Kep
Contact Email
alvianpristy28@gmail.com
Phone
087828773889
Journal Mail Official
uppmstikesim@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. indramayu,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA
Published by STIKES Indramayu
ISSN : 23382597     EISSN : 26148048     DOI : https://doi.org/10.36973/jkih
Core Subject : Health, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 191 Documents
FAKTOR PENGETAHUAN YANG MEMPENGARUHI KETERATURAN IBU BALITA DALAM MENGUNJUNGI POSYANDU DI DESA CIPANGERAN KECAMATAN SAGULING KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2017 Lia Kamila; Liawati .; Suci Lailani Alipah
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 5 No 2 (2017): Juli-Desember
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.224 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v5i2.45

Abstract

ABSTRAK Indikator D/S di wilayah kerja Puskesmas Saguling Desa Cipangeran pada tahun 2016 menunjukkan masih rendahnya kunjungan balita dalam kegiatan posyandu dengan rata-rata hanya memcapai 41,5%, sedangkan target standar palayanan kota jumlah D/S yaitu 85%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keteraturan ibu dalam mengunjungi Posyandu dari faktor pengetahuan di Desa Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat tahun 2017. Metode penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer. Populasi seluruh balita di wilayah kerja Puskesmas Saguling tahun 2016 sebanyak 424 ibu balita, besar sampel yang diambil 81 ibu balita, pengambilan sampel dengan menggunakan Sampel Random Sampling, pengumpulan data dengan hasil kuesioner berisi pertanyaan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Hasil penelitian pengetahuan ibu balita didapatkan hampir setengah berada dikategori cukup yaitu 47 ibu balita (58%), namun masih ada ibu balita yang memiliki pengetahuan baik yaitu 18 ibu balita (22%), dan ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 16 ibu balita (20%). Kesimpulan dari penelitian didapatkan tingkat pengetahuan ibu balita yang tidak teratur dalam mengunjungi Posyandu di Desa Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandug Barat hampir setengah ibu balita berpengetahuan cukup. ABSTRACT The D / S indicator in the working area of ​​Saguling Public Health Center of Cipangeran Village in 2016 indicates that the low number of toddler visits in posyandu activities reaches an average of 41.5%, while the standard target for city / city is 85%. The purpose of this study is to determine the regularity of mothers in visiting Posyandu from knowledge factor in Cipangeran Village, Saguling District, West Bandung regency in 2017. This research method using analytical method with cross sectional approach. The data used is primary data.The population of all toddlers in the working area of Saguling Publich Health Center in 2016 were 424 mother, the sample size was 81 mother, using Random Sampling , data collection with questionnaires containing questions to obtain data related to the variables studied. The result of the research of the knowledge of the mother of the toddler is almost sufficient, namely 47 mothers (58%),but there are still mother who have good knowledge that is 18 mother of toddler (22%) and mother with less knowledge that is 16 mother of balita (20%). The conclusion of the research is the level of knowledge of irregular mother in visiting Posyandu in Cipangeran Village, Saguling, of West Bandung district, almost half of the toddler are knowledgeable enough.
DETERMINAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 Mira Aryanti
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 5 No 2 (2017): Juli-Desember
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.989 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v5i2.46

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 menunjukan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) berjumlah 355 per 1.000 keahiran hidup. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2012).Berdasarkan data kasus jumlah kematian neonatal pada tahun 2014 berjumlah 257 kasus dengan BBLR 40,07 % kasus, asfiksia 23,73 % kasus, tetanus 0,77 % kasus, sepsis 5,83 % kasus, kelainan kongenital 11,67 % kasus, ikterus 1,55 % kasus dan lain-lain 16,34 kasus. Dan pada tahun 2015 dari bulan januari- Agustus 2015 jumlah kematian neonatal berjumlah 160 kasus dengan BBLR 42,5 % kasus, asfiksia 26,87 % kasus, sepsis 2,5 % kasus, kelainan kongenital 6,8 % kasus, ikterus 1,25% kasus, dan lain-lain 20 % kasus.Desain penelitian case control dengan perbandingan 1 : 2, populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan bayi yang melahirkan di RSUD Indramayu. sampel penelitian adalah sebagian ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah periode Januari – Maret 2016 sebanyak 58 kasus dan kontrol 116. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, uji chi-square dan multivariat (regresi logistik sederhana).Hasil penelitian yang dilakukan dengan melihat data rekam medic (data sekunder) pada 58 kasusdan 116 kontrol dengan metode acak sederhana, ditemukan bahwa factor dominan yang mempengaruhi kejadian BBLR di RSUD Indramayu adalah usia kehamilan dengan p value 0,000 dengan nilai OR 348,327 yang berarti bahawa usia kehamilan mempengaruhi kejadian BBLR sebanyak 348,3327 kali lebih beresiko setelah di control dengan variable lain.
DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINDANG KECAMATAN SINDANG KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2016 Mayang Chyntaka
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 5 No 2 (2017): Juli-Desember
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.242 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v5i2.47

Abstract

ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi disebabkan kandungan gizi yang terkandung dalam ASI tersebut sesuai dengan kebutuhan bayi yang diperlukan untuk masa pertumbuhannya. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa tambahan cairan apapun kecuali obat-obatan dengan alasan medis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai determinan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Sindang Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu. Penelitian menggunakan study analitik dengan pencekatan cross sectional, melalui wawancara dari rumah kerumah menggunakan data kuesioner dari total populasi ibu 324 yang mempunyai bayi umur 7-12 bulan, dengan sampel 197 responden dengan pengambilan secara acak proporsional. Sedangkan analisa statistik yang digunakan yaitu analisa univariat, analisa bivariat dan analisa multivariat. Variabel yang diteliti antara lain : umur, pendidikan, pengetahuan, paritas, pekerjaan, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga, akses menuju fasilitas kesehatan dan pemberian ASI eksklusif. Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisa statistik diperoleh variabel pengetahuan, pekerjaan dan dukungan suami ( p ≤ 0,05) terdapat hubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan variabel umur, pendidikan, paritas, dukungan tenaga kesehatan, dukungan keluarga dan akses menuju fasilitas kesehatan (p ˃ 0,05) tidak terdapat hubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Disimpulkan bahwa variabel paling dominan terhadap pemberian ASI eksklusif adalah dukungan suami (OR = 14,121 : CI 95%) setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan, pekerjaan. Diharapkan adanya upaya-upaya untuk mengubah mitos dan cara berpikir yang kurang baik tentang ASI dan menyusui kepada ibu hamil maupun menyusui agar pemberian ASI eksklusif dapat menjadi suatu budaya yang harus dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya Kata kunci: ASI, eksklusif, dukungan suami, pekerjaan, pengetahuan ABSTRACT Mother's Milk ( ASI ) is the best food for babies due to the nutrients contained in the breast milk to baby's needs necessary for future growth. Exclusive breastfeeding is breastfeeding until the age of 6 months without any additional liquids except medications with medis.Tujuan reason this research is to mengetahuai determinants of exclusive breastfeeding in the region of Sub-district health centers Sindang Sindang Indramayu Regency. The study uses an analytical study with cross sectional, through interviews from home home using questionnaire data from a total population of 324 mothers who had infants aged 7-12 months, with a sample of 197 respondents to a random proportion. While the statistical analysis used is univariate, bivariate analysis and multivariate analysis. Variables examined include: age, education , knowledge, parity, job, husband support, support health care workers, family support, access to health facilities and exclusive breastfeeding. Results from this study is based on statistical analysis of the variables acquired knowledge, work and husband support ( p ≤ 0.05 ) correlation with exclusive breastfeeding. As for age, education, parity, support health workers, family support and access to health facilities ( p ˃ 0.05 ) there was no correlation with exclusive breastfeeding. It was concluded that the most dominant variables of exclusive breastfeeding is the support of her husband ( OR = 14.121 : CI 95 % ) after being controlled by the variable knowledge, work. It is hoped their efforts to change the myths and ways of thinking that are less good about breastfeeding and breastfeeding to pregnant and lactating mothers so that exclusive breastfeeding can be a culture that must be done by a mother to her baby Keywords: ASI, breastfeeding, exclusive, supporthusband, job, knowledge
PENGARUH PIJAT STIMULASI OKSITOSIN TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU MASA NIFAS DENGAN PERSALINAN NORMAL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERISI KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2016 Intan Anggita
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 5 No 2 (2017): Juli-Desember
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.42 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v5i2.48

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh meningkatnya angka kematian ibu nifas yang disebabkan oleh perdarahan salah satu cara untuk mengatasi perdarahan itu dengan cara melakukan pijat oksitosin pijatan ini dapat merangsang hormone oksitosin yang menyebabkan kontraksi uterus sehingga proses involusi berjalan normal. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh pijat stimulasi oksitosin pada ibu nifas yang dipijat oksitosin dan yang tidak dipijat oksitosin. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen dengan metode post test only control group design. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara consecutive sample.sampel berjumlah 45 orang yang terdiri dari 15 orang sebagai responden yang di intervensi dan 30 orang sebagai variable control. Instrument penelitian yang digunakan berupa lembar observasi untuk mengamati penurunan TFU di hari 1,2,3 dan 5 .Hasil dari penelitian ini ada pengaruh pijat stimulasi oksitosin terhadap involusi uterus pada ibu masa nifas di BPM wilayah kerja Puskesmas Terisi Kabupaten Indramayu Tahun 2016. Melalui uji statistic Chi-Square dengan nilai p
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA USIA 3-5 BULAN Arum Lusiana; Siti Chunaeni; Sri Winarsih
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 6 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.775 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v6i1.55

Abstract

Pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua dan keluarga memiliki peran yang sangat penting bukan hanya untuk memenuhi nutrisi yang cukup, memberikan perhatian dan kasih saying, melainkan juga memberikan stimulus untuk membantu proses penyempurnaan jaringan syaraf anak salah satunya dengan melakuan pijat bayi. Seni pijat diajarkan secara turun-temurun walaupun pada awalnya tidak diketahui secara jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat berpengaruh demikian positif pada tubuh manusia. Penelitian bertujuan menganalisa pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan bayi usia 3-5 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah Experiment dengan desain Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Jumlah sampel sebanyak 30 bayi yang terdiri atas 15 bayi yang diberikan pijatan sebanyak 3x dalam seminggu selama 4 minggu dan 15 bayi yang tidak diberikan pijitan. Analisis data dilakukan dalam dua tahapan yaitu analisis univariat, bivariat, dengan bantuan software Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan skor perkembangan yang bermakna pada bayi yang dilakukan pijata dan bayi yang tidak dilakukan pijatan, sehingga pijat bayi dapat mempengaruhi perkembangan bayi usia 3-5 bulan dengan p value 0.000. Saran para orang tua yang memiliki bayi dapat melakukan pijat bayi kepada bayinya minimal 2x dalam seminggu untuk membantu merangsang perkembangan bayinya, dan juga untuk menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi. Abstract In the process of growth and development of children, parents and families have a very important role not only to meet adequate nutrition, attention and affection, but also provide the stimulus to help the process of perfecting the nerve tissue of children one by performing baby massage. The art of massage was taught for generations although initially not known for certain how the massage and touch can thus positively affect the humanbody. The study aims to analyze the effect of infant massage on the development of infants aged 3-5 months. The study design used wasExperiment with design Randomized Controlgroup pretest-posttest design. Total sample of 30 infants consisted of 15 infants given a massage 3x a week for 4 weeks and 15 infants who were not given massage. Data analysis was performed in two stages, namely univariate, bivariate, with the help of software results showed a significant difference in developmental scores in babies and infants pijata do not do massage, so that baby massage can affect the development of babies aged 3-5 months with p value 0.000. Advice of parents who have babies can feed their babies infant massage at least 2x a week to help stimulate the development of the baby, and also to establish the lovebetween mother and baby.
PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KINERJA TENAGA KONTRAK PROMOTOR KESEHATAN DALAM PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS DI KABUPATEN INDRAMAYU Harsono .; Bagoes Widjanarko; Priyadi Nugraha Prabamurti
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 6 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.988 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v6i1.59

Abstract

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Indonesia pada tahun 2015, baru mencapai 55%. Padahal dari sisi perilaku per indikator idealnya diatas 80%. Faktor risiko timbulnya Penyakit Tidak Menular(PTM) antara lain karena gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas, peminum alcohol dan narkoba. Lemahnya upaya preventif dan promotif dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM) disebabkan salah satunya oleh distribusi tenaga promotif preventif di Puskesmas masih belum merata.. Keberadaan tenaga kontrak Promotor Kesehatan di Puskesmas diharapkan mampu menjawab kekurangan tenaga promotif preventif di Kabupaten Indramayu. Namun keberadaan mereka menjadi prokontra sehingga dapat berpengaruh pada kinerja dalam pelayanan promosi kesehatan di Puskesmas.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tenaga kontrak promotor kesehatan dalam pelayanan promosi kesehatan Puskesmas di Kabupaten Indramayu. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi cross sectional. Besar sampel adalah 35 orang. Analisis data secara univariat, bivariat dengan Chi square dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja tenaga kontrak promotor kesehatan dalam pelayanan promosi kesehatan Puskesmas di Kabupaten Indramayu sebagian besar responden berkinerja tinggi (51,4%). Hasil uji statistic menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p=000), kemampuan diri (p=0,000), persepsi beban kerja (p=0,011), motivasi (p=0,010), imbalan (p=0,024) dan sarana prasarana (p=0,001) dengan kinerja tenaga kontrak promotor kesehatan dalam pelayanan promosi kesehatan Puskesmas di Kabupaten Indramayu. Faktor yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap kinerja tenaga kontrak promotor kesehatan adalah faktor pengetahuan dengan nilai Odds Ratio (OR=17,84 95% CI=1,99-149,5) dan kemampuan diri (OR=17,36 95% CI=1,4-220). Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlu adanya pelatihan e-learning dan in-house training, pembinaan tenaga kontrak, dan penyediaan sarana prasarana promosi kesehatan. Abstract The application of clean and healthy life behavior at household order in Indonesia in 2015, had just reached 55%. From the behavior side, where every indicator should be above 80% as the ideal one. The weakness of preventive and promotion effort in accordance with the community health efforts, one of the reasons is because the distribution of the health preventive and promotion agent into the community health centre is not all totally covered yet. The presence of the out-sourcing health promoter agent in the community’s health center is expected to be able to supply the lack of health preventive and promotion agent in Indramayu. However, their presence become pros and cons, which can influence to the performance in theservice of health promotion in community’s health centre. This research aimed to analyze the elements which influence their performance to carry out health promotion service in every community’s health centre in Indramayu. Type of observational study with cross sectional design.The population in this study amounted to 105 people, consisting of 35 contract workers, 35 heads of Puskesmas, and 35 co-workers contract workers.The sampling technique is purposive sampling in total population or saturated sampling, so the same sample size is 105 people. The data are analyzed by univariat, bivariat method with Chi square and multivariate with logistic regression. The results of this study indicate that the performance of health promotion contract workers in health promotion service of Puskesmas in Indramayu Regency most of the respondents are high performers (51.4%). Based on the test of Chi-Square, it shows that the elements related to the out-sourcing health promoter in carrying out the health champagne service at community’s health centre in Indramayu are knowledge (score p=000), self ability (p=0,000), duty perception (p=0,011), motivation (p=0,010), reward (p=0,024), means and infrastructures (0,001). The most influence factors to the performance to the out-sourcing health promoter in carrying out the health champagne service at community’s health centre are knowledge factor (p=0,009) with the OR score=17,84 95% CI=1,99-149,5.Therefore, as the recommendation, the training for the candidates of health promoters, e-learning, in-house training, and also the out-sourcing coaching as well, and providing means and infrastructures of health promotion.
DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI GARUT Hesti Platini
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 6 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.974 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v6i1.61

Abstract

Tuberkulosis Paru merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan bagi individu. Penderita tuberkulosis beberapa harus dilakukan perawatan untuk menangani penyakitnya. Selama perawatan di rumah sakit pasien dengan tuberkulosis membutuhkan discharge planning sebagai bentuk pemberian informasi agar penyampaian informasi dapat meningkatkan status kesehatan dan pengetahuan pasien. Sehingga perlu diketahui gambaran pelaksanaan discharge planning pada pasien tuberculosis paru sebagai bahan evaluasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kuantitatif dengan studi desain analisis. Pada penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran secara objektif pelaksanaan discharge planning di RSUD dr Slamet Garut, Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan discharge planning dilakukan dengan baik menurut pasien (66,67%) dan perawat (86,67%). Pendokumentasian discharge planning rata-rata cukup baik (53,33%) dan masih ada yang kurang baik (13,33%). Kesimpulan dalam penelitian menunjukan bahawa sebagian besar pelaksanaan discharge planning sebagian besar sangat baik dan cukup optimal untuk mempersiapkan kepulangan pasien tuberkulosis paru walaupun belum sepenuhnya setiap detail kebutuhan pasien berbeda-beda. Discharge planning memerlukan perencanaan yang matang untuk memastikan kesinambungan perawatan. Kata Kunci : Discharge Planning, Tuberkulosis Paru.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA, STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI DESA KENANGA KECAMATAN SINDANG KABUPATEN INDRAMAYU Dewi Eka Stia Murni; Yati Nurhayati
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 6 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.723 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v6i1.63

Abstract

Menurut WHO 4% kematian ibu di negara yang sedang berkembang berkaitan dengan anemia, dalam kehamilan kebanyakan anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya berinteraksi (Prawirohardjo, 2009). Berdasarkan Riskesdas 2013, terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%) (Riskesdas 2013). Angka prevalensi anemia ibu hamil di Jawa Barat adalah sebesar 51,7% (Dinkes Propinsi Jabar, 2012). Data Kabupaten Indramayu tahun 2012 menunjukan anemia pada ibu hamil sebanyak 14.8% cukup tinggi bila dibandingkan dengan Kabupaten Cirebon sebanyak 10,39%. Pada tahun 2016 jumlah kematian Ibu di Kabupaten Indramayu sebanyak 66 kasus. Penyebab kematian ibu tersebut masih didominasi oleh perdarahan, pre eklamsi dan infeksi. Memperhatikan fenomena tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai Hubungan antara Pengetahuan Ibu hamil tentang anemia dengan status gizi dan kejadian anemia di Desa Kenanga Kabupaten Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor Pengetahuan dan Gizi berpengaruh terhadap kejadian anemia terutama di Desa Kenanga. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan penelitian Cross Sectional, kemudian dianalisis dari univariat dan bivariatnya, sampel yang diambil adalah sejumlah 60 orang. Hasil analisis univariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang anemia yang terjadi di Desa Kenanga adalah ibu hamil dengan umur 20-35 tahun, pendidikan yang rendah, tidak bekerja, preterm, primipara, berpengetahuan baik dan bergizi baik. Dari hasil perhitungan kejadian anemia yang terjadi hanya berhubungan dengan pengetahuannya. Dengan demikian perlu dicari faktor resiko lainnya yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil.
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT TB PARU KEPADA KONTAK SERUMAH TERHADAP DETEKSI DINI PENYAKIT TB PARU DI PUSKESMAS WILAYAH EKS KAWEDANAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU Setyo Dwi Widyastuti
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 6 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.541 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v6i1.64

Abstract

Kesadaran anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB paru untuk deteksi dini rendah. Faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan dan persepsi, dan untuk meningkatkannya adalah penyuluhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuluhan kepada kontak serumah terhadap deteksi dini penyakit TB paru. Dasar teori yang digunakan adalah health belief models. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Populasinya adalah seluruh anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB paru, dengan sampel total populasi. Analisis data menggunakan repeated anova dan Mc nemar. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan persepsi sebelum, sesudah dan setelah 1 bulan dilakukan penyuluhan (p < 0,001 dan p = 0,004); tidak terdapat perbedaan perilaku deteksi dini penyakit TB paru sebelum dan setelah 1 bulan dilakukan penyuluhan (p = 0,508), dan anggota keluarga yang melakukan deteksi dini, didiagnosa tidak menderita penyakit TB paru. Simpulan, penyuluhan yang dilakukan secara kuantitas kurang hanya meningkatkan pengetahuan dan persepsi anggota keluarga tentang penyakit TB paru, dan belum dapat mendorong perilaku anggota keluarga untuk melakukan deteksi dini penyakit TB paru
PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT (PERSEA AMERICANA [MILL]) TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN DAN JUMLAH ERITROSIT IBU HAMIL Feriyal Bawazir
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 6 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.711 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v6i1.65

Abstract

Anemia terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah, yaitu pada 45 % wanita. Anemia merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu. Berbagai upaya dilakukan, namun belum menunjukkan hasil maksimal. Perlu upaya lain berupa pemberian jus alpukat untuk mengatasi anemia kehamilan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian jus alpukat terhadap kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit ibu hamil. Jenis penelitian Quasi experimental design, dilaksanakan bulan November s.d. Desember 2017 di Puskesmas Sindang. Jumlah responden 33 ibu hamil trimester II, kadar Hb < 11 g/dL ditentukan dengan purposive sampling. Responden mengisi kuesioner, kemudian dilakukan pemeriksaan kadar Hb dan jumlah eritrosit 3 kali yaitu pre, hari ke-7, dan 14 setelah intervensi. Analisis data dilakukan secara deskriptif, analisis bivariat menggunakan independent dan paired sample t-test serta analisis mulitivariat menggunakan repeated measures ANOVA. Mengonsumsi jus alpukat selama 14 hari efektif meningkatkan kadar Hb dan jumlah eritrosit. Hasil uji beda tidak terdapat perbedaan kadar Hb dan jumlah eritrosit antara kelompok kontrol dengan intervensi. Hb rata-rata kelompok kontrol 10,375 g/dL sedangkan intervensi 10,653 g/dL (nilai p=0,986). Jumlah eritrosit rata-rata pada kelompok kontrol yaitu 3,455 juta/mm3 sedangkan intervensi 3,614 juta/mm3 (nilai p=0,763). Uji multivariat terlihat perbedaan antara kelompok kontrol dengan intervensi. Pada kelompok kontrol kadar Hb rata-rata (p=0,441) sedangkan intervensi (p=0,023). Untuk jumlah eritrosit rata-rata pada kelompok kontrol (p=1,000) sedangkan intervensi (p=0,043). Simpulan peneltian adalah terdapat pengaruh positif pemberian jus alpukat selama 14 hari terhadap peningkatan kadar Hb dan jumlah eritrosit rata-rata, namun tidak ada perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Abstrak Anemia occurs worlwide, especially in developing countries and in low socioeconomic groups. i.e. in 45% of women. Anemia is one of the causes of bleeding. Various attempts have been made, but have not shown the maximum results. Need other efforts in the nutrition form of avocado juice to overcome the anemia of pregnancy. This research aims to determine the effect of avocado juice on hemoglobin and erythrocyte levels of pregnant women. The type of this research is Quasi Experimental design which implemented in November to December 2017 with 33 respondents of trimester II pregnant women who have HB<11g/dL and determined by purposes sampling. Repondents filled out questionnaires to determine their characteristics and performed laboratorium checkup 3 times, pre, on day 7 and 14 after intervention. The data analysis was done descriptively, hypothesis testing using independent sample t-test, to know the effectiveness of avocado juice using paired sample t-test and to know the difference of mean of Hb and erythrocytes using ANOVA repeated measures test. Consuming avocado juice for 14 days was effective in increasing the average of Hb and erythrocyte levels. LSD post hoc test results showed significant differences in Hb and erythrocytes mean (Hb p-value = 0.023 and erythrocytes p-value = 0.043) in the intervention group between pre and day 14 post intervention. While in the control group p-value p= 0.441 for Hb and erythrocytes p=1.000. The conclusion of this research that there was a positive effect of consuming avocado juice for 14 days in increasing the average of Hb and erythrocyte levels, but the hypothesis test result showed that there was no significant difference between the intervention group and the control group.

Page 3 of 20 | Total Record : 191