cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bionatura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Cikal bakal jurnal ilmiah di Unpad adalah Majalah Unpad. Majalah Unpad pada tahun 1999 dipecah menjadi dua berdasarkan bidangnya yaitu eksak dan sosial. Untuk bidang eksak diterbitkan Jurnal Bionatura sedangkan untuk bidang sosial diterbitkan Jurnal Sosiohumaniora.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008" : 8 Documents clear
PENGUJIAN FEROMON SEKS PADA LALAT HIJAU Lucilia sericata Meigen (DIPTERA: CALLIPHORIDAE) Yayan Sanjaya -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isolasi feromon sex dari lalat hijau (Lucilia sericata) telah dilaksanakan untuk diteliti pengaruhnya terhadap pengurangan populasinya. Feromon sex diperoleh dengan cara memotong ujung abdominal lalat hijau kemudian diuji dengan menggunakan olfactometer. Parameter yang diamati adalah perilaku lalat hijau dan daya tarik terhadap feromon sex. Hasil percobaan menunjukkan bahwa waktu yang tepat untuk panggilan adalah jam 10.00 pagi dan dapat menarik lalat hijau 56%.Kata kunci : Myiasis, waktu panggilan, ekstrak kelenjar seks feromon, olfacto meter, Lucilia sericata
SINTASAN DAN PERKEMBANGAN STADIA LARVA LOLA MERAH (Trochus niloticus Linn.) PADA METODE PEMIJAHAN BERBEDA A.Niartiningsih -; Magdalena Litaay -; Emma Suryati -; Fitriani Akib -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.439 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sintasan larva lola merah (Trochus niloticus) pada setiap stadia dengan metode pemijahan yang berbeda yaitu air mengalir, aerasi kuat, tekanan suhu, dan kombinasi tekanan suhu dan air mengalir. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2006 di panti benih Stasion Laut UNHAS Pulau Barang Lompo, Makassar yang meliputi tahap persiapan, pemijahan induk, penebaran dan perhitungan jumlah dan ukuran larva serta pengukuran kua-litas air media larva lola merah. Pengolahan data menggunakan software SPSS 11.0. Dari 4 (empat) metode pemijahan yang dicobakan untuk menghasilkan larva lola merah, hanya 2 (dua) metode yang berhasil yaitu pemijahan dengan metode air mengalir dan metode aerasi kuat, sehingga sintasan larva yang diukur hanya dari kedua metode tersebut. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dalam memproduksi benih lola merah yang berkualitas. Hasil analisis menunjukkan sintasan larva pada metode pemijahan aerasi kuat pada stadia trokofor yaitu 85,00%, stadia veliger 54,92% dan stadia pediveliger 82,59%, sementara dengan metode air mengalir berturut-turut pada stadia trokofor 81,67%, stadia veliger 47,16% dan stadia pediveliger 88,57%. Hasil ter-sebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dan setelah diuji lebih lanjut diketahui bahwa metode pemijahan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap sintasan pada setiap stadia larva lola merah. Terdapat perbedaan ukuran larva pada setiap stadia yaitu trokofor (650-675 ìm), veliger (675-725 ìm), dan pediveliger (700-725 ìm).Kata kunci : Sintasan, stadia larva, lola merah, pemijahan
STUDI POLA SEBARAN DAN KEDALAMAN POLUSI AIR TANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS DISEKITAR SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH INDUSTRI RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG Bambang Wijatmoko -; Hariadi -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencitraan bawah permukaan di sekitar saluran pembuangan limbah industri Rancaekek telah dilakukan menggunakan metode resistivitas 2D dengan konfigurasi Schlumberger dan Wenner. Penelitian ini bertujuan untuk menduga pola sebaran dan kedalaman air tanah yang sudah tercemar. Pengukuran dilakukan pada tiga lintasan yang dekat saluran pembuangan, dan satu lintasan yang jauh dari saluran. Untuk mengetahui kandungan magnetik air limbah, dilakukan kajian kemagnetan batuan melalui pengukuran suseptibilitas magnet sampel endapan sedimen sungai. Sampel diambil dari endapan sedimen saluran pembuangan. Data hasil pengukuran metode resistivitas selanjutnya diolah menggunakan program Res2DInv untuk menghasilkan penampang resistivitas. Interpretasi terhadap penampang resisitivitas tersebut menunjukkan bahwa struktur perlapisan batuan daerah penelitian terdiri atas lapisan penutup, lapisan kedap air, dan lapisan akuifer. Keberadaan air tanah tercemar diindikasikan oleh lapisan konduktif dengan resistivitas kurang dari 8 ohm.meter. Pada daerah yang dekat dengan saluran, penyebarannya diduga merata ke seluruh lapisan air tanah permukaan hingga kedalaman lapisan kedap. Sedangkan pada daerah yang jauh dari saluran penyebarannya tidak terlalu merata, melainkan setempat-setempat dan tidak terlalu dalam. Pencitraan resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger berhasil melokalisir zona rembesan air tanah dangkal yang tercemar. Zona rembesan banyak dijumpai pada daerah dekat saluran pembuangan, sehingga diduga pencemaran air tanah sudah menembus lapisan akuifer tengah (kedalaman 30 - 60 meter). Pada daerah yang jauh dari saluran tidak ditemukan adanya zona rembesan. Suseptibilitas magnetik dalam endapan sedimen menunjukkan variasi yang signifikan dari satu lokasi ke lokasi yang lain, namun belum dapat memberikan gambaran tentang kondisi dan tingkat pencemarannya.Kata kunci : Daerah rembesan, lapisan konduktif, resistivitas, suseptibilitas magnet
SINTESA, KARAKTERISASI DAN FABRIKASI MATERIAL BERPORI UNTUK APLIKASI PELET APUNG (FLOATING FEED) Bambang Sunendar Purwasasmita; Roland P.H. -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan material berpori untuk pelet apung (floating feed) telah berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk pakan ikan yang mampu mengapung di air dengan memodifikasi struktur pori dari materialnya. Parameter uji yang dibandingkan meliputi densitas, absorpsi air, porositas, dan waktu apung (floating time). Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku polimer organik alam yang didapatkan dari bahan lokal yang banyak dikonsumsi masyarakat umum. Formulasi komposisi sampel dilakukan dengan metoda square. Pemasakan dilakukan dalam steam chamber mixer pada temperatur berkisar dari 70–95oC selama 20-30 menit, dilanjutkan dengan pembuatan pelet menggunakan extruder dengan dies berdiameter 4 mm untuk kompaksi. Hasil pengujian menunjukkan nilai waktu apung rata-rata dari semua variasi sampel sebesar 66 menit dan nilai waktu apung tertinggi mencapai 246 menit (4 jam) dengan rapat massa rata-rata 0,79 gr/cm3 dan tingkat porositas 66,7%. Nilai absorpsi air yang merupakan manifestasi karakteristik fisik swelling partikel mencapai 76,4%. Unsur pati (starch) pada kedua polimer organik yang digunakan merupakan unsur terpenting dalam keberhasilan proses gelatinisasi untuk mendapatkan kualitas produk pakan disamping temperatur uap, kandungan air dan waktu pemasakan. Rasio antara rantai polimer amilose dan amilopektin yang terdapat dalam granul pati akan menentukan modifikasi struktur pori yang dihasilkan.Kata kunci : Pelet apung, gelatinisasi, pati, porositas
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT TERHADAP KINERJA DEVAIS ORGANIC LIGHT EMITTING DIODE S. Hidayat -; O. Nurhilal -; D. B. Rahayu -; I. Rosmayati -; M. Purnawan -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.745 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja LED dari bahan organik dengan melakukan optimasi parameter fabrikasinya. Fabrikasi film tipis MEH-PPV (poly[2–methoxy–5-(2 ethylhexyloxy)–1,4-phenylenevinylene]) dilakukan dengan teknik spin coating dan menggunakan dua jenis pelarut yaitu toluen dan THF (tetrahidro furran). Untuk mengetahui kualitas film dan frekuensi emisinya, dilakukan pengukuran spektroskopi UV-Vis. Pengujian kualitas kinerja LED di-lakukan dengan pengukuran kurva karakteristik I-V. Berdasarkan hasil pengukuran spektroskopi UV-Vis, panjang gelombang emisi rata-rata berada pada kisaran 600 nm yang bertepatan dengan emisi warna jingga. Selain itu film tipis MEH-PPV yang difabrikasi menggunakan pelarut THF mengalami pergeseran merah (bathochromic shift). Sedangkan film tipis yang difabrikasi dengan pelarut toluen mengalami pergeseran biru (hypsochromic shift). Hasil pengujian kinerja devasi LED dengan konfigurasi ITO/MEH-PPV/Al, memperlihatkan kinerja yang cukup baik. Kualitas kinerja terbaik LED diperoleh pada devais yang menggunakan film MEH-PPV yang difabrikasi dengan pelarut THF pada konsentrasi (w/w) 0,5%. Tegangan operasional rata-ratanya adalah 2,6 Volt dengan warna emisi jingga.Kata kunci : MEH-PPV, light emitting diode, spin coating, film tipis
EMBRIOLOGI Pinanga coronata (BL.Ex.Mart) Bl. MEGASPORANGIUM, MAGASPOROGENESIS, DAN MEGAGAMETOGENESIS Tanta -; Janviter Manalu -; Tiurlina Siregar -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.522 KB)

Abstract

Penelitian tentang perkembangan bunga Pinanga coronata (BL. Ex Mart.) Bl. yang bertujuan untuk mengetahui anatomi perkembangan ginoesieum telah dilakukan. Pengamatan anatomi perkembangan ginoesieum dilakukan dengan menggunakan metode paraffin. Bahan disayat setebal 6¡V10 ƒÝm dan diwarnai dengan Hemalum Mayer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bakal biji bertipe hemianatrop, bitegmik dan krasinuselat. Megasporogenesis menghasilkan megaspora bentuk linier dan megagametogenesis menghasilkan kantung embrio dengan tipe Polygonium.Kata kunci : Embriologi, pinang, megasporangium, megasporogenesis, megaga-metogenesis
PEMBENTUKAN MONOLAYER AZOBENZEN DISULFIDA DAN KARAKTERISASINYA Fitrilawati -; S. Hidayat -; W.Widorini -; S. Sesiaria -; Rosmiati -; H. Akiyama -; K. Tamada -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.925 KB)

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan studi kinetik adsorpsi pembentukan monolayer azobenzen disulfida pada substrat Au. Ada tiga jenis molekul azobenzen disulfida yang digunakan yaitu HAzC12SSC12, C6AzC12SSC18, dan CNAzC12SSC12. Pengkajian tersebut dilakukan dengan pengukuran kinetik adsorpsi monolayer azobenzen disulfida dan spektrum SPR dengan menggunakan spektroskopi surface plasmon resonance (SPR). Hasil yang didapat menunjukkan molekul C6AzC12SSC18 memiliki potensi yang lebih baik untuk membentuk self-assembled monolayer (SAMs), karena memiliki tahapan adsorpsi yang cepat dengan ketebalan yang optimal dan penyusunan molekul yang teratur.Kata Kunci : Self-assembled monolayer, azobenzen disulfida, surface plasmon resonance
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA ANAK REMAJA OBES DENGAN HIPERTENSI Dany Hilmanto -; Julistio TB Djais -; Henny Marina -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian obesitas di kota besar saat ini semakin meningkat. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan penyakit kardiovaskular telah diketahui pada orang dewasa, tetapi pada remaja belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan IMT dan peningkatan tekanan darah pada remaja obes di kota Bandung. Penelitian cross-sectional ini dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2006. Subjek penelitian adalah anak sekolah menengah di kota Bandung berusia 15-18 tahun dengan indeks massa tubuh (IMT) > persentil ke-95 dan mengalami peningkatan tekanan darah > persentil ke-90 berdasarkan usia dan jenis kelamin. Derajat obesitas dinilai dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). Tekanan darah diukur dengan menggunakan spygmomanometer air raksa sesuai dengan cara baku National High Blood Pressure Education Program Working Gorup on High Blood Pressure in Children and Adolescents tahun 2004. Hubungan antara IMT dan peningkatan tekanan darah dianalisis dengan korelasi Pearson. Hasil pemeriksaan terhadap 3.170 remaja didapatkan 34 perempuan dan 43 laki-laki obes yang mengalami peningkatan tekanan darah. IMT pada remaja obes laki-laki berhu-bungan secara bermakna dengan tekanan darah sistol (r=0,628;p=0,000) maupun diastol (r=0,563;p=0,000). Sedangkan pada remaja obes perempuan IMT tidak mempunyai hubungan dengan tekanan darah sistol (r=0,087;p=0,624) maupun diastol (r=0,044;p=0,803). IMT berhubungan dengan peningkatan tekanan darah sistol dan diastol pada anak remaja obes laki-laki, tapi tidak ditemukan hubungan pada remaja perempuan.Kata Kunci: Obes, sistol, diastol

Page 1 of 1 | Total Record : 8