cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bionatura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Cikal bakal jurnal ilmiah di Unpad adalah Majalah Unpad. Majalah Unpad pada tahun 1999 dipecah menjadi dua berdasarkan bidangnya yaitu eksak dan sosial. Untuk bidang eksak diterbitkan Jurnal Bionatura sedangkan untuk bidang sosial diterbitkan Jurnal Sosiohumaniora.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009" : 8 Documents clear
PENDUGAAN KANDUNGAN PADATAN TERLARUT BUAH SAWO MENGGUNAKAN NIR SPECTROSCOPY Diding Suhandy -
Bionatura Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.103 KB)

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi penggunaan NIR spectroscopy dalam proses pendugaan kandungan padatan terlarut (KPT) buah sawo dengan cara tidak merusak bahan. Pada penelitian ini dilakukan investigasi hubungan antara spektra NIR yang diambil tanpa merusak buah sawo dan KPT buah sawo. Sebanyak 110 buah sawo (Achras zapota L) digunakan untuk penelitian ini yang terbagi atas 55 sampel untuk pengembangan persamaan kalibrasi dan 55 sampel untuk uji validasi. Spektra untuk setiap sampel diambil menggunakan VISNIR USB4000 spektrometer dengan teknik absorbance pada dua titik berbeda. KPT buah sawo diukur menggunakan digital refraktometer. Persamaan kalibrasi dibangun dengan menggunakan teknik regresi The Partial Least Squares (PLS). Persamaan kalibrasi dapat digunakan untuk menduga kandungan padatan terlarut buah sawo dengan koefisien korelasi (r) antara nilai KPT aktual dan prediksi sebesar 0,92, standard error of prediction (SEP) sebesar 1,17, dan bias sebesar 0,08. Persamaan kalibrasi ini juga menghasilkan nilai RPD yang tinggi yaitu sebesar 2,35. Dapat disimpulkan bahwa metode NIR spectroscopy telah berhasil mengukur KPT buah sawo dengan tanpa merusak bahan yang diuji.Kata kunci: NIR spectroscopy, kandungan padatan terlarut, teknik absorbance, persamaan kalibrasi, standar kesalahan pendugaan
PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIAWI FILET LELE DUMBO ASAP CAIR PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG Andina Rizki Yanti -; Emma Rochima -
Bionatura Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan terhadap karakteristik kimiawi filet ikan lele dumbo asap cair pada penyimpanan suhu ruang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium PEDCA Universitas Padjadjaran Jatinangor, mulai bulan November 2006 sampai dengan Januari 2007. Rancangan percobaan yang digunakan adalan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan, yaitu suhu pengeringan 60oC, 70oC, 80oC, dan 90oC. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan suhu pengeringan 90oC memberikan pengaruh yang baik terhadap karakterisik kimiawi filet ikan lele dumbo asap cair pada penyimpanan suhu ruang selama 9 hari yang meliputi kadar TVB 82,94 mgN%, kadar TBA 1,0666 mg malonaldehid/kg, kadar air 18,59% (b.k), dan nilai pH 5,24.Kata kunci: Asap cair, Filet lele dumbo, karakteristik kimawi
RESPONS TANAMAN BENGKUANG BUDIDAYA (Pachyrrhizus erosus L. Urban) TERHADAP PEMANGKASAN REPRODUKTIF UNTUK KARAKTER HASIL DAN KUALITAS UBI Sosiawan Nusifera -; Agung Karuniawan -
Bionatura Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan yang bertujuan mengevaluasi respons dari 27 genotip bengkuang (Pachyrrhizus erosus L. Urban) terhadap pemangkasan sink reproduktif telah dilakukan di musim kemarau di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unpad, Jatinangor. Percobaan lapang dilakukan mulai Februari hingga Agustus 2006. Percobaan terdiri dari dua set yang masing-masing set disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 27 genotip bengkuang yang dikoleksi dari berbagai wilayah Indonesia and genotip leluhurnya dari Amerika Tengah dan selatan sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Dua set percobaan tersebut dibedakan dengan perlakuan pemangkasan sink reproduktif. Karakter yang diamati adalah bobot ubi (g), bahan kering ubi (%), kadar pati ubi (%) dan kadar protein ubi (%). Data dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji gugus Scott-Knott, dan uji t-student. Hasil menunjukkan, bahwa tidak terdapat perbedaan antara 27 genotip bengkuang untuk semua karakter yang diamati pada populasi tanpa pemangkasan reproduktif. Sedangkan perbedaan respons 27 genotip pada populasi dengan pemangkasan hanya terlihat pada karakter bobot ubi. Perlakuan pemangkasan reproduktif hanya berpengaruh nyata terhadap bobot ubi.Kata kunci : Ubi, bengkuang, pemangkasan reproduktif
PENGENDALIAN BIOLOGI NEMATODA Meloidogyne spp. DENGAN JAMUR Paecilomyces fumosoroseus DAN BAKTERI Pasteuria penetrans SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) Toto Sunarto -; Luciana Djaja -; Rika Meliansyah -
Bionatura Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.229 KB)

Abstract

Produksi buncis di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini diakibatkan oleh serangan nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp.). Usaha pengendalian Meloidogyne spp. dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan pemanfaatan musuh alami Meloidogyne spp. yaitu Paecilomyces fumosoroseus dan Pasteuria penetrans. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh efektifitas P. fumosoroseus, dan P. penetrans, atau campuran keduanya terhadap indeks gall akar, jumlah telur, berat segar bagian atas tanaman, jumlah larva II Meloidogyne spp. dalam 100 ml tanah, dan hasil tanaman buncis. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok, terdiri atas 8 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah tanaman buncis diinokulasi dengan: 1). Meloidogyne spp. + P. fumosoroseus, 2). Meloidogyne spp. + Pasteuria penetrans, 3). Meloidogyne spp. + P. fumosoroseus + P. penetrans, 4). Hanya Meloidogyne spp., 5). Hanya P. fumosoroseus, 6). Hanya P. penetrans, 7). P. fumosoroseus + P. penetrans. 8). Kontrol tanpa perlakuan. Data hasil percobaan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Hasil percobaan menunjukkan, bahwa perlakuan yang mengandung Meloidogyne spp. dan P. fumosoroseus, atau Meloidogyne spp. dan P. penetrans, atau Meloidogyne spp. ditambah P. fumosoroseus dan P. penetrans mampu menurunkan indeks gall akar, jumlah telur, mampu meningkatkan berat segar bagian atas tanaman, menurunkan jumlah larva II Meloidogyne spp. dalam 100 ml tanah, dan meningkatkan hasil tanaman buncis. P. fumosoroseus dan P. penetrans yang diaplikasikan bersama mampu menurunkan jumlah telur, dan jumlah larva II Meloidogyne spp. dalam 100 ml tanah, dan hasil buncis lebih tinggi dibandingkan jika diaplikasikan secara sendiri-sendiri.Kata kunci : Pengendalian secara biologi, Meloidogyne spp., Paecilomyces fumosoroseus, Pasteuria penetrans, buncis
RELATIONSHIPS BETWEERELATIONSHIPS BETWEE RELATIONSHIPS BETWEE RELATIONSHIPS BETWEE RELATIONSHIPS BETWEERELATIONSHIPS BETWEE RELATIONSHIPS BETWEERELATIONSHIPS BETWEERELATIONSHIPS BETWEE RELATIONSHIPS BETWEERELATIONSHIPS BETWEERELATIONSHIPS BETWEEN ULTRASON Sri Rachma Aprilita Bugiwati
Bionatura Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.252 KB)

Abstract

This experiment was done at 292 head of Japanese black bull at Kagoshima and Miyazaki Prefectural Experimental Stations Japan to find out the relationship between ultrasonic estimates of carcass traits and body measurements as one of criteria to select Japanese black bull. The carcass traits of 20 months of age were predicted using the ultrasonic machine. The body dimensions were measured at the end of performance test (12 months of age) and 16 months of age. The ultrasonic evaluation techniques were used to estimate Musculus Longissimus thoracis area between 6–7th and 12-13th ribs (MLTA6-7 and MLTA12- 13), Subcutaneous Fat Thickness (SFT), Intermuscular Fat Thickness (IMFT), Rib Thickness (RT) and Marbling Score (MS). Body measurements were taken on body weight (BW), withers height (WH), hip height (HH), body length (BL), chest girth (CG), chest depth (CD), chest width (CW), rump length (RL), hip width (HW), thurl width (TW) and pin bone width (PBW). Chest girth, chest width and chest depth at 12 and 16 months of age were showed the highest significant and positive correlations among the other body dimensions with ultrasonic estimated of carcass traits at 20 months of age. The ratio of contribution to predict MLTA6-7, MLTA12-13 and SFT at 20 months of age using the body dimensions at 12 months of age were higher than those of 16 months of age.Keywords: Keywords: carcass traits, body dimension, ultrasonic estimate, performance test, japanese black bull, correlation 
RESPON PEMBERIAN PHYTOESTROGEN BERASAL DARI TEPUNG KEDELAI PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) LUAS JARINGAN INTERSTITIAL, SPERMATOGENESIS DAN KUALITAS SPERMA Yasmi Purnamasari Kuntana, -; Yetty Yusri Gani -; Kartiawati Alipin -
Bionatura Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.31 KB)

Abstract

Kedelai, sebagai salah satu bahan penyusun ransum ternak diketahui mengandung senyawa phytoestrogen. Akumulasi senyawa phytoestrogen ini dalam ternak jantan telah mempengaruhi sistem reproduksi mencakup perubahan anatomi makro, mikro, dan fungsi organ reproduksi, menghambat pertumbuhan sel gamet, kemampuan fertilisasi dan tingkah laku seksual. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian tepung kedelai dan mencari dosis tepung kedelai yang tidak mengganggu terhadap luas jaringan interstitial, spermatogenesis dan kualitas sperma pada kelinci. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental di laboratorium dengan menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari 4 macam dosis tepung kedelai yaitu kontrol (K1), tepung kedelai dosis 123 mg/kg berat badan (bb) kelinci (K2), tepung kedelai dosis 246 mg/kg bb kelinci (K3) dan tepung kedelai dosis 490 mg/kg bb kelinci (K4). Setiap perlakuan diulang 4 kali. Kelinci jantan umur dua bulan digunakan sebagai hewan model berjumlah 16 ekor. Pengujian variabel meliputi pengukuran persentase sperma hidup, abnormalitas sperma, pengamatan spermatogenesis serta luas jaringan interstitial. Data hasil pengujian variabel dianalisis menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung kedelai sebagai sumber phytoestrogen pada kelinci menurunkan luas jaringan interstitial, spermatogenesis dan kualitas sperma akan tetapi dari ketiga dosis tepung kedelai yang diberikan, dosis 123 mg/kg bb kelinci memberikan hasil yang sama dengan kontrol bagi terbentuknya sperma hidup, terbentuknya abnormalitas sperma dan luas jaringan interstitial sehingga dapat dikatakan dosis 123 mg/kg bb kelinci adalah dosis yang relatif aman diberikan pada kelinci.Kata Kunci : phytoestrogen, tepung kedelai, kualitas sperma, spermatogenesis, luas jaringan interstitial, kelinci.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS PERMUDAAN HUTAN ALAM TROPIKA AKIBAT PEMANENAN KAYU DENGAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) Muhdi -
Bionatura Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.772 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan di areal konsesi PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Tiga petak pengamatan berukuran masing-masing berukuran 100 m x 100 m diletakkan secara acak di tempat pengumpulan kayu, di pertengahan jalan sarad dan di ujung jalan sarad. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis permudaan semai dan pancang sebelum dan setelah pemanenan kayu di hutan alam tropika. Jenis yang paling banyak ditemukan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) sebelum pemanenan kayu pada tingkat semai adalah teratung (Compnospera sp) dan meranti merah (Shorea leprosula Miq) dan pada tingkat pancang adalah ubar (Eugenia sp Lour). Jenis yang paling banyak ditemukan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) setelah pemanenan kayu pada tingkat semai adalah teratung (Compnospera sp) dan pada tingkat pancang adalah ubar (Eugenia sp Lour). Penelitian ini menunjukkan, bahwa komposisi jenis sebelum dan sesudah pemanenan kayu di hutan alam tropika adalah berbeda.Kata kunci : Semai, pancang, komposisi jenis, pemanenan kayu, hutan tropikat
PREPARATION OF CALCIUM PHOSPHATE BIOCERAMIC POWDERS SYNTHESIZED IN SIMULATED BODY FLUID MEDIA Bambang Sunendar -; Weko Abhinimpuno -
Bionatura Vol 11, No 1 (2009): Bionatura Maret 2009
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.921 KB)

Abstract

In this study, calcium phosphate bioceramics powders were synthesized using Ca(NO3)2.4H2O and (NH4)2HPO4 as the precursor by a biomimetic process. The condition of the synthesizing process is set mimicking the human physiological environment. The synthesized samples then were dried and calcined at several temperatures. The samples were studied after characterized by XRD, FT-IR, EDS and SEM. The process in this study was successful in synthesizing various types of calcium phosphate bioceramics.Keywords: Calcium phosphate bioceramics, biomimetic process

Page 1 of 1 | Total Record : 8