cover
Contact Name
Jurnal Arsitektur Zonasi
Contact Email
jurnal_zonasi@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
yudi.permana@upi.edu
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Arsitektur ZONASI
ISSN : 26211610     EISSN : 26209934     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Journal of Architectural ZONASI is an online open access journal. It features articles on a wide range of issues in architecture, including architectural history and theory, dwelling culture, building technology and material science, architectural design, interior design, landscape architecture, heritage and conservation, and urbanism. Published three annually, in February, June, and October, the journal welcomes contributions from all over the world
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2(2021): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2021" : 16 Documents clear
UNGKAPAN BENTUK DAN MAKNA FILOSOFI DALAM KAIDAH ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MINANGKABAU, PADANG, INDONESIA Supriatna, Cecep; Handayani, Sri
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2(2021): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2021
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v4i2.32964

Abstract

Abstract: Islamic architecture appears not only as mere ornament, but is a media that plays an important role that has its own charm for every visitor/user, because a good design must respond to geography, location, climate, size, culture and others. The dome-shaped mosque building has thrived in the Islamic world and has become a symbol of expression of the structure and identity of a mosque. However, in the last two decades, many mosques without domes have appeared in Indonesia. Mosques with modern geometric elements are increasingly standing majestically in several areas in Indonesia. Some architects began to eliminate the dome element in the mosque, but still displayed Islamic values. One of the mosques without a dome is the Great Mosque of West Sumatra. The design is a square building that instead of a dome but instead forms a gonjong. The design of the Great Mosque of West Sumatra was criticized by several figures in West Sumatra, who said that the design of the mosque was unusual because it did not have a dome due to some literature stating that one part of the mosque was a 'dome'. news about the existence of a mosque ornament which is claimed to be a form of motif commonly used by Jews (Pentagram). The purpose of the study was to identify the design idea of the Roof of the Great Mosque of West Sumatra which describes the shape of the stretch of cloth used to carry the Hajar Aswad stone, the concept of three symbols: the springs (the elements of nature), the crescent moon and the Gadang House. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study indicate that the value and meaning of the architectural design philosophy of the roof of the Great Mosque of West Sumatra, which is represented by the architect in its design concept, has a lot of compatibility with the mosque building that has been designed. The concept is very clearly visible so that even ordinary people are very easy to understand.Keywords: Mosque Roof, Bagonjong Roof, Representation Abstrak: Arsitektur Islam muncul bukan hanya sebatas ornamen semata tetapi merupakan media yang berperan penting yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya/pemakainya, karena sebuah desain yg baik harus merespon geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dan lain-lain. Bangunan Masjid berbentuk kubah telah tumbuh subur dalam dunia Islam dan menjadi sebuah simbol ekspresi struktur dan identitas dari sebuah masjid. Namun dua dekade terakhir ini di Indonesia mulai banyak bermunculan bangunan masjid tanpa kubah. Masjid dengan unsur-unsur geomotrik modern semakin banyak berdiri dengan megah di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa arsitek mulai menghilangkan unsur kubah pada masjid, namun tetap menampilkan nilai-nilai Islami. Salah satu masjid tanpa kubah tersebut adalah Masjid Raya Sumatera Barat. Rancangannya berupa bangunan persegi yang alih-alih berkubah tapi justru membentuk gonjong. Hasil rancangan Masjid Raya Sumatera Barat pernah dikritik oleh beberapa tokoh di Sumatera Barat, yang menyebutkan rancangan masjid tidak lazim lantaran tidak memiliki kubah karena adanya beberapa literatur yang menyatakan bahwa salah satu bagian dari masjid itu adalah ‘kubah’, bahkan ada beberapa keraguan tersebut yang berhembus kabar tentang adanya bentuk ornament masjid yang diklaim sebagai bentuk motif yang biasa dipakai orang Yahudi (Pentagram). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi gagasan desain Atap Masjid Raya Sumatera Barat yang menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad, konsep dari tiga simbol: sumber mata air (the springs: unsur alam), bulan sabit dan Rumah Gadang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dan makna filosofi desain arsitektur atap masjid Raya Sumatera Barat yang direpresentasikan oleh arsitek dalam konsep desainnya, terdapat banyak kesesuaian dengan bangunan masjid yang sudah dirancangnya. Konsep tersebut sangat nampak jelas terlihat sehingga orang awam pun sangat mudah untuk memahaminya.Kata Kunci: Atap Masjid, Atap Bagonjong, Representasi
IDENTIFIKASI STAKEHOLDER DAN IMPIKASINYA TERHADAP KESUKSESAN SEBUAH PROYEK STUDI KASUS: PROYEK THE BALADEWA VILLAS-BALI Widanan, I wayan; Gunawarman, Anak Agung Gede Raka
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2(2021): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2021
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v4i2.34428

Abstract

Penelitian ini akan memaparkan proses identifikasi stakeholder dan menganalisa pengaruhnya dalam mencapai kesuksesan sebuah proyek. Selain itu penelitian ini akan memaparkan pemahaman tim terhadap budaya organisasi dan karakteristik dari budaya negara asal timnya. Isu ini akan di analisa melalui studi kasus proyek baladewa villa – Bali. Penelitian ini akan dimulai dengan mengekplorasi dan mengkaji literatur manajemen stakeholder dan dan budaya dalam konteks manajemen proyek. Kemudian akan dilakukan penjelasan singkat dan deskripsi studi kasus dan menunjukkan bagaimana manajemen stakeholder dapat berkontribusi positif terhadap kesuksesan sebuah proyek.Penelitian ini akan meyimpulkan pengaruk stakeholder dan harapan manajemen terhadap keberhasilan sebuah proyek. Penelitian ini juga akan berkontribusi dalam memberikan pemahaman yang lebih baik  terhadap budaya organisasi dan budaya sebuah negara untuk mempertajam harapan dari stakeholder kunci dan membangun sebuah strategi manajemen stakeholder yang efektif dalam pelaksanaan sebuah proyek. 
Perancangan Kawasan Wisata Desa Bokor Dengan Pendekatan Arsitektur Tepian Air Iria, Pahmi
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2(2021): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2021
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v4i2.28087

Abstract

Abstract: Bokor Village is not only from the natural side, but also culture, arts, crafts, culinary, and historical relics. Bokor Village also as a tourist gate is still very minimal with the facilities provided by the Government and local people, this is caused by a lack of socialization about tourism in Bokor village. So, the tourism area of the Bokor village to make it easier for tourists to enjoy the tourism in Bokor village, especially on the banks of the Bokor River, then be treated to design waterfront architecture approach in this area. So in this design apply the concept of tual Sago in the region. The activities in the area are oriented towards the water, and are able to help the activities in the area.Keywords: Bokor Village, tourism area, Waterfront Architecture. Abstrak: Desa Bokor bukan hanya berasal dari sisi alamnya saja, tapi juga budaya, kesenian, kerajinan, kuliner, hingga peninggalan bersejarah. Desa Bokor juga sebagai gerbang wisata masih sangat minim dengan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dan masyarakat setempat, ini diakibatkan oleh kurangnya sosialisasi tentang pariwisata pada Desa Bokor. Maka diperlukanlah perancangan kawasan wisata Desa Bokor untuk memudahkan wisatawan menikmati wisata yang ada di Desa Bokor khususnya di tepian sungai bokor maka diterapkanlah perancangan pendekatan arsitektur tepian air pada kawasan ini. Sehingga pada perancangan ini menerapkan konsep tual sagu pada kawasan. Maka aktifitas pada kawasan nantiknya berorientasi kearah air, dan mampu membantu setiap kegiatan yang ada pada kawasan.Kata Kunci: Desa Bokor, Kawasan Wisata, Arsitektur Tepian Air.
REDEFINISI ARSITEKTUR MONUMEN PERJUANGAN DI INDONESIA: ARSITEKTUR MONUMEN SEBAGAI REFLEKSI CITA-CITA Hadi, Cipta; Minggra, Restu
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2(2021): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2021
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v4i2.33895

Abstract

Apakah ekspresi arsitektur monument perjuangan bisa lebih dari sekadar peringatan peristiwa lampau? Bagaimana memperkenalkan kembali skala manusia pada arsitektur monument di Indonesia? Tulisan ini mengenai ulasan proyek sebagai riset desain untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Arsitektur monumen perjuangan di Indonesia memiliki makna dan ekspresi yang terbatas dan gagal dalam memenuhi fungsinya sebagai ruang publik bagi manusia. Melalui kompetisi desain monumen perjuangan Balikpapan yang diadakan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dilakukan eksplorasi sebuah ide desain monumen tanpa ‘monumen’. Dilakukan studi literatur sebagai dasar teori memahami makna monumen dan monumental, serta studi preseden dari karya-karya arsitek yang menerapkan pendekatan desain berdasarkan dasar teori tersebut. Riset ini menggunakan dasar teori anti-monumental dan dialogical sebagai pendekatan dalam mendesain. Desain monumen ini merupakan upaya menambah nilai entitas tidak hanya sebagai peringatan peristiwa lampau, namun juga sebagai penyongsong cita-cita masa depan dan memperkenalkan kembali skala manusia pada arsitektur monumen.
KAJIAN KONSEP FEMINISME PADA BANGUNAN PUSAT KECANTIKAN (Erha Derma Center, Tangerang ) Faliha, Almira Muthi; Sari, Yeptadian
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2(2021): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2021
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v4i2.31295

Abstract

Perkembangan zaman membuat era teknologi semakin canggih, hal tersebut dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat dalam berinteraksi sosial, khususnya bagi perempuan. Perempuan sering kali merasa tidak percaya diri dalam berinteraksi sosial. Hal itu membuat perempuan mempercantik dengan merawat dirinya ke pusat kecantikan. Agar terciptanya pusat kecantikan sesuai dengan fungsinya, yang mendukung perempuan dalam mengekspresikan dirinya maka penulis menerapkan konsep feminisme pada bangunan pusat kecantikan.  Adapun studi kasus yang akan dibahas dalam kajian ini yaitu erha derma center yang lokasinya berada di BSD Serpong, sedangkan metode yang akan digunakan adalah deskripsi kualitatif dan hasil dari penelitian yang telah dikaji dari bangunan erha derma center dapat dikatakan bahwa bangunan tersebut sudah menerapkan konsep arsitektur feminisme. Hal tersebut karena bentuk bangunan memiliki bentuk yang melengkung serta memiliki karakter yang unik, kemudian fasad menggunakan kaca sebagai bahan utama, dan  menggunakan warna-warna yang lembut baik pada interior maupun eksterior bangunan, serta memiliki ruang yang jelas dengan diberi pembatas dinding pada setiap ruangnya.
Arsitektur Folding pada Stadion Akuatik Bertaraf Internasional Arief, Reyhan
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2(2021): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2021
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v4i2.31288

Abstract

Bangunan struktur bentang lebar merupakan struktur yang populer terutama pada bangunan yang membutuhkan ruang yang bebas kolom salah satunya bangunan olahraga. Bidang olahraga air yaitu renang merupakan bidang olahraga yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Bentuk dan fasad bangunan akuatik sangat beragam demi menampilkan keindahan dan mencermikan olahraga renang yang dinamis dan indah. Keindahan bentuk dan fasad bangunan merupakan hal krusial dalam dunia arsitektur. Arsitektur folding merupakan salah satu teknik pencarian bentukan dalam desain arsitektur, dengan mengunakan material kertas dan mentransformasikan selembar kertas yang sebelumnya tidak berdimensi menjadi berdimensi. Kreativitas dalam mentransforsmasikan kertas menjadi faktor penting dengan mencampur berbagai macam proses seperti melipat, memotong, memutar, dll. Imajinasi arsitek  dalam eksplorasi bentukan kertas ini akan menciptakan sebuah bentuk desain bangunan yang orisinil, dinamis, kreatif dan inovatif.Kata Kunci: Akuatik, Arsitektur Folding, Bentang Lebar, dan Stadion.

Page 2 of 2 | Total Record : 16