cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
dewaruci@isi-ska.ac.id
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara, Nomor 19, Kentingan, Jebres, Surakarta 57126, Indonesia.
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Abdi Seni
ISSN : 20871759     EISSN : 27232468     DOI : 10.33153
urnal Abdi Seni memiliki fokus pada hasil pengabdian dan pemberdayaan kepada masyarakat, baik itu pengabdian dosen maupun KKN yang dilakukan oleh mahasiswa dalam bidang seni. Cakupan jurnal Abdi Seni memiliki ranah keilmuan di bidang seni rupa dan desain ataupun seni pertunjukan (Tari, Karawitan, Pedalangan, Teater, Etnomusikologi, dll), yang mampu memberikan banyak manfaat untuk masyarakat serta menambah literasi dalam berkesenian.
Arjuna Subject : -
Articles 256 Documents
PEMBINAAN KESENIAN KETHOPRAK DI DESA KEMLOKO, KECAMATAN KRANGGAN, KABUPATEN TEMANGGUNG, PROVINSI JAWA TENGAH Endang Retnaningdyah Elis Noviati Mariani
Abdi Seni Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1350.597 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v9i2.2854

Abstract

Kethoprak performances have begun to fade along with the development of culture that is increasingly entering Indonesia. In preserving the art of kethoprak, stage arrangements, costume costumes, performance management, and so on can be done. In addition, there are also ways that promotion can not be efficiently so that it is less well known in the outside community. The method used in this PPM activity by using a model approach to various parties or to the personal. Various approaches that can be developed in PPM activities include Personal Approach, Group Approach, Social Approach, Educational Approach, and Discussion method. Art that has begun to be marginalized was reappointed for guidance in a number of fields including kethoprak which is the main focus. In addition there are several other arts such as musical art, song macapat, jaran kang, dance, art also revived again. The training management needs to be reorganized so that it can run routinely. Similarly, human resources must also be regenerated so that there is a replacement.Keywords: Art, Kethoprak, Kranggan.
Pemberdayaan Potensi Seni Masyarakat Desa Caruban Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah Sukesi Sukesi
Abdi Seni Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6081.633 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v10i1.3035

Abstract

AbstrakPengembangan  Potensi  Seni  Masyarakat  Desa  Caruban,  Kecamatan  Kandangan,  Kabupaten Temanggung adalah salah satu program pengabdian pada masyarakat tematik yang bertujuan untuk mengembangkan potensi seni yang dimiliki suatu daerah. Program pengabdian ini dilatar belakangi oleh potensi desa tersebut terutama potensi seninya, dan juga sosial masyarakat yang berkembang tetapi belum ada suatu arahan yang tersetruktur. Desa Caruban, Kecamatan Kandangan Kabupaten temanggung, adalah salah satu desa yang memiliki berbagai potensi yang berkembang antara lain karawitan, tari, pedalangan dan didukung geliat sosial masyarakat dan pemuda desa. Tujuan pengabdian ini adalah mengatasi permasalahan mitra yang terjadi di lapangan, diantaranya adalah kurangnya tenaga pelatih yang memiliki kemampuan praktis dan akademis, untuk menjelaskan dan menciptakan bentuk kesenian baru sebagai alternatif garapan, maupun pembangun karakter bagi siswa-siswa di sekolah dan masyarakat umum. Metode pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan dengan cara pelatihan secara langsung maupun apresiasi bentuk kesenian melalui rekaman audio-visual yang berguna sebagai penambah pengetahuan serta pemacu semangat berkesenian, sekaligus sebagai tawaran terhadap bentuk baru dalam berkesenian yang sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian masyarakat  Desa  Caruban, Kecamatan,  Kandangan  Kabupaten  Temanggung.  Adapun  hasil luaran dari program pengabdian pada masyarakat ini adalah pementasan drama tari, karawitan, pengenalan wayang dan membuat desain bank sampah.Kata kunci: Desa Caruban Potensi Kesenian, Drama tari, Pengenalan Wayang, Bank Sampah. AbstractThe  Development  of  Community Art  Potential  in  Caruban  Village,  Kandangan,  Temanggung  is one of the service programs for thematic communities that aims to develop the artistic potential of an area.  This service  program is motivated  by the  potential of the  village, especially  its artistic potential, and also the social community that develops but there is no structured direction yet. Caruban  is  one  of  the  villages  that  has  a  variety  of  developing  potentials  including  karawitan, dance, puppetry and supported by social and community stretching of village youth. The purpose of this service is to overcome the problems of partners that occur in the field, including the lack of trainers who have practical and academic abilities, to explain and create new forms of art as an alternative claim, as well as character building for students in schools and the general public. This dedication method is  carried out by providing training by means  of hands-on training and appreciation  of  the  art  form  through  audio-visual  recordings  that  are  useful  as  an  addition  to knowledge  and  stimulating  enthusiasm  for  the  arts,  as  well  as  an  offer  for  new  forms  of  art  in accordance  with  the  needs  and  personalities  of  the  people  of  Caruban  . The  outputs  from  the community service program are staging dance dramas, musical performances, introducing puppets and making garbage bank designs.Keywords: Caruban Village Artistic Potential, Dance Drama, Puppet Introduction, Garbage Bank.
PEMBINAAN BATIK PONOROGO FP. Sri Wuryani
Abdi Seni Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.006 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v6i2.2973

Abstract

Senior High School I (SMAN  I) Ponorogo is an education institution that gives appreciation towards batik training. The activity aims to produce a batik motive design which one of them can be used as the  uniform.  Motive  of  batik  uniform  can  presents  symbolic  values  in  accordance  to  the  local character of Ponorogo and the character of correlated institution as well. By using tutorial and practical method, there can be produced some batik motives which one of them can be used as the uniform of SMAN I Ponorogo.Keywords: motive, design, batik, Ponorogo.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI AKTIVITAS BERKESENIAN DI DESA GEBLOG KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG suharji suharji
Abdi Seni Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.977 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v9i2.2860

Abstract

This article aims to foster public love for traditional arts through scientific disciplines.Directing and fostering the competence of students to observe, analyze, and discover the potentialand challenges that exist in society. The approach used is social change. Methods include crossscientificapproaches, action reviews, and innovative creative actions to get to know each otherbetween the coach and the local villagers, estimate the time span, and adjust to the surroundingcommunity environment.Outreach Results, offer programs (mediation), and program implementation.Implementation of activities contributes to the maturity of students in addressing existing problemsand can understand how to live in society. Students grow in awareness to form an independentpersonality and are responsible for their tasks and functions as well as forming a leadership spirit.Keywords. Empowerment, Art, Society, Geblog
Pelatihan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Muncar Di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah Melalui Kegiatan Lokal Kesenian Sebagai Penguatan Profil Potensi Rintisan Desa Wisata Widhi Nugroho
Abdi Seni Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.071 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v10i2.3040

Abstract

AbstrakPembangunan desa sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat dalam rangka perwujudan tujuan desa, daerah dan tujuan nasional. Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan terwujudnya otonomi desa adalah keberhasilan pembangunan desa. Oleh karenanya dalam pembangunan desa dibutuhkan perencanaan yang sistematik, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Sebagai penunjang pembangunan Desa Muncar perlu adanya pengenalan dan pemahaman kondisi wilayah desa secara umum. Dari pengenalan dan pemahaman kondisi desa ini, maka dapat dilakukan pemetaan potensi desa sebagai rintisan desa wisata pada kemudian hari. Saat ini, belum ada kesadaran dalam penyusunan profil desa berbasis sumber daya desa terutama pada potensi kesenian yang dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai arsip dan media promosi melalui website desa. Solusi yang ditawarkan lebih pada pendampingan, peyusunan dan pengembangan kegiatan lokal kesenian serta kegiatan pengarsipan/pendokumentasian.Kata kunci: Desa Muncar, profil desa, potensi lokal kesenian, rintisan desa wisata. AbstractVillage development as part of national development is a series of sustainable development efforts covering  all  aspects  of  community  life  in  the  context  of  the  realization  of  the  objectives  of  the village, region and national goals. One important aspect in implementing village governance and the  realization  of  village  autonomy  is  the  success  of  village  development.  Therefore,  in  village development a systematic, directed, integrated, comprehensive and responsive plan for change is needed. As a support for the development of the Muncar Village there needs to be an introduction and  understanding  of  the  conditions  of  the  village  area  in  general.  From  the  introduction  and understanding of the condition of this village, it is possible to map the potential of the village as a pilot  village for  tourism  in the  future. At present,  there  is no  awareness  in village  profile-based village resource development, especially in the potential of art that can be utilized optimally as an archive  and  media  promotion  through  the  village  website.  The  solutions  offered  are  more  on assistance,  preparation  and  development  of  local  arts  activities  and  archiving  /  documentation activities.Keywords : Muncar Village, profile, local arts, tourism village.
Pengembangan Potensi Masyarakat Melalui Industri Kreatif Sebagai Rintisan Desa Wisata di Desa Kundisari, Kedu, Temanggung Basnendar Herryprilosadoso
Abdi Seni Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3221.123 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v10i1.3031

Abstract

AbstrakDesa Kundisari merupakan salah satu daerah yang berada di Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung Proinsi Jawa Tengah yang memiliki beragam potensi di bidang kesenian yang terdiri dari 4 (empat) potensi, yaitu kesenian kuda lumping, gerabah, seni musik dangdut, sholawatan dan rebana. Selain potensi seninya dengan permukaan wilayahnya dengan dataran tinggi sangat berpotensial dijadikan destinasi pariwisata. Prioritas permasalahan yang ada, yaitu : 1) Metode pendampingan dalam pengembangan dan pengelolaan seni kerajinan berbasis bambu dan batik eco print sebagai cinderamata (souvenir); 2) Metode pendampingan dalam pengembangan dan pengelolaan manajemen sumber daya manusia untuk menyusun rintisan desa wisata kreatif; dan 3) Metode pendampingan dalam pengembangan untuk perancangan Environment Graphic Design. Tahapan dan proses pengabdian kepada masyarakat tematik ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan besar, yaitu : Tahapan Identifikasi Masalah (Envisioning Phase), Tahapan Perencanaan (Planning Phase),  dan  Tahapan  Desain/Rancangan  (Developing  Phase)  dengan  melalui  teknis  pelatihan, pendampingan, dan workshop bagi warga masyarakat Desa Kundisari.Sinergitas pihak kampus dan akademisi dalam mendukung program pelatihan kepada masyarakat dalam rangka pengembangan potensi desa di bidang industri kreatif sangat diperlukan, khususnya pelatihan teknologi tepat guna yang nantinya bisa langsung diterapkan oleh warga masyarakat desa.Kata kunci: Potensi Desa, Pelatihan Kerajinan, Industri Kreatif, Desa Wisata Kundisari. AbstractKundisari Village is one of the areas in Kedu, Temanggung , Central Java Province which has a variety of potentials in the arts consisting of 4 (four) potentials, namely kuda lumping , pottery, dangdut music art, sholawatan and tambourine. In addition to its artistic potential with the surface of its territory with a plateau is very potential to be a tourism destination.Priority problems that exist, namely: 1) Methods of assistance in the development and management of bamboo and batik- based  handicraft  arts  as  souvenirs  (souvenirs);  2)  Assistance  methods  in  the  development  and management  of  human  resource  management  to  develop  creative  tourism  village  pilot  projects; and 3) Assistance methods in development for designing Environmental Graphic Design. The stages and process of dedication to this thematic community consists of 3 (three) major stages, namely: the Phase of Identification Problems (Envisioning Phase), the Planning Phase (Planning Phase), and the Design / Design Stages through the technical training, mentoring, and workshops for residents of the Kundisari. Synergy between the campus and academics in supporting training programs for the community in the context of developing village potential in the field of creative industries is very much needed, especially training in appropriate technology which can later be directly applied by villagers.Keywords: Village Potential, Handicraft Training, Creative Industries, Kundisari Tourism Village
Reaktualisasi Gamelan Krumpyung Bersama MGMP Seni Budaya Kabupaten Purbalingga Darno Darno; Muriah Budiarti
Abdi Seni Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.764 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v11i1.3123

Abstract

AbstrakProgram Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran praktek berbasis kompetensi yang berorientasi produktif dalam pembelajaran praktek bagi para guru seni di daerah. Ada dua target capaian pada program ini adalah meningkatkan kemampuan praktek musik tradisi bagi para guru seni, dan memahamkan prinsip-prinsip dasar penyusunan karya musik baru dari sumber musik daerah. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi guru yang berorientasi produktif; (2) model pembelajaran tersebut efektif dapat meningkatkan kemampuan guru pada pembelajaran praktek; (3) model pembelajaran tersebut dapat menciptakan iklim belajar yang memposisikan peserta didik sebagai centre learning dengan segala aktivitas yang dilakukannya. Metode yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi, partisipasi, dan diskusi. Metode ini mendorong dan membangkitkan keberanian belajar dan bekerja yang didasari komitmen yang tinggi dan berdisiplin, meningkatkan kecepatan belajar, motivasi belajar, semangat belajar, kerja sama kelompok, kreatifitas, dan inovasi. Kata kunci : pembelajaran praktek, reaktualisasi, penyusunan musik inovasi tradisi.AbstractThis Community Service Program (PKM) aims to develop competency-based practice learning models that are productively oriented in practical learning for art teachers in the regions. There are two targets in this program to improve the ability to practice traditional music for art teachers, and to understand the basic principles of composing new music from local music sources. The results of this activity show that (1) the learning model can improve the competency of teachers who are productive-oriented; (2) the learning model can effectively improve the ability of teachers in practical learning; (3) the learning model can create a learning climate that positions students as learning centers with all the activities they do. The methods used are lectures, demonstrations, participation, and discussion. This method encourages and inspires courage to learn and work based on high commitment and discipline, increase the speed of learning, motivation to learn, enthusiasm for learning, group cooperation, creativity, and innovation.Keywords: practical learning, re-actualization, compilation of musical innovations in tradition
Branding : Video-Foto Instagramable Bagi Pokdarwis Dharma Jati & Komunitas Seni Thinthir Dalam Pengembangan Desa Wisata “A-B-S” (Alam–Budaya– Spiritual) Di Desa Anggrasmanis, Kabupaten Karanganyar Nur Rahmat Ardi Candra D.A.
Abdi Seni Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1743.403 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v11i1.3128

Abstract

Desa Wisata dalam konteks Wisata pedesaan tersebut dapat disebut sebagai aset kepariwisataan yang berbasis pada potensi pedesaan dengan segala keunikan dan daya tariknya yang dapat diberdayakan dan dikembangkan sebagai produk wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut. Sebagai sebuah pengembangan destinasi wisata mandiri, masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Thinthir ini memiliki permasalahan yang mendasar yaitu masih minimnya dukungan dari eksternal seperti halnya dari pemerintah daerah. Semua kegiatan yang diadakan berasal dari inspirasi warga masyarakat setempat, tata kelola, manajemen, publikasi, promosi, dan pemasaran belum tergarap dengan baik. Pemberdayaan masyarakat sekitar desa wisata merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan sebuah desa wisata. Pengembangan wisata sebagai pengejawantahan dari konsep pariwisata inti rakyat mengandung arti bahwa masyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam perencanaan sekaligus strategi pengembangan pariwisata di daerahnya. Luaran dari pelatihan ini akan menyampaikan dan memberikan beberapa materi (modul) yang terkait dengan dasar-dasar produksi audio visual khususnya tentang naskah video pendek, penataan videografi dan fotografi yang unik dan menarik seputar keberadaan spot – spot desa wisata di daerah desa Anggrasmanis, kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar. Terakhir, nantinya juga akan dihasilkan artikel ilmiah yang terkait denganKata kunci: Pelatihan Foto-Video, Promosi, Potensi Wisata, Kampung Thinthir
Proyek Branding Kampung Bantaran Kali Boro Sebagai Penguatan Identitas Kampung Kreatif Di Kelurahan Purwodiningratan Surakarta Muhammad Hendra Himawan; Albertus Rusputranto Ponco Anggoro; Satriana Didik Isnanta
Abdi Seni Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7210.511 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v11i1.3124

Abstract

Penelitian PPM Tematik Kelompok ini merupakan program pemberdayaan warga kampung di bantaran kali Boro. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mem-branding kampung Bantaran Kali Boro, sebagai bagian dari Kampung Kreatif. Yang dilakukan dengan melalui serangkaian kegiatan untuk mengetahui sejauh mana kreativitas warga kampung di bantaran Kali Boro dalam mengelola lingkungan sekitar dan bagaimana kreativitas tersebut dikembangkan demi tercapainya sebuah kampung kretif dan mandiri dalam mengelola lingkungan dengan kreativitas seni. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya branding kampung ini diantaranya adalah 1.Workshop Merchandising berciri khas Kampung Joyoraharjan berupa : workshop cetak cetak reproduksi (patung miniature) serta workshop grafis dan  sablonase. Workshop akan diberikan pada pemuda karang taruna kampung Joyoraharjan. 2. Workshop Batik Jumput dan Shibori, sebagai produk khas kampung Joyoraharjan. Workshop akan di berikan pada ibu-ibu dan remaja putri kampung Joyoraharjan. 3. Workshop Desain Product dan Kemasan (Packaging) untuk potensi kuliner warga kampung Joyoraharjan, sebagai bentuk inisiasi produk unggulan UMKM di Kampung Joyoraharjan. 4.Workshop Digital Marketing untuk publikasi potensi kesenian warga Kampung Kreatif Joyoraharjan. 5. Workshop Mural Sejarah Kampung bersama Anak-anak kecil 6. Penyelenggaraan Mini Festival Kampung -Kampung Kreatif Joyoraharjan, sebagai bagian dari event promosi dan branding kampung kreatif di Kota Surakarta. Kata Kunci :Pemberdayaan warga, kampung, Bantaran Kali Boro, Seni Rupa
Pemantapan Jatidiri Bangsa Melalui Pelatihan Karawitan pada Kel. Karawitan Marsudi Budaya dan Sdn Sugihan I Kec. Bendosari Kab. Sukoharjo Slamet Riyadi
Abdi Seni Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5706.429 KB) | DOI: 10.33153/abdiseni.v11i1.3129

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini tujuan utamanya adalah memantapkan kehidupan karawitan Jawa di masyarakat. Selain tujuan utama tersebut, sebagai dampak pengiring yang diharapkan adalah terbangunnya karakter anak didik yang utama, yaitu memiliki mental tangguh, kompetitif, beraklak mulia, bermoral, toleran, bergotong royong, dan berjiwa patriotik sejati. Permasalahan utamanya adalah upaya menghidupkan kembali aktivitas karawitan di SDN Sugihan 01, Sukoharjo dengan kondisi murid yang mulai dari titik nol sedangkan untuk kelompok Karawitan Marsudi Budaya perlu peningkatan kualitas setiap pemain gamelannya mulai dari kendang ciblon, imbal dan bonangan; peningkatan keterampilan para pemain instrumen balungan, dan para pemain vokal untuk menyuarakan nada-nada tinggi, serta keluasan repertoar gending. Adapun metode dukungnya adalah partisipatif, ceramah, diskusi, dan drill. Penerapan dari metode-metode tersebut bersifat fleksibel, artinya mempertimbangkan kondisi pada saat berlangsungnya suatu kegiatan. Kedua kelompok tersebut setelah dilakukan pendampingan dan pembinaan, menjadi lebih percaya diri untuk melakukan pertunjukan di depan public. Hal ini terbukti beberapa kali melakukan pementasan untuk publik. Selain itu kemampuan teknis dalam setiap anggotanya telah meningkat dan lebih berkualitas.Kata kunci: Pemantapan, Jati diri Bangsa, Pelatihan Karawitan