cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Eboni
ISSN : 08539200     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 140 Documents
Appendix Info Teknis Eboni Vol 15 Issue 2 2018 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 15, No 2 (2018): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.754 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5168

Abstract

Biopot Sebagai Pot Media Semai Pengganti Polybag yang Ramah Lingkungan Nursyamsi Nursyamsi
Buletin Eboni Vol 12, No 2 (2015): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.169 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5063

Abstract

Polybag sebagai wadah untuk media tumbuh bibit di persemaian sudah lama dikenal. Penggunaan polybag ini tidak ramah lingkungan karena pada waktu penanaman bibit di lapangan, polybag tersebut akan dibuang dan menjadi sampah sehingga lingkungan akan tercemar. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah menggunakan pot media semai yang terbuat dari bahan organik. Pada waktu penanaman, bibit dapat langsung ditanam dengan potnya. Bahan dasar yang digunakan untuk biopot adalah bahan organik misalnya kompos, tanah liat dan mikroba tanah yang bermanfaat. Bibit yang ditanam di pot media semai mempunyai pertumbuhan yang lebih baik di lapangan dibandingkan bibit yang ditanam di polybag, sehingga biopot dapat dipertimbangkan menjadi alternatif pengganti polybag yang ramah lingkungan.
Appendix Info Teknis Eboni Vol 12 Issue 2 2015 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 12, No 2 (2015): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.592 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5068

Abstract

Corak Indah Kayu Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Merryana Kiding Allo
Buletin Eboni Vol 9, No 1 (2012): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.744 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.4990

Abstract

Kayu eboni dikenal dengan warnanya yang hitam bercorak, memiliki pola garis sejajar hingga bergelombang ringan dan memiliki kesan raba halus. Tergolong ke dalam jenis kayu mewah dengan harga jual cukup mahal di antara jenis komersial yang ada di Indonesia. Perbedaan warna pada kayu gubal dan kayu teras eboni sangat kontras, kayu gubal berwarna putih kekuningan sedangkan kayu teras berwarna hitam kemerahan atau hitam kecoklatan. Terdapat perbedaan warna dan corak kayu teras eboni pada tiga lokasi tempat tumbuh eboni. Perbedaan tersebut cenderung dipengaruhi oleh letak dan kondisi fisik masing-masing tempat tumbuh. Kayu eboni yang lebar stripnya, memiliki warna yang lebih terang didominasi oleh warna coklat kekuningan di antara strip tipis yang berwarna hitam.  Sedangkan corak kayu yang stripnya rapat didominasi oleh warna hitam. Bentuk strip hitam tipis dengan interval strip berwarna coklat muda tebal menyebabkan warna coklat muda jadi dominan.  Letak strip sejajar tidak beraturan strip hitam diselingi oleh interval antar strip berwarna coklat muda.  Kayu eboni asal Kasimbar merupakan yang terbanyak jumlah stripnya yaitu 30,6 strip pada lebar ebidang radial 10 cm dengan ukuran lebar strip rata-rata 1,7 mm, lebar interval antar strip rata-rata 1,6 mm. Kayu eboni asal Karaenta memiliki jumlah strip hitam rata-rata 26 strip pada lebar bidang radial 10 cm dengan ukuran lebar strip rata-rata 1,5 mm, lebar interval antar strip berwarna coklat muda  adalah 2,4 mm.  Bentuk strip hitam agak tipis dengan interval coklat tua kemerahan agak tebal. Letak strip hitam mengelompok sejajar tidak beraturan dan kadang bergelombang. Sedangkan kayu eboni asal Parangloe memiliki jumlah strip rata-rata 23,2 strip pada lebar bidang radial 10 cm dengan lebar strip rata-rata 1,1 mm, jarak interval antar strip 3,2 mm.
Front Cover Info Teknis Eboni Vol.9 Issue 1, 2012 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 9, No 1 (2012): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/buleboni.4996

Abstract

Keanekaragaman Plankton pada Hutan Mangrove di Kepulauan Togean Sulawesi Tengah Halidah Halidah
Buletin Eboni Vol 13, No 1 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.05 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5074

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem kompleks yang terdiri atas flora dan fauna daerah pantai. Rusaknya mangrove dapat menyebabkan hilangnya habitat plankton yang akan berdampak pada terganggunya siklus hidup dalam ekosistem. Plankton adalah organisme yang hidup melayang atau mengambang di dalam air. Berdasarkan keadaan biologisnya plankton dibedakan menjadi dua golongan utama yakni fitoplankton yaitu plankton yang bersifat sebagai tumbuhan dan zooplankton yaitu plankton yang bersifat sebagai hewan. Fitoplankton mempunyai peranan yang sangat penting dalam ekosistem perairan, sama pentingnya dengan peranan tumbuh-tumbuhan hijau di ekosistem daratan. Hal ini disebabkan karena fitoplankton merupakan tumbuhan yang sangat kecil dan mampu melakukan fotosintesis karena berhijau daun dan berfungsi sebagai produsen primer di perairan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang keanekaragaman plankton pada hutan mangrove di Kepulauan Togean. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa pada setiap plot tanaman ditemukan 7-9 jenis plankton dengan kelimpahan (20.000-530.000) individu/Liter. Jumlah plankton paling tinggi dijumpai pada jenis L. littorea yakni 101 individu  untuk 9 species dan yang paling kecil pada jenis X. granatum yakni 30 individu untuk 7 spesies.
Parapihak dalam Pengembangan Persuteraan Alam Nurhaedah Muin
Buletin Eboni Vol 10, No 1 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.561 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5002

Abstract

Persuteraan alam merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi sektor hulu (budidaya murbei dan ulat sutera) serta sektor hilir (industri dan pemasaran). Dalam  pengembangannya persuteraan alam melibatkan parapihak yang terkait baik sektor hulu maupun sektor hilir, lembaga pemerintah maupun non pemerintah. Namun, keberadaan parapihak sampai saat ini belum banyak memberikan kontribusi bagi pengembangan usaha ini, sehingga masih diperlukan komunikasi dan koordinasi yang terpadu. Kontribusi parapihak dapat dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-mPasing.
Appendix Info Teknis Eboni Vol 13 Issue 1 2016 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 13, No 1 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.754 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5080

Abstract

Front Cover Info Teknis Eboni Vol.10 Issue 1, 2013 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 10, No 1 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/buleboni.5007

Abstract

Kajian Tingkat Kekeruhan Sungai Latuppa Sebagai Sumber Air Bersih Kota Palopo Wahyudi Isnan
Buletin Eboni Vol 13, No 2 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.54 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5086

Abstract

Perubahan penutupan dan penggunaan lahan serta intensitas curah hujan yang tinggi akan berakibat erosi dan dapat menyebabkan kualitas air sungai menurun, terutama pada tingkat kekeruhan air. Sungai Latuppa merupakan salah satu sumber air bersih bagi masyarakat Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan, terindikasi mengalami penurunan kualitas sumber bahan baku air bersih setiap tahunnya. Tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi umumnya pada musim hujan. Tingkat kekeruhan air Sungai Latuppa tertinggi mencapai 10.374 NTU (Nephelometric Turbidity Units), sedangkan dalam mengolah air baku menjadi air bersih, PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Palopo hanya dapat mengolah air dengan tingkat kekeruhan maksimum 600 NTU. Akibat tingkat kekeruhan air yang tinggi, produksi air bersih di Kota Palopo seringkali menurun hingga 40%. Kenyataan ini menjadi masalah bagi penyediaan kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Palopo dengan kebutuhan mencapai 700 liter per detik.

Page 4 of 14 | Total Record : 140