cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Eboni
ISSN : 08539200     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 140 Documents
Strategi Masyarakat dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Sekitar Sub DAS Tanralili Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros Nur Hayati; Nurhaedah Muin; Achmad Rizal H. Bisjoe
Buletin Eboni Vol 13, No 1 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.198 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5073

Abstract

Strategi pemenuhan kebutuhan hidup merupakan kemampuan masyarakat dalam mengatasi permasalahan kebutuhan hidup sesuai dengan keinginan dan sumberdaya yang dimiliki dengan caranya sendiri. Kemampuan masyarakat di sekitar Sub DAS Tanralili berbeda-beda dalam mengatasi permasalahan kebutuhan hidup. Hal ini disebabkan kondisi yang dihadapi pada setiap lingkungan masyarakat berbeda, sehingga cara mengembangkan kekuatan untuk bertahan dengan cara hidup yang sesuai dengan kebudayaan pada setiap komunitas pun tidak sama. Strategi pemenuhan kebutuhan keluarga yang umum dilakukan masyarakat di sekitar Sub DAS Tanralili adalah dengan memaksimalkan manfaat sumberdaya yang dimiliki, berhutang pada kerabat dan tetangga serta berusaha dicukupkan seadanya. Oleh karena itu, pemerintah daerah sebaiknya menyediakan akses pasar, fasilitas kesehatan, pendidikan dan pelayanan publik serta mengaktifkan kegiatan penyuluhan bagi masyarakat  agar masyarakat lebih sejahtera.
Konservasi Kawasan Pesisir dengan Tanaman Nyamplung C. Andriyani Prasetyawati; Albert D. Mangopang
Buletin Eboni Vol 10, No 1 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.048 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5001

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak gugusan pulau dengan kawasan pesisir yang luas. Kawasan pesisir ini merupakan kawasan yang fragile (rawan) terhadap kerusakan. Karakteristik lahan pantai kurang mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis vegetasi. Sementara pertambahan jumlah penduduk dan pembangunan regional yang kurang mempertimbangkan asas kelestarian lingkungan hidup menyebabkan hutan pantai  mulai mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut akan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bahkan dapat  membahayakan penduduk yang bermukim di sekitar kawasan pesisir. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang tepat agar kawasan pesisir terhindar dari kerusakan. Salah satu usaha untuk memperbaiki kawasan pesisir adalah melakukan rehabilitasi melalui penanaman kawasan pesisir dengan tanaman-tanaman pantai yang cocok dan memberikan hasil bagi masyarakat. Tanaman nyamplung dengan segala kelebihan dan manfaat yang dimilikinya merupakan salah satu tanaman pantai yang cocok untuk digunakan sebagai tanaman rehabilitasi kawasan pesisir. Tanaman nyamplung mudah tumbuh dan penanamannya dapat dikombinasikan dengan tanaman spesies pantai yang lain. Rehabilitasi kawasan pesisir dengan tanaman nyamplung diharapkan dapat meningkatkan fungsi/lindungan kawasan pesisir dari kerusakan dan bermanfaat ekonomis bagi masyarakat di sekitar pesisir.
Preface Info Teknis Eboni Vol.13 Issue 1, 2016 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 13, No 1 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.531 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5079

Abstract

Preface Info Teknis Eboni Vol.10 Issue 1, 2013 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 10, No 1 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.076 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5006

Abstract

Uji Jarak Tanam pada Tanaman Eucalyptus pellita F. Muel di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan Imam Muslimin; Suhartati Suhartati
Buletin Eboni Vol 13, No 2 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.236 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5085

Abstract

Eucalyptus pellita F. Muell., merupakan salah satu jenis tanaman yang dikembangkan pada HTI Pulp di Pulau Sumatera. Untuk meningkatkan produktivitas jenis tanaman tersebut, maka perlu menemukan klon yang terbaik dan teknik silvikultur melalui uji coba penanaman di lapangan. Penelitian terdahulu  dipilih salah satu  klon E. pellita yang terbaik asal dari Kebun Benih Semai (KBS) Pelaihari, Kalimantan Selatan.  Benih dari klon  merupakan  keturunan pertama (E. Pellita  F1),  untuk pengembangan klon ini perlu uji coba penanaman di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran jarak tanam yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman E. Pellita. Lokasi penelitian di Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Berblok dengan  perlakuan ukuran  jarak tanam  yaitu;  2 m x 3 m;  3 m x 3 m dan    3 m x 4 m.  Hasil penelitian menunjukkan ukuran jarak tanam  berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan  E. pellita   setelah mencapai umur  4 tahun.  Ukuran jarak tanam yang terbaik untuk  klon E. pellita  adalah 2 m x 3 m, pada umur 4 tahun dapat  mencapai pertumbuhan tinggi 16,9 m, diameter batang 14,1 cm, persen tumbuh  sebesar 69,9 %,  volume  245,6 m3/ha dan riap 53,9 m3/ha/tahun.
Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) dan Keberadaannya di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan M. Kudeng Sallata
Buletin Eboni Vol 10, No 2 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4024.148 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5013

Abstract

Pinus merkusii Jungh et de Vriese adalah satu-satunya jenis pinus  tumbuh secara alam di Indonesia yang selama ini dikenal pada tiga tempat yaitu : di Aceh, Tapanuli dan Kerinci, semuanya berlokasi di Pulau Sumatera; namun saat ini jenis pinus tersebut dapat juga berkembang secara alami di wilayah Kabupaten Tana Toraja dengan baik. Keberadaan pinus di Toraja sangat berkaitan faktor lingkungan tempat tumbuh yang memengaruhi fungsi fisiologis dan morfologisnya. Dukungan faktor lingkungan sangat optimum misalnya : temperatur udara, intensitas cahaya matahari, kelembaban udara yang cukup untuk berlangsungnya proses fotosintesis secara optimum. Proses fotosintesis tersebut memproduksi karbohidrat yang cukup bagi perkembangan tanaman pinus. Secara geografis, Kabupaten Tana Toraja terletak pada 2o-3o LS dan 119o-120oBT, pada dataran tinggi bagian utara semenanjung Sulawesi Selatan. Terletak pada ketinggian dari 500 – 2.500 m dpl menyebabkan temperatur/suhu udara secara reguler setiap hari berkisar antara 15o-32oC. Kelembaban udara berkisar 82-86% dan rata-rata curah hujan antara 1.500-3.500 mm setiap tahun. Keberadaan tegakan pinus pada lahan milik di beberapa tempat, telah membawa banyak keuntungan bagi para pemiliknya terutama untuk perbaikan kondisi ekonomi keluarga. Sangat diharapkan terbentuknya kelembagaan yang memadai antara masyarakat dan pemerintah untuk mengatur pemanfaatan tegakan pinus secara holistik (bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat namun tidak merusak lingkungan).
Tahapan Perbanyakan Jamur Trichoderma harzianum dengan Media Dedak dan Aplikasinya pada Tanaman Murbei (Morus sp.) C. Andriyani Prasetyawati; A. Sri Rahmah Dania
Buletin Eboni Vol 14, No 1 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.776 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5090

Abstract

Murbei (Morus sp) sebagai pakan ulat sutera merupakan tanaman utama bagi petani sutera. Bibit murbei sering terserang jamur penyakit apabila kondisi lingkungan terlalu basah dan kurang mendapatkan cahaya matahari. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian pada murbei. Jamur Trichoderma harzianum merupakan jamur antagonis yang dapat menekan serangan jamur patogen pada tanaman. Perbanyakan jamur T. harzianum untuk aplikasi dalam jumlah banyak memerlukan media yang murah dan mudah didapatkan, salah satunya dengan media dedak. Ujicoba perbanyakan dengan media dedak berhasil menumbuhkan jamur T. harzianum pada hari ke-14 dengan kerapatan spora 8,4x108/ml larutan yang berarti jamur sudah cukup untuk diaplikasikan pada tanaman. Hasil aplikasi jamur T. harzianum pada bibit murbei di persemaian yang diberi jamur penyakit Fusarium sp., menunjukkan pertambahan daun murbei rerata 2,13 helai sementara murbei yang tidak diberi T. harzianum menunjukkan berkurangnya daun rerata 3,35 helai atau (-3,35) selama 3 bulan. Bibit murbei dengan penyakit Fusarium  sp., yang diberi jamur T. harzianum mempunyai pertumbuhan yang lebih sehat dan cepat, sementara murbei yang tidak diberi jamur T. harzianum menunjukkan pertumbuhan yang tidak sehat, lambat, daun kuning dan rontok.
Ragam Manfaat Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lamk.) bagi Masyarakat Wahyudi Isnan; Nurhaedah Muin
Buletin Eboni Vol 14, No 1 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.422 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5096

Abstract

Tanaman kelor  (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis HHBK yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan. Tanaman kelor merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang mudah dibiakkan karena tidak memerlukan perawatan yang intensif dan memiliki toleransi kekeringan yang tinggi. Dengan sifat tersebut, tanaman kelor memungkinkan untuk dibudidayakan pada lahan-lahan marginal untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan. Selain itu berbagai bagian tanaman kelor  mengandung nutrisi yang baik dan bermanfaat secara luas pada berbagai bidang seperti: pangan, kesehatan, kecantikan dan lingkungan, sehingga sangat wajar jika  mendapat julukan Tree For Life. Perubahan pola hidup masyarakat menjadikan tanaman kelor sebagai pangan tradisional cenderung ditinggalkan oleh sebagian masyarakat. Sebab itu, informasi terkait ragam manfaat tanaman kelor perlu disosialisasikan pada masyarakat agar dapat dioptimalkan budidaya dan pemanfaatannya.
Ancaman Terhadap Populasi Kima (Tridacnidacna sp.) dan Upaya Konservasinya di Taman Nasional Taka Bonerate Heru Setiawan
Buletin Eboni Vol 10, No 2 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.618 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5020

Abstract

Kima (Tridacnidacna sp.) merupakan salah satu biota laut yang masuk dalam kelompok  kerang raksasa. Pemerintah telah menetapkan kima dalam kelompok satwa yang dilindungi. Sejak tahun 1983, konvensi internasional untuk perdagangan satwa yang terancam punah (CITES) menggolongkan kelompok satwa ini dalam Appendix II yang berarti kelompok spesies yang diduga terancam punah akibat perdagangan yang tidak terkendali. Taman Nasional Taka Bonerate merupakan salah satu habitat kima. Keberadaan populasi kima di alam menurun sangat drastis akibat dari berbagai faktor, terutama dari aktivitas manusia, seperti perburuan, kerusakan habitat, penggunaan potasium dan bom ikan, serta penangkapan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Selain itu, prospek ekonomi hewan ini juga sangat besar, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, untuk hewan hias di akuarium dan cenderamata (suvenir). Untuk menjaga populasi dan kelestarian kima di alam diperlukan upaya-upaya konservasi melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan, kegiatan perlindungan habitat dan pengawasan, penambahan populasi di alam dan menjaga kearifan tradisional masyarakat setempat. Budidaya terhadap hewan ini belum banyak dikembangkan. Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi kima di alam, usaha budidaya berbasis konservasi perlu menjadi alternatif dalam menjaga kelestarian kima.
Peran Extracellular polysaccharides (EPS) dalam Simbiosis Legum-Rhizobia Ramdana Sari; Retno Prayudyaningsih
Buletin Eboni Vol 14, No 2 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.21 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5101

Abstract

Rhizobia merupakan bakteri bintil akar yang mampu menambat nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi ammonia dan nitrat yang dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Isolat rhizobia yang diperoleh dari bintil akar sengon buto (Enterolobium cyclocarpum (Jacq.) Griseb) memiliki morfologi yang bervariasi. Koloni bakteri tertutupi lendir dengan ketebalan berbeda-beda yang disebut Extracelluler polysaccharides (EPS). Senyawa ini berperan dalam simbiosis legum dan rhizobia dalam mendukung proses pengenalan bakteri terhadap akar inang serta infeksinya, seperti yang terjadi pada akar tanaman sengon buto. Selain itu, EPS melindungi sel rhizobia dari kecaman lingkungan yang ekstrim serta pertahanan terhadap senyawa antimikrobial tanaman, membantu bakteri dalam memperoleh makanan, berperan dalam pembentukan mikroagregat dan memantapkan agregat tanah serta melindungi enzim nitrogenase yang sensitif terhadap oksigen di dalam bintil akar. 

Page 2 of 14 | Total Record : 140