cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Teknologi Energi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 126 Documents
WIND FARM DESIGN FOR OELBUBUK IN EAST NUSA TENGGARA, INDONESIA suharta, herliyani; pakpahan, sahat; Martosaputro, Soeripno
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1594.258 KB)

Abstract

Electrification ratio of NTT is 28.7 % in 2008. Technical and economical assessments to investigate the possibilities to implement wind farm in East Nusa Tenggara (NTT) province is directed to contribute in the effort to raise the electricity ratio in this province. Some areas are having yearly average wind speed greater than 5 m/sec and the wind power density greater than 300 Watt/m2 . Wind farm is proposed to reduce local dependency to Diesel Power Plant (DPP) and to exerting an effort to reduce CO2 emission. The result of survey, Wind Energy Conversion (WEC) selection and simulation to get wind farmconfiguration for Oelbubuk, in South Central Timor (TTS) Regency in NTT is described. The evaluation of three different WEC having capacity greater than 250kW per unit and its formation are described. The assessment of electricity facilities of DPP in SOE city, its load profile in 2008 and the possible of interconnection to wind farm are described.
UTILIZATION OF WIND ENERGY CONVERSION SYSTEM IN INDONESIA Saputro, Soeripno Marto
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.558 KB)

Abstract

Wind energy is one of the alternative resources that has been developed in Indonesia to support the National Renewable Energy Program. Many areas in Indonesia, have annual wind speed between 2.5 to 5 meter per second. It is enough to support the rural electrification program by applying a small WECS for home lighting, battery charging, cold storage, telecommunication etc.Certain areas in East Nusa Tenggara, West Nusa Tenggara, South Sulawesi and southern part of Java have annual wind speed more than 5 m/s. This gives a possibility to implement a medium to a large size WECS for electric generation.  Various WECS of up to 10 kW have been developed. Field test on several villages are progressing. This paper also describes a prospect of WECS utilization, benefit and a possible barrier of WECS implementation and recommendation.
PENYINGKATAN WAKTU PENYALAAN KOMPOR BRIKET BATUBARA supramono, dijan
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.683 KB)

Abstract

Penelitian pembakaran briket batubara untuk mempersingkat waktu penyalaan telah dilakukan dengan memanfaatkan briket promotor bentuk bola yang mengandung oksigenat etil asetat sebanyak 15% berat briket yang berfungsi sebagai penyedia oksigen secara internal dalam material briket karena ketidakcukupan oksigen saat briket promotor mengalami devolatalisasi (fungsi kinetika kimia) dan sebagai penguat terjadinya perpindahan panas konveksi dari bara api pada briket promotor ke briket pemasakan yang diletakkan di sekitarnya karena menambahkan cekukan (dimples) pada permukaan briket promotor berbentuk bola (fungsi perpindahan panas).  Penelitian dilakukan dengan menempatkan briket promotor di lapis pertama (atas) di atas dua lapis briket pemasakan dalam kompor briket. Penelitian ini bertujuan meneliti efek penambahan, loading dan bentuk briket promotor (bentuk bola, bola dengan dimples) terhadap waktu penyalaan. Penelitian ini menggunakan udara dengan kecepatan superfisial yang diukur pada kondisi dingin sebesar 1,1 m/s. Penelitian juga dilakukan dengan menempatkan briket promotor berbentuk bola dengan dimples di lapis kedua dengan loading 25% dari 3 lapis briket yang digunakan dengan lapis pertama, sisa lapis kedua dan lapis ketiga diisi briket pemasakan. Parameter kecepatan superfisial udara yang diukur pada kondisi dingin divariasikan pada harga-harga 0,6, 1,2 dan 1,8 m/s untuk melihat pengaruhnya terhadap waktu penyalaan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya briket promotor mempercepat waktu penyalaan briket pemasakan hingga 35 menit. Semakin besar loading briket promotor dalam kompor, waktu penyalaannya akan semakin cepat pula. Untuk loading 100%, 75%, 50% dan 25% waktu penyalaan masing-masing adalah 18, 22, 23 dan 25 menit. Dalam hal efek bentuk briket promotor, bentuk bola dengan dimples memiliki waktu penyalaan lebih cepat daripada bentuk bola dengan waktu penyalaan masing-masing 11 menit dan 18 menit. Jadi, waktu penyalaan semakin singkat dengan loading briket promotor semakin besar dan dengan menggunakan briket promotor berbentuk bola dengan cekukan daripada tanpa cekukan.  Hasil penelitian dengan menempatkan briket promotor berbentuk bola dengan dimples menunjukkan bahwa waktu penyalaan pada kompor dengan kecepatan superfisial udara 0,6 dan 1,2 m/s hampir sama sebesar 8 menit, sedang dengan kecepatan superfisial 1,8 m/s sebesar 13 menit. Variasi kecepatan superfisial memberi 2 efek yang berlawanan yang bekerja bersamaan terhadap perpindahan panas konveksi yaitu efek turbulensi dan efek quenching. Efek turbulensi mempercepat penyalaan, sedang efek quenching memperlambat penyalaan. Diperkirakan bahwa kecepatan superfisial 1,8 m/s memberi efek quenching lebih besar dibanding efek turbulensi sehingga waktu penyalaan lebih lama.
RANCANGAN TEKNIS DAN IMPLEMENTASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA PV-DIESEL DI SULAWESI Trihadi, Siswa
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.775 KB)

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Situasi geografis ini menyebabkan banyak daerah terisolir. Pengadaan listrik pada daerah daerah terisolir ini mengalami kendala dalam pengadaan dan jaringan distribusi. Pada umumnya, pelistrikan daerah terisolir menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang pengadaannya dilakukan oleh PT.PLN. Kapasitas diesel generator biasanya ditentukan berdasarkan beban maksimumnya meskipun itu hanya pada sebagian kecil waktu operasinya. Oleh sebab itu diesel generator menjadi kurang efisien pada sebagian besar waktu operasi dimana beban tidak maksimum sehingga tidak efisien dalam pengunaan bahan bakar. Disamping itu biaya pemeliharaan besar pada saat beban rendah. Pembangkit listrik hybrid Photovoltaic - Diesel (PLH PV-Diesel) diarahkan untuk mengatasi masalah ini. PLH PV-Diesel mengkombinasikan kelebihan dan kelemahan (biaya awal rendah tapi biaya operasi tinggi) diesel generator dengan kelemahan dan kelebihan sistem PV (biaya awal tinggi tapi biaya operasi rendah). Makalah ini menguraikan disain teknis suatu PLH PV-Diesel yang dipasang di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara pada tahun 2000/2001.
PEMANASAN BUMI SEBAGAI KONSEKUENSI PEMBANGUNAN MODERN YANG TIDAK TERKONTROL Karyono, Tri Harso
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.388 KB)

Abstract

ABSTRAK Bencana alam melanda hampir setiap tempat di semua penjuru dunia. Hal ini merupakan gejala atau fenomena alam yang dapat terjadi di manapun dan kapanpun. Kepentingan hidup manusia terusik. Besarnya dimensi dan frekuensi bencana alam diduga erat terkait dengan perubahan pola aktifitas manusia serta pertambahan populasi manusia di dunia. Gejolak alam ini menimbulkan lebih banyak bencana alam ketika manusia mulai merambah, menguasai dan menempati hampir semua titik di permukaan muka bumi yang sebelumnya tidak pernah dihuni. Peningkatan ragam aktifitas manusia meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana untuk mengakomodir aktifitas tersebut. Pembangunan sarana dan prasarana fisik meningkat dengan cepat. Gedung, jembatan, pelabuhan, bandara udara, jalan, perumahan, sarana rekreasi dan lainnya bertambah dengan sangat cepat menambah luasan kulit bumi yang tertutup bangunan dan perkerasan. Sayangnya pembangunan fisik ini tidak selalu mempertimbangkan keseimbangan lingkungan alami bumi sehingga timbul pergeseran keseimbangan lingkungan yang menimbulkan lebih banyak gejolak alam.Menengok kembali cara pembangunan yang dilakukan para leluhur kita dalam menyediakan sarana dan prasarana fisik bagi aktifitas kehidupan mereka, banyak hal yang dapat kita pelajari untuk kehidupan kita saat ini dan masa datang. Paper ini mencoba membahas konsep dan metoda membangun secara tradisional di masa lalu serta konsep dan metoda membangun modern masa kini, untuk kemudian dikaitkan dengan isu pemanasan bumi dan bencana alam
PEMBUATAN ARANG BRIKET AMPAS JARAK DAN BIOMASA fachrizal, Noor; Heruhadi, B.; Mustafa, R; Sumarsono, m; Pranoto, S.
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.973 KB)

Abstract

Ekstraksi biji jarak untuk menghasilkan minyak jarak memiliki konsekuensi tersedianya ampas biji jarak sebanyak 60 70 %. Ampas ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, salah satunya sebagai bioenergi briket terkarbonisasi untuk mengurangi atau sebagai subsitusi bahan bakar minyak. Bio-briket terkarbonisasi ini akan dapat diaplikasikan untuk kompor rumah tangga maupun untuk industri kecil. Kegiatan desain, fabrikasi dan ekspeimentasi ini merupakan bagian dari program Insentif Riset KNRT. Fasilitas di bangun dan eksperimentasi karbonisasi dan pembuatan briket dilakukan di area laboratorium B2TE, Kawasan PUSPIPTEK, Kabupaten Tangerang. Dari kegiatan ini dihasilkan desain karbonizer tipe kontinyu, dimana kematangan arang didapat setelah 1 jam proses pengarangan. Desain kompor juga diperoleh, dengan lama pembakaran berkisar 4-6 jam untuk berat briket berkisar 1-2 kg dan temperatur bara dapat mencapai 600oC.
KAJIAN TEKNIS PEMBANGKIT LISTRIK BERBAHAN BAKAR FOSSIL cahyadi, cahyadi
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.126 KB)

Abstract

Jenis pembangkit minyak dan gas yaitu PLTU Minyak, PLTG dan PLTGU, serta PLTD, masih ada di beberapa tempat di P.Jawa dan Bali. Selain PLTU minyak, PLTU batubara telah banyak dibangun di Indonesia, karena bahan bakar batubara saat ini lebih ekonomis. PLTU minyak dengan biaya pembangkitan yang mahal serta emisi tinggi perlu digantikan dengan PLTU batubara, atau pada PLTU minyak existing digantikan dengan bahan bakar cair alternatif seperti batubara cair atau DiMethil Ether (DME) yang berasal dari batubara. PLTD masih digunakan terutama pada daerah yang terisolasi/kepulauan. PLTD dg biaya pembangkitan yang semakin mahal ini dan emisi tinggi perludilakukan fuel switching dengan bahan bakar alternatif seperti gas atau DME batubara cair. Pengembangan lebih lanjut gasifikasi batubara yang dapat mensuplai PLTGU (IGCC) dan gasifikasi batubara untuk bahan bakar cair seperti DME, agar dapat mengurangi pemakaian BBM dan gas alam yang cadangannya semakin menipis, baik untuk sektor kelistrikan, transportasi dan industri kimia seperti pupuk. Program 10.000 MW harus memasukkan PLTU ultra/supercritical khususnya padaPLTU skala besar (400-600MW), agar diperoleh PLTU dengan efisiensi tinggi dan emisi yang rendah terutama pengurangan emisi CO2. Pemerintah perlu menjaga sumberdaya batubara, agar ekspor dapat dibatasi dan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, karena cadangan gas alam danminyak bumi tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri.
DEVELOPMENT OF MINI / MICRO HYDRO POWER PLANT FOR RURAL ELECTRICITY IN INDONESIA Hardjomuljadi, Sarwono; D. Siswoyo, Sriyono
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.701 KB)

Abstract

Indonesia has a lot of water energy resources, some of it could be developed for rural mini / micro hydro power plant. The resources have been estimated to be able to provide electricity of 74,976 MW capacities with annual energy output equal to 401 billion kWh. However, it is only 5% that has been exploited for electricity, 62% in Java and 38% outside Java. This shows that the opportunity to develop electricity from water resources is widely opened especially outside Java. The increase price of fossil fuel has shown an important drive to explore the alternative energy. Development of rural electricity could be initiated by developing mini / micro hydro power plant (PLTMH) in rural area either by PLN or by Private Sector of Middle Small Industry (rural UKM) or by Rural Co-Operative. Schemes to push development of PLTMH have been introduced by the Government and in some areas have been working successfully. Some constraints have been identified and with right and good governance, it is believed that participation of rural society in development of PLTMH to support rural electricity will work successfully.
POTENSI PENANGKAPAN GAS METANA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK DI PTPN VI JAMBI Febijanto, Irhan
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.56 KB)

Abstract

Umumnya di dalam pemanfaatan air limbah di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Indonesia terbatas hanya untuk aplikasi daratan. Teknologi untuk menangkap dan memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari kolam anaerobik pengolahan air limbah telah dikembangkan, akan tetapi halangan ekonomi merupakan masalah besar untuk menerapkan teknologi ini. Karena Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) telah diperkenalkan di Indonesia, teknologi untuk menangkap dan memanfaatkan gas metana mempunyai peluang untuk diterapkan. Menggunakan revenue CDM, investor asing mempunyai kesempatan untuk menginvestasikan instalasi untuk menangkap dan membakar gas metana yang dihasilkan dari kolam anaerobik pengolahan air limbah di PKS. Sebagian dari mereka memanfaatkan gas metana yang ditangkap sebagai bahan bakar untuk menggantikan bahan bakar fosil. Di dalam studi ini, potensi pengurangan Gas Rumah Kaca dari gas metana di PKS PT. Perkebunan Nusantara VI diteliti. Menggunakan AMS-III.H (Approved Methodology) mengenai metodologi recovery metana di dalam pengolahan limbah dan AMS-I.D mengenai pembangkitan energi listrik terbarukan yang terkoneksi dengan jaringan grid , potensi gas metana yang ditangkap dan listrik yang dibangkitkan dihitung. Ada dua jenis revenue yang mungkin diperoleh dalam proyek ini, yaitu satu dari penjualan karbon kredit ke para pembeli CER (reduksi emisi yang bersertifikat), dan yang lainnya dari penjualan listrik ke PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara). Telah diketahui terdapat dua PKS yang layak menerapkan teknologi ini.
BIODIESEL AND BIOETHANOL, FUEL FOR TRANSPORTATION suharta, herliyani
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.318 KB)

Abstract

This paper describes the importance of substituting the fossil fuel for transportation, the existing production of bioethanol and the national target to substitute gasoline until 2025. Specific energy density of biofuel, the properties of jatropha curcas oil and petro-diesel oil are shown to give a sense to compare their energy content. International standard and national standard are also given. The advantage of using biodiesel blend and bioethanol blend for human health and for the environment are described. SVO usage for diesel cars and the conversion equipment needed is described. The use of SVO instead of biodiesel should be considered based on technological and economical point of view to weight the risk. Vision of shifting to biofuel infrastructure the research needed are described. In order to achieve the national target, the tax incentives for fuel efficient cars are given as an example to be considered.

Page 7 of 13 | Total Record : 126


Filter by Year

0000


Filter By Issues
All Issue