cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology
ISSN : 20884230     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Psikologi Ulayat (JPU) [Indonesian Journal of Indigenous Psychology] is a peer-reviewed scientific journal in Psychology that publishes empirical based research articles of various topics related to psychology, particularly topics that emphasize indigenous values and cultures of Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue " Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat" : 6 Documents clear
NILAI-NILAI KEBAJIKAN: KEBAIKAN HATI, LOYALITAS, DAN KESALEHAN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU Anatassia, Dede Fitriana; Milla, Mirra Noor; El Hafiz, Subhan
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.994 KB) | DOI: 10.24854/jpu12015-30

Abstract

Abstract — The belief in good values that live in the community have an influence on the individual’s behavior. Virtue is one of them. Virtues found to have links with the individual’s character and personality. By using the approach of constructive realism indigenous psychology, this study aims to explore the virtues in the context of Melayu culture. Data collection techniques in this study were open ended questions and multiple responses. Data were analyzed with qualitative and quantitative methods using NVivo. It was found that kindness and loyalty are the core virtues that are considered important in everyday life. In the relationship context, the behaviors target of these values is higher in the community than personal. Virtues was found to be differ according to the demands of the situation. These virtues shifted in problem solving situations, where kindness and empathy are expected to appear less than serenity and resourceful. It is clear that the virtues which embraced by the individual does not always manifest if the situation is not supportive for the emergence of these virtues. Abstrak — Kepercayaan pada nilai-nilai kebaikan yang hidup dalam masyarakat memiliki pengaruh pada perilaku individu. Nilai-nilai kebajikan adalah salah satunya. Nilai kebajikan ditemukan memiliki kaitan dengan karakter dan kepribadian seseorang. Dengan menggunakan pendekatan realisme konstruktif indigenous psychology, studi ini bertujuan menggali nilai-nilai kebajikan dalam konteks budaya Melayu. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data open ended question dan multi respon. Data dianalisis dengan metode kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan NVivo. Ditemukan bahwa nilai-nilai kebaikan hati dan loyalitas merupakan nilai-nilai utama yang dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks relasi, target pengamalan perilaku dari nilai-nilai tersebut lebih tinggi pada komunitas dibandingkan personal. Nilai-nilai kebajikan ditemukan berbeda sesuai dengan tuntutan situasi. Nilai-nilai tersebut bergeser dalam situasi penyelesaian masalah, dimana kebaikan hati dan empati lebih sedikit diharapkan muncul dibandingkan ketenangan (serenity) dan kepandaian (resourceful). Hal ini menjelaskan bahwa nilai-nilai yang dianut oleh individu tidak selalu manifes jika situasinya tidak mendukung bagi munculnya nilai tersebut.
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP GRATITUDE PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN KRISTEN Agata, Winny; Sidabutar, Fransisca M
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.24 KB) | DOI: 10.24854/jpu12015-31

Abstract

Abstract — Adolescents who live in the orphanage usually don’t live with their own family for a variety of reasons. Separation and disappointment with the family often make them hard to show gratitude. Previous studies show that there is a correlation between religiosity and gratitude. But even when they were educated in Christian orphanage that has a routine religious activity, many are found has a hard time to show his or her gratitude. By this research, author wanted to find out the influence of religiosity to gratitude, also the influence of each dimension of religiosity to gratitude. This study used The Four Basic Dimensions of Religiousness Scale and Gratitude Questionnaire – 6 Item Form. The participants of this study are 88 Christian adolescents who live at Christian orphanage, which are 11-20 years old. The result of this study shows that there is a significant influence of religiosity to gratitude (R2= .176, p= .003), with the most significant influence of religiosity’s dimension is behaving (B= .302, p= .019).   Abstrak — Remaja yang tinggal di panti asuhan umumnya tidak tinggal bersama keluarga mereka karena berbagai alasan. Perpisahan dan kekecewaan dengan keluarga seringkali membuat mereka sulit untuk menunjukkan gratitude. Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan adanya korelasi antara religiusitas dan gratitude. Namun walaupun mereka dididik dalam panti asuhan Kristen yang memiliki kegiatan keagamaan yang rutin serta aturan dan didikan yang disesuaikan dengan Alkitab, banyak pula yang masih sulit menunjukkan gratitude. Peneliti ingin mencari tahu bagaimana pengaruh gratitude, serta pengaruh dimensi-dimensi dalam religiusitas terhadap gratitude melalui penelitian ini. Penelitian ini menggunakan The Four Basic Dimensions of Religiousness Scale dan Gratitude Questionnaire – 6 Item Form. Partisipan dari penelitian ini adalah 88 remaja Kristen yang tinggal di panti asuhan Kristen, yang berumur 11-20 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari religiusitas terhadap gratitude (R2= .176, p= .003). Tinjauan dari empat dimensi religiusitas, maka dimensi behaving menunjukkan pengaruh yang signifikan (B= .302, p= .019).
IDENTITAS BUDAYA PADA MAHASISWA BATAK TOBA YANG KULIAH DI MEDAN Nauly, Meutia; Fransisca, Vivi
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.219 KB) | DOI: 10.24854/jpu12015-32

Abstract

Abstract — The phenomenon that underlies the condition of Batak students who grew up in the city of Medan, which no longer uses the language batak, even with their own families, and a lack of understanding for the value of the main culture Bataknese, namely Hamoraon, Hagabeon and Hasangapon and understanding Dalihan na tolu as a concept family relationship in the Batak, raised a main concern of this study. This was a non-experimental and comparison study that aimed to find differences of cultural identity, which consists various aspects, including: perception, importance, esteem, maintenance and behavioral expression, on Batak Toba students who enrolled at the University of North Sumatra, in terms of where the subjects were raised. Results of the data analysis showed the existence of significant difference of the cultural identity in student's Batak Toba, who enrolled at the University of North Sumatra, in terms of where the subject was raised – between the ones who were born and raised in Batak Toba and within the city of Medan. The results shows that cultural identity of students who were born and raised in Batak Toba tends to be stronger than the one possessed by students who were born and raised from the city of Medan. It expressed the need to keep transmitting these values to the younger generation, so that these values remain intact. Abstrak — Penelitian ini diawali dengan semakin banyaknya ditemukan mahasiswa Batak yang dibesarkan di Kota Medan, yang tidak lagi menggunakan bahasa Batak, bahkandengan keluarga mereka sendiri,dan kurangnya  pemahaman akan nilai budaya utama Orang Batak, yakni Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon serta pemahaman akan Dalihan na Tolu sebagai konsep hubungan kekeluargaan pada orang Batak. Penelitian ini merupakan penelitian komparasi non eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan identitas budaya yang terdiri dari aspek perception, importance, esteem, maintenance dan behavioral expression pada mahasiswa Batak Toba yang berkuliah di Universitas Sumatera Utara, ditinjau dari tempat subjek dibesarkan. Hasil analisa data menunjukkan adanya perbedaan identitas budaya pada mahasiswa Batak Toba yang berkuliah di Universitas Sumatera Utara, ditinjau dari tempat subjek dibesarkan, dalam hal ini antara yang lahir dan besar di Tanah Batak Toba dan yang lahir dan besar di Kota Medan.Identitas budaya mahasiswa yang lahir dan besar di Tanah Batak Toba lebih kuat dibandingkan yang dimiliki oleh mahasiswa yang lahir dan besar di Kota Medan.Diutarakan adanya kebutuhan untuk tetap mentransmisikan nilai-nilai budaya terhadap generasi muda, agar nilai-nilai ini tetap terjaga.
PENGARUH KEPRIBADIAN, LETAK KENDALI PERILAKU, DAN MOTIVASI TERHADAP OTONOMI REMAJA MEMILIH PERGURUAN TINGGI Hasnin, Hanrezi Dhania
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.386 KB) | DOI: 10.24854/jpu12015-33

Abstract

Abstract — This study examines the impacts of personality trait, locus of control and motivation to the adolescent’s autonomy on choosing university. Respondents are 222 adolescents, between 16 to 20 years of age, have graduated from high school, have decided to continue study into college or university and are preparing for university’s entry examinations. The data are collected using the Big Five Personality Traits questionnaire, Levenson's IPC Locus of Control questionnaire, Motivation, and Behavioral Autonomy questionnaire that are adapted for the purposes of this study. Results from multiple regression analyses show that some of dimensions in personality traits, locus of control and motivation affect adolescent’s autonomy from father, mother or both on choosing higher education institutions. Moreover, they show that (1) chance and encouragement from others had negative impacts to adolescent’s autonomy from father’s influence for choosing higher education institutions, while on the career motivation it has positive impact. (2) there is no significant impact of all dimensions in personality trait, locus of control, and motivation to adolescent’s autonomy form mother’s influence. (3) chance has significant negative impact to adolescent’s autonomy from parent’s influence. Abstrak — Penelitian ini menguji pengaruh dimensi kepribadian, letak kendali perilaku dan motivasi terhadap otonomi remaja dalam memilih perguruan tinggi. Responden terdiri dari 222 remaja, berusia antara 16 hingga 20 tahun, telah lulus dari sekolah menengah umum, telah memilih perguruan tinggi yang ingin dimasuki dan sedang mengikuti bimbingan belajar sebagai persiapan ujian masuk perguruan tinggi. Data yang dikumpulkan berasal dari kuesioner The Big Five Personality Traits, Levenson’s IPC Locus of Control, motivasi dan otonomi perilaku yang diadaptasi untuk kepentingan penelitian ini. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa beberapa dimensi dari kepribadian, letak kendali perilaku dan motivasi berpengaruh terhadap otonomi remaja dari pengaruh ayah, ibu, atau keduanya dalam memilih perguruan tinggi. Lebih lanjut, hasil-hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) chance dan motivasi dorongan orang lain berpengaruh negatif, sedangkan motivasi karir berpengaruh positif terhadap otonomi remaja dari pengaruh ayah dalam memilih perguruan tinggi. (2) tidak ada pengaruh dari semua dimensi kepribadian, letak kendali perilaku, dan motivasi terhadap otonomi remaja dari pengaruh ibu. (3) chance berpengaruh negatif terhadap otonomi remaja dari pengaruh orangtua.
HUBUNGAN PROBLEMATIC ONLINE GAME USE DENGAN POLA ASUH PADA REMAJA Sulistyo, Juandika Tri; Evanytha, Evanytha; Vinaya, Vinaya
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.5 KB) | DOI: 10.24854/jpu12015-34

Abstract

Abstract — Development of entertainment feature over the internet gives some positive and negative impacts for the users. One of the negative outcomes is the over engagement in the excessive use of online games that create psychological, social, school and work difficulties in a person’s life is known as Problematic Online Game Use  (POGU). This research aimed to explore the correlation between parenting style and Problematic Online Game Use  (POGU). The participants for this research are 200 Indonesian adolescents, ranging from 14 to 24 years old. The term POGU in this research was based on the study conducted by Kim and Kim (2010). An Indonesian version of Problematic Online Game Use Scale and questionnaire to measure parenting style were employed to collect the data. The results of this study indicated that there was a significant relationship between authoritative parenting and POGU, whereas no significant relationship was found between the other three types of parenting, namely: authoritarian, permissive, and neglected to POGU. This study showed higher tendency of Problematic Online Game Use among adolescents with authoritative type of parenting, compared with authoritarian, permissive, and neglected type of parenting. Abstrak — Fitur hiburan yang berkembang seiring dengan perkembangan internet memberikan dampak positif dan negative terhadap penggunanya. Salah satu dampak negatifnya ialah munculnya perilaku bermain game online sampai batas ia menciptakan dampak psikologis, sosial, sekolah, dan bekerja sehingga menimbulkan kesulitan dalam kehidupan seseorang dikenal dengan istilah Problematic Online Game Use (POGU). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara pola asuh yang diberikan orang tua pada remaja dengan  Problematic Online Game Use (POGU). Partisipan penelitian ini adalah remaja Indonesia yang berusia 14-24 tahun, sebanyak 200 orang. POGU dalam penelitian ini dilihat dari sudut pandang teori Kim dan Kim (2010). Alat ukur yang digunakan adalah Problematic Online Game Use Scale yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta alat ukur pola asuh yang diadopsi dari penelitian Chandi (2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh authoritative dan POGU, sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tiga tipe pola asuh lainnya yaitu authoritarian, permissive, dan neglected  dengan POGU. Penelitian ini menunjukkan tingginya kecenderungan Problematic Online Game Use pada remaja dengan pola asuh authoritative, dibandingkan dengan pola asuh authoritarian, permissive, dan neglected.
PERBEDAAN TINGKAT PRASANGKA ANTARA MAHASISWA YANG MENGIKUTI PERKUMPULAN AGAMA DENGAN YANG TIDAK Anissa, Pirda; Sidabutar, Fransisca M
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.111 KB) | DOI: 10.24854/jpu12015-29

Abstract

Abstract — Many research regarding prejudice and religiosity show correlation between these two variables. The present research aims to view the difference in prejudice levels of the minority Muslim students who participate in the religious organizations and those who do not participate in the religious organizations, especially prejudice towards majority religious groups in UPH. This research involved 102 participants aged between 17-24 years old which were selected by using purposive sampling. This research used quantitative approach and survey method. The questionnaire is composed by the researcher based on Myers’ theory of prejudice to measure the level of prejudice and use the intrinsic and extrinsic scales as supporting questionnaire to measure the orientation of the religion. The data were analysed by using the independent sampel t-test. The results shows that there is no significant difference regarding the level of prejudice on Muslim students who participate in the religious organization and those who are not  (t(102) = .603, p>0,05). Abstrak — Beberapa penelitian mengenai prasangka dan religiusitas menunjukkan korelasi antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat prasangka pada mahasiswa minoritas beragama Islam yang mengikuti perkumpulan agama dengan yang tidak mengikuti perkumpulan agama, khususnya dalam prasangka terhadap kelompok agama lain yang merupakan mayoritas di UPH. Penelitian ini melibatkan 102 partisipan berusia 17-24 tahun yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori prasangka dari Myers untuk mengukur tingkat prasangka dan menggunakan alat ukur pendamping yaitu skala intrinsik dan ekstrinsik untuk mengukur orientasi agama. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Independent-sampel t-test. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari tingkat prasangka pada mahasiswa Islam di UPH yang mengikuti perkumpulan agama dan tidak (t(102) = .603, p > 0,05).

Page 1 of 1 | Total Record : 6