cover
Contact Name
Rr. Retno Sugiharti
Contact Email
retno.sugiharti@untidari.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalrep@untidar.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota magelang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan)
Published by Universitas Tidar
ISSN : 2541433X     EISSN : 25080205     DOI : -
Core Subject : Economy,
Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan) managed and published by Faculty of Economics Universitas Tidar, is a journal that take an article in economy fields. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan) published every April and October.
Arjuna Subject : -
Articles 86 Documents
ANALISIS PENGEMBALIAN KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) PETANI PADI DI KABUPATEN KUDUS Widhi Netraning Pertiwi; Irham Irham
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 3, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v3i1.790

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) tingkat pengembalian KKP-E yang sudah dibayarkan oleh petani padi dan untuk mengetahui tingkat kelancaran serta kemampuan pengembalian KKP-E dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian KKP-E oleh petani padi di Kabupaten Kudus. Metode dasar yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 31 responden petani padi yang mengambil KKP-E yang telah jatuh tempo pengembalian kredit. Tingkat pengembalian KKP-E yang diambil oleh petani padi dianalisis menggunakan analisis deskriptif yang diperoleh dari analisis tabel, dimana jumlah pengembalian ini yang akan digunakan sebagai variable dependent (Y) yang diregresikan dengan variable independent (X) merupakan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembalian KKP-E, untuk menguji kebenaran hipotesis tingkat pengembalian KKP-E oleh petani padi digunakan analisis uji t yaitu Paired t Test. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Pengembalian KKP-E oleh petani padi digunakan Metode Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengembalian KKP-E di Kabupaten Kudus dikategorikan lancar dan tepat waktu dengan persentase tingkat tunggakan adalah sebesar 8%, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian KKP-E adalah jumlah pinjaman, lama usahatani, luas lahan, serta umur.
ANALISIS POTENSI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS : TAHUN 2010-2016) Rian Destiningsih; Andhatu Achsa; Yustirania Septiani
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 4, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v4i1.1343

Abstract

Potensi wilayah dalam rangka otonomi daerah semakin digali dari sisi keilmuan dan lapangan. Otonomi daerah yang digaungkan sejak tahun 2001 menuntut daerah secara nyata dan bertanggung jawab dalam hal mengelola sumber pendapatan yang ada supaya meningkatkan perekonomian daerah. Potensi daerah dalam penelitian ini digali menggunakan alat analisis shiftshare E-M, connectivity quotient (CQ), dan Klassen Tipologi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Sektor yang kompetitif dan terspesialisasi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010-2016 yaitu sektor industri pengolahan karena memiliki daya saing tinggi karena nilai Differential Shift (Cj) lebih besar daripada Jawa Tengah Share (Nj). (2) CQ Provinsi Jawa Tengah dibandingkan provinsi di Pulau Jawa dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Tengah termasuk ke dalam memiliki posisi kurang menguntungkan dalam berinteraksi dengan provinsi- provinsi lainnya. Sedangkan CQ setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah dibandingkan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat bahwa ada 19  kabupaten/kota tergolong ke dalam wilayah yang memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi yakni Kabupaten Banjarnegara, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Grobogan, Kudus, Demak, Semarang, Temanggung,  Kendal, Batang, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, dan Kota Pekalongan. (3) Provinsi Jawa Tengah berada pada kuadran empat dimana Jateng termasuk dalam wilayah dikategorikan pada daerah yang relatif tertinggal, hal ini bisa terjadi karena wilayah referensi dalam penelitian ini ialah seluruh provinsi di Pulau Jawa yang mana terjadi ketidakmerataan tingkat PDRB antar enam provinsi yang ada
DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP IPM DI INDONESIA Jurni hayati; Andhatu Achsa
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 2, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v2i3.530

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tipologi daerah berdasarkan desentralisasi fiskal dan IPM serta menganalisis dampak desentralisasi fiskal terhadap IPM di Indonesia.Data yang digunakan data IPM, PAD, DBH SDA, PDRB per kapita, tingkat kemiskinan, koefisien gini, dan tingkat pengangguran di Indonesia periode 2000-2014 yang diperoleh dari BPS Provinsi DI Yogyakarta. Alat analisis mengunakan metode scatter graph dan GLS FEM. Hasil dari analisis metode scatter graph menunjukkan bahwa provinsi yang tergolong IPM tinggi dan rasio PAD tinggi adalah provinsi DKI Jakarta, Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.IPM tinggi dan rasio DBH SDA tinggi adalah provinsi Riau, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, dan Jambi.Hasil dari regresi dampak desentralisasi fiskal terhadap IPM dilihat dari sisi rasio PAD dan rasio DBH SDA menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan.Hasil regresi ini relatif robust karena cenderung tidak jauh berbeda setelah ditambah variabel rasio DAU.
PENGARUH TINGKAT GLOBALISASI TERHADAP PENGANGGURAN DI ASEAN Zahrina Zata Lini; Hadi Sasana
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 4, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v4i1.1338

Abstract

Globalisasi dapat dilihat dari tiga aspek penting, globalisasi dari perspektif ekonomi, sosial dan politik. Cerminan adanya globalisasi adalah pembentukan ASEAN sebagai salah satu organisasi wilayah yang sangat terintegrasi. Keterbukaan ekonomi suatu negara akan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara masing-masing negara, kemudian akan membuka transaksi perdagangan seperti memperluas ekspor dan impor. Jika ekspor komoditas unggulan suatu negara meningkat, maka akan mengarah pada peningkatan produksi yang akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja yang lebih luas dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data panel di sembilan negara ASEAN pada periode 2000-2015. Hasilnya menunjukkan tingkat globalisasi sosial dan politik berpengaruh pada pengurangan pengangguran, sementara globalisasi ekonomi berpengaruh pada peningkatan pengangguran di sembilan negara ASEAN. Variabel penjelas lainnya seperti Pertumbuhan PDB memiliki efek negatif dan tidak signifikan terhadap pengangguran. Variabel inflasi dan pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran.
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI FAKTOR INPUT SEBAGAI VARIABEL PEMBENTUK INDEKS DAYA SAING DAERAH KABUPATEN CIREBON TAHUN 2016 Pahrul Fauzi
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 2, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v2i2.228

Abstract

Era globalisasi menuntut setiap daerah (kabupaten-kota, provinsi) untuk dapat menginventarisasi sekaligus melakukan upaya dalam mengoptimalkan semua sumber daya (resources) yang dimiliki. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan daya saing daerah yang bersangkutan. Penelitian ini melakukan analisis guna inventarisasi sekaligus klasifikasi faktor-faktor input pembentuk indeks daya saing daerah yang ada di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode wawancara yang dilakukan padabulan Oktober-Desember 2016. Analisis Hierarki Proses (AHP) menjadi alat analisis utama dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis hierarki proses (AHP) diketahui bahwa faktor input pada level pertama, urutan prioritasnya adalah faktor SDM dan Ketenagakerjaan (24,75%). Pada level kedua yaitu faktor Konektivitas Terintegrasi (20,19%), disusul dengan faktor Iklim Usaha Produktif (18,89%). Faktor Kelembagaan Daerah dan faktor Perekonomian Daerah berada pada urutan prioritas keempat dan kelima dengan persentase sebesar 14,46% dan 11,16% yang disusul oleh faktor keenam yaitu faktor Perbankan dan Lembaga Keuangan dengan persentase sebesar 10,54%.
MODERNISASI & KELOMPOK MENENGAH INDONESIA Iskandar Iskandar
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 3, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v3i2.1041

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan persoalan pembangunan di Indonesia yang berkaitan dengan sumber daya aquatic, kehutanan, kelompok menengah Indonesia yang menjadi keunggulan dalam struktur pembangunannya. Hambatan pembangunan dalam pengembangan sumberdaya aquatik perlu modernisasi. Modernisasi adalah satu keharusan dalam proses pembangunan aquatic, kehutan dan kelompok menengah Indonesia. Pemakaian teknologi tepat guna menjadi sumber daya yang menopang pengembangan pembangunan kelompok menengah. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis terhadap kekuatan dan kelemahan potensi pembangunan ekonomi Indonesia. Data-data primer digunakan untuk mendiskripsikan masalah-masalah modernisasi dan pengembangan kelompok menengah. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah pustaka, review artikel dan kemudian diolah agar kesimpulan penulisan ini dapat dikembangkan teori organisasi, modernisasi dan bukti empirik. Hasil dari penulisan ini menyatakan bahwa proses modernisasi bagi pembangunan ekonomi Indonesia dan kelompok menengah perlu dilakukan, reorientasi persoalan pembangunan dalam kaitan dengan sumberdaya aquatic dan kehutanan serta pengembangan kelompok menengah Indonesia perlu menjadi prioritas utama.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA BANK UMUM DI KABUPATEN BANYUMAS Gentur Jalunggono
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 1, No 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v1i1.53

Abstract

This research is entitled "The Factors That Affecting Working Capital Loan Disbursement in Banyumas Regency". The aims of the research are to analyze some variables that affect the working capital loan disbursement in Banyumas Regency during the period July 2011 until December 2015. The research methods that used in this study are descriptive method and analyses method with multiple regression analysis semi-log model to find out the influence of independent variables to dependent variable. Based on the result of multiple regression analysis can be known that adjusted R-square value is 0,8150 or 81,50 percent, it means that the variation of independent variables like Third Party Funds (TPF), Inflation, Non-Performing Loan (NPL), and BI Rate can explain 81,50 percent of the working capital loan disbursement in Banyumas Regency. The result of t-test concludes that independent variables have significant impact.
AKSES KREDIT USAHA RAKYAT UMKM ANGGOTA KLASTER OLAHAN PANGAN KOTA SEMARANG Phany Ineke Putri; erna probosiwi
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 3, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v3i1.791

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana faktor sosialisasi, jaminan, persepsi kualitas layanan KUR (orang-orang bisnis kredit), dan persepsi suku bunga yang mempengaruhi akses KUR ke UKM Food Processing Cluster di Semarang. Jumlah populasi penelitian adalah 105 orang, dengan 36 orang sebagai sampel. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan data primer. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan Ordinary Least Square (OLS) sebagai alat untuk menganalisis data.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persepsi minat berpengaruh negatif terhadap akses KUR (usaha kredit orang). Persepsi kualitas layanan secara positif mempengaruhi akses KUR (bisnis kredit orang). Baik jaminan, maupun sosialisasi tidak mempengaruhi akses KUR oleh anggota klaster Pengolahan Makanan di Semarang. Pemerintah harus menurunkan tingkat bunga KUR dengan menambahkan subsidi bunga kepada bank yang menyediakan. Kualitas layanan bank dalam mendistribusikan KUR perlu ditingkatkan sehingga dapat menarik debitur untuk mengakses KUR, dan dengan demikian tujuan pemerintah pada program ini dapat dicapai untuk memberdayakan UKM dan mempercepat pengembangan sektor riil.
ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Jalu Aji Prakoso; Fitrah Sari Islami; Rr. Retno Sugiharti
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 4, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v4i1.1344

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kemampuan keuangan daerah dan kemandirian keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengaruh tingkat kemampuan keuangan daerah, kemandirian keuangan daerah dan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan pada kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 - 2013. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa data Laporan Realisasi Anggaran (LRA), PDRB dan Tingkat Kemiskinan pada kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 - 2013. Pengumpulan data berasal dari data sekunder yang telah dimiliki dari instansi bersangkutan. Metode analisis data pada penelitian ini ada 2 macam, yang pertama adalah analisis rasio keuangan dan kedua adalah regresi linier berganda. Hasil analisis menyebutkan bahwa rasio kemampuan keuangan daerah sebagian besar berada dalam posisi sangat kurang dan hasil rasio kemandirian keuangan daerah sebagian berada dalam kondisi instruktif. Hasil regresi model pertama menyebutkan bahwa kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kemudian model kedua, dimana terdapat pengaruh negatif signifikan atas kemandirian keuangan daerah terhadap kemiskinan. Artinya, dari kondisi kemandiri keuangan daerah pada kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah akan membawa dampak atas peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pengurangan penduduk miskin. Perlu upaya bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaan yang berasal dari potensi yang dimiliki masing-masing daerah sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan kemandirian keuangannya.
ANALISIS TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2004-2013 Istiqomah Sapti Wulandari
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 1, No 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v1i1.48

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui klasifikasi berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Kabupaten Magelang, hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan di Kabupaten Magelang serta klasifikasinya kawasan ketimpangan.Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan dari hasil publikasi BPS yang mencakup: Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2004 – 2013, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magelang atas dasar harga konstan tahun 2004 – 2013. Klasifikasi kecamatan dihitung menggunakan Tipologi Klassen, sedangkan untuk ketimpangan pendapatan dihitung menggunakan Indeks Williamson. Hasil analisis dengan Tipologi Klassen menunjukkan bahwa kecamatan di Kabupaten Magelang kebanyakan masuk dalam daerah kategori daerah cepat maju dan cepat tumbuh23% atau 5 Kecamatan, sedangkan yang termasuk daerah relatif tertinggal sebanyak 38% atau 8 Kecamatan. Untuk hasil analisis dengan menggunakan Indeks Williamson, di dapat bahwa tingkat ketimpangan kabupaten Magelang bekisar antara 0,30 - 0,45 sehingga hal ini menunjukkan bahwa kabupaten Magelang masuk dalam kawasan ketimpangan sedang. Untuk hasil perhitungan dengan menggunakan Korelasi Pearson dapat diketahui bahwa hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan adalah tidak signifikan