cover
Contact Name
hendra
Contact Email
hendra@urindo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
yeny.sulistyowati@urindo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah RESPATI
ISSN : 14117126     EISSN : 26229471     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Ilmiah Respati (JIR) dengan e-ISSN : 2622-9471 diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Respati Indonesia, Jakarta, Jurnal Ilmiah Respati ini terbit dua kali setiap tahun, yakni pada bulan Juni dan bulan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati" : 7 Documents clear
Respon Polikultur Cabai Rawit Dan Sawi Terhadap Waktu Pengomposan Dan Dosis Kompos Kulit Bawang Merah Peileku Yikwa; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.850

Abstract

Polikultur tanaman di polibag merupakan salah satu teknologi pertanian perkotaan yang murah dan sederhana. Media tanam yang dapat digunakan adalah limbah rumah tangga seperti kompos kulit bawang merah. Metode ini memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan lingkungan dan ketahanan pangan masyarakat perkotaan. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon polikultur tanaman bawang merah dan sawi terhadap waktu pengomposan dan dosis kompos kulit bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia pada bulan Februari sampai Agustus 2019. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan   Rangcangan Acak Lengkap (RAK) Faktorial, yang terdiri atas faktor pertama yaitu dosis kompos limbah kulit bawang merah (P0= tanpa pemberian kompos limbah kulit bawang merah (kontrol), P2= dosis limbah kulit bawang merah 100 gr/polybag, P3= dosis limbah kulit bawang merah 150 gr/polibag, dan P4= dosis limbah kulit bawang merah 200 gr/polibag) dan faktor kedua yaitu waktu pengomposan (W1 = 24 jam dan W2 = 36  jam). Semua perlakukan diulang sebanyak 4 ulangan sehingga diperoleh 32 satuan percobaan. Paramater yang diamati meliputi tanaman cabai rawit (tinggi tanaman, bobot basah, dan bobot buah) serta tanaman sawi (tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot basah). Hasil penelitian menunjukkan pemberian kompos umur 36 jam sebanyak 100 gram/polibag pada tanaman cabai rawit dan sawi yang ditanam secara polikultur menggunakan polibag menghasilkan bobot tanaman dan bobot buah cabai rawit yang paling tinggi yaitu masing-masing 211,25 gram dan 73,25 gram. Kata Kunci: Pertanian perkotaan, polikultur, kompos kulit bawang merah, cabai rawit, sawi 
Bobot Produksi Telur Burung Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) dengan Pemberian Larutan Daun Kelor Maria Aditia Wahyuningrum; Bachtar Bakrie; Hendri Fahroji
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.846

Abstract

Pemeliharaan burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) di daerah tropis tidak terlepas dari permasalahan konsumsi pakan dan cekaman stres akibat panas. Tanaman kelor menjadi salah satu alternatif pengganti antibiotic karena telah dikenal sebagai sumber nutrisi yang sangat baik dengan protein yang cukup tinggi dan baik bagi ternak monogastrik, dikenal pula sebagai sumber antioksidan alami yang mengandung karoteinoid, selenium, flavonoid dan fenolik yang dapat memperbaiki performa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengkaji tentang performa produksi telur burung puyuh (Coturnix coturnix Japonica) fase layer yang diberi larutan daun kelor (Moringa oleifera Lam) dalam air minum sebagai suplemen beta karoten yang aman dengan berbagai level dosis yang tepat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan pada masing-masing 5 ekor. Perlakuan air minum pada penelitian ini terdiri atas lima taraf pemberian yaitu : R1 = air minum tanpa larutan daun kelor (kontrol), R2 = larutan daun kelor 5%, R3 = larutan daun kelor 10%, dan R4 = larutan daun kelor 15%. Variable penelitian meliputi bobot telur dan  produksi telur. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan  uji  F  ANOVA,  apabila hasil menunjukkan  perlakuan  berbeda  nyata  maka  dilakukan  uji  perbandingan berganda duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil perhitungan produksi telur burung puyuh pada R1 = 83,14 - 92,57 %, R2 = 85,14 - 96,00 %, R3 = 84,45 - 93,71% dan R4 = 83,43 - 95,43 % sedangkan bobot telur burung puyuh pada R1 = 10,98 - 11,47 gram, R2 = 10,95 - 11,41 gram, R3 = 11,11 - 11,50 gram, dan R4 = 11,17 - 11,70 gram.Kata Kunci: Burung puyuh, Larutan kelor, Antioksidan alami, Bobot telur.
Pengaruh Insektisida Nabati Umbi Gadung terhadap Wereng Batang Cokelat (Nillavarpata lugens Stall) Pada Tanaman Padi Muhidin Muhidin; Ruswadi Muchtar; Hasnelly Hasnelly
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.856

Abstract

ABSTRAKPengendalian wereng coklat selama ini dilakukan dengan cara konvensional yaitu menggunakan insektisida kimia namun berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Insektisida nabati merupakan solusi yang tepat untuk mengendalikan hama tanaman. Salah satu insektisida nabati yang dapat digunakan untuk mengendalikan wereng batang coklat adalah umbi gadung. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas pestisida nabati umbi gadung terhadap hama wereng coklat pada tanaman padi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Insekstisida umbi gadung berpengaruh nyata terhadap mortalitas wereng batang coklat. Dosis insektisida umbi gadung 100 gram/liter menghasilkan mortalitas wereng batang coklat paling tinggi yang dimulai pada 65 jam dan 69 jam setelah aplikasi yaitu 87,90% dan 89,40% sedangkan mortalitas wereng batang coklat paling rendah adalah kontrol yaitu kurang dari 7,10%.Kata Kunci: Hama tanaman, Wereng batang coklat, Insektisida nabati, Umbi gadung
Uji Antagonis Actinomycetes terhadap Patogen Colletotrichum capsici Penyebab Penyakit Antraknosa pada Buah Cabai Rawit Reni Nurjasmi; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.843

Abstract

Colletotrichum capsici merupakan fungi patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai. Pengendalian fungi ini pada umumnya menggunakan fungsida kimia yang justru berdampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Pemanfaatan Actinomycetes sebagai pengendali hayati dinilai lebih tepat karena ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemampuan actinomycetes dalam mengendalikan patogen C. capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai rawit. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel yang digunakan adalah 9 isolat actinomycetes yang menghasilkan persentase daya hambat di atas 80% yaitu isolat PnGB1, PnGB4, PnGB6, PnGB9, PnGB10, PnGB11, PnGB14, PnGB16, PnGB17 dan kontrol negatif. Isolat tersebut telah diisolasi dari Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor. Setiap  perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan, sehingga terdapat 30 unit percobaan. Variabel penelitian meliputi masa inkubasi, kejadian penyakit dan intensitas penyakit. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan  uji  F  ANOVA,  apabila hasil menunjukkan  perlakuan  berbeda  nyata  maka  dilakukan  uji  perbandingan berganda duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil uji in vitro  penghambatan Actinomycetes terhadap patogen C. capsici, diperoleh 9 isolat yang memiliki daya hambat di atas 80% yaitu PnGB1 (83,35%), PnGB4 (80,80%), PnGB6 (82,35%),  PnGB9 (83,10%), PnGB10 (85,10%), PnGB11 (81,65%), PnGB14 (83,10%), PnGB16 (83,35%) dan PnGB17 (80,80%). Kata Kunci: Antraknosa, Cabai rawit, C. capsici, Agen hayati, Actinomycetes
Pengaruh Agen Hayati terhadap Wereng Batang Cokelat (Nillavarpata lugens Stall) Pada Tanaman Padi Teguh Aristyawan; Ruswadi Muchtar; Diah Meidiantie
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.863

Abstract

Wereng batang coklat merupakan hama utama pada tanaman padi. Pada umumnya dikendalikan menggunakan insektisida kimia namun berakibat buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Alternatif insektisida yang direkomendasikan untuk mengendalikan hama tanaman adalah agen hayati Beauvaria bassiana. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas Beauvaria bassiana sebagai insektisida hayati terhadap mortalitas wereng batang coklat pada tanaman padi. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan terdiri dari                          A = kontrol (1 liter air), B = 1 liter air + 101/ml spora Beauvaria bassiana, C = 1 liter air + 102/ml spora Beauvaria bassiana, D = 1 liter air + 104/ml spora Beauvaria bassiana, E = 1 liter air + 106/ml spora Beauvaria bassiana. Perlakuan di ulang sebanyak 6 ulangan sehingga terdapat 30 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 1 liter air + 106 ml spora Beauvaria bassiana mengghasilkan mortalitas batang coklat yang paling tinggi dan berpengaruh nyata dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci: Hama tanaman, Wereng batang coklat, Agen hayati, Beauvaria bassiana
Kajian Perbandingan Analisa Usaha Tani serta Produktivitas Tanaman Cabai Rawit di Dalam Polibag dan di Lahan Pekarangan Siti M Sholihah; Luluk Syahr Banu; Ani Nuraini; Petrus Amrih Piguno
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.844

Abstract

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibudidayakan secara komersial di negara-negara tropis termasuk Indonesia. Budidaya tanaman cabai rawit mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja, pengurangan impor, dan peningkatan ekspor non migas. Kebutuhan terhadap cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perekonomian nasional. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia Jakarta pada bulan Juli sampai bulan Desember 2019. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Perlakuan terdiri atas penanaman cabai rawit di lahan dan di dalam polibag, jumlah tanaman per pelakuan adalah 20 tanaman, sehingga jumlah tanaman seluruhnya 40 tanaman. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, berat segar, produktivitas, analisa usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas cabai rawit yang ditanam di lahan pekarangan lebih besar (3,141 ton/ha) dari pada di polibag (1,927 ton/ha). Berdasarkan analisis usaha tani, tingkat efisiensi ekonomi budidaya cabai rawit masih rendah, nilai RC-ratio < 1, sehingga tidak efisien dan tidak dilayak dilakukan dan perlu dikaji ulang. Kata kunci : cabai rawit, pertumbuhan, produktivitas, analisa usaha
Implementasi Jenis Kemasan Untuk Memperpanjang Umur Simpan Sayuran Pakcoy Waryat Waryat; Yosi Handayani
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.847

Abstract

Komoditas hortikultura seperti sayuran merupakan produk hidup yang masih aktif melakukan aktifitas metabolismenya setelah dipanen. Hal tersebut dicirikan dengan adanya proses respirasi yang masih berjalan seperti halnya sebelum produk tersebut dipanen. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan terhadap karakteristik dan umur simpan sayuran pakcoy yang disimpan pada suhu dingi. . Bahan yang digunakan dalam kajian ini adalah sayuran pakcoy, plastik PP, plastik PE, kertas koran dan plastik wraping. Sayuran pakcoy yang telah dipanen dimasukan kedalam empat jenis kemasan  lalu disimpan pada suhu dingin. Pengamatan dilakukan setiap hari selama tujuh hari. Variabel yang diamatI antara lain kadar air, susut bobot, TPC dan Logam Berat (Pb dan Hg). Rancaangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sayuran pakcoy yang telah disimpan selama tujuh hari pada suhu dingin menggunakan PP mempunyai susut bobot terendah yaitu 5,84%, sedangkan nilai kadar air (93,65%), dan TPC (6,4X105 cfu/g) terbaik pada sayuran pakcoy yang disimpan pada suhu dingin menggunakan PP. Sayuran pakcoy masih memiliki kaarakteristik yang baik seteleh disimpan selama 7 hari pada suhu dingin dan dikemas dengan plastik PP.Kata kunci : Suhu, Jenis kemasan, Pakcoy, Karakteristik

Page 1 of 1 | Total Record : 7