Reni Nurjasmi
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia Jakart

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pengaruh Kompos Kulit Bawang Merah dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.) Sri Yolanda Yuliana Adam; Reni Nurjasmi; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v10i2.656

Abstract

Salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi atau komersial adalah tanaman bawang merah. Berdasarkan data ketersediaan nasional, bawang merah surplus dalam dua tahun terakhir dan berdampak banyaknya limbah kulit bawang merah juga. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pengaruh kompos kulit bawang merah dan pupuk NPK terhadap tanaman cabai rawit dan mengetahui dosis kompos kulit bawang merah dan NPK yang memberikan pertumbuhan tanaman cabe rawit merah yang terbaik. Penelitian dilaksanakan bulan April sampai dengan Agustus 2019 dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri atas dua faktor. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan sehingga diperoleh 48 unit percobaan. Faktor I adalah kompos kulit bawang merah dan faktor II adalah pupuk NPK. Pengamatan yang diamati adalah Tinggi Tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah bunga, berat basah (gr) dan berat kering per tanaman (gr). Hasil  penelitian menunjukkan bahwa kompos kulit bawang merah dan NPK berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabe dan dosis interaksi kompos kulit bawang merah dan NPK yang paling baik adalah 600 gram/polibag kompos kulit bawang merah dan 1.85 gram/polibag NPK. Kata kunci : Kompos, Limbah kulit bawang merah, NPK, Cabe rawit
Karakteristik Kompos Asal Berbagai Jenis Limbah Organik Dengan Penambahan Beberapa Macam Bioaktivator Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.421 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.90

Abstract

Produksi limbah organik seperti sampah kota, eceng gondok, serbuk gergaji yang melimpah seringkali menimbulkan masalah lingkungan. Namun dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kompos. Pengomposan dapat dipercepat prosesnya menggunakan bioaktivator baik bioaktivator alami seperti isi  rumen sapi maupun buatan seperti EM4. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh jenis limbah organik dan bioaktivator terhadap karakteristik kimia dan biologi kompos yang dihasilkan. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 2 faktordan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis limbah organik terdiri atas eceng gondok, sampah kota dan serbuk gergaji. Faktor kedua adalah bioaktivator terdiri atas   EM4 dan isi rumen sapi. Variabel penelitian meliputi karakteristik kimia kompos (pH, rasio C/N, kapasitas tukar kation, kadar abu, gugus karboksilat serta gugus fenolat) dan karakteristik biologi kompos (uji kecambah kacang hijau). Hasil pengomposan eceng gondok dan sampah kota menggunakan bioaktivator berpengaruh nyata terhadap KTK dan kandungan abu. Pengomposan menggunakan isi rumen sapimenghasilkan  KTK  tertinggi  (112,08  (cmol(+)kg-1)  sedangkan  pengomposan  menggunakan  EM4  menghasilkankandungan abu tertinggi (35,19%). Pengomposan sampah kota menggunakan EM4 menghasilkan KTK tertinggi (190,83 (cmol(+)kg-1) sedangkan pengomposan meggunakan isi rumen sapi menghasilkan kandungan abu tertinggi (33,29%). Interaksi pengomposan serbuk gergaji menggunakan bioaktivator berpengaruh nyata terhadap rasio C/N, KTK dan perkecambahan kacang hijau yaitu pengomposan serbuk gergaji menggunakan EM4 menghasilkan rasio C/N terendah (51,51) dan KTK tertinggi (143,17 (cmol(+)kg-1) sedangkan pengomposan menggunakan isi rumen   sapi   menghasilkan   perkecambahan   kacang   hijau   tertinggi   (8,21%).       Kesimpulan   pengomposan menggunakan isi rumen sapi menghasilkan perkecambahan kacang hijau tertinggi (8,21%). Kata Kunci            : Eceng Gondok, EM4, Isi Rumen Sapi, Kompos, Sampah Kota, Serbuk Gergaji.
PENGARUH KOMPOS ECENG GONDOK DAN TRICHO KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS FISIK BIBIT KACANG PANJANG Didit Gustaman; Suryani .; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.234 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i1.216

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhkompos eceng gondok dan tricho kompos terhadap pertumbuhan bibit kacang panjang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 36 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pertama terdiri dari kompos eceng gondok; 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%, kedua tricho kompos; 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, kekokohan bibit,  rasio pucuk akar, indeks mutu bibit, bobot segar, dan bobot kering. Hasil penelitian menunjukkan  perlakuan kompos eceng gondok dosis 50% menghasilkan pertumbuhan dan kualitas fisik yang paling tinggi. Perlakuan  tricho kompos yang menghasilkan pertumbuhan  dan kualitas fisik bibit kacang panjang yang paling tinggi adalah tricho kompos 0% (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan berat kering batang, panjang akar dan indeks mutu bibit), tricho kompos  20% (kekokohan bibit) dan tricho  kompos 50% (RPA). Perlakuan interaksi yang menghasilkan pertumbuhan bibit kacang panjang  yang paling tinggi adalah kompos eceng gondok dosis 30% dan tricho kompos dosis 20%, kompos eceng gondok dosis 30% dan tricho kompos dosis 30% (RPA), kompos eceng gondok dosis 30% dan tricho kompos dosis 40% (IMB), dan kompos eceng gondok dosis 30% dan  trichokompos dosis 50% (kekokohan bibit). Perlakuan interaksi kompos eceng gondok dan tricho kompos menghasilkan pertumbuhan dan kualitas fisik bibit kacang panjang yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan tunggal. Kata kunci: eceng gondok, tricho kompos, bibit kacang panjang
Pengaruh Perlakuan Asap Cair terhadap Plutella xylostella L. pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L) Indriani Kusuma Daud Malvini; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v10i2.652

Abstract

Tanaman sawi (Brassica rapa L) merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat potensial untuk dibudidayakan. Akan tetapi tanaman sawi pakcoy mengalami penurunan, salah satu penyebabnya adalah serangan organisme pengganggu tanaman hama ulat daun Plutella xylostella. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya pengendalian terhadap hama tersebut. Penggunaan asap cair sebagai biopestisida nabati berperan dapat mencegah resistensi pada hama sasaran, resurgensi hama utama dan menghindari pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi asap cair yang paling optimum terhadap mortalitas hama P. xylostella pada tanaman sawi pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian Bekasi pada bulan Oktober sampai dengan Februari 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan satu faktor (konsentrasi asap cair), yang  terdiri atas enam perlakuan yaitu PO (kontrol), P1 (konsentrasi 3%), P2 (konsentrasi 6%), P3 (konsentrasi 9%), P4 (konsentrasi 12%) dan P5 (konsentrasi 15%) masing-masing dengan 5 ulangan. Variabel penelitian meliputi mortalitas, kerusakan daun dan berat basah sawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asap cair, semakin tinggi pula angka mortalitas larva P. xylostella. Dari hasil pengamatan menunjukkan aplikasi penyemprotan asap cair yang pada konsentrasi 9% efektif mengendalikan mortalitas sebesar 65% dan tidak mengakibatkan kerusakan pada tanaman sawi pakcoy. Kata Kunci: Sawi pakcoy, Asap Cair, Plutella xylostella 
Respon Tanaman Bawang Merah terhadap Dosis Trichokompos Agung Baehaki; Ruswadi Muchtar; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.732 KB) | DOI: 10.52643/jir.v10i1.356

Abstract

Trichokompos berperan meningkatkan produksi tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah serta mengandung cendawan antagonis Trichoderma sp yang mampu menekan penyakit tanaman dan mempercepat dekomposisi unsur hara. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah terhadap penggunaan dosis trichokompos. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan dosis trichokompos yaitu P0 (0 g/polibag), P1 (100 g/polibag), P2 (200 g/polibag), P3 (300 g/polibag), P4 (400 g/polibag), P5 (500 g/polibag), P6 (600 g/polibag). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Media tanam terdiri atas tanah dan sekam bakar dicampur dengan perbandingan 1:1 kemudian ditambahkan trichokompos sesuai dosis perlakuan. Bagian ujung bibit bawang merah diiris melintang selanjutnya ditanam dengan cara membenamkan sedalam 5 cm bagian bibit ke dalam media tanah. Data yang dianalisis meliputi pengamatan setiap minggu terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi per rumpun, dan diameter umbi serta pengamatan setelah panen terdiri dari bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah. Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dianalisis dengan uji F, apabila terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan denganmelakukan Uji Beda Nyata Terkecil (5%). Trichokompos berpengaruh nyata terhadap bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah. Bobot basah paling tinggi dihasilkan oleh perlakuan trichokompos 600 gram/polibag berbeda nyata dengan kontrol, trichokompos 100 gram/polibag dan 200 gram/polibag namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan trichokompos 400 gram/polibag dan 500 gram/polibag.  Bobot kering paling tinggi dihasilkan perlakuan trichokompos 500 gram/polibag berbeda nyata dengan kontrol dan 100 gram/polibag namun tidak berbeda nyata dengan trichokompos 100 gram/polibag, 200 gram/polibag 300 gram/polibag, dan 400 gram/polibag. Kata Kunci: Bawang merah, Pupuk organik, Trichokompos
Review: Potensi Pengembangan Pertanian Perkotaan oleh Lanjut Usia untuk Mendukung Ketahanan Pangan Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i1.1406

Abstract

Pertanian perkotaan merupakan sebuah industri yang memproduksi, memproses, dan menjual bahan makanan dalam rangka memenuhi permintaan harian konsumen dalam kota dan pinggiran kota melalui penerapan metode produksi intensif, menggunakan sumber daya alam dan limbah perkotaan untuk menghasilkan berbagai macam tanaman dan ternak. Paradigma peran pertanian perkotaan telah bergeser pada tataran peran yang lebih strategis, yakni sebagai pendukung ketahanan pangan dan keamanan pangan kota serta sekitar kota. Implementasi pertanian perkotaan yang dilakukan secara penuh di setiap kota besar dunia akan menghasilkan 180 juta ton bahan makanan selama setahun. Angka tersebut merupakan 10 persen dari total hasil produksi makanan secara global. Meskipun saat ini banyak masyarakat yang menaruh minat pada pertanian perkotaan namun jumlahnya masih jauh dari mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, akibatnya hingga saat ini pasokan pangan perkotaan masih sangat bergantung pada perdesaan maupun kawasan pinggir kota bahkan beberapa produk pangan merupakan produk impor. Populasi lansia di perkotaan mengalami peningkatan 52,80 persen dibandingkan di perdesaan yaitu 47,20 persen. Diprediksi pada tahun 2050 populasi lansia mencapai 25 persen dari total populasi penduduk Indonesia. Potensi ini harus menjadi peluang untuk mengembangkan pertanian perkotaan melalui pemberdayaan lansia untuk mewujudkan ketahanan pangan. Berbagai teknologi pertanian perkotaan dapat menjadi pilihan bagi lansia untuk bercocok tanam namun yang paling direkomendasikan adalah model vertikultur atau bertingkat. Pertanian perkotaan juga berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mental yaitu menurunkan tingkat stres, meningkatkan serotin, meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke, meningkatkan kesehatan otak, meningkatkan mobilitas, dan meningkatkan kebutuhan nutrisi dan gizi. Kata Kunci: Pertanian Perkotaan, Lanjut Usia, Ketahanan Pangan
Pemanfaatan Lahan Sempit Perkotaan Untuk Kemandirian Pangan Keluarga Suryani Suryani; Reni Nurjasmi; Rini Fitri
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i2.1102

Abstract

Pengelolaan lahan adalah proses perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia, keuangan, fisik dan informasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dalam pengelolaan lahan. Perubahan penggunaan lahan di perkotaan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah perkotaan. Pertumbuhan ekonomi dan populasi serta preferensi masyarakat sebagai pendorong perubahan penggunaan lahan tercermin dalam pola penggunaan lahan di perkotaan. Kawasan perkotaan membutuhkan kebijakan untuk mengendalikan perubahan penggunaan lahan untuk mewujudkan kemandirian pangan keluarga dan pembangunan kota yang berkelanjutan. Praktik pertanian di perkotaan yang berkembang saat ini mengikuti karakteristik zona dan sesuai dengan ketersediaan lahan. Kegiatan pertanian perkotaan terbatas pada sayuran, hortikultura, tanaman hias dan tanaman obat. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan lahan terbatas perkotaan untuk pertanian dan kemandirian pangan keluarga. Kata Kunci: Keterbatasan Lahan, Pertanian Perkotaan, Pangan, Keluarga
Uji Antagonis Actinomycetes terhadap Patogen Colletotrichum capsici Penyebab Penyakit Antraknosa pada Buah Cabai Rawit Reni Nurjasmi; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.843

Abstract

Colletotrichum capsici merupakan fungi patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai. Pengendalian fungi ini pada umumnya menggunakan fungsida kimia yang justru berdampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Pemanfaatan Actinomycetes sebagai pengendali hayati dinilai lebih tepat karena ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemampuan actinomycetes dalam mengendalikan patogen C. capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai rawit. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel yang digunakan adalah 9 isolat actinomycetes yang menghasilkan persentase daya hambat di atas 80% yaitu isolat PnGB1, PnGB4, PnGB6, PnGB9, PnGB10, PnGB11, PnGB14, PnGB16, PnGB17 dan kontrol negatif. Isolat tersebut telah diisolasi dari Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor. Setiap  perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan, sehingga terdapat 30 unit percobaan. Variabel penelitian meliputi masa inkubasi, kejadian penyakit dan intensitas penyakit. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan  uji  F  ANOVA,  apabila hasil menunjukkan  perlakuan  berbeda  nyata  maka  dilakukan  uji  perbandingan berganda duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil uji in vitro  penghambatan Actinomycetes terhadap patogen C. capsici, diperoleh 9 isolat yang memiliki daya hambat di atas 80% yaitu PnGB1 (83,35%), PnGB4 (80,80%), PnGB6 (82,35%),  PnGB9 (83,10%), PnGB10 (85,10%), PnGB11 (81,65%), PnGB14 (83,10%), PnGB16 (83,35%) dan PnGB17 (80,80%). Kata Kunci: Antraknosa, Cabai rawit, C. capsici, Agen hayati, Actinomycetes
PENGARUH JENIS IKAN NILA DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) SISTEM AKUAPONIK Moechamad Iqbal Ramadhan; Suryani .; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.694 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i1.226

Abstract

Akuaponik adalah suatu perpaduan sistem budidaya antar sub sistem hidroponik dengan sub sistem akuakultur sehingga menjadi suatu sistem produksi pangan terpadu (tanaman dan ikan). Penelitian dilaksanakan di lahan praktek Fakultas pertanian Universitas Respati Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)  yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali ulangan. Sebagai faktor pertama adalah jenis ikan yang terdiri dari dua jenis yaitu nila merah dengan nila hitam sedangkan untuk faktor yang kedua dengan tiga jenis yaitu media tanam apung, media tanam koral dan media tanam zeolit.Hasil penelitian ini menunjukan respon yang berpengaruh tidak nyata pada perlakuan nila merah dan nila hitam, media tanam apung, zeolit dan koral, juga interaksi terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun selada. Kata kunci: ikan, media, pertumbuhan,  selada, akuaponik.
Uji Daya Hambat Filtrat Zat Metabolit Actinomycetes Asal Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor terhadap Pertumbuhan Curvularia sp. Secara In Vitro Reni Nurjasmi; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.049 KB) | DOI: 10.52643/jir.v9i2.288

Abstract

Curvularia sp. merupakan jamur patogen penyebab penyakit bercak daun pada tanaman, dan mengganggu proses fotosintesis. Gejala serangan ditandai dengan adanya nekrotik berupa klorosis ringan pada daun yang berbentuk lingkaran berwarna terang. Jika kondisi ini dibiarkan secara terus menerus dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Upaya pengendalian patogen tersebut dapat menggunakan agen pengendali hayati seperti Actinomycetes karena lebih ramah lingkungan. Bakteri ini sangat melimpah di dalam tanah terutama yang mengandung bahan organik tinggi seperti hutan. Eksplorasi Actinomycetes di Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor berpotensi untuk menemukan Actinomycetes dengan kandungan senyawa bioaktif dengan berbagai aktivitas biologi.Tujuan penelitian adalah mendapatkan isolat Actinomycetes yang berpotensi sebagai penghambat Curvularia sp. dan mengetahui persentase daya hambat isolat Actinomycetes terhadap patogen tersebut. Tahapan penelitian meliputi pengambilan sampel tanah di sekitar rizosfer tanaman pinus kemudian dilakukan isolasi Actinomycetes menggunakan metode pour plate dan purifikasi menggunakan metode streak plate pada media Starch Nitrate Agar. Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi koloni dan miselium isolat Actinomycetes menggunakan metode slide culture, isolat yang berbeda kemudian ditumbuhkan menggunakan media cair Starch Nitrate selama 14 hari untuk memperoleh filtrat zat metabolit. Selanjutnya dilakukan uji daya hambat terhadap Curvularia sp. dengan metode peracunan medium.Sebanyak 12 isolat Actinomisetes yang telah berhasil diisolasi dari Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor mempunyai kemampuan menghambat Curvularia sp. Sebanyak 11 isolat actinomycetes (91,67%) memiliki persentase daya hambat di atas atau sama dengan 50% (diameter Curvularia sp. ≤ 3,00 cm) dengan persentase daya hambat tertinggi dihasilkan oleh isolat PnGB1 yaitu 70% (diameter Curvularia sp. 1,50 cm) dan 1 isolat (8,33%) memiliki persentase daya hambat di bawah 50% (diameter Curvularia sp. 3,00 cm) yaitu PnGB9. Kata kunci:  ekosistem hutan, Actinomycetes, uji daya hambat, kultur filtrat, antijamur, Curvularia sp.