Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Penggunaan Bioaktivator Kelinci Pada Pengomposan Limbah Padat Tahu Siti M Sholihah; Maria Aditia Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.9 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.19

Abstract

Pembuatan kompos organik dengan pemanfaatan ampas tahu dapat menjadi terobosan karena ampas tahu mempunyai kandungan protein dan serat tinggi,sedangkanm kotoran ternak terkandung mikroorganisme yang dapat membantu mempercepat proses pengomposan bahan organik. Kotoran ternak selain berfungsi sebagai bioaktivator juga menambah unsur hara, khususnya unsur Nitrogen. Salah satu bioaktivator untuk pembuatan kompos, adalah kotoran kelinci. Tujuan penelitian mengetahui kualitas kompos limbah padat tahu, dengan bioaktivator kotoran kelinci serta menemukan konsentrasi bioaktivator yang tepat untuk menghasilkan kualitas kompos limbah tahu terbaik.Penelitian tahun 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia Jakarta. Metode penelitian eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari 4 perlakuan (tanpa kotoran kelinci 0 %, kotoran kelinci 20 %, kotoran kelinci  40 %, dan  kotoran kelinci 60 % dengan 5 ulangan). Parameter penelitian meliputi sifat fisika (tekstur, warna, dan bau) dan sifat kimia kompos (pH, kadar air, rasio C/N, kadar C-Organik, kadar N, P dan K). Analisis data menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan uji DMRT 5 %. Hasil penelitian menunjukkan kotoran kelinci tidak berpengaruh terhadap kadar Posfor dan Kalium, tetapi berpengaruh terhadap kadar air, kadar N, kadar C-organik dan rasio C/N dari kompos yang dihasilkan. Kualitas kompos menggunaan  kotoran kelinci  60 % dengan  tekstur halus, warna  coklat kehitaman, bau tanah,  kadar air 46,89 %, kadar N 1,19 %, rasio C/N 16,69, kadar C-organik 20,03 %, kadar P 0,0069 %, kadar K 0,015 %, dan pH 7,2. Simpulan kualitas terbaik kompos limbah padat tahu, dengan kotoran kelinci 21 hari. Saran manfaatkan ampas tahu dan kotoran kelinci untuk kompos pada tanaman.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCHOI (Brassica rapa L.) TERHADAP TIGA MACAM PUPUK MAJEMUK PADA HIDROPONIK Hendra Supriatna; Siti M. Sholihah
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.477 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i2.221

Abstract

Tanaman pakchoi (Brassica rapa L.) memiliki senyawa penting yang tidak dimiliki oleh family cruciferae lainnya yakni asam folat, komponen brassicin (mencegah tumor payudara), komponen sulforafane (melawan kanker kolon), anti virus dan anti bakteri serta kandungan betakarotin yang tinggi, teknologi budidaya hidroponik pasif dengan cara wick sistem menjadi alternatif untuk budidaya pakchoi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tiga macam pupuk majemuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakchoi melalui hidroponik, serta mengetahui pupuk majemuk yang sesuai untuk tanaman pakchoi melalui wick  hidroponik. Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 1 (satu) faktor, dengan 3 (tiga) Perlakuan, yaitu : P1 (Pupuk Majemuk NPK Mutiara), P2 (Pupuk Majemuk Growmore), dan P3 (Pupuk Majemuk Neo Kristalon) diulang sebanyak 6 kali. Pemberian Pupuk Majemuk Neo Kristalon menunjukan respon pertumbuhan dan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, serta bobot basah tanaman pakchoi dibandingkan dengan Pupuk  Majemuk NPK dan Pupuk Majemuk Growmore. Kata kunci : Pakchoi, wick, hidroponik, pupuk majemuk
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuhdan Ukuran Polybag Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Siti M Sholihah; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.249 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i1.212

Abstract

ABSTRAKTanaman tomat banyak digemari namun terkendala masih rendahnya produksi terutama di lahan perkotaan yang sempit. Berkaitan dengan hal tersebut dalam rangka untuk meningkatkan produksi tanaman tomat  khususnya di daerah perkotaan maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang pengaruh perbedaan ukuran polibag dan zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat  di lahan sempit atau di daerah perkotaan. Tujuan dari penelitian ini ialah  mengetahui  pengaruh ukuran polibag dan pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan  dan hasil tanaman tomat dan mengetahui pengaruh interaksi ukuran polybag dan konsentrasi zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 12  kombinasi perlakuan, dimana setiap perlakuan diulang 3 kali. Faktor pertama adalah  konsentrasi  ZPT dan faktor 2  adalah Ukuran Polybag. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh faktor tunggal  pemberian zat pengatur tumbuh pada seluruh parameter pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor perlakuan ukuran polybag terhadap parameter bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman tomat. Interaksi sangat nyata perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh dan ukuran polybag terhadap jumlah daun berumur 7, 14 dan 21 HST dan jumlah bunga. Kata kunci : Tomat, zat pengatur tumbuh, polybag
Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Kadar Pigmen Microgreens Selada Silla Sisriana; Suryani Suryani; Siti M. Sholihah
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1886

Abstract

Microgreens merupakan tanaman yang  dipanen saat berusia 7-14  hari setelah semai yang memiliki kandungan nutrisi lebih banyak dibanding tanaman yang berusia dewasa.  Microgreens memiliki kandungan senyawa seperti alkaloid, klorofil, antosianin, dan karotenoid,  yang berperan sebagai antioksidan. Salah satu  sayuran yang bisa ditanam secara microgreens yaitu selada.. Media tanam mempengaruhi ketersediaan air, serta ketersediaan unsur hara untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa fitokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan kadar pigmen pada microgreens selada. Penelitian ini  dilaksanakan di kebun percobaan kampus B, Universitas Respati Indonesia, pada bulan Februari hingga September 2021. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 1 faktor (media tanam), yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu : M1 (Cocopeat), M2 (Vermikulit), M3 ( Perlite), dan M4 ( Arang sekam) yang diulang 4 kali, setiap perlakuan diberi penambahan nutrisi AB mix dengan konsentrasi 500 ppm. Parameter yang diamati meliputi persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman, kadar total klorofil, kadar karotenoid, serta kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan  media tanam berpengaruh terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman, berat basah tanaman, kadar total klorofil, dan kadar karotenoid. Perlakuan  media tanam M2 (vermikulit) memberikan hasil  terbaik pada persentase perkecambahan (84,05%), tinggi tanaman (8,16 cm), Berat basah (4,61 g/100 butir), kadar total klorofil (0,81 mg/g), dan kadar karotenoid (0,12 mg/g). Kata kunci : Microgreens, Selada, Media Tanam, Pertumbuhan, Pigmen.
PENGARUH DOSIS PUPUK ORGANIK PUYUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L) Rahma Fitah Ismayani; Notarianto .; Siti M. Sholihah
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.217 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i1.217

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jayalaksana Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat, mulai bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juli 2013.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis pupuk organik puyuh yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon.  Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan sehingga terdapat 24 satuan percobaan.  Perlakuan dosis pupuk organik puyuh yang digunakan adalah P0 = NPK + KNO3, P1 = 600 g/pot, P2 = 700 g/pot dan P3 = 800 g/pot. Parameter yang diteliti adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, diameter buah dan bobot buah.  Hasil percobaan dosis pupuk organik puyuh tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang, sedangkan untuk diameter buah dan bobot buah tidak diperoleh data statistik karena setiap bakal buah yang terbentuk mengalami kerontokan pada usia 3 – 5 hari setelah terbentuk bakal buah. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik puyuh tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon.  terutama pada tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang.  Sedangkan pada diameter dan bobot buah tidak dapat dihitung secara Anova karena bakal buah yang terbentuk mengalami kerontokan sehingga tidak dapat diukur.  Kerontokan pada bakal buah tersebut disebabkan oleh faktor fisiologis tanaman, faktor fisiologis kimiawi, faktor biologis dan juga faktor fisik.Kata Kunci : Pupuk Organik Puyuh, Melon.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Jenis Tanaman Sayuran Terhadap Pupuk Kotoran Jangkrik dengan Sistem Vertikultur Jebes Laksana Putra; Siti M. Sholihah; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v10i2.653

Abstract

Sayuran merupakan komoditi yang berprospek cerah, sehingga permintaanya cenderung terus meningkat. Sebagaimana jenis tanaman hortikultura lainya, kebanyakan tanaman sayuran mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi. Peningkatan produksi sayur dapat dilakukan dengan pemupukan, salah satunya adalah pemberian pupuk kandang. Salah satunya adalah pupuk ternak jangkrik. Kotoran jangkrik memiliki potensi yang besar bagi pertumbuhan dan hasil produksi tanaman sayur. Sistem vertikultur sangat cocok diterapkan di daerah perkotaan khususnya bagi masyarakat tani atau pengusaha yang memiliki lahan yang sempit. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia, pada bulan Maret sampai bulan Juni 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan satu Faktor (jenis tanaman), yang terdiri atas lima perlakuan yaitu S1 (selada), S2 (pakcoy), S3 (caisim), S4 (kailan), diulang 5 kali. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, berat basah, dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya respon jenis tanaman terhadap pupuk kotoran jangkrik pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan berat basah. Respon tanaman S1 (selada) terhadap pupuk kotoran jangkrik memberikan hasil terbesar pada tinggi tanaman (13.70 cm), jumlah daun (11.40 cm), panjang daun (14.86 cm), dan berat basah (61.80 gr). Kata Kunci: Kotoran Jangkrik, Jenis Sayuran, Vertikultur 
Efektivitas Pemberian Beberapa Dosis Kompos Kulit Bawang Merah Terhadap Serapan Hara Pada Polikultur Selada Dan Terung Luluk Syahr Banu; Siti M. Sholihah
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i1.1424

Abstract

Limbah kulit bawang merah sangat melimpah. Adanya beberapa zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah bisa memberikan kesuburan sehingga dapat mempercepat pertumbuhan buah dan bunga pada tanaman. Terung dan selada juga termasuk dalam tanaman yang bernilai ekonomis tinggi serta berpotensi dibudidayakan secara poliktur. Namun, banyak permasalahan dalam pertumbuhan terutama dalam penyerapan hara. Tujuan Penelitian iniadalah mengetahui pengaruh dosis kompos  kompos kulit bawang merah yang efektif bagi pertumbuhan dan serapan hara oleh tanaman terung dan selada secara polikultur. Rancangan yang digunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan lima taraf perlakuan yang terdiri dari dosis kompos kulit bawang merah dengan tanah terdiri atas 0 gr/plibag, 400 gr/polibag, 600 gr/polibag, 800 gr/polibag dan 1000 gr/polibag dengan 5 ulangan pada tanaman selada dan terung. Variabel Pengamatan adalah tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman serta analisisi kimia kompos kulit bawang merah. Hasil Penelitian menunjukkan beberapa dosis kompos kulit bawang merah tidak berpengaruh nyata bagi pertumbuhan tinggi tanaman terung, tinggi tanaman selada dan jumlah daun tanaman terung pada seluruh umur tanaman. Beberapa dosis kompos  kompos kulit bawang merah berpengaruh nyata bagi pertumbuhan jumlah daun pada umur 21 dan 28 HST secara polikultur.
Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) terhadap Pupuk Organik Kotoran Kelinci Junaid Kelderak; Siti M. Sholihah; Ruswadi Muchtar
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i2.1116

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.)  merupakan salah satu tanaman pangan komoditi dan mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Ubi jalar merupakan bahan subsitusi selain beras dan jagung. Di samping itu ubi jalar merupakan salah satu tanaman bergizi tinggi. Salah satu upaya penigkatan produktivitas budidaya ubi jalar adalah dengan pemupukan. Penggunaan kotoran kelinci sebagi pupuk organik pada budidaya ubi jalar, berperan untuk memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan nutrisi tanaman, dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas ubi jalar terhadap pupuk organik kotoran kelinci dan respon pertumbuhan dan produksi terbaik dari beberapa varietas ubi jalar terhadap pupuk organik kotoran kelinci. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia pada Februari sampai dengan Agustus 2020. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor (varietas ubi jalar), yang perdiri atas tiga perlakuan yaitu U1 (ubi jalar putih varietas shi royutaka), U2 (ubi jalar ungu varietas antin 2), dan U3 (ubi jalar oranye varietas mendut) diulang  8 kali. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas, diameter umbi, jumlah umbi, dan berat segar umbi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas ubi jalar terhadap pupuk organik kotoran kelinci   pada parameter jumlah daun, jumlah tunas, diameter umbi, dan berat segar umbi. Ubi jalar oranye varietas mendut menghasilkan pertumbuhan dan produksi lebih baik dibanding dengan ubi jalar putih varietas Shi Royutaka dan ubi jalar ungu varietas Antin 2.Kata Kunci : Pupuk organik, Kotoran Kelinci, Ubi Jalar
Kajian Perbandingan Analisa Usaha Tani serta Produktivitas Tanaman Cabai Rawit di Dalam Polibag dan di Lahan Pekarangan Siti M Sholihah; Luluk Syahr Banu; Ani Nuraini; Petrus Amrih Piguno
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.844

Abstract

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibudidayakan secara komersial di negara-negara tropis termasuk Indonesia. Budidaya tanaman cabai rawit mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja, pengurangan impor, dan peningkatan ekspor non migas. Kebutuhan terhadap cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perekonomian nasional. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia Jakarta pada bulan Juli sampai bulan Desember 2019. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Perlakuan terdiri atas penanaman cabai rawit di lahan dan di dalam polibag, jumlah tanaman per pelakuan adalah 20 tanaman, sehingga jumlah tanaman seluruhnya 40 tanaman. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, berat segar, produktivitas, analisa usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas cabai rawit yang ditanam di lahan pekarangan lebih besar (3,141 ton/ha) dari pada di polibag (1,927 ton/ha). Berdasarkan analisis usaha tani, tingkat efisiensi ekonomi budidaya cabai rawit masih rendah, nilai RC-ratio < 1, sehingga tidak efisien dan tidak dilayak dilakukan dan perlu dikaji ulang. Kata kunci : cabai rawit, pertumbuhan, produktivitas, analisa usaha
PENGARUH KONSENTRASI PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakterium) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) Tabriji .; Siti M Sholihah; Diah Meidiantie
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.17 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i1.232

Abstract

Selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran daun yang sudah dikenal di Indonesia yang di manfaatkan sebagai lalapan dan penghias hidangan.selain itu jenis sayuran ini bisa membantu mengurangi resiko kanker, katarak, stroke, meringankan isomnia, dan mengurangi gangguan anemia. Penelitian ini bertujuan : 1)  Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakteria) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada, 2) Untuk mengetahui konsentrasi PGPR yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Metode penelitian dilakukan dengan metode eksperimen  menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) secara faktorial,  yang  terdiri atas satu faktor yaitu : Konsentrasi PGPR   yaitu: A0  ( tanpa PGPR ),  A1 ( 50 gram PGPR ),  A2 (  100  gram PGPR ), dan A3 ( 150 gram PGPR ). Variabel pertumbuhan dan hasil yang diamati adalah tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun dan bobot basah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun dan bobot basah tanaman. Pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang terbaik diperoleh pada perlakuan A2 (konsentrasi PGPR 100 gram/liter).Kata kunci : PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakterium, Selada