Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Respon Sawi Samhong (Brassica rapa subsp chinensis) terhadap Urin Kelinci dan Pupuk Organik Cair Kulit Nanas dalam AB Mix pada Sistem Wick Agit Ginanjar; Luluk Syahr Banu; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1885

Abstract

Produksi sayuran dapat ditingkatkan melalui teknik budidaya hidroponik untuk memanfaatkan lahan sempit di DKI Jakarta. Nutrisi merupakan salah satu faktor penting dalam sistem wick. Penggunaan AB mix sebagai nutrisi hidroponik memiliki kekurangan yaitu bersifat sintetis dan harga cukup mahal. Oleh karena itu, diperlukan nutrisi alternatif yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai nutrisi hidroponik. Salah satunya dengan memanfaatkan kotoran urin kelinci yang diproses menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan POC Kulit nanas. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon sawi samhong king terhadap urin kelinci dan POC kulit nanas dalam AB MIX pada sistem wick. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan yaitu P1 (100 % AB Mix) tanpa pemberian Urin Kelinci dan POC Kulit nanas, P2 (75% AB Mix + 25% Urin kelinci + 25% POC Kulit nanas),                                     P3 (50% AB Mix + 50% Urin Kelinci + 50% POC Kulit nanas), P4 (25% AB Mix + 75% Urin kelinci + 75% POC Kulit nanas) dengan 6 ulangan sehingga berjumlah 24 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 100% AB Mix menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi samhong king terbaik yaitu tinggi tanaman 35,27 cm; lebar daun 15,79 cm, jumlah daun 12,00 helai, dan berat basah per tanaman 219,41 gram. Kata Kunci: Sawi Samhong King, Pupuk Organik Cair, Urin Kelinci, Kulit Nanas, Sistem Wick
PENGARUH KOMPOS ECENG GONDOK DAN TRICHO KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS FISIK BIBIT KACANG PANJANG Didit Gustaman; Suryani .; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.234 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i1.216

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhkompos eceng gondok dan tricho kompos terhadap pertumbuhan bibit kacang panjang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 36 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pertama terdiri dari kompos eceng gondok; 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%, kedua tricho kompos; 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, kekokohan bibit,  rasio pucuk akar, indeks mutu bibit, bobot segar, dan bobot kering. Hasil penelitian menunjukkan  perlakuan kompos eceng gondok dosis 50% menghasilkan pertumbuhan dan kualitas fisik yang paling tinggi. Perlakuan  tricho kompos yang menghasilkan pertumbuhan  dan kualitas fisik bibit kacang panjang yang paling tinggi adalah tricho kompos 0% (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan berat kering batang, panjang akar dan indeks mutu bibit), tricho kompos  20% (kekokohan bibit) dan tricho  kompos 50% (RPA). Perlakuan interaksi yang menghasilkan pertumbuhan bibit kacang panjang  yang paling tinggi adalah kompos eceng gondok dosis 30% dan tricho kompos dosis 20%, kompos eceng gondok dosis 30% dan tricho kompos dosis 30% (RPA), kompos eceng gondok dosis 30% dan tricho kompos dosis 40% (IMB), dan kompos eceng gondok dosis 30% dan  trichokompos dosis 50% (kekokohan bibit). Perlakuan interaksi kompos eceng gondok dan tricho kompos menghasilkan pertumbuhan dan kualitas fisik bibit kacang panjang yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan tunggal. Kata kunci: eceng gondok, tricho kompos, bibit kacang panjang
Pemanfaatan Lahan Sempit Perkotaan Untuk Kemandirian Pangan Keluarga Suryani Suryani; Reni Nurjasmi; Rini Fitri
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i2.1102

Abstract

Pengelolaan lahan adalah proses perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia, keuangan, fisik dan informasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dalam pengelolaan lahan. Perubahan penggunaan lahan di perkotaan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah perkotaan. Pertumbuhan ekonomi dan populasi serta preferensi masyarakat sebagai pendorong perubahan penggunaan lahan tercermin dalam pola penggunaan lahan di perkotaan. Kawasan perkotaan membutuhkan kebijakan untuk mengendalikan perubahan penggunaan lahan untuk mewujudkan kemandirian pangan keluarga dan pembangunan kota yang berkelanjutan. Praktik pertanian di perkotaan yang berkembang saat ini mengikuti karakteristik zona dan sesuai dengan ketersediaan lahan. Kegiatan pertanian perkotaan terbatas pada sayuran, hortikultura, tanaman hias dan tanaman obat. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan lahan terbatas perkotaan untuk pertanian dan kemandirian pangan keluarga. Kata Kunci: Keterbatasan Lahan, Pertanian Perkotaan, Pangan, Keluarga
Uji Antagonis Actinomycetes terhadap Patogen Colletotrichum capsici Penyebab Penyakit Antraknosa pada Buah Cabai Rawit Reni Nurjasmi; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.843

Abstract

Colletotrichum capsici merupakan fungi patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai. Pengendalian fungi ini pada umumnya menggunakan fungsida kimia yang justru berdampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Pemanfaatan Actinomycetes sebagai pengendali hayati dinilai lebih tepat karena ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemampuan actinomycetes dalam mengendalikan patogen C. capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai rawit. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel yang digunakan adalah 9 isolat actinomycetes yang menghasilkan persentase daya hambat di atas 80% yaitu isolat PnGB1, PnGB4, PnGB6, PnGB9, PnGB10, PnGB11, PnGB14, PnGB16, PnGB17 dan kontrol negatif. Isolat tersebut telah diisolasi dari Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor. Setiap  perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan, sehingga terdapat 30 unit percobaan. Variabel penelitian meliputi masa inkubasi, kejadian penyakit dan intensitas penyakit. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan  uji  F  ANOVA,  apabila hasil menunjukkan  perlakuan  berbeda  nyata  maka  dilakukan  uji  perbandingan berganda duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil uji in vitro  penghambatan Actinomycetes terhadap patogen C. capsici, diperoleh 9 isolat yang memiliki daya hambat di atas 80% yaitu PnGB1 (83,35%), PnGB4 (80,80%), PnGB6 (82,35%),  PnGB9 (83,10%), PnGB10 (85,10%), PnGB11 (81,65%), PnGB14 (83,10%), PnGB16 (83,35%) dan PnGB17 (80,80%). Kata Kunci: Antraknosa, Cabai rawit, C. capsici, Agen hayati, Actinomycetes
Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Kadar Pigmen Microgreens Selada Silla Sisriana; Suryani Suryani; Siti M. Sholihah
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1886

Abstract

Microgreens merupakan tanaman yang  dipanen saat berusia 7-14  hari setelah semai yang memiliki kandungan nutrisi lebih banyak dibanding tanaman yang berusia dewasa.  Microgreens memiliki kandungan senyawa seperti alkaloid, klorofil, antosianin, dan karotenoid,  yang berperan sebagai antioksidan. Salah satu  sayuran yang bisa ditanam secara microgreens yaitu selada.. Media tanam mempengaruhi ketersediaan air, serta ketersediaan unsur hara untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa fitokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan kadar pigmen pada microgreens selada. Penelitian ini  dilaksanakan di kebun percobaan kampus B, Universitas Respati Indonesia, pada bulan Februari hingga September 2021. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 1 faktor (media tanam), yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu : M1 (Cocopeat), M2 (Vermikulit), M3 ( Perlite), dan M4 ( Arang sekam) yang diulang 4 kali, setiap perlakuan diberi penambahan nutrisi AB mix dengan konsentrasi 500 ppm. Parameter yang diamati meliputi persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman, kadar total klorofil, kadar karotenoid, serta kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan  media tanam berpengaruh terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman, berat basah tanaman, kadar total klorofil, dan kadar karotenoid. Perlakuan  media tanam M2 (vermikulit) memberikan hasil  terbaik pada persentase perkecambahan (84,05%), tinggi tanaman (8,16 cm), Berat basah (4,61 g/100 butir), kadar total klorofil (0,81 mg/g), dan kadar karotenoid (0,12 mg/g). Kata kunci : Microgreens, Selada, Media Tanam, Pertumbuhan, Pigmen.
PENGARUH JENIS IKAN NILA DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) SISTEM AKUAPONIK Moechamad Iqbal Ramadhan; Suryani .; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.694 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i1.226

Abstract

Akuaponik adalah suatu perpaduan sistem budidaya antar sub sistem hidroponik dengan sub sistem akuakultur sehingga menjadi suatu sistem produksi pangan terpadu (tanaman dan ikan). Penelitian dilaksanakan di lahan praktek Fakultas pertanian Universitas Respati Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)  yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali ulangan. Sebagai faktor pertama adalah jenis ikan yang terdiri dari dua jenis yaitu nila merah dengan nila hitam sedangkan untuk faktor yang kedua dengan tiga jenis yaitu media tanam apung, media tanam koral dan media tanam zeolit.Hasil penelitian ini menunjukan respon yang berpengaruh tidak nyata pada perlakuan nila merah dan nila hitam, media tanam apung, zeolit dan koral, juga interaksi terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun selada. Kata kunci: ikan, media, pertumbuhan,  selada, akuaponik.
Uji Daya Hambat Filtrat Zat Metabolit Actinomycetes Asal Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor terhadap Pertumbuhan Curvularia sp. Secara In Vitro Reni Nurjasmi; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.049 KB) | DOI: 10.52643/jir.v9i2.288

Abstract

Curvularia sp. merupakan jamur patogen penyebab penyakit bercak daun pada tanaman, dan mengganggu proses fotosintesis. Gejala serangan ditandai dengan adanya nekrotik berupa klorosis ringan pada daun yang berbentuk lingkaran berwarna terang. Jika kondisi ini dibiarkan secara terus menerus dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Upaya pengendalian patogen tersebut dapat menggunakan agen pengendali hayati seperti Actinomycetes karena lebih ramah lingkungan. Bakteri ini sangat melimpah di dalam tanah terutama yang mengandung bahan organik tinggi seperti hutan. Eksplorasi Actinomycetes di Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor berpotensi untuk menemukan Actinomycetes dengan kandungan senyawa bioaktif dengan berbagai aktivitas biologi.Tujuan penelitian adalah mendapatkan isolat Actinomycetes yang berpotensi sebagai penghambat Curvularia sp. dan mengetahui persentase daya hambat isolat Actinomycetes terhadap patogen tersebut. Tahapan penelitian meliputi pengambilan sampel tanah di sekitar rizosfer tanaman pinus kemudian dilakukan isolasi Actinomycetes menggunakan metode pour plate dan purifikasi menggunakan metode streak plate pada media Starch Nitrate Agar. Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi koloni dan miselium isolat Actinomycetes menggunakan metode slide culture, isolat yang berbeda kemudian ditumbuhkan menggunakan media cair Starch Nitrate selama 14 hari untuk memperoleh filtrat zat metabolit. Selanjutnya dilakukan uji daya hambat terhadap Curvularia sp. dengan metode peracunan medium.Sebanyak 12 isolat Actinomisetes yang telah berhasil diisolasi dari Hutan Pinus Gunung Bunder Bogor mempunyai kemampuan menghambat Curvularia sp. Sebanyak 11 isolat actinomycetes (91,67%) memiliki persentase daya hambat di atas atau sama dengan 50% (diameter Curvularia sp. ≤ 3,00 cm) dengan persentase daya hambat tertinggi dihasilkan oleh isolat PnGB1 yaitu 70% (diameter Curvularia sp. 1,50 cm) dan 1 isolat (8,33%) memiliki persentase daya hambat di bawah 50% (diameter Curvularia sp. 3,00 cm) yaitu PnGB9. Kata kunci:  ekosistem hutan, Actinomycetes, uji daya hambat, kultur filtrat, antijamur, Curvularia sp.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Jenis Tanaman Sayuran Terhadap Pupuk Kotoran Jangkrik dengan Sistem Vertikultur Jebes Laksana Putra; Siti M. Sholihah; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v10i2.653

Abstract

Sayuran merupakan komoditi yang berprospek cerah, sehingga permintaanya cenderung terus meningkat. Sebagaimana jenis tanaman hortikultura lainya, kebanyakan tanaman sayuran mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi. Peningkatan produksi sayur dapat dilakukan dengan pemupukan, salah satunya adalah pemberian pupuk kandang. Salah satunya adalah pupuk ternak jangkrik. Kotoran jangkrik memiliki potensi yang besar bagi pertumbuhan dan hasil produksi tanaman sayur. Sistem vertikultur sangat cocok diterapkan di daerah perkotaan khususnya bagi masyarakat tani atau pengusaha yang memiliki lahan yang sempit. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia, pada bulan Maret sampai bulan Juni 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan satu Faktor (jenis tanaman), yang terdiri atas lima perlakuan yaitu S1 (selada), S2 (pakcoy), S3 (caisim), S4 (kailan), diulang 5 kali. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, berat basah, dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya respon jenis tanaman terhadap pupuk kotoran jangkrik pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan berat basah. Respon tanaman S1 (selada) terhadap pupuk kotoran jangkrik memberikan hasil terbesar pada tinggi tanaman (13.70 cm), jumlah daun (11.40 cm), panjang daun (14.86 cm), dan berat basah (61.80 gr). Kata Kunci: Kotoran Jangkrik, Jenis Sayuran, Vertikultur 
PENGARUH PERBEDAAN pH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae) SISTEM HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Tecnique) Frengky Karoba; Suryani .; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.824 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i2.222

Abstract

Tanaman kailan (Brassica oleraceae) merupakan salah satu jenis sayuran daun yang memiliki rasa enak serta kandungan gizi tinggi, seperti protein, mineral dan vitamin. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan pH larutan nutrisi hidroponik sistem NFT terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan dan untuk mengetahui nilai pH larutan nutrisi hidroponik sistem NFT yang tepat yang memberikan pengaruh  paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan, di Kebun Bibit Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur. Pada September-Nopember  2012. Metode penelitian mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan  tiga perlakuan yaitu pH= 5,5 (P1), pH= 6,0 (P2), dan pH= 6.5 (P3)  yang diulang sebanyak 8 ulangan, , tiap ulangan terdiri dari dua baris talang yang diisi dengan 100 tanaman. Tiap perlakuan terdapat 16 baris talang kali 100 tanaman, sehingga diperoleh 1.600 tanaman tiap perlakuan. Model linier yang digunakan adalah:  Yij = µ + ri +  tj  + €ij, perbedaan pH pada petanaman kailan dengan teknik budidaya sistem NFT tidak berpengaruh besar terhadap pertambahan tinggi tanaman tersebut. Pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman sangat bergantung pada ketersediaan unsur hara, diketahui bahwa tanaman kailan pada pH 6,0 merupakan pH yang lebih sesuai bagi pertambahan tinggi tanaman kailan. Selisih nilai pH yang hanya 0,5 antara perlakuan A, B dan C kemungkinan besar menjadi penyebab tidak signifikannya pengaruh ketiga perlakuan tersebut terhadap indikator pertumbuhan tanaman. Seperti tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan berat basa tanaman kailan. Kata kunci : pH, kailan, hidroponik
Partisipasi Pengelola Gang Hijau dalam Mendukung Program Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Suryani Suryani; Pudji Muljono; Djoko Susanto; Sri Harijati
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i1.1440

Abstract

Abstrak                    Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)  sangat dibutuhkan masyarakat Jakarta. Menurunnya kualitas dan kuantitas RTH di wilayah perkotaan mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, peningkatan pencemaran udara, dan penurunan produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial. Partisipasi masyarakat dalam penyediaan  RTH sangat penting.  Salah satu wujud RTH di Jakarta adalah adannya gang hijau. Penelitian bertujuan untuk mengkaji tingkat partisipasi  masyarakat  dalam  pengelolaan  gang hijau  untuk mendukung program RTH. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan di Provinsi DKI Jakarta, dengan waktu pengambilan data pada bulan Desember 2019 sampai dengan Februari 2020. Kecamatan dan Kelurahan dalam penelitian ini dipilih secara sengaja dengan kriteria wilayah tersebut melakukan usahatani pada gang hijau. Populasi penelitian sejumlah 2.236 responden, jumlah sampel ditentukan secara proporsional didapatkan 340 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner, observasi, dan wawancara, serta studi dokumen. Analisis data menggunakan uji statistik deskriptif dan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 24 dan analisis statistik inferensial menggunakan program Partial Least Square (PLS) 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi pengelola gang hijau di Jakarta  dalam  tahap perencanaan pada kategori rendah, kemudian pada  tahap pelaksanaan, memanfaatkan hasil dan evaluasi berada pada kategori sedang.   Kata Kunci: partisipasi pengelola, gang hijau, ruang terbuka hijau