cover
Contact Name
hendra
Contact Email
hendra@urindo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
yeny.sulistyowati@urindo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah RESPATI
ISSN : 14117126     EISSN : 26229471     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Ilmiah Respati (JIR) dengan e-ISSN : 2622-9471 diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Respati Indonesia, Jakarta, Jurnal Ilmiah Respati ini terbit dua kali setiap tahun, yakni pada bulan Juni dan bulan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati" : 6 Documents clear
Profil Peternakan Kelinci di Wilayah Perkotaan DKI Jakarta Serta Potensi dan Peluang Pengembangannya Syamsu Bahar; Bachtar Bakrie; Umming Sente
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.082 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.89

Abstract

Kelinci memiliki potensi biologis dan ekonomi  untuk menghasilkan daging dan kulit-bulu bermutu terutama jenis Rex dan Satin, dan juga untuk tujuan kesayangan. Salah satu potensi yang menonjol dalam hubungannya dengan peternakan rakyat adalah kelinci mampu tumbuh dan berkembang biak hanya dengan pemberian pakan hijauan, limbah pertanian dan limbah pangan serta dapat dipelihara pada skala rumah tangga . Tujuan penelitian mengetahui profil peternakan kelinci di wilayah perkotaan DKI Jakarta serta  peluang pengembangannya. Metode penelitian survei peternakan kelinci dengan sampel secara sengaja,teknik pengambilan data dengan wawancara meliputi: jenis kelinci, sistim perkandangan, sistim reproduksi, pengelolaan pakan, pengendalian penyakit,pemasaran, potensi dan peluang pengembangannya. Analisis data secara deskriptif. Hasil menunjukkan pemeliharaan kelinci kebanyakan dilakukan secara perorangan dan bersifat bisnis keluarga. Sebagian peternak bergabung dalam wadah Indonesian Rabbit Association, sedangkan sebagian lainnya tidak memiliki wadah kelembagaan. Umumnya peternak memelihara kelinci sebagai hewan hias dengan jenis bermacam-macam seperti Rex bulu karpet, Rex satin, English Angora, Black oter, Fuzzy lop, Holland lop, Lion dan Persilangan.  Pemeliharaan kelinci  menggunakan  sistim  kandang  baterai/individu  dengan  bahan  terbuat  dari  kayu  dan  kawat.  Sistim reproduksi menunjukkan jumlah anak sekelahiran antara 6–8 ekor per induk per kelahiran. Pakan yang diberikan umumnya berupa hijauan limbah sayuran, sangat sedikit yang memberikan pakan konsentrat. Penyakit yang sering menyerang scabies, diare  dan  kembung. Pemasaran kelinci dilakukan secara langsung ke  konsumen  yaitu  di tempat-tempat keramaian seperti pasar dan tempat rekreasi. Kesimpulan potensi dan peluang pengembangan kelinci dapat dilakukan melalui inovasi teknologi peternakan kelinci dan menciptakan kawasan “kampung industri kelinci” yang dikelola oleh kelembagaan kelompok tani. Kata Kunci            : Jakarta, Kampung industri kelinci, Perkotaan.
Pengaruh Jenis Ikan dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sayuran Buah pada Sistem Akuaponik Suryani Suryani; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.947 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.16

Abstract

Dalam sistem budidaya terpadu sayuran dan ikan, pemilihan komoditas memegang peranan penting dalam merencanakan dan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang diinginkan. Komoditas tanaman yang diusahakan dalam sistem tersebut mempunyai nilai ekonomis dan dibutuhkan oleh masyarakat. Akuaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau namun juga dapat diaplikasikan menggunakan beberapa varietas sayuran buah seperti terung, cabai, tomat, wortel, dan bit. Selain komoditas ikan, media tanam merupakan faktor penentu penting dalam mencapai keberhasilan penanaman menggunakan sistem akuaponik. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh interaksi jenis ikan dan media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran buah pada sistem akuaponik serta interaksi jenis ikan dan media tanam yang terbaik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri atas dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah jenis ikan (gurame dan nila) dan Faktor kedua adalah media tanam (batu apung, kerikil dan zeolit). Perlakuan diuji menggunakan tiga jenis tanaman sayuran buah yaitu tomat, terung ungu, dan cabai rawit. Variabel pengamatan meliputi sifat kimia kotoran ikan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman, dan bobot buah. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman tomat dan berat segar tanaman terung ungu. Media tanam kerikil menghasilkan berat kering tanaman tomat tertinggi (241,01 gram) namun tidak berbeda dengan media tanam zeolit (121,75 gram) serta menghasilkan berat segar tanaman terung ungu tertinggi (8,34 gram) namun tidak  berbeda  dengan media tanam batu apung (6,22 gram). Kesimpulannya Perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman tomat dan berat segar tanaman terung ungu.
Pengaruh Penggunaan Dua Bahan Pencampur Terhadap Nilai Kecernaan Secara Invitro Pada Tepung Silase Ayam Mati maskanah Amelia
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.227 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.17

Abstract

Banyaknya TPnA dan TPA memicu proses transaksi ayam mati semakin tinggi, hal tersebut diakibakan dari proses pengangkutan ayam dari peternak menuju TPnA dan TPA. Berdasarkan masalah tersebut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta membuat terobosan penelitian dengan memanfaatkan ayam tiren sebagai campuran bahan pakan ternak.  Tujuan penelitian mengetahui nilai kecernaan secara invitro dari tepung silase ayam mati sebagai bahan pakan ikan lele. Metode penelitian menggunakan dua bahan pencampur terhadap nilai kecernaan secara invitro pada tepung silase ayam mati, ayam mati yang akan diteliti merupakan ayam mati yang bebas dari penyakit kemudian digiling. Ayam giling dicampurkan dengan tepung jagung dan molases sebagai dua bahan pencampur kemudian diberi bakteri  Laktobacillus Spp, selanjutnya bahan difermentasi. Setelah 3 minggu bahan fermentasi dibuka kemudian diberi bahan pereduksi onggok dan tepung kapur dengan presentase 10%, 15% dan 20% dan  di oven dengan suhu 65-70oC. bahan tersebut di uji dengan pengujian lemak, BK,Protein, Energi, Ca, P, SK, dan KCBK di BALITNAK Bogor Tahun 2015. Hasil penelitian nilai kecernaan secara invitro tepung silase ayam mati dari pencampuran onggok dan kapur menunjukkan bahwa nilai kecernaan tertinggi adalah pada tepung kapur presentase 15% yaitu dengan presentase nilai 97,2 %. Presentase onggok dari 10% dengan nilai 93,92%,15% dengan nilai 93,08% dan 20% dengan nilai 93,97% tidak beda nyata. Kesimpulan terjadinya penurunan kadar lemak pada tepung silase ayam mati, kadar paling rendah terjadi pada tepung kapur 20% yaitu dengan presentase nilai 9,43%.  Saran ayam mati bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan, hewan lain yang ditambahkan dengan bahan pencampur seperti onggok dan tepung kapur.
Pengaruh Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Serang, Banten Mufti Hasan; Ruswadi Ruswadi
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.308 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.18

Abstract

Saat ini di daerah sentra produksi bawang merah telah mengalami degradasi kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik yang terus-menerus. Kondisi tanah seperti tersebut  maka untuk meningkatkan produksi  bawang merah dipandang perlu adanya perbaikan  sifat fisika, kimia dan biologi tanah, dengan menambahkan pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang  apabila ditinjau dari aspek  fisika  tanah  maka akan   dapat memperbaiki struktur   dan tekstur serta aerasi tanah, sehingga akan dapat menjadi penyangga terhadap kelangsungan  hidup mikroorganisme tanah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah dan mengetahui jenis pupuk kandang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah. Metode penelitian  Rancangan Acak Kelompok, 4 perlakuan dan 6 ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 24 petak penelitian. Jenis perlakuan terdiri dar Tanpa pupuk kandang, Pupuk kandang kotoran Ayam, Pupuk kandang kotoran  kambing, dan Pupuk kandang kotoran kerbau.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, produksi, dan diameter umbi bawang merah tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Perlakuan P1, P2, dan P3 berbeda nyata dengan perlakuan P0 pada parameter tinggi tanaman, produksi, dan diameter umbi tetapi tidak berbeda nyata pada jumlah anakan. Perlakuan Pupuk kandang kotoran kambing memberikan hasil tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 dan P1 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3. Dengan demikian pupuk kandang yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah pupuk kandang kotoran kambing. Kesimpulan  pemberian pupuk kandang kotoran kambing dapat meningkatkan produksi bawang merah. Saran perlu penelitian penggunaan kotoran kambing untuk pupuk bawang merah dengan skala yang lebih besar
Karakteristik Kompos Asal Berbagai Jenis Limbah Organik Dengan Penambahan Beberapa Macam Bioaktivator Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.421 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.90

Abstract

Produksi limbah organik seperti sampah kota, eceng gondok, serbuk gergaji yang melimpah seringkali menimbulkan masalah lingkungan. Namun dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kompos. Pengomposan dapat dipercepat prosesnya menggunakan bioaktivator baik bioaktivator alami seperti isi  rumen sapi maupun buatan seperti EM4. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh jenis limbah organik dan bioaktivator terhadap karakteristik kimia dan biologi kompos yang dihasilkan. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 2 faktordan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis limbah organik terdiri atas eceng gondok, sampah kota dan serbuk gergaji. Faktor kedua adalah bioaktivator terdiri atas   EM4 dan isi rumen sapi. Variabel penelitian meliputi karakteristik kimia kompos (pH, rasio C/N, kapasitas tukar kation, kadar abu, gugus karboksilat serta gugus fenolat) dan karakteristik biologi kompos (uji kecambah kacang hijau). Hasil pengomposan eceng gondok dan sampah kota menggunakan bioaktivator berpengaruh nyata terhadap KTK dan kandungan abu. Pengomposan menggunakan isi rumen sapimenghasilkan  KTK  tertinggi  (112,08  (cmol(+)kg-1)  sedangkan  pengomposan  menggunakan  EM4  menghasilkankandungan abu tertinggi (35,19%). Pengomposan sampah kota menggunakan EM4 menghasilkan KTK tertinggi (190,83 (cmol(+)kg-1) sedangkan pengomposan meggunakan isi rumen sapi menghasilkan kandungan abu tertinggi (33,29%). Interaksi pengomposan serbuk gergaji menggunakan bioaktivator berpengaruh nyata terhadap rasio C/N, KTK dan perkecambahan kacang hijau yaitu pengomposan serbuk gergaji menggunakan EM4 menghasilkan rasio C/N terendah (51,51) dan KTK tertinggi (143,17 (cmol(+)kg-1) sedangkan pengomposan menggunakan isi rumen   sapi   menghasilkan   perkecambahan   kacang   hijau   tertinggi   (8,21%).       Kesimpulan   pengomposan menggunakan isi rumen sapi menghasilkan perkecambahan kacang hijau tertinggi (8,21%). Kata Kunci            : Eceng Gondok, EM4, Isi Rumen Sapi, Kompos, Sampah Kota, Serbuk Gergaji.
Penggunaan Bioaktivator Kelinci Pada Pengomposan Limbah Padat Tahu Siti M Sholihah; Maria Aditia Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.9 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.19

Abstract

Pembuatan kompos organik dengan pemanfaatan ampas tahu dapat menjadi terobosan karena ampas tahu mempunyai kandungan protein dan serat tinggi,sedangkanm kotoran ternak terkandung mikroorganisme yang dapat membantu mempercepat proses pengomposan bahan organik. Kotoran ternak selain berfungsi sebagai bioaktivator juga menambah unsur hara, khususnya unsur Nitrogen. Salah satu bioaktivator untuk pembuatan kompos, adalah kotoran kelinci. Tujuan penelitian mengetahui kualitas kompos limbah padat tahu, dengan bioaktivator kotoran kelinci serta menemukan konsentrasi bioaktivator yang tepat untuk menghasilkan kualitas kompos limbah tahu terbaik.Penelitian tahun 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia Jakarta. Metode penelitian eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari 4 perlakuan (tanpa kotoran kelinci 0 %, kotoran kelinci 20 %, kotoran kelinci  40 %, dan  kotoran kelinci 60 % dengan 5 ulangan). Parameter penelitian meliputi sifat fisika (tekstur, warna, dan bau) dan sifat kimia kompos (pH, kadar air, rasio C/N, kadar C-Organik, kadar N, P dan K). Analisis data menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan uji DMRT 5 %. Hasil penelitian menunjukkan kotoran kelinci tidak berpengaruh terhadap kadar Posfor dan Kalium, tetapi berpengaruh terhadap kadar air, kadar N, kadar C-organik dan rasio C/N dari kompos yang dihasilkan. Kualitas kompos menggunaan  kotoran kelinci  60 % dengan  tekstur halus, warna  coklat kehitaman, bau tanah,  kadar air 46,89 %, kadar N 1,19 %, rasio C/N 16,69, kadar C-organik 20,03 %, kadar P 0,0069 %, kadar K 0,015 %, dan pH 7,2. Simpulan kualitas terbaik kompos limbah padat tahu, dengan kotoran kelinci 21 hari. Saran manfaatkan ampas tahu dan kotoran kelinci untuk kompos pada tanaman.

Page 1 of 1 | Total Record : 6