cover
Contact Name
Lukmanul Hakim
Contact Email
lukmanulhakim7419@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmabasan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
MABASAN
ISSN : 20859554     EISSN : 26212005     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
MABASAN is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in MABASAN have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. MABASAN is published by Kantor Bahasa NTB twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 283 Documents
Kontak Bahasa antara Komunitas Tutur Bahasa Bajo dengan Komunitas Tutur Bahasa Sasak di Pulau Lombok Ni Made Yudiastini
MABASAN Vol. 2 No. 1 (2008): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.584 KB) | DOI: 10.26499/mab.v2i1.127

Abstract

Kecenderungan dari adaptasi linguistik yang  terkait dengan kuat-kurangnya pengaruh bahasa Sasak terhadap bahasa Bajo pada enklave Tanjung Luar berkategori sedang dan enklave Medana Jambi Anom berkategori kurang. Sedangkan pengaruh bahasa Bajo terhadap bahasa Sasak pada enklave Tanjung Luar berkategori sedang dan enklave Medana Jambi Anom  termasuk  dalam kategori kurang.Selanjutnya adaptasi dalam wujud alih kode dan campur kode juga terjadi pada komunitas tutur bahasa Bajo dengan pola satu arah, yaitu hanya masyarakat Bajo saja yang sering melakukan alih kode dan campur kode ke bahasa Sasak dan bahasa Indonesia. Munculnya pengaruh memengaruhi antara dua bahasa yang berkontak di atas disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor geografi, sosial budaya yang mencakup beberapa aspek, yaitu aspek sosial ekonomi, aspek pendidikan, aspek kemasyarakatan, aspek kebutuhan, aspek usia, dan aspek harga diri.          
TRANSFORMASI SPIRITUAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ATEIS KARYA ACHDIAT KARTAMIHARDJA Agus Yulianto
MABASAN Vol. 11 No. 2 (2017): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.406 KB) | DOI: 10.26499/mab.v11i2.5

Abstract

The aim of this research is to know the reason of Hasan, the protagonist being anatheist and how the spiritual changing process from a devoted muslim into an atheistand how Islamic thougth denies ateism. The problems in this research are 1) whatcausing Hasan becoming an atheist; 2) how Hasan spiritually changes from adevoted muslim into an atheist; 3) how Islamic thought denies atheism.This studyuses qualitative descriptive method in literature review. Based on the study, it isconcluded that the causes of Hasan’s spiritual changing from a devoted muslim intoan ateist are his weaknees in Islamic thinking tradition and love factor which doesnot follow religious norms and ethics.
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah dalam Memantapkan Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia NFN Asrif
MABASAN Vol. 4 No. 1 (2010): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.643 KB) | DOI: 10.26499/mab.v4i1.183

Abstract

Bahasa daerah sebagai salah satu kekayaan bangsa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi masyarakat pendukungnya. Selain sebagai alat komunikasi intraetnik, bahasa daerah juga berfungsi sebagai pendukung bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia. Atas dasar fungsi ini seharusnya bahasa daerah terus dibina dan dikembangkan dalam rangka memperkukuh ketahanan budaya bangsa. Bahasa daerah sebaiknya tidak lagi diperlakukan sebagai salah satu kebudayaan yang fungsinya dapat diganti oleh fungsi bahasa lain. Pasal 36 UUD 1945 menyebutkan, antara lain, bahwa bahasa daerah yang dipelihara dengan baik oleh para penuturnya akan dihormati dan dipelihara oleh negara karena bahasa-bahasa daerah tersebut merupakan sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup. Kebijakan Bahasa Nasional merumuskan bahwa dalam hubungannya dengan perkembangan kehidupan kenegaraan di Indonesia ke arah pemerintahan otonomi daerah serta pentingnya pembinaan dan pelestarian budaya daerah, bahasa daerah perlu diberi kesempatan yang seluas-luasnya memainkan peranan yang lebih besar. Pemantapan keberadaan dan kesinambungan bahasa daerah bertujuan melindungi bahasa daerah yang merupakan salah satu kekayaan bangsa. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dinamis dapat memanfaatkan kosakata bahasa daerah sebagai pemerkaya kosakata bahasa Indonesia. Sikap ini tidak hanya memantapkan kebudayaan daerah, tetapi juga memantapkan kebudayaan nasional.
BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA WARISAN JATI DIRI MASA LALU, KINI, DAN KELAK Endang K. Trijanto
MABASAN Vol. 6 No. 1 (2012): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.997 KB) | DOI: 10.26499/mab.v6i1.220

Abstract

Sebagai bagian dari bahasa Austronesia bahasa Jawa terdiri atas beberapa dialek, salah satunya ialah dialek Surabaya.Penutur dialek Surabaya tidak hanya berada di Surabaya tetapi juga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia termasuk Borneo.Kini dialek Surabaya dianggap sebagai-bagian dari warisan jatidiri masa lalu, kini, dan kelak.Berbagai aspek dalam ilmu Filsafat seperti Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi di gunakan untuk membahas tentang warisan jatidiri tersebut. Selanjutnya teori linguistik deskriptif, khususnya Sosiolinguistik, digunakan untuk mengkaji dialek surabaya dan warisan jatidirinya.Istilah warisan dalam hal ini dimaksudkan sebagai aspek budaya.Secara khusus, bahasa tidak dapat dipisahkan dari akar budayanya.Dalam kajian ini, pendekatan Epistemologi digunakan untuk memahami budaya lisan atau ungkapan.Pendekatan ini kemudian digunakan untuk mengkaji ludruk sebagai salah satu kesenian daerah Surabaya yang dilestarikan.Pendekatan Sosiolinguistik juga digunakan untuk menganalisis Bahasa Jawa Dialek Surabaya dalam interaksi antara pembeli dan penjual sandang di Pasar Turi Surabaya dan Berita Suroyoan Pojok kampung JTV.
Sastra Suluk Jawa Pesisiran: Membaca Lokalitas dalam Keindonesiaan Toha Machsum
MABASAN Vol. 3 No. 2 (2009): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.747 KB) | DOI: 10.26499/mab.v3i2.118

Abstract

Sastra Suluk sebagai salah satu jenis karya sastra Jawa pesisiran mengandung ajaran kerohanian tasawuf atau bernuansa tasawuf yang berupa petunjuk tentang keyakinan, sikap, tata cara yang dilakukan seseorang untuk mengenal hidup kesejatian di hadapan Sang Maha Pencipta atau untuk mencapai posisi sedekat-dekatnya dengan Tuhan. Secara umum studi sastra suluk diarahkan untuk mengangkat salah satu warna kebudayaan kerohanian bangsa. Pengangkatan nilai-nilai budaya lama lewat studi karya sastra suluk akan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam rangka memepertahankan jati diri ketimuran. Dikatakan demikian, karena pada saat ini peradaban global yang sudah tidak lagi kenal batas-batas ruang waktu, tidak hanya menyajikan unsur-unsur positif bagi pemikiran dan kemajuan umat, tetapi juga menawarkan filsafat materialisme dan skularisme yang sangat membahayakan bagi kehidupan ketimuran yang menjunjung nilai-nilai agama dan filsafat ketuhanan. Globalisasi dalam hal ini tidak menawarkan kebudayaan, tetapi menawarkan sebuah peradaban. Lebih lanjut, pemahaman dan pengenalan terhadap nilai-nilai budaya masa lampau yang terdapat dalam naskah suluk bukan saja merupakan modal utama bagi pembangunan nasional yang diamanatkan oleh GBHN, melainkan juga memberikan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan masyarakat masa lampau, seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya.Corak keberagaman Islam tersebut lebih jauh akan memberikan inspirasi dan sekaligus menggerakkan kehidupan kebangsaan Indonesia. Dengan kata lain corak keberagamaan Islam tersebut mewarnai konsep berpikir masyarakat Indonesia.
Hakikat Karya Masyarakat Sasak yang Tercermin dalam Sesenggak Muhammad Shubhi
MABASAN Vol. 5 No. 2 (2011): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.69 KB) | DOI: 10.26499/mab.v5i2.210

Abstract

Sesenggak merupakan salah satu dari sekian banyak sastra lisan yang dimiliki oleh suku Sasak. Dalam sesenggak banyak terdapat perbandingan, perumpamaan, nasihat, perinsip hidup atau aturan tingkah laku. Dengan demikian sesenggak menjadi bentuk simbolis yang dimiliki oleh masyarakat Sasak. Sebagai bentuk simbolis, sesenggak dapat dijadikan sebagai cermin untuk mengetahui nilai budaya yang dimiliki masyarakat pemiliknya, dalam hal ini suku Sasak. Nilai budaya yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah nilai budaya masyarakat Sasak yang berhubungan dengan hakikat karya.
Nilai Waktu dalam Ungkapan Tradisional Bugis di Lombok: Sebuah Kajian Bahasa dan Budaya NFN Syarifuddin
MABASAN Vol. 3 No. 1 (2009): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.065 KB) | DOI: 10.26499/mab.v3i1.106

Abstract

 Bugies is one of ethnic that have lived nomad. They can be finding at any coastal area in Indonesia, and one of them is in Lombok Island. To holding out and succeed live in the foreign, the bugisnes must be apreciate times. The times reflection of traditional expression such as fore fathers advice and papaseng. The papaseng indicates that the times are always changes. A change of times can be happens such as change of an actor, activities, or something in real life. Then, one of positive thing that always do in Bugiesness real life is appriciate the times.The values which are consists in it always be guide for whole Bugisnes to realizing wishes in their real life.
CONSTRUCTING COMPLIMENT IN ENGLISH AND BAHASA INDONESIA : A COMPARATIVE STUDY Syaiful Akhyar
MABASAN Vol. 9 No. 2 (2015): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.221 KB) | DOI: 10.26499/mab.v9i2.164

Abstract

Compliment defined as a form of appreciation, entertainment, manifesting of satisfaction, and the way of encouragement to increase the learning motivation. It identifies that the form of compliment take some varieties of patterns. In Bahasa Indonesia, using metaphor seems to be one of the alternatives forms of composing compliment. It is also used by any different profession of humankind, from personal to interpersonal relationship, from ordinary people to the top politicians, in the formal and informal institution. In teaching and learning activity, teacher proposes compliment as the essential topic that must be acquired by the students. The acquisition of compliment can be taught by numerous strategies and techniques. It depends on the situation and school environment. The knowledge of linguistic expressions and sociolinguistics rules of the relevance topic should be put as the top consideration.
Penyerapan Kosakata Bahasa Daerah ke dalam Bahasa Indonesia pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat Adi Budiwiyanto
MABASAN Vol. 3 No. 1 (2009): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.788 KB) | DOI: 10.26499/mab.v3i1.97

Abstract

 Multicultural and multilingual situation in Indonesia lead to language contact that allows borrowing among the languages. The borrowing of local languages, especially the cultural vocabulary, needs to be encouraged in Indonesia language development since the local languages are ‘seedlings’ for the Indonesian vocabulary. Moreover, the rapid growth of science and technology needs to be balanced with the growth of words or terms. This paper discusses the contribution of the local languages in Indonesia to Indonesian vocabulary, especially in the Indonesian Comprehensive Dictionary, the Fourth Edition. Besides, the domain of the words borrowed and the changes occurred, either the form or the meaning, are discussed as well.
PRAGMATIC TRANSFER IN REFUSALS REALIZED BY PROFICIENT EFL LEARNERS ENGLISH EDUCATION PROGRAM SRIWIJAYA UNIVERSITY NFN Eviliana
MABASAN Vol. 9 No. 1 (2015): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.536 KB) | DOI: 10.26499/mab.v9i1.155

Abstract

This research was aimed at describing the strategies of proficient EFL students’ refusal realization in Indonesian and in English and the occurrences of pragmatic transfer (PT) in their refusal realization. Qualitative research method was employed. As the subsidiary of the qualitative research method, quantitative research method was also employed. The subjects were 18 EFL students of English Study Program Sriwijaya University whose TOEFL prediction scores were 450 above. DCT was used as the instrument of collecting data. Data were analyzed based on combined refusal classification by Wannaruk (2005) and Campillo (2009). The results of this research show that proficient EFL students’ mostly used the indirect strategies in their refusal realization both in English and Indonesian. Nevertheless, differences occurred in term of semantic formula choice and order in the twelve situations of DCT. Thus, PT could be observed. In consequences, it is suggested to foreign language teacher or lecturers should be aware that fluency in a language involves both a mastery of linguistic knowledge and pragmatic knowledge. Foreign language learners should be aware of the fact that social variables play a role when refusing, and that their inappropriate refusals may make them sound rude, vague or abrupt. Due to the limitation of this study, future researchers should also explore the differences between EFL  students’ refusal realization in their mother tongue  and Indonesian, the idiosyncrasies that occur in  the proficient EFL students’ refusal realization, and communication strategies used by EFL students in realizing their refusals.

Page 3 of 29 | Total Record : 283