cover
Contact Name
Annik Megawati
Contact Email
annikmegawati33@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.farmasi.cendekiautama@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
Cendekia Journal of Pharmacy
ISSN : 25992163     EISSN : 25992155     DOI : -
Core Subject : Health,
Cendekia Journal of Pharmacy published by the Program Studi Farmasi STIKES Cendekia Utama Kudus with registered number ISSN 2599-2163 (Print) and for ISSN (Online) is 2599-2155. This journal is published twice a year, in November and May.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy" : 12 Documents clear
FORMULASI HAND AND BODY LOTION EKSTRAK DAUN SAMBILOTO DENGAN SETIL ALKOHOL SEBAGAI STIFFENING AGENT Ayu Regita Vinaeni; Metha Anung Anindhita; Nur Ermawati
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.147

Abstract

Lotion merupakan sediaan emulsi yang kandungan airnya lebih banyak dibandingkan minyak. Setil alkohol digunakan dalam sediaan hand and body lotion sebagai stiffening agent yang mampu meningkatkan sifat dan stabilitas fisik dari sediaan. Ekstrak etanol daun sambiloto mengadung flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan konsentrasi setil alkohol yang menghasilkan formula terbaik serta mengetahui pengaruh perbendaan konsentrasi setil alkohol terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan. Penelitian mengunakan metode eksperimental. Konsentrasi setil alkohol yang dalam formula yaitu, FI (2%), FII (3%), dan FIII (4%). Ekstrak daun sambiloto yang digunakan dalam formula sebesar 0,5%. Sediaan diuji sifat fisik meliputi organoleptis, homogenitas, iritasi, dan stabilitasnya. Hasil pengujian berupa viskositas, daya lekat, daya sebar, dan pH dianalisis dengan SPSS 23. Formulasi terbaik dipilih berdasarkan kriteria sifat dan stabilitas fisik sediaan. Formula dengan kandungan setil alkohol sebesar 2% (FI) menunjukkan hasil yang terbaik, karena hasil pengujian menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria sifat fisik. FI juga menunjukkan nilai stabilitas yang paling lama dibandingkan 3% (FII) dan 4% (FIII). Analisis data dengan One Way Annova menunjukkan adanya pengaruh penggunaan yang berbeda dari setil alkohol terhadap viskositas, daya lekat, daya sebar, dan pH sediaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi < 0,05.
Kajian Drug Related Problems (DRPs) Interaksi Obat dalam Peresepan Polifarmasi pada Pasien Prolanis di Fasilitas Kesehatan Dasar Dokter X Kabupaten Kudus Annis Rahmawaty; Yulia Pratiwi
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.158

Abstract

Permasalahan obat pasien atau Drug Related Problems (DRPs) yang sering ditemukan berupa terjadinya interaksi obat. Pasien Prolanis khususnya pasien diabetes melitus dan hipertensi sering mendapatkan peresepan polifarmasi dalam terapinya yang akan berdampak pada meningkatnya kejadian interaksi obat sehingga dapat mengakibatkan keadaan klinis pasien. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui adanya kejadian interaksi obat dalam peresepan polifarmasi dan untuk mengetahui hubungan jumlah obat dan diagnosa penyakit dalam peresepan pasien prolanis terhadap kejadian interaksi obat. Lembar resep dan catatan medik yang diterima akan diseleksi dan dicatat lalu dilakukan analisa terhadap kejadian interaksi obat dengan menggunakan Stockley Drug's Interaction 8th Edition, Drugs Interaction Probability (DIPs), Drug Interaction Checker (Medscape). Metode pengambilan data menggunakan Total Sampling. Analisa data menggunakan uji Frequencies dan Rank Spearman. Hasil penelitian ini terdapat kejadian interaksi obat pada peresepan polifarmasi pasien prolanis dan terdapat hubungan jumlah obat dan diagnosa penyakit dalam peresepan prolanis terhadap kejadian interaksi obat di dapatkan P = 0,000 dengan koefisien korelasi -0,671dan -0,393.
PENGARUH SEDIAAN TOPIKAL SALEP KSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) TERHADAP LUKA INSISI MENCIT DIABETES MELITUS Dian Arsanti Palupi; Noor Laili Agustina; Lilis Sugiarti
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.187

Abstract

Ulkus kaki diabetik merupakan komplikasi tersering pada pasien diabetes yang tidak terkontrol yang disebabkan oleh pembentukan bekuan darah diarteri yang disebut aterosklerosis. Ulkus diabetik sering muncul di ekstremitas bawah dan gangguan pembuluh darah  perifer yang mengakibatkan infeksi, ulserasi, dan/atau kerusakan jaringan kulit lebih dalam pada kaki diabetik (DM). Flavonoid, tanin dan saponin pada daun jambu biji memiliki efek penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas salep ekstrak daun jambu biji (EDJB) terhadap penyembuhan luka pada mencit DM. Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit swiss webster yang diinduksi aloksan, sehingga kadar gula puasa ?126mg/dL, kemudian dilukai punggungnya. Kelompok perlakuan terdiri dari K1, K2, K3 dan K4. K1 kontrol negatif diberi basis salep, K2 kelompok dengan luka diberi salep gentamisin, K3 luka diberi salep ekstrak daun jambu biji 600mg  dan K4 luka diberi salep ekstrak daun EDJB dosis 1200mg. Pengamatan kesembuhan luka insisi dilakukan selama 12 hari yaitu pada hari ke 3, 6, 9 dan 12. Hasil pengamatan hari ke-12 kelompok yang diberi salep gentamisin  angka kesembuhan 77%, salep EDJB dosis 600 mg dengan angka kesembuhan 60% dan kelompok salep EDJB 1200mg dengan angka kesembuhan 80%. Senyawa aktif pada EDJB adalah flavonoid, tanin, saponin dapat menyembuhkan luka mencit DM. Kesimpulan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara salep EDJB 1200mg dibandingkan salep gentamisin, dengan angka kesembuhan 80%.
HUBUNGAN INTERAKSI OBAT TERHADAP EFEKTIVITAS OBAT ANTIHIPERTENSI DI RSUD dr. R. SOETRASNO REMBANG Heni Setyoningsih; Farika Zaini
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.186

Abstract

Hipertensi merupakan faktor penyebab terbesar munculnya penyakit kardiovaskuler seperti gagal jantung, stroke, jantung coroner, dan gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian jika proses terapi tidak rasional. Penatalaksanaan terapi farmakologis pada pasien hipertensi diperlukan obat kombinasi antihipertensi untuk mendapatkan tekanah darah yang ditargetkan. Obat antihipertensi tersebut antara lain golongan (ACEI) Angiotensin Converting Enzym Inhibitor, (ARB)  Angiotensin Reseptor Blocker, ? Blocker, (CCB) Calcium Channel Bloker, dan diuretika hal ini menyebabkan pasien harus mendapatkan obat antihipertensi  2 macam atau lebih sehingga  mengakibatkan polifarmasi yang beresiko munculnya interaksi obat (Drug Interactions). Drug Interactions termasuk bagian dari Drug Related Problems (DRPs) yang paling sering terjadi dan mengakibatkan menurunnya efektivitas penggunaan obat. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui jenis drug interactions yang terjadi pada pasien yang mendapat obat antihipertensi 2 atau lebih  serta hubungan antara kejadian drug interactions terhadap efektivitas obat antihipertensi di RSUD dr.R. Soetrasno Rembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan metode deskriptif cross sectional. Pengambilan data didapatkan dari medication record pasien yang berisi identitas pasien, catatan obat yang didapatkan pasien dan kejadian interaksi obat menggunakan aplikasi Drug Interaction Checker pada Medscape dan literatur lain seperti Stockley’s Drug Interaction. Data yang telah didapatkan kemudian diuji dengan SPSS 16 menggunakan Chi square test. Berdasarkan hasil penelitian pasien yang mendapatkan polifarmasi sebanyak 73,2% dan mengalami interaksi obat sebanyak 75,6% dari total 41 pasien. Kejadian interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan mayor 25,3%, moderat 45,3% dan minor 29,3% sedangkan kejadian interaksi obat dilihat dari mekanismenya didapatkan hasil kejadian interaksi farmakokinetik 38,7%, kejadian interaksi farmakodinamik 58,7% dan tidak diketahui 2,6%. Hasil statistik diperoleh nilai P = 0,807 (P ? 0.05) maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi obat dengan efektivitas obat antihipertensi.
PENENTUAN NILAI SPF KRIM TABIR SURYA YANG MENGANDUNG EKSTRAK TEMU MANGGA (Curcuma mangga Valeton & Zijp) DAN TITANIUM DIOKSIDA Dessy Erliani Mugita Sari; Dwi Susilongingrum
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.183

Abstract

Perlindungan kulit diperlukan saat paparan sinar matahari tinggi, terutama bagi sebagian orang Indonesia yang bekerja di out door dan terkena sinar matahari secara langsung Bahan alam merupakan salah satu kekayaan di Indonesia dimana salah satunya dapat digunakan sebagai alternative tabir surya yaitu rimpang temu mangga, dimana didalamnya mengandung senyawa polifenol yang memiliki kemiripan struktur dengan senyawa UV filter organik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan di lakukan secara eksperimental. Krim ekstrak temu mangga diformulasi dalam basis vanishing cream dengan tiga variasi konsentrasi yaitu 1%, 3% dan 5% serta krim yang mengandung kombinasi titanium dan ekstrak rimpang temu manga 5%. Uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, uji pH dilakukan untuk mengetahui parameter sifat fisik sediaannya. Nilai SPF pada krim ekstrak temu mangga  1%, 3%, dan 5%, krim yang mengandung titanium dioksida 5% dan krim yang mengandung kombinasi ekstrak temu mangga 5% dan titanium dioksida 5% berturut-turut sebesar 0,288, 0,778, 0,907, 2,050, 2,799. Nilai SPF yang dimiliki oleh krim ekstrak temu mangga 1%, 3% dan 5% tidak memiliki kemampuan proteksi terhadap sinar UV sedangkan krim yang mengandung kombinasi ekstrak temu mangga 5% dan titanium dioksida 5% memiliki proteksi minimal terhadap sinar UV dengan nilai SPF 2-4.
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN NILAI ACER PENGGUNAAN PROTON PUMP INHIBITOR PADA PASIEN DISPEPSIA DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD RA KARTINI JEPARA Yulia Pratiwi; Mukholidatul Khasanah Azzahra
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.180

Abstract

Rasa tidak nyaman atau perih di ulu hati, mual merupakan gejala klinis Dispepsia. Gangguan pada saluran pencernaan tersebut biasanya disebabkan karena terlalu banyak minum atau makan, kebiasaan salah dalam cara menguyah, menelan udara ketika makan atau disebabkan karena penggunaan obat yang dapat merangsang lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya medis langsung pemakaian obat golongan PPI dan jenisnya yang sering dipakai pada pengobatan dispepsia di RSUD RA Kartini Jepara. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan ukuran waktu retrospektif yang di ambil dari catatan Medik RSUD RA Kartini Jepara dengan menggunakan metode ACER. Hasilnya menunjukan dalam jangka waktu tahun 2019 – 2020 terdapat 100 pasien rawat inap dengan diagnosa dispepsia. Besar biaya medis langsung penggunaan obat omeprazole dilihat dari nilai ACER sebesar Rp. 383.399,91/hari, pantoprazole senilai Rp. 439.324,122/hari dan lansoprazole sebesar Rp. 667.321,019/hari. Jenis obat PPI yang sering digunakan adalah obat omeprazole 71%. Hasil penelitian menunjukan bahwa obat omeprazole memiliki analisis biaya paling minimal yaitu sebesar Rp. 383.399,91 dibandingkan dengan pantoprazole sebesar Rp. 439.324,122 dan lansoprazole sebesar Rp. 667.321,019.
Front Matter Cendekia Journal of Pharmacy Vol. 6 No. 1 Tahun 2022 Susan Primadevi
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.190

Abstract

KESESUAIAN NILAI INR (INTERNATIONAL NORMALIZED RATIO) PASIEN KARDIOVASKULER DENGAN TERAPI WARFARIN DI POLI SPESIALIS JANTUNG RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Paulina Maya Octasari; Nova Silvianingsih
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.126

Abstract

Penyakit kardiovaskular didefinisikan sebagai penyakit akibat adanya gangguan fungsi jantung dan vaskuler. Salah satu terapi yang digunakan untuk penyakit kardiovaskular adalah warfarin. Penggunaan warfarin pada penyakit kardiovaskular diukur dengan parameter waktu prothrombin melalui nilai INR (International Normalized Ratio) dengan nilai target INR 2-3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian nilai INR pada pasien kardiovaskular dengan terapi warfarin di Poli Spesialis Jantung RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif observasional  dengan data retrospektif. Data rekam medis pasien kardiovaskular yang mendapatkan terapi warfarin periode bulan Juli sampai Desember 2019. Kriteria inklusi pasien penyakit kardiovaskular yang mendapatkan terapi warfarin, pasien dengan usia 26-65 tahun dengan atau penyakit penyerta dan pasien yang mempunyai hasil pemeriksaan nilai INR selama 2 bulan berurutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sampel sebanyak 69 pasien. Pasien dengan terapi warfarin lebih banyak pasien laki-laki, yaitu 35 pasien (50,70%), rentang usia terbanyak adalah 56-65 tahun dan pasien yang paling banyak menggunakan warfarin adalah pasien CHF. Warfarin dengan dosis pemberian 2 mg perhari sebanyak 27 pasien. Hasil kesesuaian nilai INR pada pasien kardiovaskular yang  sesuai dengan target nilai INR 2 – 3 pada bulan pertama sebanyak 11 pasien (15,94%) dan pada bulan kedua sebanyak 8 pasien (11,59%).
Back Matter Cendekia Journal of Pharmacy Vol. 6 No. 1 Tahun 2022 Susan Primadevi
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.191

Abstract

PENGGUNAAN OBAT DAN BIAYANYA PADA PASIEN PASCA OPERASI KATARAK DI KLINIK MATA X SEMARANG Lidya Tri Wahyu Setyarini; Maria Caecilia Nanny Setiawati; Siti Munisih
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.182

Abstract

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Meski banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresivitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksananya adalah dengan pembedahan. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pasien, obat yang digunakan dan biaya obat pada pasien pasca operasi katarak  di Klinik Mata X Semarang periode Januari sampai Maret 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik purposive sampling. Data yang diambil adalah data rekam medis pasien, lembar resep obat dan data keuangan. Hasil penelitian, terdapat 71 pasien terdiri dari pasien wanita sebanyak 39 pasien (54,39%) dan laki-laki sebanyak 32 (45,07%) dengan jumlah total operasi 94 kali. Usia paling banyak pada rentang 61-70 tahun sebesar 43,66%. Obat yang sering digunakan berupa obat tetes mata antiinflamasi berisi Prednisolon asetat (97,87%) dan berisi natrium diclofenak (80,85%) , obat tetes mata antibiotik yang berisi gatifloxasin (56,99%) dan levofloksasin (44,09%). Semua obat yang digunakan adalah obat ber merk dagang (100%), sediaan terbanyak tetes mata (85,92%). Rata-rata biaya obat per operasi katarak adalah Rp 734.510,-, biaya termahal adalah biaya tetes mata berisi antibiotik (25,06%). Rata-rata per pasien mendapat 4,12 obat. Pasca operasi katarak, dokter  memberikan beberapa obat kepada pasien untuk mencegah terjadinya komplikasi pasca pembedahan meliputi terjadinya infeksi (diberi antibiotika untuk profilaksi), dry eye syndrome (diberi artificial tear drops) dan untuk mengurangi rasa nyeri (diberi antiinflamasi). Simpulan yang dapat diambil, wanita usia lanjut lebih banyak menjalani operasi katarak dibanding pria, tetes mata yang paling banyak diresepkan adalah produk yang mengandung antibiotik gatifloksasin dan  antiinflamasi mengandung prednisolon asetat. Rata-rata biaya total obat pasca operasi katarak di Klinik Mata X Semarang adalah Rp 734.510 per kali operasi.

Page 1 of 2 | Total Record : 12