cover
Contact Name
M. Isroul Laili
Contact Email
dosenpba@gmail.com
Phone
+6285646544449
Journal Mail Official
jurnalalyasini@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Areng-areng Wonorejo, Pasuruan 67173, Jawa Timur
Location
Kota pasuruan,
Jawa timur
INDONESIA
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan
ISSN : 25273175     EISSN : 25276603     DOI : https://doi.org/10.326186
Core Subject : Religion, Education,
Al Yasini adalah wadah informasi berupa hasil penelitian, studi kepustakaan, gagasan, aplikasi teori dan kajian analisis kritis di bidang keislaman dan pendidikan. Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Mei dan Nopember.
Articles 223 Documents
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Pesantren Iqbal Fahri
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Islamic boarding schools are the oldest Islamic education institutions in Indonesia that have religious goals, but there are pesantren that are considered not able to actualize these pesantren for the development of the times. In this paper, the authors use the research library as a method. This paper aims to describe the leadership of the kiai in improving the quality of education in pesanten in the current era, how the leadership model and also how the role of a kiai in improving the quality of education in pesantren. The kiai kiai have been able to strengthen the existence of the pesantren institution, largely succeeding in producing santri who have morality and are also capable in religious matters, but are less able to respond and are accommodating to the needs of the times. With the leadership model of a kiai who is able to read the development of the times will give birth and develop a good quality pesantren education. Keywords: Leadership , kiai, pesantren.
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Pesantren Fahri, Iqbal
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Islamic boarding schools are the oldest Islamic education institutions in Indonesia that have religious goals, but there are pesantren that are considered not able to actualize these pesantren for the development of the times. In this paper, the authors use the research library as a method. This paper aims to describe the leadership of the kiai in improving the quality of education in pesanten in the current era, how the leadership model and also how the role of a kiai in improving the quality of education in pesantren. The kiai kiai have been able to strengthen the existence of the pesantren institution, largely succeeding in producing santri who have morality and are also capable in religious matters, but are less able to respond and are accommodating to the needs of the times. With the leadership model of a kiai who is able to read the development of the times will give birth and develop a good quality pesantren education. Keywords: Leadership , kiai, pesantren.
The Kepemimpinan Spiritual: Kriris Kepemimpinan Pendidikan Islam di Era Moderen Joni Sajati Anugrah Pratama; Muhammad Maulana Malik A
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Manusia pada dasarnya adalah seorang pemimpin di muka bumi ini (khalifah fil ardh). Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah, karena harus memiliki keberanian dan kemampuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan serta memberikan solusi dan wawasan untuk bawahan atau orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan spiritual merupakan suatu kepemimpinan yang membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual. Tuhan adalah pemimpin sejati yang mempengaruhi, melayani dan menggerakkan hati nurani hamba-Nya dengan cara yang sangat bijaksana melalui pendekatan etis dan keteladanan. Oleh karena itu, kepemimpinan spiritual sering juga disebutkan sebagai kepemimpinan berlandaskan etika keagamaan. Kepemimpinan yang mampu melayani, membangkitkan, mempengaruhi dan menggerakkan melalui keteladanan, pelayanan, kasih sayang dan implementasi nilai-nilai dan sifat-sifat ketuhanan lainnya dalam tujuan, proses, budaya dan perilaku kepemimpinan. Dalam perspektif sejarah, kepemimpinan spiritual telah dicontohkan dengan sangat sempurna oleh Muhammad SAW. Dengan integritasnya yang luar biasa dan mendapatkan gelar sebagai al-Amiin (yang terpercaya), Muhammad SAW mampu mengembangkan kepemimpinan yang paling ideal dan paling sukses dalam sejarah peradaban umat manusia. Sifat-sifatnya yang utama atau sifat wajib yang dimilikinya, diantaranya: jujur (siddiq), dapat dipercaya (amanah), menyampaikan (tabligh), cerdas (fathanah). Dengan adanya sifat ini, mampu mempengaruhi orang lain dengan cara mengilhami tanpa mengindoktrinasi, menyadarkan tanpa menyakiti orang lain, membangkitkan tanpa memaksa dan mengajak tanpa memerintah. Artikel ini membahas tentang kepemimpinan spiritual dan perbedaannya dengan model kepemimpinan lainnya, serta bagaimana untuk mengembangkan pendidikan Islam di era modern ini Kata kunci: Kepemimpinan, Pendidikan Islam, Spiritual Abstract: Humans are basically a leader on this earth (khalifah fil ard). Being a leader is not an easy thing, because it must have the courage and ability to solve a problem and provide solutions and insights forsubordinates or the people they lead. Spiritual leadership is a leadership that brings the worldly dimension to the spiritual dimension. God is a true leader who influences, serves and moves the conscience of His servants in a very wise way through an ethical and exemplary approach. Therefore, spiritual leadership is often also referred to as leadership based on religious ethics. Leadership that is able to serve, arouse, influence and mobilize through example, service, compassion and the implementation of the values and other attributes of God in the goals, processes, culture and behavior of leadership. In a historical perspective, spiritual leadership has been exemplified perfectly by Muhammad SAW. With his extraordinary integrity and earning the title of al-Amiin (the trusted one), Muhammad SAW was able to develop the most ideal and most successful leadership in the history of human civilization. Its main characteristics or mandatory properties it has, including: honest (siddiq), trustworthy (amanah), convey (tabligh), intelligent (fathanah). With this quality, being able to influence others by inspiring without indoctrinating, awakening without hurting others, arousing without coercion and inviting without commanding. This article discusses spiritual leadership and how it differs from other leadership models, as well as how to develop Islamic education in this modern era Keywords: Leadership, Islamic Education, Spiritual Abstrak:Manusia pada dasarnya adalah seorang pemimpin di muka bumi ini (khalifah fil ardh). Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah, karena harus memiliki keberanian dan kemampuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan serta memberikan solusi dan wawasan untuk bawahan atau orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan spiritual merupakan suatu kepemimpinan yang membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual. Tuhan adalah pemimpin sejati yang mempengaruhi, melayani dan menggerakkan hati nurani hamba-Nya dengan cara yang sangat bijaksana melalui pendekatan etis dan keteladanan. Oleh karena itu, kepemimpinan spiritual sering juga disebutkan sebagai kepemimpinan berlandaskan etika keagamaan. Kepemimpinan yang mampu melayani, membangkitkan, mempengaruhi dan menggerakkan melalui keteladanan, pelayanan, kasih sayang dan implementasi nilai-nilai dan sifat-sifat ketuhanan lainnya dalam tujuan, proses, budaya dan perilaku kepemimpinan. Dalam perspektif sejarah, kepemimpinan spiritual telah dicontohkan dengan sangat sempurna oleh Muhammad SAW. Dengan integritasnya yang luar biasa dan mendapatkan gelar sebagai al-Amiin (yang terpercaya), Muhammad SAW mampu mengembangkan kepemimpinan yang paling ideal dan paling sukses dalam sejarah peradaban umat manusia. Sifat-sifatnya yang utama atau sifat wajib yang dimilikinya, diantaranya: jujur (siddiq), dapat dipercaya (amanah), menyampaikan (tabligh), cerdas (fathanah). Dengan adanya sifat ini, mampu mempengaruhi orang lain dengan cara mengilhami tanpa mengindoktrinasi, menyadarkan tanpa menyakiti orang lain, membangkitkan tanpa memaksa dan mengajak tanpa memerintah. Artikel ini membahas tentang kepemimpinan spiritual dan perbedaannya dengan model kepemimpinan lainnya, serta bagaimana untuk mengembangkan pendidikan Islam di era modern ini Kata kunci: Kepemimpinan, Pendidikan Islam, Spiritual
The Kepemimpinan Spiritual: Kriris Kepemimpinan Pendidikan Islam di Era Moderen Anugrah Pratama, Joni Sajati; Malik A, Muhammad Maulana
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Manusia pada dasarnya adalah seorang pemimpin di muka bumi ini (khalifah fil ardh). Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah, karena harus memiliki keberanian dan kemampuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan serta memberikan solusi dan wawasan untuk bawahan atau orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan spiritual merupakan suatu kepemimpinan yang membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual. Tuhan adalah pemimpin sejati yang mempengaruhi, melayani dan menggerakkan hati nurani hamba-Nya dengan cara yang sangat bijaksana melalui pendekatan etis dan keteladanan. Oleh karena itu, kepemimpinan spiritual sering juga disebutkan sebagai kepemimpinan berlandaskan etika keagamaan. Kepemimpinan yang mampu melayani, membangkitkan, mempengaruhi dan menggerakkan melalui keteladanan, pelayanan, kasih sayang dan implementasi nilai-nilai dan sifat-sifat ketuhanan lainnya dalam tujuan, proses, budaya dan perilaku kepemimpinan. Dalam perspektif sejarah, kepemimpinan spiritual telah dicontohkan dengan sangat sempurna oleh Muhammad SAW. Dengan integritasnya yang luar biasa dan mendapatkan gelar sebagai al-Amiin (yang terpercaya), Muhammad SAW mampu mengembangkan kepemimpinan yang paling ideal dan paling sukses dalam sejarah peradaban umat manusia. Sifat-sifatnya yang utama atau sifat wajib yang dimilikinya, diantaranya: jujur (siddiq), dapat dipercaya (amanah), menyampaikan (tabligh), cerdas (fathanah). Dengan adanya sifat ini, mampu mempengaruhi orang lain dengan cara mengilhami tanpa mengindoktrinasi, menyadarkan tanpa menyakiti orang lain, membangkitkan tanpa memaksa dan mengajak tanpa memerintah. Artikel ini membahas tentang kepemimpinan spiritual dan perbedaannya dengan model kepemimpinan lainnya, serta bagaimana untuk mengembangkan pendidikan Islam di era modern ini Kata kunci: Kepemimpinan, Pendidikan Islam, Spiritual Abstract: Humans are basically a leader on this earth (khalifah fil ard). Being a leader is not an easy thing, because it must have the courage and ability to solve a problem and provide solutions and insights forsubordinates or the people they lead. Spiritual leadership is a leadership that brings the worldly dimension to the spiritual dimension. God is a true leader who influences, serves and moves the conscience of His servants in a very wise way through an ethical and exemplary approach. Therefore, spiritual leadership is often also referred to as leadership based on religious ethics. Leadership that is able to serve, arouse, influence and mobilize through example, service, compassion and the implementation of the values and other attributes of God in the goals, processes, culture and behavior of leadership. In a historical perspective, spiritual leadership has been exemplified perfectly by Muhammad SAW. With his extraordinary integrity and earning the title of al-Amiin (the trusted one), Muhammad SAW was able to develop the most ideal and most successful leadership in the history of human civilization. Its main characteristics or mandatory properties it has, including: honest (siddiq), trustworthy (amanah), convey (tabligh), intelligent (fathanah). With this quality, being able to influence others by inspiring without indoctrinating, awakening without hurting others, arousing without coercion and inviting without commanding. This article discusses spiritual leadership and how it differs from other leadership models, as well as how to develop Islamic education in this modern era Keywords: Leadership, Islamic Education, Spiritual Abstrak:Manusia pada dasarnya adalah seorang pemimpin di muka bumi ini (khalifah fil ardh). Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah, karena harus memiliki keberanian dan kemampuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan serta memberikan solusi dan wawasan untuk bawahan atau orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan spiritual merupakan suatu kepemimpinan yang membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual. Tuhan adalah pemimpin sejati yang mempengaruhi, melayani dan menggerakkan hati nurani hamba-Nya dengan cara yang sangat bijaksana melalui pendekatan etis dan keteladanan. Oleh karena itu, kepemimpinan spiritual sering juga disebutkan sebagai kepemimpinan berlandaskan etika keagamaan. Kepemimpinan yang mampu melayani, membangkitkan, mempengaruhi dan menggerakkan melalui keteladanan, pelayanan, kasih sayang dan implementasi nilai-nilai dan sifat-sifat ketuhanan lainnya dalam tujuan, proses, budaya dan perilaku kepemimpinan. Dalam perspektif sejarah, kepemimpinan spiritual telah dicontohkan dengan sangat sempurna oleh Muhammad SAW. Dengan integritasnya yang luar biasa dan mendapatkan gelar sebagai al-Amiin (yang terpercaya), Muhammad SAW mampu mengembangkan kepemimpinan yang paling ideal dan paling sukses dalam sejarah peradaban umat manusia. Sifat-sifatnya yang utama atau sifat wajib yang dimilikinya, diantaranya: jujur (siddiq), dapat dipercaya (amanah), menyampaikan (tabligh), cerdas (fathanah). Dengan adanya sifat ini, mampu mempengaruhi orang lain dengan cara mengilhami tanpa mengindoktrinasi, menyadarkan tanpa menyakiti orang lain, membangkitkan tanpa memaksa dan mengajak tanpa memerintah. Artikel ini membahas tentang kepemimpinan spiritual dan perbedaannya dengan model kepemimpinan lainnya, serta bagaimana untuk mengembangkan pendidikan Islam di era modern ini Kata kunci: Kepemimpinan, Pendidikan Islam, Spiritual
transformational leadership in developing case studies in the ulil abshor foundation sigit wahyu utomo
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to prove that transformational leadership styles can be applied to the development of the ulil abshar foundation, the poor qualitative descriptive research USES adhesive techniques. Data collection techniques using interviews, observations and documentation the many phenomena that researchers have found in some vayasan vakni many vang children enter yavasan but do not receive a lava education, where children often break the rules. With this application of transformational leadership style, it provides some positive impact. The role of head of a foundation can help create an example for subordinates and foster children. Then with this research. The writer hopes that this transformational leadership style can be applied in social institutions that have not been mastering using this leadership style
transformational leadership in developing case studies in the ulil abshor foundation utomo, sigit wahyu
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to prove that transformational leadership styles can be applied to the development of the ulil abshar foundation, the poor qualitative descriptive research USES adhesive techniques. Data collection techniques using interviews, observations and documentation the many phenomena that researchers have found in some vayasan vakni many vang children enter yavasan but do not receive a lava education, where children often break the rules. With this application of transformational leadership style, it provides some positive impact. The role of head of a foundation can help create an example for subordinates and foster children. Then with this research. The writer hopes that this transformational leadership style can be applied in social institutions that have not been mastering using this leadership style
MEMBANGUN EPISTEMOLOGI KEPEMIMPINAN SPIRITUAL GUNA MEMPERKUAT PENDIDIKAN ISLAM: SUATU TELAAH DISKURSIF Muhammad Samkhan Mushowwifin; Muhammad Nasrullah; M Syahid Anwar; Khoirul Anami
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The problems in Islamic education today can be said to be confronted in terms of quality and poor cycles. Several studies have resulted in his analysis which has shown that leadership is the most important fact in an effort to change the cycle for the better. Therefore, it is necessary to construct a paradigmatic science, especially in the framework of the epistemology is able to bring strong leadership. This effort is intended to be carried out in developing and strengthening Islamic education with better management and in which there are Islamic values ​​as elan fundament of education management. Where these values ​​can build motivation and work performance that results in two goals, because the process developed is not only aimed at satisfaction and productivity, but also oriented towards values transcendental-eschatological (worship and the pleasure of God). The leadership is a visionary leadership and is able to build effective, efficient and productive organizational processes in conducive learning. This leadership model is none other; spiritual leadership that is able to give birth to the sun in the world of education Keywords: Epistemology, Spiritual Leadership, and Islamic Education Abstrak : Problematika dalam pendidikan Islam saat ini bisa dikatakan berhadapan dalam masalah kualiatas dan siklus yang kurang baik. Dari beberapa penelitian telah mengahasilkan analisisnya yang telah menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah fakta paling penting dalam upaya mengubah siklus yang lebih baik. Oleh karena itu, perlu adanya konstruks paradigmatik keilmuan terutama dalam kerangka epistemologi yang mampu melahirkan kepemimpinan yang kuat (strong leadership). Upaya ini guna dilakukan dalam membangun dan memperkuat pendidikan Islam dengan pengelolaan yang lebih baik dan di dalamnya terdapat nilai-nilai Islam sebagai elan fundamen pengelolaan pendidikan. Yang dimana nilai-nilai tersebut dapat membangun motivasi dan performa kerja yang mengahasilkan dua tujuan, karena proses yang dikembangkan tidak hanya bertujuan pada kepuasan dan produktivitas, melainkan juga berorientasi pada nilai-nilai trasendental-eskatologis (ibadah dan keridhaan Allah). Kepemimpinan tersebut merupakan kepemimpinan yang visoner dan mampu membangun proses organisasi yang efektif, efisien dan produktif dalam pembelajaran yang kondusif. Model kepemimpinan ini tidak lain; kepemimpinan spiritual (spiritual leadership) yang mampu melahirkan surya dalam dunia pendidikan. KataKunci: Epistemologi, Kepemimpinan Spiritual, dan Pendidikan Islam
MEMBANGUN EPISTEMOLOGI KEPEMIMPINAN SPIRITUAL GUNA MEMPERKUAT PENDIDIKAN ISLAM: SUATU TELAAH DISKURSIF Mushowwifin, Muhammad Samkhan; Nasrullah, Muhammad; Anwar, M Syahid; Anami, Khoirul
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The problems in Islamic education today can be said to be confronted in terms of quality and poor cycles. Several studies have resulted in his analysis which has shown that leadership is the most important fact in an effort to change the cycle for the better. Therefore, it is necessary to construct a paradigmatic science, especially in the framework of the epistemology is able to bring strong leadership. This effort is intended to be carried out in developing and strengthening Islamic education with better management and in which there are Islamic values ​​as elan fundament of education management. Where these values ​​can build motivation and work performance that results in two goals, because the process developed is not only aimed at satisfaction and productivity, but also oriented towards values transcendental-eschatological (worship and the pleasure of God). The leadership is a visionary leadership and is able to build effective, efficient and productive organizational processes in conducive learning. This leadership model is none other; spiritual leadership that is able to give birth to the sun in the world of education Keywords: Epistemology, Spiritual Leadership, and Islamic Education Abstrak : Problematika dalam pendidikan Islam saat ini bisa dikatakan berhadapan dalam masalah kualiatas dan siklus yang kurang baik. Dari beberapa penelitian telah mengahasilkan analisisnya yang telah menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah fakta paling penting dalam upaya mengubah siklus yang lebih baik. Oleh karena itu, perlu adanya konstruks paradigmatik keilmuan terutama dalam kerangka epistemologi yang mampu melahirkan kepemimpinan yang kuat (strong leadership). Upaya ini guna dilakukan dalam membangun dan memperkuat pendidikan Islam dengan pengelolaan yang lebih baik dan di dalamnya terdapat nilai-nilai Islam sebagai elan fundamen pengelolaan pendidikan. Yang dimana nilai-nilai tersebut dapat membangun motivasi dan performa kerja yang mengahasilkan dua tujuan, karena proses yang dikembangkan tidak hanya bertujuan pada kepuasan dan produktivitas, melainkan juga berorientasi pada nilai-nilai trasendental-eskatologis (ibadah dan keridhaan Allah). Kepemimpinan tersebut merupakan kepemimpinan yang visoner dan mampu membangun proses organisasi yang efektif, efisien dan produktif dalam pembelajaran yang kondusif. Model kepemimpinan ini tidak lain; kepemimpinan spiritual (spiritual leadership) yang mampu melahirkan surya dalam dunia pendidikan. KataKunci: Epistemologi, Kepemimpinan Spiritual, dan Pendidikan Islam
PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI MANIFESTASI KEPEMIMPINAN DUNIA Afifatin Mawaddah
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This writing aims to explain about Islamic education as a manifestation (manifestation) of leadership in all corners of the world. Islamic education is a means of forming whole individuals who are able to internalize spiritual and physical values. The success of an education can be seen from how a leader in implementing community norms and environment. In essence every human being who lives is a leader. It's just that not all humans are able to become good, charismatic and intellectual leaders. The method used in this writing is the method of literature or literature from articles, journals and thesis. Data collection techniques are done by searching various sources of literature and documents that are assembled. This writing is designed based on the existing background, which is why Islamic education can be said to be world leadership. The Islamic view itself is a leader who can influence its members. In the case of a leader in the world of Islamic education is a teacher. Teachers can be called murabby or nurture, manage and maintain. Murabby comes from the root word rabba-yurabby which means rabbul alamin (God).
PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI MANIFESTASI KEPEMIMPINAN DUNIA Mawaddah, Afifatin
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This writing aims to explain about Islamic education as a manifestation (manifestation) of leadership in all corners of the world. Islamic education is a means of forming whole individuals who are able to internalize spiritual and physical values. The success of an education can be seen from how a leader in implementing community norms and environment. In essence every human being who lives is a leader. It's just that not all humans are able to become good, charismatic and intellectual leaders. The method used in this writing is the method of literature or literature from articles, journals and thesis. Data collection techniques are done by searching various sources of literature and documents that are assembled. This writing is designed based on the existing background, which is why Islamic education can be said to be world leadership. The Islamic view itself is a leader who can influence its members. In the case of a leader in the world of Islamic education is a teacher. Teachers can be called murabby or nurture, manage and maintain. Murabby comes from the root word rabba-yurabby which means rabbul alamin (God).

Page 7 of 23 | Total Record : 223