Articles
195 Documents
EVALUASI KEPATUHAN KONSUMSI ZAT BESI PADA IBU HAMIL DI DI RUMAH SAKIT KIA PERMATA BUNDA KOTAGEDE PERIODE FEBRUARI- MARET 2016
Andi Wijaya;
Emi Yuniasri
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.11
Rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi suplemen zat besi dan kurangnya perhatian terhadap anemia pada kehamilan merupakan salah satu penyebab angka prevalensi anemia di Indonesia masih tetap tinggi. Suplementasi besi atau pemberian Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi suplemen zat besi di Rumah Sakit KIA Permata Bunda Periode Februari – Maret 2016.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara prospektif pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit KIA Permata Bunda pada bulan Februari – Maret 2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit KIA Permata Bunda pada bulan Februari dan Maret 2016. Data diperoleh menggunakan kuesioner tertutup dan tabel evaluasi kepatuhan diolah menggunakan program pada Microsoft Excel yang disajikan dalam bentuk tabel persentase tingkat kepatuhan.Hasil daripenelitian ini diperoleh sebanyak 54,16% responden termasuk ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi suplemen zat besi. Sisanya, sebanyak 45,84% termasuk ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi suplemen zat besi.
IDENTIFIKASI BORAKS PADA TAHU YANG BEREDAR DI PASAR GIWANGAN YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI 2016
Deny Kusuma;
Mega Utami
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.12
Makanan olahan dari bahan kedelai yang sering dikonsumsi di Indonesia adalah tahu. Dari anak hingga dewasa hampir semua mengkonsumsi tahu. Namun sekarang ini banyak tahu yang mengandung boraks. Boraks merupakan hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih tidak berbau. Penyalahgunaan dari penambahan boraks dalam tahu selain agar tahan lama yaitu agar lebih kenyal dan padat. Bahaya dari penggunaan boraks antara lain merusak susunan syaraf pusat, hati, ginjal bahkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya boraks pada tahu yang beredar di Pasar Giwangan Yogyakarta beserta kadarnya bila ada.Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Sampel yang digunakan adalah tahu putih yang tidak bermerk yang diambil secara acak di Pasar Giwangan Yogyakarta dari 3 pedagang. Metode yang digunakan untuk uji kualitatif boraks dengan menggunakan uji warna kertas kurkuma.Berdasarkan hasil penelitian secara kualitatif menggunakan uji kertas kurkuma menunjukkan tahu negatif terhadap boraks.
IDENTIFIKASI BORAKS DALAM LONTONG YANG BEREDAR DI PASAR BANTUL PERIODE FEBRUARI 2016
Sri Dadi Wiharti;
Amalia Noor Devantari
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.13
Lontong dengan penambahan boraks banyak ditemukan di berbagai daerah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rotua Suriany Simaniora di Kelurahan Padang Bulan Medan tahun 2006, dari 12 sampel lontong yang diperiksa terdapat 10 sampel lontong yang mengandung Boraks dengan kadar tertinggi 2,0238 g/kg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya zat pengawet boraks pada lontong yang beredar di Pasar Bantul periode Februari 2016. Uji penelitian dilakukan secara experimental dengan pengujian kualitatif. Populasi adalah semua pedagang lontong yang beredar di Pasar Bantul. Sampel yang diambil sebanyak 4 pedagang lontong di Pasar Bantul.Penelitian dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Uji Kualitatif dilakukan dengan uji kertas kurkumin. Hasil Pengujian terhadap 4 sampel lontong menunjukkan semua sampel negatif atau tidak mengandung boraks.
GAMBARAN PENANGANAN KASUS ASMA PASIEN PEDIATRI DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA PERIODE JULI - DESEMBER 2015
Ratna Wijayatri;
Anggita Tiara Ayu Wijareni
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.14
Asma merupakan salah satu penyakit saluran napas yang banyak diderita oleh anak-anak. Di Indonesia, sekitar 6,5% anak usia <14 tahun menderita asma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pengobatan asma pada pasien pediatri di Puskesmas Kotagede I Yogyakarta periode Juli - Desember 2015 yang meliputi diagnosis, nama obat, golongan obat, dibandingkan dengan Pedoman Pengendalian Penyakit Asma Departemen Kesehatan RI tahun 2009 serta kesesuaian dosis obat dibandingkan dengan Drug Information Handbook. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif non analitik pada pasien asma pediatri di Puskesmas Kotagede I Yogyakarta Periode Juli – Desember 2015. Pengambilan data melalui pendekatan secara retrospektif dengan melihat data lampau berdasarkan data rekam medis meliputi jenis kelamin, usia, golongan dan jenis obat, berat badan, dan dosis. Hasil evaluasi penggunaan obat asma pada pasien pediatri diolah menjadi bentuk presentase kesesuaian pengobatan dan dosis pengobatan asma dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian pada pasien asma pediatri di Puskesmas Kotagede I Yogyakarta Periode Juli- Desember 2015 menunjukkan bahwa pola penggunaan obat asma sudah sesuai dengan Pedoman Pengendalian Penyakit Asma Departemen Kesehatan RI tahun 2009. Kesesuaian dosis dibandingkan dengan Drug Information Handbook belum sepenuhnya sesuai, masih ditemukan dosis yang tidak sesuai. Kesesuaian dosis sebanyak 60% dan ketidaksesuaian dosis sebanyak 40%.
PENATALAKSANAAN TERAPI DIARE PADA PASIEN BALITA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE JULI – DESEMBER 2015
Dwi Hastuti;
Anna Rosita Khoirunnisa
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.15
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola pengobatan pada pasien diare balita di Instalasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta periode Juli – Desember 2015 dan mengetahui kesesuaian pemilihan obat diare balita di Instalasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta dibandingkan dengan Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental secara retrospektif mengenai gambaran penatalaksanaan pasien diare balita di Instalasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta periode Juli – Desember 2015. Penggunaan obat pada penderita diare adalah prebiotik (89,39 %), zink (51,51 %), oralit (22,72 %), dan antibiotik (10,6 %). Peresepan terbanyak adalah probiotik karena kandungan prebiotik terbukti dapat menurunkan durasi dan parahnya diare. Kesesuaian pemberian obat diare pada balita dibandingkan dengan buku Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita diketahui 63 kasus sesuai (95,45 %) dan 3 kasus tidak sesuai (4,55 %). Ketidaksesuaian ini disebabkan karena peresepan hanya terdapat antibiotik saja tanpa pemberian oralit, zink maupun prebiotik.
TOKSISITAS KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) SEBAGAI ANTI HIPERTENSI
Emelda
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.16
Latar belakang: Orthosiphon stamineus merupakan salah satu obat bahan alam yang dapat digunakan untuk pengobatan pada hipertensi melalui aktivitas vasodilatasi, diuretik dan menurunkan kecepatan jantung. Beberapa obat tradisional dapat menyebabkan toksisitas setelah penggunaannya. Seperti telah dilaporkan pada penggunaan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth). Meskipun begitu, informasi mengenai toksikologi dan keamanan dalam penggunaan herba ini masih terbatas. Oleh karena itu perlu adanya data yang menjelaskan mengenai toksisitas dari kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) untuk keamanan penggunaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan toksisitas dan dosis yang aman pada kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) sebagai Obat tradisional.Metode: Data diperoleh dengan menggunakan metode PICO. Adapun kriteria inklusi dari penelitian ini adalah studi yang dilakukan oleh desain eksperimental dan desain observasional yang dipublikasi antara tahun 2008-2013 dengan berbahasa Inggris dan Indonesia. Sedangkan kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah jurnal yang menggambarkan tentang Orthosiphon stamineus sebagai antihipertensi yang tidak ada uji toksisitas serta jurnal yang dipublikasi di luar dari rentang tahun pada kriteri inklusi. Hasil: Dari hasil beberapa literatur, toksisitas akut dan subkronik pada Orthosiphon stamineus menunjukkan bahwa 5000 mg/kgbb tidak menyebabkan tanda-tanda toksisitas dan kematian. Pada pemberian sub-kronik, dari sistem reproduksi menunjukkan adanya penurunan jumlah sperma dan tidak menyebabkan mutagenik.Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah kumis kucing (Orthosiphon Stamineus Benth) aman digunakan pada penggunaan jangka pendek dan dosis kurang dari 5000 mg/kg/hari tidak menyebabkan munculnya tanda-tanda toksisitas. Kumis Kucing tidak menyebabkan mutagenik dan kerusakan pada hati dan jantung, tetapi mempengaruhi kesuburan jika diberikan dalam jangka panjang dan dosis tinggi (250 mg/kg/hari). Namun, penelitian ini terbatas pada uji praklinik, penelitian lebih lanjut tentang toksisitas Orthosiphon stamineus masih perlu dilakukan.
METODE PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL
Laili Nailul Muna
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.17
Latar belakang: Kelapa (Cocosnucifera L.) merupakan tanaman yang tumbuh baik di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) dapat dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya. Daging buah kelapa adalah salah satu bagian kelapa yang sering diolah menjadi kopra kemudian diproses lebih lanjut menjadi minyak. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari daging buah kelapa segar adalah Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode pembuatan virgin coconut oil dengan menggunakan metode yang telah dilakukan sebelumnya.Metode: Metode yang digunakan dalam review artikel ini dengan mencari jurnal literatur penelitian sebagai sumber informasi. PICO (Problem Intervention Comparisson Outcome) yang digunakan adalah:- P = cocos nucifera ; I = fermentation ; C = enzymatic O = effectivitive.- P = cocos nucifera I = enzymatic C = ultrasonic O= effective- P cocos nucifera I= fermentation C= ultrasonic O=effectiveMelihat proses penyarian yang efektif dari virgin cconut oil menggunakan metode fermentasi, enzimatik, ultrasonik berdasarkan standar SNI 7381 tahun 2008.Hasil: Berdasarkan penelitian dari jurnal-jurnal yang ada pembuatan minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) dapat diproduksi dengan metode yang paling baik menggunakan metode ultrasonik. Kualitas minyak berdasarkan nilai asam lemak bebas dan nilai kadar iod dengan metode ultrasonik memenuhi standar mutu SNI 7381:2008.Kesimpulan: Metode yang baik untuk membuat VCO menggunakan metode ultrasonik.
GAMBARAN POLA PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017
Agustina Susilowati;
Cici Risnawati
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.18
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis degeneratif yang mengalami peningkatan. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2025 jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 60% atau sekitar 1,56 milyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat serta penggunaan golongan antihipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Berbah Sleman Yogyakarta pada bulan Januari 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperinmental dengan pengumpulan data secara retrospektif dari rekam medik pasien. Pada 70 data yang diperoleh, dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggambarkan dan menghitung persentase meliputi karakteristik pasien, pola peresepan obat dan penggunaan golongan antihipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola peresepan obat yang digunakan untuk terapi hipertensi terdiri dari amlodipin (70%), captopril (1,43%), kombinasi amlodipin-HCT (21,43%), amlodipin-furosemid (5,71%) dan HCTcaptopril (1,43%). Penggunaan golongan antihipertensi secara tunggal terdiri CCB (98%) dan ACEI (2%) kemudian, penggunaan secara kombinasi meliputi CCB-diuretik thiazid (75%), CCB-diuretik kuat (20%) dan diuretik-ACEI (5%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa obat antihipertensi yang banyak diresepkan pada pasien hipertensi di Puskesmas Berbah Sleman pada bulan Januari 2017 adalah amlodipin (70%) sedangkan golonganantihipertensi yang paling banyak digunakan secara tunggal adalah golongan CCB (98%) dan penggunaan secara kombinasi adalah CCB-diuretik thiazid (75%).
GAMBARAN POLA PERESEPAN HIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I PERIODE AGUSTUS 2016
Sri Dadi Wiharti;
Nelly Astuti
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.19
Pasien geriatrik adalah pasien lanjut usia yang perlu adanya antisipasi karena seiring bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degenerasi sehingga tubuh rentan terhadap penyakit dan infeksi penyakit menular. Salah satu penyakit degeneratif yang banyak dijumpai pada lansia yaitu hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat dan kesesuaian pemilihan obat hipertensi primer pada pasien geriatrik dibandingkan dengan guideline JNC VII di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Agustus 2016. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Subjek penelitian adalah data rekam medik pasien yang mengalami hipertensi primer dengan usia ≥60 tahun, terdiagnosis hipertensi primer, menggunakan obat hipertensi, dan tercatat di lembar rekam medis Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta periode Agustus 2016. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel dan atau grafik. Jumlah data dalam penelitian adalah sebanyak 98 pasien. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (59%), berdasarkan usia adalah 60-69 tahun, dan berdasarkan penyakit penyerta terbanyak adalah dispepsia ( 10,2%). Antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah golongan Calcium Channel Blocker (CCB) (61,2%) dengan obat yang digunakan adalah amlodipin. Penggunaan amlodipin lebih dipilih karena sangat efektif pada pasien lanjut usia dengan hipertensi sistolik terisolasi dan mempunyai kemampuan yang baik dalam menurunkan tekanan darah dalam waktu singkat. Pemilihan antihipertensi di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta sesuai dengan guideline JNC VII. Penggunaan antihipertensi di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta pada bulan Agustus 2016 terbanyak adalah golongan CCB (61,22%) dengan obat yang digunakan adalah amlodipin. Pemilihan antihipertensi di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta sesuai dengan guideline JNC VII.
GAMBARAN POLA PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA PERIODE OKTOBER – DESEMBER 2016
Dwi Hastuti;
Endah Widhiana
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.20
Diabetes melitus merupakan salah satu ancaman kesehatan bagi manusia dan yang paling banyak di derita adalah diabetes tipe II. Diabetes di Puskesmas Mlati II merupakan salah satu penyakit yang masuk ke dalam sepuluh besar penyakit tahun 2016 dan menempati posisi ke tujuh dengan jumlah 1500 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien penderita diabetes melitus tipe II berdasarkan jenis kelamin dan usia serta untuk mengetahui pola peresepan obat diabetes pada pasien rawat jalan. Metodologi dari penelitian ini adalah non eksperimenta l dengan pengumpulan data secara retrospektif dari rekam medis Puskesmas Mlati II. Data yang diperoleh pada penelitian ini sejumlah 72 data, kemudian akan dianalisa dengan teknik deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa gambaran karakteristik penderita DM Tipe II di Puskesmas Mlati II berdasarkan jenis kelamin perempuan (72.22%) dan laki-laki (27.78%). Sedangkan berdasarkan karakteristik usia, rentang usia 36-45 tahun sejumlah 13.89%, 46-55 tahun 26.39%, 56-65 tahun 36.11%, dan ≥66 tahun 23.61%. Pola peresepan obat DM Tipe II kombinasi antara golongan sulfonilurea dan biguanida lebih banyak diresepkan (51.39%) dibandingkan obat tunggal golongan biguanida (48.61%). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa penderita DM Tipe II di Puskesmas Mlati II didominasi oleh perempuan (72.22%) dan rentang usia 56-65 tahun (36.11%). Sedangkan pola peresepan obat DM Tipe II adalah kombinasi antara golongan biguanida dan sulfonilurea sebanyak 51.39%.